NAMA, OBJEK, SUBJEK, GOLONGAN,

lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 10. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Kota Bima berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 11. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Kota Bima untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 13. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan pelayanan jasa umum dari Pemerintah Kota Bima. 14. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. 15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang. 16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disebut SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan kelebihan retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang. 17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi danatau sanksi administratif berupa bunga danatau denda. 18. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak , penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya. 19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah danatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah. 20. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II NAMA, OBJEK, SUBJEK, GOLONGAN,

TARIF RETRIBUSI DAN CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA Pasal 2 1 Jenis Retribusi Jasa Umum yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah : a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan; c. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum; d. Retribusi Pelayanan Pasar; e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor f. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; g. Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus; h. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; i. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. 2 Jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digolongkan sebagai retribusi Jasa Umum. Bagian Kesatu Retribusi Pelayanan Kesehatan Pasal 3 1 Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan dipungut setiap retribusi pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis. 2 Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah Kota Bima, kecuali pelayanan pendaftaran. 3 Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Propinsi, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. Pasal 4 1 Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmenikmati pelayanan kesehatan. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Kesehatan. Pasal 5 Tingkat Penggunaan jasa retribusi pelayanan kesehatan diukur berdasarkan jenis pelayanan, bahanperalatan yang digunakan, dan frekwensi pelayanan kesehatan. Pasal 6 1 Retribusi Pelayanan Kesehatan diatur dengan rincian sebagai berikut : a. Jasa Pelayanan sebesar 40 empat puluh perseratus b. Jasa Sarana sebesar 60 enam puluh perseratus 2 Jasa Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, adalah pendapatan daerah Pasal 7 1 Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf a ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran I Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Kedua Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan Pasal 8 1 Dengan nama retribusi pelayanan persampahankebersihan dipungut setiap retribusi pelayanan persampahan kebersihan. 2 Objek Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b adalah pelayanan persampahankebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bima, meliputi : a. pengambilanpengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara; b. pengangkutan sampah dari sumbernya danatau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan atau pembuangan akhir sampah; dan c. penyediaan lokasi pembuanganpemusnahan akhir sampah. 3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya. Pasal 9 1 Subjek Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf b adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmenikmati pelayanan Persampahan Kebersihan. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan PersampahanKebersihan. Pasal 10 Tingkat Penggunaan jasa Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan diukur berdasarkan jenis dan Klasifikasi usaha. Pasal 11 1 Tarif Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf b ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran II Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Ketiga Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum Pasal 12 1 Dengan nama retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut setiap retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum. 2 Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bima. Pasal 13 1 Subjek Retribusi Pelayanan Parkir ditepi jalan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf c adalah orang pribadi yang menggunakanmenikmati pelayanan parkir. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Parkir ditepi Jalan Umum. Pasal 14 1 Tingkat Penggunaan jasa Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum dapat diukur berdasarkan jenis kendaraan, dan frekwensijangka waktu penggunaan tempat parkir. 2 Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum dipungut setiap kali melakukan parker. 3 Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum juga dapat dipungut dengan kartu parkir berlangganan. 4 Kartu Parkir Berlangganan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 di atas akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 15 1 Tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf c ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran III Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Keempat Retribusi Pelayanan Pasar Pasal 16 1 Dengan nama retribusi pelayanan pasar dipungut setiap penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana yang dikelola Pemerintah Kota Bima, dan khusus disediakan untuk pedagang. 2 Objek Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 huruf d adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional sederhana, berupa pelataran, los, toilet umum dan fasilitas pendukung lainnya yang dikelola Pemerintah Kota Bima, dan khusus disediakan untuk pedagang. 3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Pasal 17 1 Subjek Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf d adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmemanfaatkan fasilitas Pasar. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Pasar. Pasal 18 Tingkat Penggunaan jasa pelayanan pasar diukur berdasarkan jenis fasilitas, luas, jangka waktu pemakaian fasilitas pasar yang digunakan. Pasal 19 1 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 huruf d ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran IV Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Kelima Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Pasal 20 1 Dengan nama retribusi pengujian kendaraan bermotor dipungut retribusi atas setiap pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang diwajibkan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 2 Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf e adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bima. 3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Pasal 21 1 Subjek Retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang melaksanakan Pengujian Kendaraan Bermotor. 