struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa simpul,
dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkan perangkat telekomunikasi.
Pasal 39 1 Dengan nama retribusi pengendalian menara telekomunikasi
dipungut retribusi atas setiap pelayanan pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi.
2 Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf i adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan
memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
Pasal 40 1 Subjek Retribusi
Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf i adalah
orang pribadi atau Badan yang menyediakanmembangun menara telekomunikasi.
2 Wajib Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
Pasal 41 Tingkat Penggunaan jasa retribusi pengendalian, menara
telekomunikasi diukur berdasarkan jenis dan frekwensi pelayanan pengawasan, pengendalian dan pengamanan obyek menara
telekomunikasi.
Pasal 42 1
Tarif retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi ditetapkan sebesar 2 dua persen dari nilai jual objek pajak
yang digunakan sebagai dasar penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan menara telekomunikasi.
2 Tarif Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali paling lama 3 tiga tahun sekali.
3 Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan ekonomi.
BAB III PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN
BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 43 1
Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa
yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.
2 Prinsip dan sasaran dalam penatapan tarif retribusi jasa
umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan.
3 Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan
biaya penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutupi sebagian biaya.
4 Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1
satu bulan takwin.
BAB IV PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu Wilayah Pemungutan
Pasal 44 Retribusi Daerah yang terutang dipungut di Wilayah Kota Bima.
Bagian Kedua Cara Pemungutan dan Tata Cara Pembayaran
Pasal 45 1Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan. 2Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan. 3Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dapat digunakan apabila telah diporporasi oleh Walikota Bima dan atau SKPD teknis yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Walikota Bima.
4SKRD ditentukan berdasarkan potensi yang tersedia danatau berdasarkan jumlah pemanfaatan dokumen lain sebagaimana
dimaksud pada ayat 2. 5Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada
waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan dari retribusi
yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.
6Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan isi SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 diatur dengan Peraturan Walikota Bima.
Pasal 46 Seluruh hasil penerimaan retribusi disetor ke Kas Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 47 1 Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
2
Setiap pembayaran retribusi diberikan tanda bukti pembayaran yang sah
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan retribusi termasuk tata cara pembayaran, penyetoran,
tempat pembayaran, dan angsuran serta penundaan pembayaran retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota Bima.
Bagian Ketiga
Penagihan Pasal 48
1 Penagihan retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar
dilakukan dengan menggunakan STRD. 2
Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didahului dengan surat teguran.
3 Pengeluaran surat teguran sebagai tindakan awal pelaksanaan
penagihan retribusi setelah 15 lima belas hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.
4 Dalam jangka waktu 15 lima belas hari setelah tanggal surat
teguran, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. 5
Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
6 Tata cara penagihan dan penerbitan surat teguran diatur dengan
Peraturan Walikota Bima.
Bagian Keempat Keberatan
Pasal 49 Keberatan dapat diajukan oleh wajib ratribusi atas Surat Ketetapan
Retribusi Daerah terutang.
Pasal 50 1 Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan atas SKRD
atau dokumen yang dipersamakan kepada Walikota Bima atau pejabat yang ditunjuk.
2 Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
3 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi
tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
4 Keadaan diluar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak atau
kekuasaan wajib Retribusi. 5 Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar
Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi. Pasal 51
1 Walikota Bima dalam jangka waktu paling lama 3 bulan
bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harus memberi
keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
2 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah
untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Walikota
Bima.
3 Keputusan Walikota Bima atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
4 Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
1 telah lewat dan Walikota Bima tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 52 Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, maka
Pemerintah Kota Bima menindaklanjutinya sesuai dengan isi dan ruang lingkup keberatan yang diterima .
BAB V PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN