Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota Gunungsitoli

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

KOTA GUNUNGSITOLI

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

NONI ELRIA WARTA PUTRI GULO 130921011

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Akan tetapi berkat bimbingan dan petunjuk serta dukungan dari beberapa pihak semua kesulitan dapat diatasi dan skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution M.Si, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Hatta Ridho,S.Sos, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang dengan iklas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(3)

4. Bapak Faisal Eriza, Sos. M.SP selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan arahan dan masukan-masukan kepada penulis.

5. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

6. Bapak/Ibu Pegawai Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yang telah banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Keluargaku yang tersayang khususnya buat kedua orang tuaku, terima kasih atas cinta dan kasih dan doa yang tulus buatku serta buat abang, kakak dan adik-adikku atas semua dukungan dan motivasinya

8. Teman-teman Ekstensi Administrasi Negara 2013 yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.

Medan, April 2015


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………. . 1

1.2 Rumusan Masalah ……… . 4

1.3 Tujuan penelitian ……….. . 4

1.4 Manfaat penelitian ……… . 4

1.5 Kerangka Teori ……….. 5

1.5.1 Kepemimpinan ……… . 5

1.5.2 Gaya Kepemimpinan ………... . 8

1.5.3 Kinerja ……….………… . 15

1.5.3.1 Penilaian Kinerja... . 16

1.5.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ……… 17

1.5.3.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan ………. 18

1.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai ………..………. . 19

1.6 Hipotesis Penelitian ……….. . 20

1.7 Definisi Konsep ……… . 21

1.8 Definisi Operasional ……….. 22

1.9 Sistematika Penulisan ……….. . 24

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ……….. .. 26


(5)

2.2 Lokasi penelitian ………... .. 26

2.3 Populasi dan sampel ……….. . 26

2.4 Teknik Pengumpulan Data ……… . 27

2.5 TeknikPenentuan Skor ……….……. 29

2.6 Teknik Analisa Data ……….. . 30

BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambaran Umum ……….. . 31

3.2 Visi dan Misi ………... . 32

3.3 Profil Sumber Daya Manusia ……… . 35

3.4 Program Kegiatan …… ……….………… . 37

2.5 Struktur Organisasi ………..…….. . 38

2.6 Tugas Pokok dan Fungsi………..………… 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Responden………. 49

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 49

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 51

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 52

4.2 Penyajian Data Tentang Gaya Kepimpinan Situasional……… . 53

4.2 Penyajian Data Tentang Kinerja Pegawai ………. . 61

4.2 Analisis Regresi……….…….. 72


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….……….……… 78 5.2 Saran……… 79


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ‘Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis eksplanasi dengan studi regresi linear sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh pegawai yang berjumlah 28 orang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan gaya kepemimpinan situasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli adalah sebesar 15,7% sementara sisanya 84,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pemimpin harus mampu mempertahankan gaya kepemimpinan situasional, meningkatkan kondisi yang nyaman untuk berpendapat dalam organisasi dan hubungan kerja yang profesional berazaskan kekeluargaan serta meningkatkan disiplin para pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ‘Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis eksplanasi dengan studi regresi linear sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh pegawai yang berjumlah 28 orang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan gaya kepemimpinan situasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli adalah sebesar 15,7% sementara sisanya 84,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pemimpin harus mampu mempertahankan gaya kepemimpinan situasional, meningkatkan kondisi yang nyaman untuk berpendapat dalam organisasi dan hubungan kerja yang profesional berazaskan kekeluargaan serta meningkatkan disiplin para pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Keberhasilan suatu organisasi baik itu swasta maupun pemerintah sangat tergantung kepada baik atau buruknya kinerja dari organisasi tersebut. Kinerja dari suatu organisasi tergantung kepada kinerja para pegawainya yang merupakan penggerak bagi berjalannya suatu organisasi. Dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus memiliki kegiatan yang digerakkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bekerjasama aktif dalam menghasilkan kinerja organisasi yang baik, yang artinya tercapainya tujuan suatu organisasi dikarenakan upaya yang dilakukan orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.

Kinerja dari seorang pegawai menunjuk pada kemampuan pegawai tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnnya. Menurut Hasibuan (2001:34) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja pegawai dalam suatu organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi pemerintah merupakan faktor yang penting dalam mendorong pencapaian organisasi sehingga kinerja para pegawai penting untuk ditingkatkan. Tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa kinerja yang baik dari pegawainya. Demikian juga halnya dengan kinerja para pegawai dalam organisasi pemerintah yang disebut dengan Pegawai


(10)

Negeri Sipil (PNS) yang merupakan sumber daya aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, ujur, adil dan merata. Kinerja PNS mempengaruhi kemajuan suatu negara khususnya dalam memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien kepada masyarakat.

Kinerja PNS di Indonesia masih dianggap kurang baik seperti yang dikemukakan oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang memperkirakan bahwa 40% dari 4,7 juta PNS di Indonesia memiliki kinerja buruk (www.tempo.com). Oleh karena itu peningkatan kinerja PNS perlu mendapatkan perhatian khusus untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan agar hal ini diharapkan dapat diperbaiki mengingat kebutuhan pelayanan masyarakat yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Kinerja pegawai dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan terhadap pegawai tersebut. Upaya peningkatan kemampuan ini penting dilakukan agar peningkatan kinerja dan loyalitas pegawai dapat menjadi kenyataan. Hal tersebut itu bisa diperoleh salah satunya jika organisasi tersebut ditangani oleh suatu manajemen yang baik. Salah satu sasaran pengelolaan sumber daya manusia pada fungsi manajemen organisasi adalah menyangkut kepemimpinan yaitu suatu proses mempengaruhi orang lain dalam menentukan dan mencapai tujuan organisasi yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang ditunjuk dan diakui oleh anggota sebagai orang yang pantas untuk memimpin mereka.

Peran pemerintah dalam mencapai tujuannya yaitu dalam pelayanan masyarakat mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan pimpinan yang memiliki kualitas tertentu. Kebutuhan akan kepemimpinan ini sangat penting karena pemimpin merupakan inti dari manajemen dan adminitrasi, pemimpin yang


(11)

menjalankan fungsi dalam organisasi tersebut karena pimpinanlah yang memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan menggerakan manusia lainnya untuk bekerja mencapai tujuan. Seorang pemimpin merupakan unsur yang menentukan dalam mengembangkan suatu organisasi, berhasil atau gagalnya suatu organisasi pemerintahan banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan tersebut. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin membawa pengaruh yang besar terhadap kelangsungan kegiatan dan perkembangan dalam suatu organisasi.

Peran pemimpin menjadi sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi yaitu dalam mengelola bawahannya agar bekerja secara maksimal sehingga tercapai kinerja yang tinggi. Dalam suatu organisasi setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dalam melaksanakan kepemimpinannya serta mengarahkan bawahannya agar mampu bekerja sama dengan baik, oleh karena itu seorang pemimpin harus menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi yang nantinya akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan atau mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Seberapa Besar Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja


(12)

Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Seberapa Besar Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Praktis, bagi organisasi terkait yaitu Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan masukan informasi dan saran yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kepemimpinan dan pembinaan kepegawaian. 2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara umum dan Ilmu Administrasi Negara secara khusus dalam menambah bahan bahan referensi dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi yang


(13)

menggunakannya khususnya di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.

1.5 Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi, dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara mengonstruksi hubungan antara konsep dan proporsi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu (Singarimbun, 2012:35). Oleh karena itu, dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini.

1.5.1 Kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, kepemimpinan merupakan faktor yang harus diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengarahkan dan memimpin pegawai untuk melaksanakan tugas, meningkatkan mutu guna pencapaian rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya.


(14)

Istilah kepemimpinan berasal dari bahasa latin yaitu leader adalah orang yang membimbing orang lain atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dengan kemampuan sendiri. Menurut Kartono (2006:10) kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan keinginan pemimpin. Sedangkan menurut Rivai (2004:2) kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan adalah kemampuan yang dipilih seseorang untuk memimpin suatu organisasi dalam mempengaruhi seseorang atau kelompok sehingga mampu mencapai sasaran maupun tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam suatu kepemimpinan dibutuhkan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk dapat menjalankan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan bersama.

Kartono (2006:36) mengungkapkan bahwa konsepsi mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu sebagai berikut:

a. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.


(15)

b. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu membawa atau mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.

c. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan atau keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.

Siagian (2003:24) mengatakan bahwa sukses tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya ditentukan oleh tingkat:

a. Keterampilan teknis (technical skill) yang dimilikinya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk

bekerja lebih baik (managerial skill) b. Kecakapan konseptual (conceptual skill) merupakan kemampuan

menciptakan kebijaksanaan managerial organisasi secara simultan, konseptif dan menyeluruh. Sekalipun adanya fungsi yang berdiri sendiri tetapi kenyataannya yang terjadi perubahan pada suatu bagian akan berdampak dan mempengaruhi terhadap yang lain.

c. Kecakapan kemanusiaan (human skill) merupakan kemampuan untuk bekerja sama disalam suatu kelompok untuk membangun suatu usaha kerja sama dimana ia bertindak sebagai seorang pemimpin.

d. Kecakapan teknis (technical skill) mencakup kegiatan-kegiatan menggunakan metode, prosedur dan teknik yang berkaitan dengan tugasnya.


(16)

1.5.2 Gaya Kepemimpinan

Menurut Rivai (2004:64) gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya. artinya, gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Sedangkan menurut Thoha (2010:49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang disukai, diketahui dan diterapkan oleh seorang pemimpin (leader) dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan untuk mengerjakan pekerjaannya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan di organisasi dia berada.

Menurut Rivai (2002:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator. Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang


(17)

harus dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas (LaizzesFaire)

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

Selain dari gaya kepemimpinan yang diatas Hersey dan Blanchard dalam Thoha (2010:63) mengemukakan sebuah gaya kepemimpinan yang didasarkan pada situasi yang ada di dalam organisasi tersebut yaitu gaya kepemimpinan situasional.


(18)

Menurut Ivancevich dkk (2007:207) gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya yang lebih menekankan pada pengikut dan tingkat kematangan mereka. Dengan kata lain gaya kepemimpinan situasional merupakan gaya atau cara kepemimpinan yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin untuk membimbing, melaksanakan, mengarahkan, mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan mendayagunakan segala kemampuan secara optimal dengan mengkombinasikan situasi yang ada berkenaan dengan perilaku pemimpin dan bawahannya.

Gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blandchard dalam Thoha (2010:63) adalah didasarkan pada saling berhubungannya di antara hal-hal berikut ini:

a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan (perilaku pengarahan).

b. Jumlah dukungan sosio-emosional yang diberikan oleh pemimpin (perilaku mendukung).

c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut.

Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu.

Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan (perilaku pengarahan) dapat dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan dalam komunikasi satu arah. Bentuk pengarahan dalam komunikasi


(19)

satu arah ini antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan pengikut, memberitahukan pengikut tentang apa yang seharusnya bisa dikerjakan, di mana melakukan hal tersebut, bagaimana melakukannya, dan melakukan pengawasan secara ketat kepada pengikutnya.

Jumlah dukungan sosio-emosional yang diberikan oleh pemimpin (perilaku mendukung) Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para pengikut dalam mengambil keputusan.

Kedua norma perilaku tersebut ditempatkan pada dua poros yang terpisah dan berbeda seperti Gambar 2.1 sehingga dengan demikian dapat diketahui empat gaya dasar kepemimpinan.

Gambar 2.1 Empat Dasar Gaya Kepemimpinan Tinggi Dukungan dan Rendah Pengarahan G3 Tinggi Pengarahan dan Tinggi Dukungan G2 Rendah Dukungan dan Rendah Pengarahan G4 Tinggi Pengarahan dan Rendah Dukungan G1 Sumber: Thoha, 2010.

Dalam gaya 1 (G1), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak memberikan pengarahan namun sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi para pengikutnya, dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas mereka.


(20)

Dalam gaya 2 (G2), seorang pemimpin menunjukkan perilaku yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin dalam gaya seperti ini mau menjelaskan keputusan dan kebijaksaan yang ia ambil dan mau menerima pendapat pengikutnya. Tetapi pemimpin dalam gaya ini masih tetap harus memberikan pengawasan dan pengarahan dalam penyelesaian tugas-tugas pengikutnya.

Dalam gaya 3 (G3), perilaku pemimpin menekankan pada banyak memberikan dukungan namun sedikit dalam pengarahan. Dalam gaya seperti ini pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan para pengikutnya, dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.

Adapun gaya 4 (G4), pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya seperti ini mendelegasikan keputusan-keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada pengikutnya.

Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu. Kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri. Kemampuan yang merupakan salah satu unsur dalam kematangan, berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, latihan dan atau pengalaman. Adapun unsur yang lain dari kematangan bertalian dengan keyakinan diri dan motivasi seseorang. Ada empat tingkat kematangan menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2010:71) yang dapat dilihat pada tabel berikut.


(21)

Gambar 2.2. Empat Tingkat Kematangan

Mampu dan Mau

Mampu tetapi tidak mau atau

kurang yakin

Tidak mampu tetapi mau

Tidak mampu dan tidak mau atau

tidak yakin

M4 M3 M2 M1

Sumber: Thoha, 2010.

Tabel 2.2 menggambarkan hubungan antara tingkat kematangan para pengikut atau bawahan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan ketika para pengikut bergerak dari kematangan yang sedang ke kematangan yang telah berkembang (dari M1 sampai dengan M4).

Ada empat dasar perilaku pemimpin dalam pengambilan keputusan pada berbagai situasi tersebut menurut Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2010:67) yaitu:

a. Instruksi

Gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan di mana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Pemecahan masalah dan keputusan diumumkan, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh pemimpin. b. Konsultasi

Pada gaya ini pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan banyaknya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang


(22)

keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

c. Partisipasi

Dengan gaya ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada ada pihak pengikut. Hal ini sudah sewajarnya karena pengikut mempunyai kemampuan melaksanakan tugas.

d. Delegasi

Pada gaya ini bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri.

Dari berbagai gaya kepemimpinan yang telah diuraikan yang akan menjadi pembahasan adalah gaya kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan ini merupakan gaya yang sesuai untuk diterapkan seorang pemimpin saat ini mengingat bahwa penerapan gaya kepemimpinan disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut karena mengingat setiap bawahan memiliki tingkat kematangan yang berbeda yang tentu memerlukan gaya kepemimpinan yang dapat disesuaikan dengan keadaan bawahannya.


(23)

1.5.3 Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Seperti yang dikemukakan dalam pengertian sebelumnya Hasibuan (2001:34) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan, atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

Dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan kinerjanya setiap PNS melaksanakan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.


(24)

1.5.3.1 Penilaian Kinerja

Menurut Sastrohadiwiryo (2001:231) Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen untuk menilai kinerja pegawai dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi pengertian dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing pegawai dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan yang berhubungan dengan masalah masalah ketenagakerjaan lainnya. Setiap organisasi memerlukan penilaian kinerja untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesuksesan yang diraih oleh organisasi tersebut. Dengan begitu dapat dilihat perkembangan kinerja pegawai pada organisasi tersebut tiap tahunnya.

Menurut Mathis dan Jackson (2006: 378) indikator kinerja adalah sebagai berikut: 1. Kuantitas hasil kerja, adalah jumlah dari hasil kerja yang diselesaikan oleh

pegawai.

2. Kualitas hasil kerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai yang sesuai dengan syarat-syarat ketentuan.

3. Ketepatan waktu, adalah ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan.

4. Kehadiran ditempat kerja, adalah kehadiran pegawai sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku dalam organisasi.

5. Sikap kooperatif, adalah sikap bekerja sama dengan baik dan taat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam organisasi.


(25)

1.5.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:16-17), faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisik (jasmani). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluar berkarier, dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

1.5.3.3 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Pegawai


(26)

informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin akurat informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar potensi nilainya bagi organisasi. Kendatipun semua organisasi sama memiliki tujuan utama, terdapat variasi yang sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang dihasilkan dari sistem penilaian mereka. Tujuan khusus tersebut dapat digolongkan ke dalam dua bagian besar, yaitu : a. Evaluasi (evaluation)

b. Pengembangan (development)

Manfaat dari Penilaian kinerja pegawai adalah hasil penilaian kinerja bermanfaat sebagai dasar bagi evaluasi regular terhadap kinerja anggota organisasi. Apakah seorang pegawai dinilai kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak, dan seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dengan mengaitkan berbagai pemberian imbalan, seperti: kenaikan gaji dan promosi (Sofyandi, 2008:128).

1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur dan bertanggungjawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan


(27)

baik. Dalam suatu organisasi yang besar, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gaya kepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadap bawahan (Yukl, 2005:174).

Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2010:84).

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiono 2005:70). Adapun hipotesis yang dikemukakan adalah:


(28)

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Gunungsitoli.

b. Hipotesis No (Ho)

Tidak adanya pengaruh gaya kepemimpinan kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Menengah Kota Gunungsitoli.

1.7 Definisi Konsep

Untuk menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang diteliti, yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang disukai, diketahui dan diterapkan oleh seorang pemimpin (leader) dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan untuk mengerjakan pekerjaannya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan di organisasi dia berada.

2. Gaya kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya atau cara kepemimpinan yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin untuk membimbing, melaksanakan,


(29)

mengarahkan, mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan mendayagunakan segala kemampuan secara optimal dengan mengkombinasikan situasi yang ada berkenaan dengan perilaku pemimpin dan bawahannya.

3. Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam priode waktu tertentu.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang meberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut (Singarimbun, 1995:46). Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas dalam penelitian adalah gaya kepemimpinan situasional, yang menjadi indikator gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blandchard dalam Thoha (2010:63) adalah:

a. Bimbingan dan pengarahan dari pimpinan. ₋ Pemimpin mengarahkan pegawai ₋ Pemimpin mengawasi kinerja pegawai ₋ Pemimpan mengevaluasi kinerja pegawai


(30)

b. Dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin.

₋ Pemimpin mendekatkan hubungan emosional antara atasan dengan bawahan

₋ Pemimpin yang menciptakan lingkungan kerja yang lebih santai dan nyaman.

₋ Kepemimpinan berazaskan hubungan kekeluargaan yang tetap profesional.

c. Tingkat kematangan anggota.

Kematangan dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri.

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai, indikator yang digunakan untuk pengukuran kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2006: 378) adalah sebagai berikut:

a. Kuantitas hasil kerja, adalah jumlah dari hasil kerja yang diselesaikan oleh pegawai.

b. Kualitas hasil kerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai yang sesuai dengan syarat-syarat ketentuan.

c. Ketepatan waktu, adalah ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan.

d. Kehadiran ditempat kerja, adalah kehadiran pegawai sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku dalam organisasi.


(31)

e. Sikap kooperatif, adalah sikap bekerja sama dengan baik dan taat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam organisasi.


(32)

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini secara umum menguraikan tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari lokasi penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh di lapangan dan analisa tentang pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan serta saran dari penulis mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.


(33)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanasi, pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yakni pengaruh variabel gaya kepemimpinan situasional terhadap variabel kinerja karyawan. Penelitian menggunakan analisa data kuantitatif menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data yang telah diperoleh.