2 Wajib Retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi pengujian kendaraan bermotor. Pasal 22 Tingkat penggunaan jasa retribusi pengujian kendaraan bermotor diukur berdasarkan jenis pelayanan dan kendaraan bermotor yang diuji. Pasal 23 1 Tarif Retribusi pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 huruf e ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran V Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Keenam Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Pasal 24 1 Dengan nama retribusi penggantian biaya cetak peta dipungut retribusi atas setiap pelayanan penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bima. 2 Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf f adalah penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bima. 3 Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah penyediaan Peta yg dibuat oleh Pemerintah Kota Bima seperti Peta Dasar Garis, Peta Foto, Peta Digital, Peta Tematik, Peta Teknis Struktur, seperti : a. Peta Kota b. Peta RUTRK c. Peta JalanSungai d. Peta Perumahan e. Peta Gangguan Umum f. Peta Pariwisata g. Peta Geologis Pasal 25 1 Subjek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf f adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmenikmati pelayanan Cetak Peta. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Penggantian Biaya Cetak Peta. Pasal 26 Tingkat penggunaan Jasa retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta diukur berdasarkan Ukuran dan Jumlah peta. Pasal 27 1 Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf f ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran 6 Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Ketujuh Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus Pasal 28 1 Dengan nama retribusi penyediaan danatau penyedotan kakus dipungut retribusi atas penyediaan danatau penyedotan kakus oleh Pemerintah Kota Bima. 2 Objek Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf g adalah pelayanan penyediaan danatau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bima. 3 Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan penyediaan danatau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Pasal 29 1Subjek Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf g adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakanmenikmati pelayanan Penyedotan Kakus. 2Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang- undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum Pelayanan Penyedotan Kakus. Pasal 30 Tingkat penggunaan jasa retribusi penyediaan dan atau penyedotan kakus diukur berdasarkan jenis kendaraan angkut. Pasal 31 1 Tarif Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf g ditetapkan sebesar yang tercantum pada Lampiran 7 Peraturan Daerah ini. 2 Tarif Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi. Bagian Kedelapan Retribusi Pengolahan Limbah Cair Pasal 32 Kategori air limbah adalah pembuangan air habis pakai yang berasal dari kegiatan rumah tangga, tempat sosial, tempat niaga, tempat non niaga, industri dan tempat khusus yang diasumsikan sebagai air limbah dan perlu penanganan tentang dampak lingkungan. Pasal 33 1 Setiap badan usaha dan atau kegiatan usaha lainnya dilarang membuang air limbah langsung ke badan air dan atau ke sungai tanpa melalui proses pengelolaan. 2 Setiap badan usaha dan atau kegiatan usaha lainnya dilarang membuang air limbah yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. 3 Pembuangan air limbah yang melebihi baku mutu sebagaimana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 , akan mendapatkan perlakuan khusus. Pasal 34 Setiap badan usaha dan atau kegiatan usaha lainnya wajib membuat Unit Pengolahan Air Limbah sesuai dengan standar baku mutu limbah. Pasal 35 1 Dengan nama retribusi pengolahan limbah cair dipungut retribusi atas setiap pelayanan pengolahan limbah cair yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola secara khusus oleh Pemerintah Kota Bima. 2 Objek Retribusi Pengolahan Limbah cair sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf h adalah pelayanan pengolahan Limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola secara khusus oleh Pemerintah Kota Bima dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair. 3 Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah pelayanan pengolahan Limbah cair yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, pihak swasta, dan pembuangan limbah cair secara langsung ke sungai danatau saluran drainase. Pasal 36 Subyek Retribusi pengolahan limbah cair sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 huruf h adalah orang pribadi atau badan yang menggunakanmenikmati pelayanan instalasi limbah cair dari Pemerintah Kota Bima. Pasal 37 1 Tarif retribusi pengolahan limbah cair sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 huruf h diukur berdasarkan jenis pelayanan, volume limbah yang diolah dan jenis perlakuan treatment terhadap limbah. 2 Cara perhitungan retribusi limbah cair dari kegiatan industri dan kegiatan usaha lainnya ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran VIII Peraturan Daerah ini. Bagian Kesembilan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Pasal 38 1 Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman danatau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. 2 Menara telekomunikasi, adalah bangunan-bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan di atas tanah, atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa simpul, dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi. Pasal 39 1 Dengan nama retribusi pengendalian menara telekomunikasi dipungut retribusi atas setiap pelayanan pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi. 2 Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf i adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum. Pasal 40 1 Subjek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf i adalah orang pribadi atau Badan yang menyediakanmembangun menara telekomunikasi. 2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Pasal 41 Tingkat Penggunaan jasa retribusi pengendalian, menara telekomunikasi diukur berdasarkan jenis dan frekwensi pelayanan pengawasan, pengendalian dan pengamanan obyek menara telekomunikasi. Pasal 42 1 Tarif retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi ditetapkan sebesar 2 dua persen dari nilai jual objek pajak yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi. 2 Tarif Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali. 3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.

BAB III PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN