Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012
4.2.2. Jumlah Responden Menurut Status Perkawinan
Jumlah responden menurut status perkawinannya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Dapat dilihat dalam grafik bahwa responden pelaku usaha informal di
kota Manado paling banyak berstatus kawinmenikah sebanyak 84, sedangkan yang belum kawinmenikah hanya sebesar 11 dan responden yang status perkawinannya
adalah cerai dudajanda sebesar 5. 4.2.3. Jumlah Responden Menurut Status Pendidikan
Jumlah responden pelaku usaha informal menurut status pendidikannya, dapat dilihat pada grafik. Berdasarkan grafik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang
tertinggi yang dimiliki oleh pelaku usaha informal adalah SD sederajat sebesar 47, kemudian disusul oleh tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yang masing-masing yaitu
22 dan 20 , dan diikuti oleh yang tidak pernah sekolah hanya sebesar 11 . 4.2.4. Jumlah Responden Menurut Asal Daerah
Responden pelaku usaha informal di kota Manado menurut asal daerahnya dapat tergambar pada grafik berikut ini. Dalam grafik tergambar bahwa responden
menurut asal daerah terbanyak adalah dari pulau Jawa sebesar 61 , kemudian dari Minahasa sebesar 13, diikuti dari Gorontalo sebesar 10, lalu dari Sulawesi Non-
Sulawesi Utara dan Sangihe Talaud masing-masing sebesar 8, sedangkan daerah lainnya tidak ada.
4.2.5. Kepemilikan Tempat Tinggal Responden
Kepemilikan tempat tinggal responden dapat terlihat pada grafik 6.5 di bawah ini. Bila diperhatikan pada grafik maka dapat tergambar bahwa hampir sebagian besar
yaitu 42 responden pelaku informal mempunyai rumah sendiri, kemudian ada 32 responden yang mengontrak rumah dan sisanya yaitu 26 responden memilih hanya
bertempat tinggal di kost. 4.2.6. Jenis Usaha Responden
Bila diperhatikan bahwa responden pelaku usaha informal mempunyai jenis usaha yang beraneka ragam. Hal ini dapat terlihat pada grafik 6.7, dimana hampir
sebagian besar yaitu 32 mempunyai bidang usaha yang beraneka ragam, yang terbanyak selanjutnya adalah usaha bakso sebesar 21, diikuti oleh usaha gorengan
sebesar 18, lalu usaha nasimie goreng sebesar 10, kemudian usaha Gado- gadoketoprak sebesar 8, usaha sayuran sebesar 5 dan Mie Ayam sebesar 3.
4.2.7. Keuntungan Rata-Rata yang dihasilkan Responden
Berdasarkan Grafik diperlihatkan besarnya keuntungan rata-rata yang dihasilkan oleh Responden adalah keuntungan rata-rata Rp 100.000
Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012
4.2.8. Modal Harian yang dibutuhkan Responden
Untuk melihat besaran modal yang dibutuhkan para responden pelaku usaha informal tersaji pada Grafik di bawah ini. Berdasarkan grafik 6.10 ditunjukkan bahwa
sebagian besar responden yaitu 49 membutuhkan modal harian diatas Rp 200.000,- , sedangkan yang membutuhkan modal harian antara Rp 50.000
Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012
4.2.14. Hubungan Responden Terhadap Bank
Adapun hubungan antara responden dengan pihak Bank dapat dilihat pada Grafik dibawah ini yang menyatakan bahwa hampir 62 responden pelaku usaha
informal tidak pernah berhubungan dengan bank dan hanya 28 yang pernah berhubungan dengan pihak bank. Hal ini menunjukkan bahwa bank belum pernah
melakukan sosialisasi terhadap para pelaku usaha informal ini, sehingga hal ini bisa menjadi suatu peluang untuk menciptakan market baru bagi pihak bank.
4.2.15. Tawaran Kredit Tanpa Agunan Dari Bank Kepada Responden
Para responden yang meupakan para pelaku usaha informal menyatakan apabila ada dari pihak bank yang memberikan tawaran krdit kepada para responden
maka jawabannya terangkum pada grafik 6.18 dibawah ini yang mana telihat bahwa hampir 61 responden menyatakan tidak tertarik , sedangkan responden yang tertarik
dan berminat memperoleh kredit hanya 28 responden saja, dan sisanya yang lain sebesar 11 berpendapat lain.
4.2.16. Keberadaan KUR bagi Responden
Untuk program kredit pemerintah tanpa agunan yang ditujukan bagi usaha mikro kecil terutama bagi kaum informal yaitu Kredit Usaha Rakyat, maka dapat
terlihat keberadaan KUR ini bagi responden seperti yng tampak pada grafik dibawah ini, dimana terlihat bahwa 55 responden menyatakan mengetahui adanya KUR ini
dan sisanya 45 menyatakan tidak mengetahui adanya program KUR ini. Dari hal ini dapat dinyatakan bahwa sosialisasi Kredit Usaha Rakyat ini masih kurang optimal
menyentuh lapisan bawah terutama kaum pelaku usaha informal sebagai sasaran program KUR ini.
4.2.17. Ketertarikan KUR bagi Responden