2.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, yang beralamat di jalan Pattimura No. 1 Desa Mudik, Gunungsitoli.

2.3 Populasi dan sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2005:90). Populasi yang dimaksud adalah meliputi orang, benda, jumlah atau karaketeristik yang ada pada objek/subjek penelitian. Berdasarkan pada penjelasan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor


(34)

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Gunungsitoli yang terdiri dari 28 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Arikunto (2002:112) mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data, berdasarkan pada prinsip-prinsip metode penelitian apabila subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini merupakan penelitian dengan teknik total sampling. Sehingga yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yaitu terdiri dari 28 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan penelitian sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

a. Kuesioner (Quitionary)

Kuesioner adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertnayaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban yang tersedia.


(35)

b. Observasi (Observation)

Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung dan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan melalui catatan-catatan tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara:

a. Penelitian kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari tulisan yang relevan dengan penelitian seperti buku, jurnal, dan karya ilmiah.

b. Studi dokumentasi

Yaitu teknik yang digunakan dengan cara menelaah catatan tertulis, dokumen atau arsip yang diperoleh melalui Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran kuesioner yang berisikan beberapa tentang gaya kepemimpinan situasional dan kinerja pegawai yang diajukan kepada responden, maka akan ditentukan skor dari setiap jawaban pertanyaan sehingga menjadi data yang kuantitatif. Dari setiap alternatif jawaban diberikan skor berbeda, yaitu: Untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5


(36)

Untuk jawaban alternatif “c“ diberi skor 3 Untuk jawaban alternatif “d“ diberi skor 2 Untuk jawaban alternatif “ e“ diberi skor 1

Kemudian untuk mengetahui banyaknya skor yang diperoleh dari responden apakah dalam kategori tinggi, sedang, rendah, ditentukan terlebih dahulu interval dengan cara berikut:

Interval =

Banyaknya bilangan

Skor tertinggi – Skor terendah

Maka diperoleh = 5-1 5

= 0,8

Setelah total skor jawaban responden diketahui dapat ditentukan apakah masing-masing variabel termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedang, rendah, karena skor jawaban bergerak antara 1 s/d 5 kelas kategori menjadi:

1,00 s/d 1,80 : termasuk kategori sangat rendah 1,81 s/d 2,60 : termasuk kategori rendah 2,61 s/d 3,40 : termasuk kategori sedang 3,41 s/d 4,20 : termasuk kategori tinggi 4,21 s/d 5,00 : termasuk kategori sangat tinggi

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) dan sejauh mana hubungan antara variabel bebas (x) dan variabel terikat (y) yaitu dengan menggunakan rumus statistika:


(37)

1. Analisis Regresi Linear Sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh antara satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Rumus: Y = a + bx

Y = Variabel terikat

a = Nilai intercept (konstanta) b = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

Persamaan regresi yang telah ditemukan tersebut dapat digunakan untuk melakukan prediksi berapa nilai dependen akan terjadi bila nilai dalam variabel independen ditetapkan, dan kemudian untuk menghitung nilai besar pengaruh dari variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) digunakan koefisien determinasi.

2. Uji Determinasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (x) terhadap variabel (y). Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai Koefisien Korelasi Product Moment dan dikalikan dengan 100% dengan rumus:

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan:

D = Koefisien Determinan

Ry = Koefisien Korelasi Product Moment antara variabel x dan variabel y


(38)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis pengaruh gaya kepemimpinan (Variabel x) dengan Kinerja Pegawai (Variabel y), maka diadakan pengujian dengan menggunakan rumus “t hitung” yaitu:

T-hitung=

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika t hitung > t tabel pada α = 5%, maka Ho ditolak, Ha diterima

Jika t hitung < t tabel pada α = 5%, maka Ho diterima, Ha ditolak


(39)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli berlokasi di Jalan Pattimura No. 1 Gunungsitoli. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli terbentuk sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 3 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Gunungsitoli, setelah sebelumnya Kota Gunungsitoli terbentuk berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Gunungsitoli di Provinsi Sumatera Utara.

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya adalah membantu Kepala Daerah khususnya dalam pelayanan pada masyarakat di bidang perindustrian, perdagangan , Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

3.2 Visi dan Misi

Adapun Visi dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yaitu : “Terwujudnya sektor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang sehat, tangguh dan mandiri dengan tingkat daya saing tinggi yang berbasis ekonomi kerakyatan”.


(40)

Sedangkan Misi dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yaitu :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) sektor industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah yang professional.

2. Mewujudkan usaha industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah yang kuat di era globalisasi.

3. Mewujudkan industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah yang ramah lingkungan.

4. Mewujudkan sistem perdagangan yang kondusif didukung oleh pelaku usaha yang produktif, efesiensi dan efektif.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan, pembinaan dan daya saing di bidang perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah.

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran 2011-2016, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, maka perlu strategi dan kebijakan yang terencana, terpadu, dan terukur. Adapun strategi dan kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Strategi

1. Meningkatkan daya saing usaha koperasi dan UMKM, industri, dan iklim investasi perdagangan dalam negeri

2. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur

3. Meningkatkan kualitas barang dan jasa yang menjamin kesehatan, keamanan, kenyamanan dan keselamatan konsumen


(41)

4. Memantau perkembangan pasar, barang kebutuhan pokok masyarakat dan mengetahui keadaan dan penggolongan kebutuhan sembilan bahan pokok 5. Menjamin kepastian hukum alat UTTP yang memenuhi standar metrologi

demi perlindungan konsumen

6. Meningkatkan upaya penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan

7. Mengembangkan industri kecil dan menengah 8. Peningkatan nilai tambah pada produk industri 9. Berkembangnya sentra-sentra industri potensial

10.Peningkatan kemampuan teknologi produksi para pengrajin/ pelaku IKM melalui pelatihan keterampilan bagi masyarakat/ pelaku IKM

11.Menata struktur industri

2. Arah kebijakan

1. Meningkatnya produk usaha dalam berbagai bentuk 2. Meningkatnya investasi di Kota Gunungsitoli

3. Meningkatnya kemampuan pedagang kecil dan menengah dalam

pengelolaan usaha

4. Meningkatnya kualitas produk melalui pemenuhan standar mutu produk 5. Tersedianya SDM Aparatur yang professional di bidang Perindagkop dan

UMKM

6. Meningkatkan kesadaran pelaku usaha mengenai perlindungan konsumen, jujur dan bertanggungjawab

7. Peningkatan dan pemerataan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat


(42)

8. Meningkatkan kesadaran pedagang dalam Tera dan Tera Ulang Alat UTTP

9. Meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta terciptanya kepastian hukum

10.Meningkatnya jumlah industri kecil dan menengah 11.Meningkatkan nilai tambah industri

12.Terbentuknya sentra-sentra industri potensial

13.Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaku IKM baik dibidang teknis maupun manajemen

14.Meningkatkan produk unggulan daerah

3. 3 Profil Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakanan tugas, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli dipimpin oleh satu orang Kepala Dinas dan memiliki jumlah pegawai sebagai berikut :

Tabel 3.1 Profil SDM Aparatur Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli Tahun 2015

No Uraian Jumlah (Orang)

1. 2.

Jumlah Pegawai

Kualifikasi menurut Pendidikan: 1.1 SMP

1.1 SMA sederajat 1.2 D-III

1.3 S1 1.4 S2

28 1 6 6 14 1


(43)

3. Kualifikasi menurut Golongan: 1.1 Golongan II

1.2 Golongan III 1.3 Golongan IV

6 20 2

Sumber: Bagian Sekretariat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, 2015

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli terdiri dari:

1. Kepala Dinas 2. Sekretaris

3. 4 orang Kepala Bidang 4. 3 orang Kepala Sub Bagian 5. 6 orang Kepala Seksi

Tabel 3.2 Jumlah SDM Perbidang Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli

No. Uraian Jumlah

(Orang) 1. 2. 3. 4. Kepala Dinas Sekretaris

a. Kasubbag Umum dan Kepegawaian b. Kasubbag Keuangan

c. Kasubbag Program Evaluasi dan Pelaporan d. Anggota

Kabid Perindustrian

a. Kasi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri b. Kasi Pembinaan IKAHH dan ILMEA

c. Kasi Perlindungan Iklim Usaha, Pengawasan dan Standarisasi d. Anggota Kabid Perdagangan 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1


(44)

5.

6.

Pasar Tradisional

b. Kasi Kemitraan Distribusi Perdagangan dan Perlindungan Konsumen

c. Kasi Metrologi dan Pendaftaran Perusahaan d. Anggota

Kabid Koperasi

a. Kasi Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan b. Kasi Pendirian dan Pengawasan Usaha Perkoperasian c. Kasi Pengkajian dan Bina Kerjasama

d. Anggota Kabid UMKM

a. Kasi Promosi dan Informasi b. Kasi Kemitraan dan Sarana Usaha c. Kasi Pemberdayaan Sumber Daya d. Anggota 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sumber: Bagian Sekretariat Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, 2015

3.4 Program dan Kegiatan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli

Untuk mewujudkan kebijakan dibidang Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, maka secara operasional dijabarkan kedalam program-program berdasarkan prioritas SKPD sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan


(45)

6. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM

7. Program Penciptaan Iklim Koperasi dan UMKM yang Kondusif 8. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

9. Program Peningkatan Permodalan dan Hubungan Perbankan 10.Program Peningkatan Mutu dan Daya Saing UMKM

11.Program Peningkatan Efesiensi Perdagangan Dalam Negeri 12.Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan 13.Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

14.Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional 15.Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

16.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 17.Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 18.Program pengembangan sentra-sentra industri potensial 19.Program Penataan Struktur Industri

20.Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

3.5 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli

Berikut adalah bagan struktur organisasi pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.


(46)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.

Kelompok Jabatan Kepala Dinas Sekretaris Kasubbag Umum dan Kasubbag Keuangan Kasubbag Program Evaluasi dan Kabid Perindustrian Kasi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri Kasi Pembinaan IKAHH dan ILMEA

Kasi Perlindungan Iklim Usaha, Pengawasan dan Standarisasi Kabid Perdagangan Kasi Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Dagang dan Pasar Tradisional

Kasi Kemitraan Distribusi Perdagangan dan

Perlindungan

Kasi Metrologi dan Pendaftaran Perusahaan Kabid Koperasi Kasi Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan

Kasi Pendirian dan Pengawasan Usaha Perkoperasian

Kasi Pengkajian dan Bina Kerjasama

Kabid UMKM

Kasi Promosi dan Informasi

Kasi Kemitraan dan Sarana Usaha

Kasi Pemberdayaan Sumber Daya


(47)

3.6 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli

Berdasarkan Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 25 Tahun 2010, Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli memiliki uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja sebagai berikut:

I. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan Pemerintah Kota Gunungsitoli di Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis Pemerintah Kota Gunungsitoli di Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

2. Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum Pemerintah Kota Gunungsitoli di Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

3. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dan Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak pada Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.


(48)

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

II. Sekretaris Tugas Pokok :

Menyelenggarakan penyusunan perencanaan, pengelolaan keuangan serta urusan umum dan kepegawaian.

Fungsi :

1. Menyelenggarakan penyusunan perencanaan;

2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi perkantoran, keuangan dan kepegawaian;

3. Menyelenggarakan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat;

4. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan da perpustakaan Dinas; 5. Melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan pelaksanaan kegiatan dinas;

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

II.1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian.

II.2 Kepala Sub Bagian Keuangan Tugas Pokok :


(49)

II.3 Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan Tugas Pokok :

Menyusun perencanaan program dan kegiatan dinas. III. Kepala Bidang Perindustrian

Tugas Pokok :

Melaksanakan kebijakan teknis pengembangan industri, pengembangan industri kecil dan menengah serta pengembangan sarana dan prasarana industri.

Fungsi :

1. Penyusunan Program dan Kegiatan bidang perindustrian;

2. Perumusan kebijakan teknis dalam pengembangan teknologi industri, pengembangan industri kecil dan menengah serta sarana dan prasarana industri;

3. Penyusunan pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan dibidang pengembangan teknologi industri, pengembangan industri kecil dan menengah serta sarana dan prasarana industri;

4. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan bidang pengembangan teknologi industri, pengembangan industri kecil dan menengah serta sarana dan prasarana industri;

5. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dibidang pengembangan teknologi industri, pengembangan industri kecil dan menengah serta sarana dan prasarana industri. III.1 Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri


(50)

Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha industri

III.2 Kepala Seksi Pembinaan Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan dan Industri Logam Mesin Elektronik dan Aneka

Tugas Pokok :

Melaksanakan pembinaan industri kimia agro dan hasil hutan dan industri logam mesin elektronik dan aneka;

III.3 Kepala Seksi Perlindungan Iklim Usaha, Pengawasan dan Standarisasi

Tugas Pokok :

Melaksanakan perlindungan iklim usaha, pengawasan dan standarisasi bidang industri.

