Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana Dan Prasana Aparatur Pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

(1)

1 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah (Nunuy Nur Afiah, 2009: 4). Anggaran digunakan sebagai pedoman kerja sehingga proses penyusunannya memerlukan organisasi anggaran yang baik, pendekatan yang tepat, serta model-model perhitungan besaran (simulasi) anggaran yang mampu meningkatkan kinerja pada seluruh jajaran manajemen dalam organisasi (Nasution, 2009). Diharapkan dengan adanya anggaran ini mampu meminimalisir beberapa kelemahan yang ada pada anggaran (Andriyani Nenobals, 2013).

Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor swasta dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah (Mediaty dan Syarifudin, 2010). Tahap penyusunan anggaran merupakan tahap yang sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja justru bisa mengagalkan program yang telah disusun sebelumnya (Ramlah Basri, 2013). Karena itu, bagi perusahaan proses penyusunan anggaran menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan (Stefani dan Stephana, 2011).


(2)

Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi (Mardiasmo, 2005: 61). Sebelum anggaran disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Rencana strategis yang dituangkan dalam target tahunan pada akhirnya selalu dievaluasi dan diperbaiki terus menerus (Deputi IV Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2005). “Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode, memiliki sifat untuk jangka pendek. (Hansen dan Mowen, 2004: 1)

Begitupun halnya dengan pembangunan di bidang Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan sebagai salah satu kekuatan utama terhadap perkembangan ekonomi di Kota Bandung, sebagaimana di amanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2013-2018) diperlukan pemikiran dan rancangan strategi yang cermat dan akurat guna mewujudkan capaian-capaian target yang telah di tetapkan, melalui Rencana Strategis Pembangunan yang didalamnya berisi Visi dan Misi Pembangunan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung guna mendukung terealisasinya Visi dan Misi Kota Bandung yang diselaraskan dengan Kebijakan Pembangunan Nasional maupun kebijakan Provinsi Jawa Barat.

Selain itu sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi. Menurut Hansen dan Mowen (2004: 1), kelebihan dari sistem anggaran diantaranya anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan arahan umum bagi organisasi, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan. Kelebihan lain adalah anggaran dapat memperbaiki


(3)

pembuatan keputusan. Anggaran juga memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya organisasi dan memotivasi karyawan. Dalam pelaksanaannya, perubahan-perubahan atas rencana anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya lazim dilakukan (Haryo Kuncoro, 2009). Sehingga semua program membutuhkan biaya untuk menunjang program (Ramlah Basri, 2013). Menurut Darmawel Ahmad (2015) dalam melakukan penyusunan dan pelaksanaannya kadang kala mengalami hambatan seperti kurang akurat mengidentifikasi kebutuhan barang dan jasa, belum akurat dalam penyusunan belanja dukung seperti Tenaga Ahli, Panitia pengadaan barang dan jasa, serta Bantek (Bantuan Teknis) untuk pekerjaan. Untuk itu dibutuhkan pengalokasian biaya yang benar agar menghasilkan anggaran yang sesuai untuk kebutuhan tersebut (Ramlah Basri, 2013).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda-benda-benda yang tidak bergerak. Pengelolaan (manajemen) perlengkapan (sarana dan prasarana) merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengadaan, pemeliharan, penghapusan, dan pengendalian logistik atau perlengkapan. (soebagio, M.I. 1988)


(4)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas Penyusunan Anggaran di Dinas Koperasi UKM dan Perindag dengan mengambil

judul “PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN SARANA DAN

PRASARANA APARATUR PADA DINAS KOPERASI USAHA KECIL

MENENGAH DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA

BANDUNG”.

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek

Maksud dari penulis mengadakan kerja praktek ini adalah memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dan tujuan penulis mengadakan kerja praktek ini yaitu :

1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam proses penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung dalam mengatasi hambatan dalam proses Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasaarana Aparatur. 1.3 Kegunaan Kerja Praktek

1.3.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan kerja praktek ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi penulis, dan bagi instansi yang terkait:


(5)

1. Bagi Penulis

Hasil kerja prktek ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan perbandingan yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi informasi dasar yang memadai tentang prosedur dan sistem pencatatan keuangan daerah di Dinas Provinsi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung.

2. Bagi Instansi

Diharapkan hasil kerja praktek ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau informasi serta masukan positif bagi instansi yang berhubungan dengan Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur.

1.3.2 Kegunaan Akademis

Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindag Kota Bandung, serta menambah pengetahuan rekan mahasiswa lain yang kelak akan membutuhkannya.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Kegiatan Kerja Praktek dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Kawaluyaan No. 2 Bandung.Telepon Kantor : (022) 7308358.


(6)

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun pelaksanaan Kerja Praktek dimulai pada tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan 26 Agustus 2015.

Tabel 1.1 Aktivitas Kerja Praktek

NO AKTIVITAS

TAHUN 2015 BULAN

Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des 1 Pengajuan Kerja

Praktek

2 Pelaksanaan Kerja

Praktek

3 Pengumpulan Data

4

Penyusunan dan Bimbingan Kerja

Praktek

5 Pengumpulan Laporan

Praktek

Tabel 1.2 Jam Kerja Praktek

Hari Keterangan Jam Kerja Istirahat

Senin – Kamis Hari Biasa 07.30 - 16.00 12.00 - 13.00 Bulan Ramadhan 07.30 - 14.30 12.00 - 13.00 Jum'at Hari Biasa 07.00 - 16.00 11.30 - 13.00 Bulan Ramadhan 07.30 - 14.30 11.30 - 13.00


(7)

7

2.1 Sejarah Singkat DinasKoperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terbentuk berdasarkan peraturan daerah kota Bandung No. 13 Tahun 2007, merupakan penggabungan dua dinas yaitu dinas koperasi kota Bandung dan dinas perdagangan perindustrian kota Bandung. Dinas koperasi kota Bandung sebelumnya instansi vertikal dibawah departemen koperasi tingkat kabupaten kota yang diberi nama kantor departemen koperasi pengusaha kecil perdagangan. Di era otonomi daerah sebagai konsekuensi logis pemerintah memberikan peraturan No. 5 Tahun 2001 tentang perangkat organisasi daerah, maka terbentuklah dinas koperasi kota Bandung dan dinas perindustrian dan perdagangan yang semula merupakan dibawah instansi vertikal yaitu departemen perindustrian dan perdagangan. Sejalan dengan perkembangan serta dinamika suatu organisasi dan diberlakukannya peraturan pemerintah tentang efisiensi dan efektifitas, perangkat organisasi pemerintah maka terjadilah penggabungan antara koperasi kota Bandung dan koperasi perindustrian perdagangan kota Bandung No. 13 Tahun 2007.

Rencana Strategis dari suatu institusi tidak terlepas dari aspek evaluasi kinerja periode sebelumnya. Hal ini merupakan tuntutan Undang-Undang Nomor


(8)

25 tahun 2004 tetntang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional Khususnya Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja dijadikan bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya. Dinas koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan peraturan daerah kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan dinas daerah dilingkungan pemerintah kota Bandung.

Hal tersebut terbentuk sehubungan adanya perubahan paradigma penyelenggaraan kewenangan bidang pemerintahan yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi pada pemerintah daerah kabupaten/ kota dengan tujuan emokratisasi, pemberdayaan aparatur serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan secara makro dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kota Bandung mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJDP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang harus diaplikasikan dan di implementasikan ke dalam Visi da Misi SKPD sesuai bidang kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang Kewenangan Daerah Kota Bandung sebagai Daerah Otonomi.

2.1.1 Visi dan Misi

Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah bahwa pemerintah Kota Bandung sudah menetapkan Visi Pembangunan yaitu : “Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera”.


(9)

Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk merealisasikan Visi dan Misi Pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman dalam melaksanakan melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung telah menetapkan Visi Pembangunan, yaitu : “Terwujudnya Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang berdaya saing guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang kokoh, maju dan berkeadilan.” Adapun makna dari Visi tersebut adalah merupakan kemampuan untuk melihat perkembangan yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan upaya untuk terus melakukan pengembangan dan peningkatan baik kapasitas maupun kapabilitas seluruh potensi KUKM dan Perindustrian Perdagangan agar memiliki daya saing yang kuat dalam mengarungi persaingan pembangunan yang semakin ketat.

Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan, produktivitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM;

2. Menguatkan daya saing industri yang maju;

3. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh;

4. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal.


(10)

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Adapun sasaran yang ingin dicapai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan adalah sebagai berikut ;

1. Meningkatnya jumlah unit usaha yang berdaya saing 2. Meningkatnya Lembaga koperasi aktif dan koperasi sehat

3. Terwujudnya struktur industri yang kuat dan lengkap dengan di dukung oleh faktor-faktor penunjang pengembangan industri, berkembangnya Industri kreatif, meningkatnya kemampuan inovasi dari penugasan teknologi industri yang berwawasan lingkungan.

4. Meningkatnya peran dan daya dukung IKM dalam struktur industri, meningkatnya nilai tambah industri serta meningkatnya pasar dalam dan luar negeri.

5. Meningkatnya kualitas pembinaan dan pelayanan terhadap pelaku dunia usaha dalam upaya meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan. 6. Meningkatkan pertumbuhan ekspor dan diverifikasi pasar ekspor dari kota

Bandung dengan kualitas barang yang memiliki daya saing.

2.2 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki tugas fungsi untuk melaksanakan urusan Pembinaan dibidang Koperasi,


(11)

UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung. Pembentukan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 dan Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada lembaga Daerah Kota Bandung dan Peraturan Organisasi Unit pelaksana Teknis pada lembaga Daerah dan Dinas Daerah Kota Bandung dan Peraturan Walikota Nomor 413 Tahun 2010 Tentang pembentukan dan susunan Organisasi Unit pelaksana Teknis pada lembaga Daerah dan Dinas Daerah dilingkungan pemerintah Kota Bandung.

Melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 dan Peraturan Walikota Bandung 413 Tahun 2010 tentang pembentukan dan Susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga teknis Daerah dan Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, membawahkan :

a. Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian; b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Program;


(12)

3. Kepala Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal, membawahkan:

a. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal;

b. Kepala Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non Formal 4. Kepala Bidang Industri Formmal, membawahkan :

a. Kepala Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik; b. Kepala Seksi Industri Argo, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan

Elektronika.

5. Kepala Bidang Perdagangan, Membawahkan :

a.Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan; b. Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian;

c.Kepala Seksi Ekspor-Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri. 6. Kepala Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran, membawahkan :

a. Kepala Seksi Bina Kelembagaan Koperasi b. Kepala Seksi Pendaftaran

7. Kepala Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam, membawahkan :

a. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa b. Kepala Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi

c. Kepala Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam 8. Kepala Bidang Usaha Kecil Menengah, membawahkan :

a. Kepala Seksi Usaha Kecil b. Kepala Seksi Usaha Menengah


(13)

9. Kepala UPT Balatkop dan UKM, membawahkan : a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

10.Kepala UPT Balai Industri, membawahkan : a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

2.3 Uraian Tugas Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung yang merupakan penjabaran dari Peraturan pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kota, sesuai kewenangan telah diatur urusan yang harus dilaksanakan terdiri atas urusan wajib yaitu bidang Koperasi dan UKM sedangkan Urusan Pilihan adalah Perindustrian dan Perdagangan.

Secara organisatoris Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terbagi dalam organisasi yang meliputi Sekretariat, Bidang-bidang dan UPT yang melaksanakan fungsi sebagai berikut :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.


(14)

a. Memberikan pelayanan dan proses pendaftaran serta fasilitasi penyusunan pengesahan Akta pendirian dan perubahan Koperasi. b. Melaksanakan inventarisasi koperasi dan penyediaan informasi

koperasi serta pembinaan pengelolaan ketatalaksanaan usaha koperasi.

c. Melaksanakan pembinaan tata kelola koperasi, bimbingan dan penyuluhan dalam pembuatan laporan tahunan koperasi.

3. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi, Aneka Usaha dan Simpan Pinjam a. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi

kewilayahan berbasis produksi, jasa, konsumsi dan KSP.

b. Melaksanakan fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha koperasi jaringan kerjasama pemasaran produk unggulan.

c. Melaksanakan pengawasan, bimbingan teknis manajemen usaha dan studi kelayakan.

d. Memfasilitasi akses pemasaran.

e. Melaksanakan fasilitasi sertifikasi dan akreditasi, promosi Produk Koperasi produksi.

4. Bidang Usaha Kecil Menengah

a. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi UMKM. b. Melaksanakan fasilitasi kemitraan dan pengembangan usaha.

c. Melaksanakan fasilitasi pengelolaan dana bantuan pembiayaan dan permodalan.


(15)

e. Melaksanakan pembinaan manajemen usaha dan keuangan UMKM. f. Penyelenggaraan bimbingan teknis dan advokasi UMKM.

5. Bidang Industri Formal

a. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi industri tekstil, produk tekstil dan mesin elektronik, industri agro, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika meliputi :

1. Memberikan rekomendasi penerbitan perizinan atas dasar pemeriksaan lapangan;

2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha industri.

b. Peningkatan teknologi produksi, standarisasi dan pemasaran bidang industri agro, kimia, logam, mesin, alat transportasi, elektronika, tekstil dan produk tekstil.

6. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal (IKDK-NF)

a. Melaksanakan pendataan potensi Industri kecil dan dagang kecil non formal;

b. Melaksanakan fasilitasi bimbingan teknis dan penyuluhan;

c. Melaksanakan fasilitasi kerjasama usaha dan produksi industri kecil dan pedagang non formal.

7. Bidang Perdagangan

a. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi lingkup Bimbingan usaha dan sarana perdagangan.


