Ayat 2 Ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan untuk memberi kepastian
hukum kepada Wajib Retribusi. Ayat 3
Cukup jelas. Ayat 4
Cukup jelas. b. Jika suatu istilahkatafrasa dalam suatu pasal atau ayat yang memerlukan
penjelasan, gunakan tanda baca petik “…” pada istilahkatafrasa tersebut. Contoh:
Pasal 25 Ayat 1
Yang dimaksud dengan “tidak dapat diborongkan” adalah seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan
kepada pihak ke 3 tiga. Ayat 2
Cukup jelas. Ayat 3
Cukup jelas. Ayat 4
Cukup jelas.
F. Lampiran jika diperlukan
144. Dalam hal peraturan memerlukan lampiran, hal tersebut harus dinyatakan dalam
batang tubuh dan pernyataan bahwa lampiran tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan yang bersangkutan. Pada akhir lampiran harus
dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat yang mengesahkanmenetapkan peraturan yang bersangkutan.
BAB II HAL-HAL KHUSUS
A. PENDELEGASIAN KEWENANGAN
145. Peraturan Daerah dapat mendelegasikan kewenangan untuk :
a. mengatur lebih lanjut materi tertentu dengan Peraturan Kepala Daerah; atau
b. menetapkan materi tertentu dengan Keputusan Kepala Daerah.
Contoh: Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pembayaran retribusi diatur dengan
Peraturan GubernurBupatiWalikota. Contoh b:
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan tempat pembayaran retribusi ditetapkan dengan Keputusan GubernurBupatiWalikota.
146. Pendelegasian kewenangan harus menyebut dengan tegas:
a. ruang lingkup materi yang diatur; dan b. jenis instrumen hukum yang digunakan Peraturan GubernurBupati
Walikota atau Keputusan GubernurBupatiWalikota. 147.
a. Jika materi yang didelegasikan sebagian sudah diatur pokok‐pokoknya di dalam Peraturan Daerah Provinsi yang mendelegasikan dan materi tersebut
dinyatakan diatur dengan Peraturan Gubernur, gunakan rumusan Ketentuan lebih lanjut mengenai … sebagaimana dimaksud pada ayat ... diatur
dengan Peraturan Gubernur.
Contoh: Pasal…
1 ... 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai … sebagaimana dimaksud pada ayat 1
diatur dengan Peraturan Gubernur. b. Jika materi yang didelegasikan sebagian sudah diatur pokok‐pokoknya di dalam
Peraturan Daerah KabupatenKota yang mendelegasikan dan materi tersebut dinyatakan diatur dengan Peraturan BupatiWalikota, gunakan rumusan
Ketentuan lebih lanjut mengenai … sebagaimana dimaksud dalam Pasal ...diatur dengan Peraturan BupatiWalikota.
Contoh: Pasal…
1 … 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai… sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
diatur dengan Peraturan BupatiWalikota. 148. a. Jika materi yang didelegasikan sama sekali belum diatur pokok‐pokoknya di
dalam Peraturan Daerah Provinsi yang endelegasikan dan Materi tersebut dinyatakan diatur dengan Peraturan Gubernur, gunakan rumusan
Ketentuan mengenai … sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... diatur dengan Peraturan Gubernur
Contoh: Pasal…
1 … 2 Ketentuan mengenai.... sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 diatur dengan
Peraturan Gubernur. b. Jika materi yang didelegasikan sama sekali belum diatur pokok‐pokoknya di
dalam Peraturan Daerah KabupatenKota yang mendelegasikan dan materi tersebut dinyatakan diatur dengan Peraturan BupatiWalikota, gunakan
rumusan Ketentuan mengenai … sebagaimana dimaksud pada ayat 6 diatur dengan Peraturan BupatiWalikota.
Contoh: Pasal...
1 …. 2 Ketentuan mengenai … sebagaimana dimaksud pada ayat 6 diatur dengan
Peraturan BupatiWalikota. 149.
Untuk mempermudah dalam penentuan judul dari peraturan pelaksana yang akan dibuat, rumusan pendelegasian pengaturan lebih lanjut perlu mencantumkan
secara singkat dan mencerminkan isi peraturan yang akan diatur.
Contoh: Pasal 11
1 ... 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara dan syarat pemberian izin
pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat 11 diatur dengan Peraturan GubernurBupatiWalikota.
150. Jika pasal terdiri dari beberapa ayat, pendelegasian kewenangan dimuat pada ayat terakhir dari pasal yang bersangkutan.
Contoh: Pasal 14
1 .... 2 ....
3 .... 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai.... sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur
dengan Peraturan GubernurBupatiWalikota. 151. Jika pendelegasian kewenangan terdiri atas beberapa ayat dalam 1 satu pasal atau
beberapa pasal yang diatur lebih lanjut dalam jenis peraturan yang sama misal Peraturan GubernurBupatiWalikota rumusan pendelegasian tidak perlu menyebut
secara rinci masing‐masing isi dari ayat atau pasal yang didelegasikan, tetapi cukup dengan menyebut ayat atau pasal yang didelegasikan.
Contoh untuk beberapa ayat dalam 1 pasal Pasal...
1 … 2 …
3 …
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai hal sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 diatur dengan Peraturan GubernurBupatiWalikota.
Contoh untuk beberapa pasal Pasal...
Ketentuan lebih lanjut mengenai hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal .., Pasal... dan Pasal... diatur dengan Peraturan GubernurBupatiWalikota.
152. Pendelegasian kewenangan mengatur, tidak boleh dirumuskan secara blangko. Contoh:
Pasal… Hal‐hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah, diatur lebih lanjut
dengan Peraturan GubernurBupatiWalikota. 153. Kewenangan yang didelegasikan kepada Kepala Daerah tidak dapat didelegasikan
lebih lanjut kepada Pejabat lain di daerah kecuali jika ditentukan lain dalam Peraturan Daerah.
154. Peraturan Daerah tidak boleh mengulangi rumusan materi yang telah dimuat dalam peraturan perundang‐undangan yang lebih tinggi. Peraturan Daerah memuat
penjabaran lebih lanjut materi peraturan perundang‐undangan yang lebih tinggi, sehingga dapat langsung diterapkan.
155. Peraturan Kepala Daerah tidak boleh mengulangi rumusan materi yang telah dimuat dalam Peraturan Daerah yang mendelegasikan. Peraturan Kepala Daerah memuat
penjabaran lebih lanjut materi Peraturan Daerah. 156. Dalam hal diperlukan sebagai pengantar aanloop untuk merumuskan norma atau
ketentuan lebih lanjut di dalam pasal ‐pasal atau ayat ‐ayat peraturan pelaksana, dapat dilakukan pengulangan rumusan materi.
B. PENYIDIKAN