IV. Kepala Bidang Perdagangan Tugas Pokok :

Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan, pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan baik sarana dan prasarana pasar maupun sarana dan prasarana perdagangan lainnya, kemitraan, metroloogi serta pendaftaran perusahaan dan perlindungan konsumen.

Fungsi :

1. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan;

2. Penyusunan program dan kegiatan pembangunan, pengelolaan pasar beserta pembinaan dan pengembangannya;


(51)

3. Perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan, kemitraan, distribusi perdagangan, metrologi dan pendaftaran perusahaan serta perlindungan konsumen;

4. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan dan pasar tradisional, kemitraan, distribusi perdagangan serta metrologi dan pendaftaran perusahaan;

5. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan usaha perdagangan dan pasar tradisional, kemitraan dan distribusi perdagangan, metrologi dan pendaftaran perusahaan.

IV.1 Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Dagang dan Pasar Tradisional

Tugas Pokok :

Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha perdagangan dan pasar serta BUMD yang bergerak pada bidang perdagangan dan melaksanakan pembinaan pengembangan usaha dagang dan pasar tradisional.

IV.2 Kepala Seksi Kemitraan, Distribusi Perdagangan dan Perlindungan Konsumen

Tugas Pokok :

Melaksanakan kemitraan dan distribusi perdagangan dan perlindungan konsumen.


(52)

IV.3 Kepala Seksi Metrologi dan Pendaftaran Perusahaan Tugas Pokok :

Melaksanakan tugas-tugas kemetrologian dan pendaftaran perusahaan

V. Kepala Bidang Koperasi Tugas Pokok :

Merumuskan dan melaksanakan pembinaan koperasi dan tatalaksana, pengembangan sumber daya manusia koperasi serta pengawasan dan pengendalian.

Fungsi :

1. Penyusunan program dan kegiatan bidang koperasi;

2. Perumusan kebijakan teknis pembinaan kelembagaan dan tatalaksana koperasi serta pengawasan dan pengendalian koperasi;

3. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi dalam pembinaan dan tatalaksana, koperasi serta pengawasan dan pengendalian koperasi;

4. Penyelenggaraan pembinaan dan tatalaksana, koperasi serta pengawasan dan pengendalian koperasi;

5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembinaan dan tatalaksana, koperasi serta pengawasan dan pengendalian koperasi.


(53)

V.1 Kepala Seksi Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Tugas Pokok :

Melaksanakan pembinaan organisasi di bidang pemberdayaan dan penguatan kelembagaan.

V.2 Kepala Seksi Pendirian dan Pengawasan Usaha Perkoperasian Tugas Pokok :

Melaksanakan pengawasan dan pendirian usaha perkoperasian V.3 Kepala Seksi Pengkajian dan Bina Kerjasama

Tugas Pokok :

Melaksanakan pengkajian bina kerjasama perkoperasian VI. Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Tugas Pokok:

Merumuskan dan melaksanakan kebijakan tekhnis usaha mikro kecil dan menengah, promosi dan pemasaran usaha mikro kecil dan menengah serta pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah;

Fungsi:

1. Penyusunan program dan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah;

2. Menyusun konsep kebijakan tekhnis pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah promosi dan pemasaran usaha mikro kecil dan menengah serta pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah;

3. Menyusun pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah promosi dan


(54)

pemasaran usaha mikro kecil dan menengah serta pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah;

4. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah;

5. Penyelenggaraan pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah, promosi dan pemasaran usaha mikro kecil dan menengah serta pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah.

VI.1 Kepala Seksi Promosi dan Informasi Tugas Pokok :

Melaksanakan promosi dan informasi produk usaha mikro kecil dan menengah

VI.2 Kepala Seksi Kemitraan dan Sarana Usaha Tugas Pokok :

Melaksanakan kemitraan dan pengembangan sarana usaha mikro kecil dan menengah.

VI.3 Kepala Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Tugas Pokok :

Melaksanakan pemberdayaan sumber daya usaha mikro kecil dan menengah.


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian yang berupa data primer yang diperoleh peneliti dilapangan. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner penelitian kepada 28 orang pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.

4.1 Identitas Responden

4.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini jumlah pegawai yang menjadi responden peneliti berjumlah 28 orang dimana responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 16 orang dan wanita sebanyak 12 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase

(%)

1 Laki-laki 16 57,1

2 Perempuan 12 42,9

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden penelitian ini berjenis kelamin pria sebanyak 16 orang (57,1%) sedangkan yang sedangkan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 12 orang (42,9%). Berdasarkan hasil pemaparan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pegawai pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro


(56)

Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki.

4.1.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia para pegawai merupakan salah satu hal yang penting untuk organisasi. Pegawai yang berada pada usia produktif diharapkan mampu bekerja dengan baik dan bersemangat, pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli para pegawainya paling banyak pada usia 31- 40 tahun dan 41-50 tahun. Dengan kategori usia tersebut maka para pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli termasuk pada golongan usia produktif, dengan usia produktif diharapkan kinerja Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli dapat bekerja dengan lebih baik. Berikut adalah tabel distribusi pegawai berdasarkan usia.

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

1 <30 tahun 3 10.7

2 31-40 tahun 14 50.0

41-50 tahun 5 17.9

51-60 tahun 6 21.4

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 28 responden dari segi usia mayoritas berusia 41-50 tahun yaitu sebanyak 14 (50%). Untuk responden yang paling sedikit yaitu terdapat pada usia <30 tahun ke atas sebanyak 3 orang atau (10,7%). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan


(57)

bahwa pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli tergolong pada usia produktif, sehingga mereka mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik.

4.1.3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada dasarnya seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki pengetahuan yang cukup baik. Sama halnya dengan seorang seorang pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi maka pengetahuan yang dimiliki cukup baik, sehinga lebih mampu dan cakap untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Berikut adalah tabel distribusi pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SMP 1 3.6

2 SMA 6 21.4

3 D3 6 21.4

4 S1 14 50.0

5 S2 1 3.6

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan Strata 1 (S1) yaitu sebanyak 14 orang (50%) selanjutnya diikuti oleh tingkat pendidikan D3 yaitu sebanyak 6 orang (21,4%) dan SMA sebanyak 6 orang (22,4%), sedangkan tingkat pendidikan responden yang paling sedikit adalah pendidikan SMP sebanyak 1 orang (3,6%) dan Pasca Sarjana (S2) sebanyak 1 orang (3,6%). Dengan latar belakang pendidikan


(58)

yang dimiliki pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli yang sebagian besar Sarjana (S1) diharapkan mampu menghasilkan kerja yang lebih baik dan cepat tanggap atas arahan yang diberikan pemimpin karena semakin tinggi tingkat pendidikan pegawai maka akan semakin tinggi pula logika berpikir dan tingkat kepercayaan dirinya sehingga mereka dalam melakukan aktivitas kerjanya akan lebih sistematis sehingga akan berdampak positif pada kinerjanya

4.1.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja atau lama bekerja mempengaruhi penguasaan rincian pekerjaan dari seseorang pegawai. Responden dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai pengalaman, kepercayaan diri dan penguasaan pekerjaan yang lebih baik. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan dari penyebaran kuesioner maka diperoleh data tentang masa kerja responden pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Masa Kerja

No Masa kerja Jumlah (orang) Persentase (%)

1 <5 tahun 2 7.1

2 6-10 tahun 8 28.6

3 11-20 tahun 6 21.4

4 21-30 tahun 8 28.6

5 30> tahun 4 14.3

Jumlah 28 100


(59)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja dari rentang waktu 6-10 tahun sebanyak 8 orang (28,6%), 21-30 tahun sebanyak 8 orang (28.6%) bahkan ada responden yang bekerja sudah 30> sebanyak 4 orang (14,3%) tahun lebih. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli seharusnya sudah mempunyai pengalaman, kepercayaan diri dan penguasaan tugas pokok dan fungsi mereka yang lebih baik.

4.2 Penyajian Data tentang Gaya Kepemimpinan Situasional (variabel x)

Untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli, peneliti menggunakan tiga indikator yaitu, bimbingan dan pengarahan dari pimpinan, dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin dan tingkat kematangan anggota, yang kemudian disajikan dalam 10 pernyataan.

Pada setiap pernyataan terdapat lima pilihan jawaban yang mengharuskan responden untuk menentukan jawaban mereka atau memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Berikut adalah jawaban responden dari hasil penyebaran kuisioner kepada pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli.


(60)

Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang selalu menjelaskan tugas secara rinci dan sesuai dengan prosedur yang ada

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat Setuju 7 25.0

2 Setuju 17 60.7

3 Netral 3 10.7

4 Kurang Setuju 1 3.6

5 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Dari tabel di atas terlihat bahwa hampir dari seluruh responden yaitu pegawai merasa bahwa pimpinan selalu menjelaskan tugas-tugas secara rinci dan sesuai dengan prosedur yang ada. Terlihat dari jawab responden yaitu sangat setuju 7 orang (25%), setuju 17 orang (60,7%), netral 3 orang (10,7%) dan sisanya kurang setuju hanya 1 orang (3,6%). Walaupun setiap pegawai telah memiliki tugas pokok dan fungsi mereka masing-masing namun tetap saja pemimpin harus dapat menjelaskan tugas-tugas pegawai agar hasil pekerjaannya sesua dengan yang diinginkan atau minim kesalahan.

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang selalu mengontrol/ mengawasi kinerja pegawai

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat Setuju 12 42,9

2 Setuju 12 42,9

3 Netral 3 10,7

4 Kurang Setuju 1 3,6

5 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli tindakan pengawasan langsung dari pemimpin kepada pegawainya cukup tinggi hal ini dapat dilihat dengan


(61)

banyaknya responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (42,9%), setuju sebanyak 12 orang (42,9%) , netral 3 orang (10,7%), dan sisanya kurang setuju hanya 1 orang (3,6%).

Dari tabel di atas diketahui bahwa persentase pegawai yang setuju akan pernyataan pemimpin pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli selalu mengontrol/ mengawasi kinerja pegawainya. Hal ini tentu sangat baik dalam meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan mengawasi dan mengontrol kinerja mereka berarti melatih pegawai untuk lebih bekerja lebih baik dan lebih disiplin lagi.

Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang sering mengadakan rapat evaluasi kinerja pegawai

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat Setuju 15 53.6

2 Setuju 12 42.9

3 Netral 1 3.6

4 Kurang Setuju 0 0

5 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Rapat evaluasi kinerja merupakan hal yang penting untuk dilakukan alam suatu organisasi. Hal ini dilakukan guna mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan untuk agar nantinya dapat diperbaiki kembali kesalahan-kesalahan yang dilakukan atau pun mempertahankan prestasi bila kinerjanya sudah baik. Hal ini pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai untuk lebih baik lagi. Dari tabel di atas diketahui bahwa seorang Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil


(62)

evaluasi kerja pegawai yaitu dengan jumlah responden yang sangat setuju sebanyak 15 orang (53,6%), setuju 12 orang (42,9%) dan sisanya netral 1 orang (3,6%)

Tabel 4.8 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang menerima saran dan kritik pegawai dengan sangat baik

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat Setuju 12 42.9

2 Setuju 12 42.9

3 Netral 4 14.3

4 Kurang Setuju 0 0

5 Sangat Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas, terdapat sebanyak 12 orang (42,9%) menjawab sangat setuju, 12 orang (42,9%) menjawab setuju, 4 orang (14,3%) menjawab netral, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Melihat jawaban reponden diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli adalah pemimpin yang menerima saran dan kritik pegawai dengan sangat baik. Hal ini tentu sangatlah baik bagi pengembangan organisasi saran-serta kritik pegawai yang akan membangun organisasi.

Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang menciptakan kondisi/ keadaan yang nyaman untuk berpendapat dalam organisasi

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat Setuju 3 10.7

2 Setuju 17 60.7

3 Netral 8 28.6


(63)

5 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 3 orang (10,7%) responden menyatakan sangat setuju, 17 orang (60,7%) responden menyatakan setuju, sisanya 8 orang atau sebesar (28,6%) responden menyatakan netral. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat sebagian besar pegawai setuju bahwa pimpinan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli sudah cukup menciptakan kondisi/keadaan yang nyaman untuk berpendapat dalam organisasi. Hal ini berarti pegawai telah merasa nyaman akan lingkungan kerja mereka, sehingga hal ini dapat meningkatkan kinerja pegawai.