(16)

b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan perlindungan konsumen dan kemetrologian.

c. Mengembangkan ekspor dan mengendalikan impor serta hubungan kerjasama luar negeri.

d. Meningkatkan kelancaran arus barang kebutuhan pokok serta ketersediaan stok bahan pokok.

e. Memberikan rekomendasi penerbitan perizinan atas dasar pemeriksaan lapangan.

f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha perdagangan.

8. Unit Pelaksana Teknis Balai Pelatihan Koperasi dan UKM (UPT Balatkop dan UKM)

a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pendidikan pelatihan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

b. Melaksanakan ketatausahaan UPT.

9. Unit Pelaksana Teknis Balai Industri (UPT Balai Industri)

Melaksanakan pelayanan peningkatan teknologi produksi dan pemasaran bidang industri agro, kimia, logam, mesin, alat transportasi, elektronika, tekstil, produk tekstil dan aneka.

2.3.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM


(17)

Tujuan : Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan

Sasaran : 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja;

4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM;

5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing.

Indikator Sasaran 1 : - Persentase Koperasi Aktif;

- Pelaku usaha bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk.

Indikator Sasaran 2 : Wirausaha baru

Indikator Sasaran 3 : Lapangan pekerjaan baru

Indikator Sasaran 4 : Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat dan atau bimbingan teknis

Indikator Sasaran 5 : - Persentase Koperasi Sehat.

- Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju

Tujuan : Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri

Sasaran : 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri;

2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan;

5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah. Indikator Sasaran 1 : Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan

Indikator Sasaran 2 : Jumlah pameran produk industri Indikator Sasaran 3 : Jumlah industri kecil yang dilayani


(18)

Indikator Sasaran 4 : Jumlah sentra yang dibina

Indikator Sasaran 5 : Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah

Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh

Tujuan : Mengembangkan akses pasar, iklim usaha, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien

Sasaran : 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas usaha dalam dan luar negeri;

2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi;

4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat;

5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar.

Indikator Sasaran 1 : Nilai ekspor Kota Bandung Indikator Sasaran 2 : Tingkat inflasi umum

Indikator Sasaran 3 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Indikator Sasaran 4 : - Indeks daya beli

- PDRB/Kapita

Indikator Sasaran 5 : Cakupan binaan sektor perdagangan

Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal

Tujuan : Terwujudnya laporan keuangan dan AKIP yang optimal

Sasaran : Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal Indikator sasaran : - Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg

ditindaklajuti


(19)

- Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

- Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah

2.4 Kegiatan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung

Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan pada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung menetapkan rangkaian program dan kegiatan sesuai dengan 1 (satu) urusan Wajib dan 2 (dua) urusan Pilihan, penetapan program yang disesuaikan dengan Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM

1. Progam Penciptaan Iklim usaha kecil menengah yang kondusif; 2. Program Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan

kompetitif;

3. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UKM; 4. Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi; 5. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi;

Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju

1. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi; 2. Program pengembangan industri kecil menengah; 3. Program peningkatan kemampuan teknologi Industri; 4. Program penataan struktur industri;


(20)

5. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial; 6. Program pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis.

Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh

1. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; 2. Program peningkatan dan pengembangan ekspor;

3. Program Peningkatan efisiensi perdagangan Dalam negeri; 4. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan; 5. Program persaingan usaha.

Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal

1. Program peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.


(21)

21 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2009:5) yang dimaksud dengan prosedur :

“Suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang dibuatuntuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang”.

Menurut Rudi M tambunan dalam buku yang berjudul “Pedoman

penyusunan Standard operating prosedur” (2013:84) mendefinisikan prosedur sebagai :

“pedoman yang berisi prosedur operasional yang ada didalam suatu

organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang didalam organisasi yang merupakan anggota organisasi berjalan efektif dan efisien,

konsisten, standar dan sistematis”

Sedangkan menurut Juan kasma dalam bukunya yang berjudul “

Standard operating procedure perpajakan perusahaan jasa” (2012:13)


(22)

Prosedur adalah suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,

“Prosedur merupakan Suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang didalam organisasi yang merupakan anggota organisasi berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar, sistematis, dan

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”.

3.1.1.1 Karakteristik Prosedur

Berikut ini akan diuraikan beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:

a. Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi.

b. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

c. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

d. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.


(23)

f. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota organisasi.

g. Mencegah terjadinya penyimpangan.

h. Membantu efesiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu unit organisasi.

3.1.1.2 Manfaat Prosedur

Suatu Prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang.

b. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja.

c. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

d. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

e. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.


(24)

Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah

rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya

keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”.

