Latar Belakang 140211 grievance verification report jambi bahasa final

1

1. Latar Belakang

Asia Pulp and Paper APP berkomitmen pada keberlanjutan bisnis yang seimbang dengan konservasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat. APP dan SMF memandang penting tindakan yang tepat dan terstruktur untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya alam yang kita gunakan . Pada bulan Juni 2012, APP meluncurkan Sustainability Roadmap: Visi 2020 dan kami berkomitmen untuk mencapai semua target yang telah kami tetapkan serta terus menunjukkan kepada para pemangku kepentingan bahwa kami memiliki kapasitas untuk terus memproduksi produk-produk yang bertanggung jawab responsible product. Pada bulan Februari 2013, sebagai upaya untuk mencapai target-target dalam SRV 2020, APP meluncurkan kebijakan konservasi hutan atau Forest Conservation Policy FCP yang memperkokoh komitmen kami terhadap pembelian serat kayu secara berkelanjutan. Aspek penting dari kebijakan tersebut adalah penghentian dengan segera penebangan hutan alam di seluruh rantai pasokan kami. APP menggunakan penilaian Stok Karbon Tinggi High Carbon Stock HCS untuk mengidentifikasikan areal-areal di hutan alam, serta penilaian Nilai Konservasi Tinggi High Conservation Value HCV untuk mengidentifikasikan areal- areal lain yang dilindungi. Hasil dari penilaian HCS HCV ini akan menjadi panduan bagi pemasok kayu pulp APP mengenai areal-areal yang dapat mereka kembangkan menjadi HTI dan areal-areal yang perlu dipertahankan sebagai hutan alam dan HCV. Pada bulan November 2013, representatif lokal dari Greenpeace di Indonesia menerima surat keluhan terkait Asia Pulp and Paper APP dari seorang pemangku kepentingan bernama Frandody. Surat tersebut ditulis atas nama masyarakat desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, Propinsi Jambi, Sumatera, Indonesia. Surat tersebut disampaikan ke APP oleh Greenpeace pada tanggal 27 November 2013, yang kemudian dimasukkan oleh APP ke dalam Proses GrievanceKeluhannya. Ringkasan Keluhan dari Pelapor · Klaim menyatakan bahwa “Perusahan PT. Wira Karya Sakti WKS anak perusahaan Sinarmas Forestry masih menggunakan kayu alam dengan cara kerja menjualnya dengan nama perusahaan lain yaitu PT. LAJ II. Kayu tersebut untuk memenuhi kebutuhan pabrik yang terletak di Tebing Tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan PT. LAJ berada Di kabupaten Tebo. WKS mengubah cara dalam pengangkutan kayu hutan alam yang jelas-jelas menyalahi Moratorium. ” 2 · Klaim menyatakan bahwa “WKS masih melakukan pembukaan areal baru bahkan sampai ke daerah riparian 1 Sungai Landai Desa Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo. Bahkan sekarang telah ditanami Akasia dan Eucalyptus yang dimana daerah riparian dilarang untuk ditanami apapun. ” · Klaim menyatakan bahwa “WKS tidak bertekad untuk melakukan penyelesaian konflik sosial yang terjadi di Desa Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo dengan lokasi konflik di Bukit Rinting, dan bahkan melakukan penangkapan Petani yang bernama Karno Sitio dari Tebo yang sampai saat ini telah 18 hari mendekam di penjara. ” · Klaim menyatakan bahwa “Masyarakat menolak tim mediasi yang dilakukan oleh TFT sebagai tim untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat dengan Perusahan WKS. Sikap ini diambil langsung oleh masyarakat Tebo Desa Lubuk Mandarsah karena TFT dianggap tidak independen dan lambat dalam menyelesaikan konflik. ”

2. Tindakan yang dilakukan oleh APP