Tabel 4.10 Distribusi jawaban responden tentang pemimpin yang membangun hubungan kerja yang profesional berazaskan kekeluargaan

No Kategori Jumlah

(orang)

Persentase (%)

1 Sangat Setuju 4 14.3

2 Setuju 17 60.7

3 Netral 6 21.4

4 Kurang Setuju 1 3.6

5 Tidak Setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Seorang pemimpin harus senantiasa membangun hubungan kerja yang baik dan profesional dengan seluruh pegawainya. Hal ini penting dilakukan agar pimpinan dapat lebih objektif dalam bersikap terhadap seluruh pegawai. Dan pada akhirnya akan bermanfaat untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dalam organisasi. Dari tabel di atas diketahui bahwa pemimpin menciptakan kondisi/ keadaan yang nyaman untuk berpendapat dalam


(64)

organisasi sudah cukup baik dalam membjadi pemimpin yang mengbangun hubungan baik terhadap pegawainya. Hal ini dapat dilihat dari persentse responden yang sangat setuju yaitu 4 orang (14,3%), responden yang setuju 17 orang (60,7%), responden yang menjawab netral sebanyak 6 orang (21,4%) dan sisanya kurang setuju 1 orang (3,6%)

Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden tentang pemahaman pegawai terhadap arahan pimpinan dalam melaksanakan tugas

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat setuju 15 53.6

2 Setuju 12 42.9

3 Netral 1 3.6

4 Kurang setuju 0 0

5 Tidak setuju 0 0

Jumlah 28 100

Sumber: Kuesioner, 2015

Berdasarkan tabel diatas, responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 15 orang (53,6%), setuju 12 orang (42,9%) sedangkan sisanya hanya 1 orang (3,6%) yang menjawab netral mengenai pemahaman pegawai atas arahan yang diberikan pemimpin dalam melaksanaan tugas, sehingga dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengarahan yang diberikan pemimpin Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Gunungsitoli kepada pegawai mudah dimengerti sehingga pegawai paham terhadap tugas yang mereka kerjakan.

Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden tentang kesiapan pegawai dalam mengambil resiko suatu pekerjaan

No Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Sangat setuju 6 21.4

2 Setuju 11 39.3

3 Netral 8 28.6


(1)

Lampiran 2

TABULASI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

NO

X Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 42

1. 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 46

2. 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 41

3. 4 4 5 4 4 4 5 3 3 5 41

4. 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5 36

5. 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 44

6. 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 36

7. 4 2 4 4 4 2 3 4 5 4 44

8. 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 39

9. 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 37

10. 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 44

11. 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 44

12. 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 45

13. 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 41

14. 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 38

15. 4 5 4 4 3 4 4 2 3 5 44

16. 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 41

17. 4 5 4 3 4 4 4 5 3 5 42

18. 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 43

19. 4 5 5 5 3 3 5 4 5 4 45

20. 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 42


(2)

22. 4 3 4 5 4 5 5 5 3 4 38

23. 4 5 5 3 4 4 4 1 3 5 43

24. 4 5 5 5 3 5 5 3 3 5 45

25. 4 5 5 4 5 3 5 4 5 5 34

26. 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 45

27. 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 40

28. 4 3 4 5 4 4 5 3 4 4 42

TABULASI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI KINERJA PEGAWAI

NO

Y Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 39

1. 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 44

2. 5 3 5 4 5 5 4 4 5 4 45

3. 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 40

4. 5 5 5 3 4 3 3 3 5 4 42

5. 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 43

6. 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 35

7. 3 4 4 3 3 4 4 2 3 5 36

8. 5 1 4 2 5 4 5 4 4 2 42

9. 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 35

10. 4 1 5 4 4 2 3 3 5 4 41

11. 4 2 5 4 5 4 5 3 4 5 38

12. 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 45

13. 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 39


(3)

15. 4 2 4 2 4 4 3 1 4 3 45

16. 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 31

17. 4 1 4 3 4 4 3 2 4 2 39

18. 5 3 4 2 5 4 3 4 4 5 43

19. 5 5 5 4 5 4 3 3 4 5 45

20. 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 42

21. 5 3 4 4 5 4 5 4 4 4 43

22. 4 3 5 4 4 4 5 5 4 5 38

23. 4 2 5 3 5 4 4 4 4 3 46

24. 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 35

25. 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 37

26. 2 2 4 3 5 4 4 4 5 4 37

27. 4 2 4 3 4 4 4 3 4 5 41

28. 4 3 4 3 5 5 4 5 4 4 39

TOTAL JAWABAN RESPONDEN

NO X Y

1. 42 39

2. 46 44

3. 41 45

4. 41 40

5. 36 42

6. 44 43

7. 36 35


(4)

9. 39 42

10. 37 35

11. 44 41

12. 44 38

13. 45 45

14. 41 39

15. 38 31

16. 44 45

17. 41 31

18. 42 39

19. 43 43

20. 45 45

21. 42 42

22. 42 43

23. 38 38

24. 43 46

25. 45 35

26. 34 37

27. 45 37


(5)

Lampiran 3

Frequency Table

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <30 tahun 3 10.7 10.7 10.7

31-40 tahun 14 50.0 50.0 60.7

41-50 tahun 5 17.9 17.9 78.6

51-60 tahun 6 21.4 21.4 100.0

Total 28 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 16 57.1 57.1 57.1

Perempuan 12 42.9 42.9 100.0

Total 28 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMP 1 3.6 3.6 3.6

SMU 6 21.4 21.4 25.0

D3 6 21.4 21.4 46.4

S1 14 50.0 50.0 96.4

S2 1 3.6 3.6 100.0

Total 28 100.0 100.0

MASA KERJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <5 tahun 2 7.1 7.1 7.1

6-10 tahun 8 28.6 28.6 35.7

11-20 tahun 6 21.4 21.4 57.1

21-30 tahun 8 28.6 28.6 85.7

30> tahun 4 14.3 14.3 100.0


(6)

Lampiran 4 Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method 1 GAYA

KEPEMIMPINAN SITUASIONALa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 74.340 1 74.340 4.828 .037a

Residual 400.338 26 15.398

Total 474.679 27

a. Predictors: (Constant), GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL b. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI

Coefficientsa

a. Dependent Variable: KINERJA PEGAWAI Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence

Interval for B Correlations

B

Std.

Error Beta

Lower Bound

Upper Bound

Zero-order Partial Part (Constant) 18.394 9.812 1.87

5


Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Padang Sidempuan

0 31 104

Pemberdayaan Usaha MIkro Kecil Dan Menengah (UMKM) Sentra Kaos Suci Oleh Dinas Koperasi UMKM Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

4 42 137

KINERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 14 45

PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KOTA CIREBON.

0 0 24

2.11.1 dinas perindustrian, perdagangan, koperasi dan usaha kecil menengah

0 0 3

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

1 1 1

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ACEH

0 0 20

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota Gunungsitoli

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Kota Gunungsitoli

0 0 24

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR Oleh : Hendra Gunawan *) Abstract - PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN

0 0 27