3
C. Mempersiapkan Term of Reference ToR Verifikasi Lapangan terkait Grievance.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pelapor, tim verifikasi merumuskan lingkup verifikasi sesuai isi keluhan sebagai berikut:
1. Apakah WKS menjual kayu hutan alam atas nama LAJ II untuk memenuhi kebutuhan
PT. Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry LPPPI yang terletak di Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Apakah ada pembukaan areal baru yang berdekatan dengan tepi Sungai Landai, Desa
Lubuk Mandarsah. Apakah areal tersebut telah ditanami dengan Akasia dan Eucalyptus.
3. Status konflik sosial WKS dengan masyarakat Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten
Tebo, dengan lokasi di Bukit Rinting. Apakah proses resolusi konflik di WKS tidak dilakukan dengan benar sehingga berakibat dengan penangkapan petani bernama
Karno Sitio yang sedang mendekam di penjara selama 18 hari. 4.
Masyarakat menolak mediasi oleh TFT dalam proses penyelesaian konflik antara WKS dengan masyarakat. Apakah TFT dianggap tidak independen dan lambat dalam
menyelesaikan konflik.
3. Kesimpulan
1. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan “WKS menjual kayu
hutan alam atas nama LAJ II untuk memenuhi kebutuhan pabrik yang terletak di Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
” Tim Verifikasi menyimpulkan: o
WKS tidak menjual atau mengangkut kayu hutan alam ke pabrik APP di Tebing Tinggi LPPPI mill.
Melalui verifikasi laporan-laporan bulanan, seperti yang dilaporkan WKS kepada Departemen Kehutanan, yang memerinci asal muasal dari seluruh kayu yang diterima
oleh pabrik LPPPI pada tahun 2013, ditemukan bahwa pabrik tersebut tidak menerima kayu hutan alam setelah tanggal 31 Januari 2013. Verifikasi lapangan terhadap sistem
penerimaan kayu pada LPPPI mill juga memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi dengan sempurna dan mencatat seluruh material yang memasuki pabrik. Tim verifikasi
juga melakukan pengamatan lapangan di tempat penyimpanan kayu dan mencatat bahwa tidak ada indikasi bahwa kayu hutan alam telah memasuki tempat penyimpanan
kayu sejak tanggal 31 Januari 2013.
4
2. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan dugaan “WKS
melakukan pembukaan lahan di tepi Sungai Landai, ” Tim Verifikasi menyimpulkan:
o Setelah dipastikan dengan pelapor, lokasi yang dimaksud ternyata adalah Sungai
Mangupeh dan jalan air Talang Pisang, bukan Sungai Landai, seperti yang dinyatakan dalam keluhan awal.
o Sungai Mangupeh
Berdasarkan verifikasi tata ruang hasil Delmik tahun 2006 dan RKU 2009-2018, lokasi yang dilaporkan ini tidak teridentifikasi sebagai sempadan sungai sehingga telah
ditanami tanaman pokok HTI jenis akasia jenis tanaman pokok HTI. Hal ini terjadi karena pada saat membuat Mikro-Deliniasi dan RKU 2009-2018, peta satelit dan peta
rupa bumi yang digunakan untuk menentukan tata ruang tidak menunjukkan adanya sungai di area yang dilaporkan. Oleh karena itu kedua area yang dilaporkan tidak
teridentifikasi sebagai DAS yang harus dikonservasi. Pembukaan areal baru yang dimaksud pelapor ternyata kegiatan pemanenan kayu HTI jenis akasia, bukan hutan
alam. WKS sudah memiliki program untuk melakukan rehabilitasi dengan spesies asli secara
bertahap. “Proposal Rehabilitasi Sempadan Sungai Mangupeh“ telah diajukan WKS
sejak bulan September 2012 kepada Dinas Kehutanan Kabupaten untuk dimasukkan dalam target RKT 2013 dan akan dilanjutkan penyelesaiannya dalam RKT 2014. WKS
menyatakan bersedia agar program rehabilitasi tersebut bisa dikerjasamakan dengan masyarakat sekitar.
o Talang Pisang
Menurut masyarakat jalan air tersebut sudah ada sebelum WKS memulai operasi, sementara WKS menyatakan bahwa jalan air tersebut merupakan parit buatan yang
dibangun oleh perusahaan. Karenanya, terdapat perbedaan persepsi antara masyarakat dan WKS mengenai sejarah Talang Pisang.
Tim verifikasi tidak berhasil mendapatkan bukti-bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa jalan air tersebut adalah buatan manusia. Karena terbatasnya bukti yang ada
pada saat penulisan laporan ini, jalan air tidak dapat disimpulkan sebagai buatan manusia. Verifikasi lapangan mencatat adanya jalan air di lokasi yang dipertanyakan
tersebut dan beberapa sumbatan pada jalan air yang disebabkan limbah pemanenan kayu.
5
3. Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan “WKS tidak bertekad
untuk melakukan penyelesaian konflik sosial khususnya di Desa Lubuk Mandarsah, dan bahkan melakukan penangkapan Petani yang bernama Karno Sitio yang sampai saat ini telah
18 hari mendekam di penjara ”, Tim Verifikasi menyimpulkan:
o Dalam proses resolusi konflik dengan WKS, masyarakat desa Lubuk Mandarsah telah
bergabung dan menunjuk Persatuan Petani Jambi PPJ sebagai perwakilannya. Proses resolusi dengan PPJ dinilai masih berlangsung.
o Petani yang dimaksud oleh pelapor bernama Kariono Sutio, berasal dari Pekanbaru
bukan asli dari Lubuk Mandarsah Lihat surat pernyataan, Lampiran 3 o
Kariono melakukan perambahan hutan di areal konservasi dalam konsesi WKS sejak Januari 2013 untuk menanam sawit. WKS dan pihak kepolisian telah beberapa kali
melakukan pendekatan dan pengarahan pada Kariono Sutio agar tidak melakukan perambahan dan pembakaran lahan di dalam area konservasi. Pendekatan dan
pengarahan tersebut dilakukan dari Januari 2013 – Agustus 2013. Tindakan
penahanan diambil oleh pihak kepolisian karena proses pendekatan secara damai yang telah dilakukan beberapa kali tidak berhasil sehingga untuk mencegah
berlanjutnya perambahan dan pembakaran lahan di areal konservasi maka pihak kepolisian harus menahan Kariono Sutio.
o Dalam proses penyelesaian konflik dan kesepakatan dengan PPJ, WKS telah
melakukan pencabutan berkas laporan dengan kepolisian dan menandatangani perjanjian damai dengan Kariono Sutio. Oleh karena perjanjian tersebut, Kariono
sudah tidak di penjara sejak tanggal 29 November 2013. 4.
Berdasarkan pengumpulan bukti dan pembahasan terkait laporan “Masyarakat Lubuk Mandarsah yang menolak tim mediasi yang dilakukan oleh TFT
… TFT tidak independen dan lambat
…” Tim Verifikasi menyimpulkan: o
Dalam proses penyelesaian konflik yang ada dan masih berjalan di WKS, TFT adalah fasilitator bukan mediator.
o Dalam penyelesaian konflik dengan WKS, masyarakat Lubuk Mandarsah tergabung
dalam Persatuan Petani Jambi PPJ. Representatif dari PPJ menyatakan bahwa anggotanya akan mengikuti proses resolusi konflik yang sudah ada, proses ini
mungkin akan memakan waktu.
4. Rekomendasi