4 Perumusan Penjelasan a. Penjelasan Umum
Hampir tidak ada ketentuan spesifik yang harus diterapkan, kecuali uraian penjelasan harus disusun secara runtut sesuai materi dalam batang tubuh. Tidak
memuat norma, tidak ada larangan menggunakan anak kalimat. b. Penjelasan Pasal Demi Pasal
untuk kata atau istilah yang dijelaskan ditulis diantara tanda baca petik “ … “; bahasa asing boleh digunakan tetapi cara penulisan dalam huruf cetak miring;
tidak boleh memuat norma, dengan demikian tidak menggunakan kata “harus”, “wajib”, “dilarang: dst.
Sesuai dengan makna penjelasan Pasal demi Pasal, maka tidak boleh merumuskan penjelasan beberapa Pasal dalam satu penjelasan, misalnya
Penjelasan Pasal 4 sd 9 Cukup jelas, tetapi harus ditulis penjelasan setiap Pasal.
D. Perancangan Untuk Penegakan Hukum
I. Sangsi Pidana dan Sangsi Administratif.
1. Tanpa sanksi yang sesuai untuk penegakan hukumnya, Peraturan Perundangundanganyang dirancang sebaik apapun tidak akan efektiftidak ada
daya atau hasil gunanya. 2. Sanksi, terkait dengan atau sebagai konsekwensi suatu norma yang dirumuskan
dalam bentuk suatu : a.
Larangan; b.
Perintah harus; atau c.
Kewajiban wajib. ditambah dengan hukuman jika larangan, perintah, atau kewajiban tidak diikuti
oleh yang bersangkutan. 3. Penerapan sanksi pidana mempunyai tujuan utama :
a. hukuman bagi pelanggar;
b. membuat jera seseorang untuk melakukan kembali pelanggaran hukum; atau
c. mencegah pihak lain untuk melakukan pelanggaran hukum.
4. Penegakan hukum pidana merupakan proses terbuka, karena : a. penyelesaiannya melalui sidang pengadilan yang sifatnya terbuka untuk
umum dan dapat dilihat oleh masyarakat umum; dan b. melibatkan beberapa aparat Negara, yakni polisi, jaksaKPK, dan hakim.
5. Penegakan hukum secara administratif ada yang melalui proses terbuka ada yang tidak terbuka, karena tidak melalui sidang pengadilan yang terbuka untuk umum
seperti halnya penegakan hukum secara pidana.Penegakan hukum atas pelanggaran administratif secara terbuka dilakukan melalui PTUN. Sedangkan
yang tidak terbuka dilakukan melalui pengenaan denda atau pencabutan izin secara pribadi.
Denda dapat berupa :
a. denda pidana; dan b. denda administratif, misalnya kewajiban membayar sejumlah uang tertentu
karena keterlambatan membayar rekening listrik.
6. Pencabutan izin suatu perusahaan harus hati ‐hati mengingat akan menyangkut
masalah tenaga kerja. 7. Penegakan Hukum dilakukan oleh
a.Mahkamah Agung dan 4 empat lingkungan Peradilan dibawahnya. Mahkamah agung berwenang :
1. mengadili pada tingkat kasasi; 2. menguji peraturan perundang
‐undangan di bawah Undang‐Undang terhadap Undang
‐Undang; dan 3. wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang
‐Undang. b. Mahkamah Konstitusi
1. menguji Undang ‐Undang terhadap Undang‐Undang Dasar 1945
2. sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang
‐Undang Dasar; 3. memutus pembubaran Partai Politik; dan
4. memutus Perselisihan hasil Pemilu.
II. Gugatan Perdata.