Lubis (2011: 226) anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Penganggaran merupakan proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja, serta proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.

Darmanegara (2010: 6) anggaran adalah cetak biru untuk gambaran tindakan dan formalitas dari proses perencanaan. Haruman dan Rahayu (2007: 3) anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

Rudianto (2009: 3) juga mengemukakan anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis, sedangkan ramalan adalah prediksi tentang apa yang akan terjadi, tanpa ada usaha dari peramal untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya.

Dari keempat pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,


(25)

gambaran tindakan dan formalitas dari proses perencanaan pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen untuk mempengaruhi apa yang

akan terjadi agar sesuai dengan ramalannya”.

1.1.2.1 Jenis Anggaran

Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2010: 12-13) Anggaran di klasifikasikan:

1. Berbasis pada waktu :

a. Anggaran jangka pendek (waktunya paling lama satu tahun) b. Anggaran jangka panjang (waktunya lebih dari satu tahun,

umumnya lima sampai sepuluh tahun). 2. Berdasarkan ruang lingkup

a. Anggaran parsial yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran produksi saja atau anggaran penjualan saja.

b. Anggaran komprehensif atau lazim disebut anggaran induk (master budget) yaitu anggaran menyeluruh.

3. Berdasarkan fleksibilitas

a. Anggaran statis (statis budget) atau anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran untuk satu titik kegiatan saja, misalnya pada satu titik kegiatan volume penjualan 1000 unit, kemudian disusun anggaran pendapatan, biaya, dan anggaran laba operasi.


(26)

b. Anggaran yang luwes (flexible budget), yaitu anggaran pada beberapa titik kegiatan.

1.1.2.2 Fungsi Anggaran

Fungsi anggaran menurut Sonny Sumarsono dalam

bukunya “Manajemen Keuangan Pemerintahan” (2010: 79-80) anggaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Otorisasi

Fungsi ini mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan. Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rayat.

2. Fungsi Perencanaan

Anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut.

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.


(27)

Anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Fungsi distribusi

Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.

6. Fungsi Stabilisasi

Anggaran menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

1.1.2.3 Manfaat Anggaran

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya membutuhkan suatu anggaran untuk dapat memenuhi

kebutuhannya. Menurut M. Nafarin dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan” (2007: 15) mengemukakan manfaat anggaran sebagai berikut:

1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan

kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai

4. Menimbulkan rasa tanggungjawab pegawai

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu 6. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat


(28)

7. Alat pendidikan bagi manajer.

3.1.3 Sarana dan Prasarana Aparatur

Dalam implementasinya terdapat kerancuan pemahaman pengertian mengenai sarana dan prasarana. Untuk itu terlebih dahulu diuraikan pengertian kata sarana dan prasarana. Sarana ialah sesuatu yang dapat digunakan sebagai angkat/ peralatan dalam pencapaian maksud dan tujuan sedang prasarana ialah sesuatu yang merupakan faktor penunjang terlaksananya suatu proses kegiatan sehingga dapat diklasifikasikan hal-hal yang termasuk dalam sarana dan prasarana.

3.1.4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur meliputi 4 kegiatan yaitu:

1. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor. 2. Pemeliharaan rutin/ berkala mobil jabatan.

3. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional. 4. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor.

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur


(29)

Untuk memudahkan penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan menggunakan data informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan dan luar perusahaan seperti :

1. Anggaran tahun lalu dan realisasinya.

2. Keadaan perekonomian nasional dan internasional.

3. Kebijaksanaan pemerintah dalam bidang politik, ekonomi, social budaya dan keamanan.

4. Kemajuan teknologi dan kemungkinan perubahannya.

Proses penyusunan anggaran sarana dan prasarana pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan dimulai dari :

1. Identifikasi kebutuhan lingkup dinas tentang sarana dan prasarana aparatur.

2. Susun skala prioritas berdasarkan urgensinya.

3. Cek pagu anggaran indikatif sesuai yang tertera dalam RENJA (Rencana Kerja) SKPD pertahun.

4. Menyusun RUP (Rencana Umum Pengadaan).

5. Menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan dan pagu anggaran. 6. Penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran).


(30)

7. Membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dari bagian anggaran Pemerintah Daerah Kota Bandung.

Setelah membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dilanjutkan dengan membuat Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan sesuai dengan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) dari semua PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan). Oleh bendahara dibuatkan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) per masing-masing PPTK dan dilanjutkan dengan pembuatan SPM (Surat Perintah Membayar). Setelah itu dimasukkan ke operator SIMDA (Sistem Manajemen Daerah Bidang Keuangan) untuk diajukan ke bagian keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk diproses guna pencairan dana sesuai pengajuan dari masing-masing PPTK di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan. Setelah dana cair disampaikan ke masing-masing PPTK untuk dilaksanakan sesuai kegiatannya masing-masing dan dipertanggungjawabkan dalam bentuk SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yaitu berupa kwitansi, SPT, faktur, bukti perjalanan dinas, daftar hadir, dan sebagainya. Selanjutnya setelah semua dilaksanakan proses tersebut di tanda tangani oleh bendahara masing-masing PPTK. Penggunaan anggaran dilanjutkan ke bagian verifikasi untuk diperiksa dan diproses pengajuan GU (Ganti Uang).


(31)

Flowchart Prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana

PPTK Bendarahara Bag. Keu Pemda

start identif ikasi Menyusun RUP Menyusun RKA Pengesahan RKA Penyusunan DPA Membuat SPD Membuat SPD Membuat SPD Pembuatan SPP Pembuatan SPM 2 2 P

Di masukkan ke operator simda tdk ya 1 Dana Cair Pelaksanaan kegiatan SPJ 1


(32)

3.2.1.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

Dalam melakukan penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Menurut Darmawel Ahmad (2015) terdapat hambatan yang terjadi yaitu, kurang akuratnya identifikasi kebutuhan barang atau jasa, belum akuratnya penyusunan belanja dukung seperti: tenaga ahli, panitia pengadaan barang dan jasa, dan Bantek (bantuan teknis untuk pekerjaan konstruksi) dan kurang akuratnya pembuatan indikator yang tidak selalu selaras dengan indikator sasaran.

3.2.1.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur

Dalam melakukan penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan kadangkala terdapat hambatan, setiap hambatan memerlukan sebuah solusi dan upaya untuk dipecahkan, agar tidak terjadi kesalahan dimasa yang akan datang. Dibawah ini terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan seperti :


(33)

2. Memasukkan anggaran untuk tim pendukung seperti: Tenaga Ahli, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa, serta Tenaga Bantuan Teknis untuk pekerjaan konstruksi.

3. Membuat indikator kegiatan yang lebih selaras dengan indikator sasaran.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Prosedur Peyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur

Langkah pertama yang dilakukan oleh PPATK Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan dalam penyusunan anggaran sarana dan prasana yaitu mengidentifikasi setiap kebutuhan lingkup dinas dengan melihat langsung ke lapangan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana aparatur, kemudian menyusun skala prioritas berdasarkan urgensi atau kebutuhan yang menjadi prioritas perusahaan. Setelah menyusun skala prioritas dilanjutkan untuk melihat pagu anggaran indikatif sesuai yang tertera dalam RENJA (Rencana Kerja) SKPD pertahun jika telah sesuai dengan pagu anggaran dilanjutkan dengan menyusun RUP (Rencana Umum Pengadaan). Setelah Membuat RUP dilanjutkan dengan menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan dan pagu anggaran. Kemudian pengesahan RKA (Rencana Kerja Anggaran) Lalu dilanjutkan dengan Penyusunan DPA (Dokumen


(34)

Pelaksanaan Anggaran) dan dan membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dari bagian anggaran Pemerintah Daerah Kota Bandung. 3.2.2.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan

Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan

Dalam melakukan prosedur penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ada hambatan yang terjadi. Seperti kelengkapan identifikasi kebutuhan yang tidak tercatat secara akurat, penyusunan belanja dukung seperti: menganggarkan biaya untuk membayar biaya tenaga ahli, panitia pengadaan barang dan jasa, dan Bantek (bantuan teknis untuk pekerjaan konstruksi), serta kurang akuratnya pembuatan indikator yang tidak selalu selaras dengan indikator sasaran. Sehingga kadangkala terjadi ketidaksesuaian dalam pengelolaan anggaran, seperti mengalami kekurangan dana untuk melakukan kegiatan yang akhirnya tidak selaras dengan indikator sasaran. Pada dasarnya dalam melakukan penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur, harus memiliki kedisiplinan dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi setiap kebutuhan yang dibutuhkan dalam proses penyusunan anggaran sarana dan prasarana aparatur.


(35)

3.2.2.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur

Upaya yang dilakukan instansi dan pihak-pihak yang berkaitan dengan penyusunan anggaran sebaiknya melakukan peninjauan ulang atas kebutuhan yang akan diperlukan, sehingga dalam penyusunan anggaran selisih angka antara target dan realisasi tidak terlalu jauh. Selain itu dalam pembuatan indikator kegiatan harus dipikirkan dengan matang dan akurat sehingga indikator kegiatan dan indikator sasaran bisa selaras.


(36)

36 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari BAB sebelumnya yang telah dilakukan penulis atas Prosedur Penyusunan Anggaran Program Sarana dan Prasarana Aparatur Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Penyusunan Anggaran Program Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sebagai berikut : Identifikasi kebutuhan lingkup dinas tentang sarana dan prasarana aparatur, susun skala prioritas berdasarkan urgensinya, cek pagu anggaran indikatif sesuai yang tertera dalam RENJA (Rencana Kerja) SKPD pertahun, menyusun RUP (Rencana Umum Pengadaan), menyusun RKA (Rencana Kerja Anggaran) berdasarkan skala prioritas yang telah ditetapkan dan pagu anggaran, pengesahan RKA, Penyusunan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), membuat SPD (Surat Penyediaan Dana) dari bagian anggaran Pemerintah Daerah Kota Bandung.

2. Hambatan dalam penyusunan anggaran program sarana dan prasarana aparatur yaitu: kurang akuratnya mengidentifikasi kebutuhan barang atau


(37)

jasa, belum akurat dalam penyusunan belanja dukung, seperti tenaga ahli, panitia pengadaan barang dan jasa, serta Bantek (bantuan teknis) untuk pekerjaan konstruksi, serta kurang akurat dalam pembuatan indikator kegiatan yang tidak selalu selaras dengan indikator sasaran.

3. Upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk mangatasi hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi maka diperlukan identifikasi kebutuhan secara akurat, memasukkan anggaran untuk tim pendukung pengadaan seperti : Tenaga Ahli, Pengadaan Barang Dan Jasa, Dan Tenaga Bantuan Teknis.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil tinjauan yang lakukan di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ada saran yang sekiranya dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dimasa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Prosedur penyusunan anggaran yang telah dilakukan sudah baik, sehingga instansi terkait bisa mempertahankannya.

2. Untuk meminimalisir hambatan, kinerja instansi terkait melakukan evaluasi agar diperiode selanjutnya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penyusunan anggaran, dengan cara memaksimalkan penyusunan anggaran melalui komitmen yang tinggi atas pengelolaan keuangan negara. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk keseriusan dan konsistensi mengelola keuangan negara yang berlandaskan pada


(38)

asas-asas umum sebagai penerapan yang baik dalam pengelolaan keuangan negara.

3. Dibutuhkan penetapan indikator kegiatan yang lebih baik melalui pengumpulan data kinerja yang dilakukan pada akhir tahun. Pengumpulan data ini untuk menilai keberhasilan organisasi dalam melaksanakan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dijabarkan melalui kebijaksanaan, program operasional dan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Kemudian semua fakta-fakta yang terdapat pada pengumpulan data kinerja dicatat ke dalam draf LKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) yang masih berupa rancangan. Kemudian ditahap ini juga menguraikan kegagalan-kegagalan dari kegiatan yang telah dilaksanakan serta penyebabnya. apakah kegagalan tersebut disebabkan oleh proses input atau karena keterbatasan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh instansi. Untuk itu tahapan ini sangat penting dilakukan, karena bisa dijadikan sebagai umpan balik bagi instansi agar kedepannya tidak melakukan kesalahan serupa.


(39)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Akuntansi

Oleh : NAURA AQIDAH

21112121

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(40)

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4

1.3 Kegunaan Kerja Praktek... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.3.2 Kegunaan Akademik ... 5

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ... 7

2.1.1 Visi dan Misi ... 8

2.2 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ... 10


(41)

vii

2.3.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung...16

2.4 Kegiatan Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung ... 19

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori ... 21

3.1.1 Pengertian Prosedur ... 21

3.1.1.1 Karakteristik Prosedur ... 22

3.1.1.2 Manfaat Prosedur ... 23

3.1.2 Pengertian Anggaran ... 23

3.1.2.1 Jenis Anggaran ... 25

3.1.2.2 Fungsi Anggaran... 26

3.1.2.3 Manfaat Anggaran ... 27

3.1.3 Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28

3.1.4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek ... 28

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 28

3.2.1.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 28

3.2.1.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ... 32

3.2.1.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 32


(42)

vii

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 33

3.2.2.1 Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 33

3.2.2.2 Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur pada Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan ... 34

3.2.2.3 Upaya yang telah dilakukan Instansi untuk Mengatasi Hambatan Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 36

4.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 41


(43)

40

DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Sumarsono, Sonny. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Rudi M Tambunan. 2012. Standar Operating Procedures (SOP). Jakarta: Maiestas Publishing.

Kasma, Juan. 2012. Standard Operating Procedure Perpajakan Perusahaan Jasa. Bandung: Alfabeta

Darsono Prawironegoro & Ari Purwanti, 2010. Penganggaran Perusahaan, Edisi 2: Teknik Mengetahui dan Memahami Penyajian Anggara Perusahaan sebagai Pedoman Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

M. Nafarin, 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat.

Garrison, Noreen & Brewer. 2007. Akuntansi Manajerial. Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan. Buku 2. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Kuncoro,Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta.

Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Horngren. 2005. Pengantar Akuntansi.Salemba Empat. Jakarta.

Renstra Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Tahun 2013-2018.

Mediaty dan Syarifuddin. 2010. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Moderator (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Barru Sul-Sel). Jurnal Ekonomi. Sulawesi Selatan.

Ramlah Basri. 2013. Analisis Penyusunan Angaran dan Laporan Realisasi Anggaran pada BPM-PD Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA. Sulawesi Utara


(44)

40

Andriyani Nenobais. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kompetensi Aparatur Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja.

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur . Diambil dari (http://dishut.jatimprov.go.id/imagefck/file/renstra_b05.pdf)

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Diambil dari (http://www.bkpp.bantenprov.go.id/read/page-detail/rencana-program-dan-kegiatan/17/rencana-program-kegiatan.html). Diakses 12 Oktober 2015 www.google.com

Pengertian sarana dan prasarana . Diambil dari (http://www.bppkb.sultengprov.go.id/index.php?option=com_content&view =article&id=50&Itemid=59). Diakses 28 Oktober 2015 www.google.com


(45)

Nama : Naura Aqidah

Tempat Tanggal Lahir : Banjar, 28 Oktober 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cipagalo Kp. Sukamulya No. 31 RT 03/04 Kel. Mengger Kec. Bandung Kidul Kota Bandung

Email : Naura.aqidah@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal :

Tahun Pendidikan Tempat

2000-2006 SD Negeri Batununggal 2 Bandung

2006-2009 SMP Madya Bandung Bandung

2009-2012 SMK Pajajaran 2 Bandung Bandung 2012- sampai sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung


(46)

Pengalaman

 Bendahara DKM Mesjid Baitul Makmur 2011

 Bendahara Yabis Youth 2013

 Magang di Rizq Cookies Bandung 2013

 Magang di Rumah Mainan 2014

 Guru Les Privat Matematika SD 2014

 Staff Administrasi PT. NKA 2014


(47)

iv

rahmat dan kuasa serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul “Prosedur Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung”.

Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Komputer Indonesia, Bandung – Jawa Barat.

Dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis juga banyak berterimaksih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA., Selaku Ketua Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(48)

v

5. Inta Budi Setya Nusa SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing penyusunan laporan kerja praktek.

6. Pihak Dinas Koperasi UKM dan PERINDAG serta pembimbing ruangan Hj Nia Kurnia Wiyani, SE, Herlin Ratna, R. Syeli, Aning, dan Darmawel Ahmad yang telah sabar membimbing semasa kerja praktek.

7. Orang Tua, adik dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil serta doa restunya dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

8. Teman –teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan doa serta semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan laporan kerja praktek.

Terima Kasih Bandung, November 2015

Naura Aqidah NIM. 21112121


(49)

(50)

(51)

(1)

Riwayat Pendidikan Nonformal:

2014-2014 : Kursus pajak brevet A/B

Pengalaman

 Bendahara DKM Mesjid Baitul Makmur 2011

 Bendahara Yabis Youth 2013

 Magang di Rizq Cookies Bandung 2013

 Magang di Rumah Mainan 2014

 Guru Les Privat Matematika SD 2014

 Staff Administrasi PT. NKA 2014


(2)

iv KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan kuasa serta hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan judul “Prosedur

Penyusunan Anggaran Sarana dan Prasarana Aparatur di Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung”.

Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Komputer Indonesia, Bandung – Jawa Barat.

Dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang telah memberikan saran yang bersifat moril maupun materil yang bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu, penulis juga banyak berterimaksih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA., Selaku Ketua Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(3)

v

4. Wati Aris Astuti SE., M.Si., Ak., CA., selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Inta Budi Setya Nusa SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar membimbing penyusunan laporan kerja praktek.

6. Pihak Dinas Koperasi UKM dan PERINDAG serta pembimbing ruangan Hj Nia Kurnia Wiyani, SE, Herlin Ratna, R. Syeli, Aning, dan Darmawel Ahmad yang telah sabar membimbing semasa kerja praktek.

7. Orang Tua, adik dan seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil serta doa restunya dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

8. Teman –teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan doa serta semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan laporan kerja praktek.

Terima Kasih Bandung, November 2015

Naura Aqidah NIM. 21112121


(4)

(5)

(6)