Masalah Pembiayaan Pedagang Keliling

Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012

4.2.19. Pihak Pemberi Bantuan Usaha Bagi Responden

Bila dilihat dari pihak yang memberi bantuan bagi para pelaku usaha informal, tercatat pada grafik dibawah ini, yang menyatakan bahwa 100 responden yang menerima bantuan, didapat dari pihak pemerintah, sedangkan pihak LSM maupun pihak perusahaan sebagai CSR tidak ada yang memberi bantuan.

3.3. PERMASALAHAN UMUM PEDAGANG KELILING

3.3.1. Masalah Pembiayaan Pedagang Keliling

Modal capital adalah sesuatu yang mutlak yang harus ada dalam memulai suatu usaha baik itu usaha kecil, menengah maupun usaha besar. Dalam arti luas modal mecakup segala sumber daya resources atau modal dasar yang berupa modal manusia human capital, modal ekonomi economic capital dan modal sosial social capital. Kombinasi yang seimbang keberadaan ketiga hal tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan. Dalam konteks pedagang keliling keberadaan dan kesiapannya baik itu tingkat pendidikan, ketrampilan, jaringan, kepercayaantrust, aset dan akses terhadap lembaga keuangan, semua dalam kondisi yang rendah atau kurang. Hal ini sekaligus menajdi ciri utama dari masyarakat lapisan bawah, sektor informal dan masyarakat miskin pada umumnya. Hal ini juga dibenarkan oleh para pedagang itu sendiri. Dari hasil wawancara, diperoleh bahwa hampir sebagian besar para pedagang memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu hanya tamat Sekolah Dasar dan ada juga yang tidak tamat SD dikarenakan kondisi ekonomi orang tua di desa mereka yang miskin dan hanya bekerja sebagai buruh lepasan. Kemudian juga mereka mengakui bahwa mereka tidak mempunyai jaringan yang solid dalam membentuk suatu komunitas sehingga dalam melakukan pembinaan sangatlah sulit, kebanyakan hanya berupa jaringan pertemanan yang tidak solid yang berdasarkan atas kesamaan tempat tinggal kontrakkan. Bagi mereka, pembuatan jaringan komunitas antar sesama pekerjaan dan wilayah asal daerah sangat membuang waktu dan seringkali dianggap sebagai suatu bentuk gangguan dalam bekerja. Pemahaman tentang jaringannetwork ini perlu terus ditingkatkan dan harus adanya contoh nyata akan gunanya sistem jaringan komunitas ini bagi kelangsungan dan kemajuan usaha mereka. Hal utama yang mendasar bagi para pedagang keliling adalah permasalahan mengenai kebutuhan akan pembiayaan, darimana sumber dan lain sebagainya. Dari hasil wawancara diungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah pembiayaan ini, masih banyak para pedagang yang cenderung lebih meminjam ke saudara ataupun mertua, tetapi dengan kondisi yang tidak diharapkan, yang artinya adalah mereka mengakui bahwa pembiayaan ini dari keluarga terdekat masih jauh dari harapan atau masih mengalami kekurangan dibandingkan secukupnya dan juga seringkali tidak dapat diprediksikan jangka waktu peminjaman, karena sewaktu-waktu apabila saudara atau orangtuamertua mereka sangat memerlukan pengembalian pinjaman tersebut maka mereka harus dengan segere mengembalikannya, sehingga disini jelas pembiayaan dari keluarga tidak jelas jangka waktunya, walaupun bunga yang dikenakan tidak ada atau lebih rendah. Alternatif kedua biasanya para pedagang keliling meminjam untuk masalah pembiayaan ini kepada Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012 Sesungguhnya mereka mengetahui bahwa pembiayaan dengan cara ini jelas agak merugikan mereka karena dikenakan bunga tinggi dan pengembaliannya dicicil tiap hari sehingga tentu agak menganggu cash flow dari usaha mereka, malahan ada daripada pedagang ini menyatakan bahwa kalo meminjam dari Volume 7 No.3 Edisi Oktober 2012 baku ke pasar dan mereka biasanya sudah mempunyai gambaran bahwa pembelian bahan baku sejumlah tertentu maka akan menghasilkan sejumlah unit mangkok atau piring yang terjual. Bagi mereka pencatatan keuangan itu membutuhkan keahlian khusus sedangkan mereka menganggap itu bukan keahlian mereka karena rendahnya pendidikan. Para pedagang umumnya sudah mengetahui omzet maksimal bila penjualan dagangan mereka habis terjual semuanya dan sudah memperkirakan berapa besar keuntungan mereka, karena kapasitas usaha mereka tidak bisa mereka perbesar lagi disebabkan keterbatasan modal juga keterbatasan tenaga. Masalah pencatatan keuangan usaha ini yang seringkali menjadi bumerang bagi mereka di kemudian hari apabila lembaga keuangan micro masuk di dalam pembiayaan untuk usaha mereka. Hal pencatatan keuangan ini juga diakui oleh Mr. CJ, staff Bank BUMN Unit Pasar Karombasan yang diwawancarai, bahwa salah satu kendala bagi pengembangan pedagang usaha kecilmikro adalah ketidaktersediaannya laporan keuangan yang memadai, sehingga terkadang hal ini menyulitkan pihak bank untuk melakukan penilaian usaha. 3.3.4. Masalah Agunan Hal ini menjadi suatu permasalahan yang klasik, karena hampir seluruhh pedagang keliling ini tidak mempunyai agunan jaminan pinjaman. Hanya sebagian kecil saja yang mempunyai agunan dikarenakan karena warisan ataupun ataupun simpanan dari hasil kerja mereka sebelum menjadi pedagang keliling, itupun nilai agunan masih rendah kebanyakan hanya berupa tanah ataupun motor di desa. Bagi yang tidak mempunyai agunan, maka hal ini menjadi kendala utama apabila berhubungan dengan pihak bank. Bagi pihak bank adanya jaminan memang menjadi suatu point khusus dalam pemberian kredit, karena usaha kecil atau pedagang keliling ini sangat mudah sekali untuk mobile alias berpindah sehingga akan sangat menyulitkan bagi pihak bank untuk melakukan penagihannya bila berpinda-pindah.

3.3.5. Profil Kelayakan Usaha Pedagang Keliling

Dokumen yang terkait

PENGARUH BELANJA MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MANADO | Momuat | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 2285 4162 1 SM

0 0 1

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MANADO | Sampelan | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 2263 4124 1 SM

0 0 1

PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MANADO | Menajang | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 10408 20735 1 SM

1 1 18

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PERKOTAAN DI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 – 2014 | Sari | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 12789 25508 1 SM

0 0 19

KAJIAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN DI KOTA MANADO | Palar | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 14203 28361 1 SM

0 0 13

STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH | Siwu | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 16464 32992 1 SM

0 4 11

SEKTOR BASIS DAN KEBUTUHAN INVESTASI KOTA BITUNG DALAM MENGHADAPI KAWASAN EKONOMI KHUSUS | SONDAKH | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 17661 35610 1 SM

0 0 20

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MANADO | KOYONGIAN | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 17664 35618 1 SM

0 0 15

ANALISIS PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN EKONOMI SEKTOR KEUANGAN, REAL ESTATE, DAN JASA PERUSAHAAN DI KOTA MANADO (2007-2013) | Iksan | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 10763 21474 1 SM

0 0 14

this PDF file ANALISIS BELANJA DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MANADO DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMISKINAN | SENDOW | JURNAL PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH 1 SM

0 3 18