M.1tindakan
I.
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini para konselor diharapkan :
1. Memiliki pemahamam tentang konselor sebagai suatu profesi
2. Memiliki pemahamam tentang kinerja profesional konselor
3. Memiliki pemahaman tentang upaya peningkatan kinerja profesional
konselor melalui kegiatan penelitian tindakan.
B. Pokok Materi
Pokok bahasan modul meliputi :
1. Konselor sebagai seorang pribadi dan profesional
2. Tuntutan kinerja profesional konselor di sekolah
3. Upaya peningkatan kinerja profesional konselor melalui kegiatan
penelitian tindakan
C. Strategi
Agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan langkah yang dapat dilakukan
oleh para konselor adalah :
1. Mempelajari bahan bacaan materi
2. Mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan mandiri yang disarankan
3. Mengerjakan evaluasi
D. Evaluasi
Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan
75 % dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut
Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49%
E. Rujukan
Stringer Ernest T., 1996, Action Research (Handbook for practitioner), New
Delhi : Sage Publication
Yusi, 1999, Penelitian Tindakan (Refleksi Pengalaman), Makalah, Bandung :
jurusan PPB UPI
II
PENELITIAN TINDAKAN SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL
A. Konselor sebagai Pribadi dan Profesional
Konselor adalah sebuah profesi yang menuntut kemampuan dan keterampilan
untuk menjalin sebuah hubungan yang membantu, sehingga orang-orang yang
berhubungan dengannya merasakan manfaat dan atau dorongan untuk menjadi lebih baik.
Jalinan hubungan membantu yang dilakukan oleh seorang konselor bukan merupakan
interaksi yang bersifat satu arah, yang menempatkan konselor sebagai dewa penolong
yang tanpa cela. Tetapi harus merupakan interaksi yang bersifat dua arah yang tetap
menghargai orang yang dibantu sebagai individu yang memiliki potensi untuk menolong
dirinya sendiri.
Secara naluriah seseorang akan merasa senang dan aman untuk meminta bantuan
terhadap orang yang menunjukkan perhatian dan memiliki kemampuan untuk membantu.
Perhatian dan kemampuan konselor dalam menghadapi orang yang meminta bantuan yang selanjutnya dalam modul ini disebut dengan klien – berkenaan dengan dua hal yaitu
klien sebagai individu serta permasalahan yang dihadapi. Seorang klien akan memiliki
keberanian untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan difikirkan jika dihargai sebagai
individu apa adanya. Kemampuan konselor untuk mendengarkan dan memahami
permasalahan yang dikemukakan akan membuat klien memiliki harapan dan dorongan
menyelesaikan permasalahan.
Konselor tidak dapat berpura-pura memperhatikan klien atau mengajukan
berbagai pertanyaan asal saja pada saat menjalin hubungan yang membantu. Fikiran dan
perasaan konselor terhadap klien dan permasalahan yang dihadapi tercermin dalam
bentuk perilaku yang ditampilkan dan hal tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh klien.
Kemampuan dan keterampilan konselor dalam mengajukan berbagai pertanyaan maupun
pernyataan untuk menanggapi pembicaraan, menggali permasalahan dan mengajak klien
merencanakan tindakan, serta
memberi masukan dan mendorong klien membuat
keputusan merupakan indikasi profesionalisme.
Implikasi paparan diatas, seorang konselor harus menyadari dalam profesi
hubungan yang membantu, kemampuan dan keterampilan profesional tidak hanya
menyangkut pendekatan dan teknik yang digunakan tetapi juga kepribadian yang mampu
diaktualisasikan pada saat menjalin interaksi. Dengan kata lain seorang konselor dituntut
untuk mampu menampilkan diri sebagai seorang pribadi konselor yang profesional dalam
setiap tindakan yang dilakukan.
Untuk lebih memahami paparan jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan
renungkanlah apakah anda sudah menampilkan diri sebagai pribadi konselor yang
profesional.
1. Berapa banyak klien yang datang sendiri memohon bantuan pada anda ?
2. Bagaimana perasaan anda pada saat melakukan layanan bimbingan ?
3. Apakah anda menggunakan berbagai teknik bimbingan dan konseling pada saat
memberikan layanan bagi siswa ?
B. Tuntutan Kinerja profesional Konselor di Sekolah
Konselor dalam kapasitas keilmuan dan kemampuan yang dimiliki dituntut untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional. Kinerja yang dapat
ditampilkan merupakan bukti seorang konselor profesional atau tidak. Pada lingkungan
sekolah, konselor berperan sebagai sistem pendukung proses pendidikan dan
pembelajaran. Setiap kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah memerlukan
akses layanan bimbingan dan konseling sehingga mencapai hasil yang optimal. Akses
diberikan adalah pertimbangan dan bantuan dalam dimensi psikologis pendidikan.
Kinerja layanan bimbingan konseling meliputi :
1. Kemampuan menyusun program bimbingan dan konseling yang dapat mendukung
program sekolah sekaligus memenuhi kebutuhan para siswa sebagai subjek dan objek
pendidikan. Program bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan hasil
pengkajian terhadap program sekolah serta berdasarkan penelitian dan pengkajian
terhadap kebutuhan para siswa. Melalui upaya ini dapat disusun program umum yang
bersifat komprehensif dan program khusus yang bersifat spesifik. Program Khusus
memiliki tujuan-tujuan yang oprasional dengan pendekatan dan teknik yang spesifik
dan dilaksanakan untuk jangka waktu yang pendek.
2. Kemampuan melaksanakan program dalam setiap bidang bimbingan dengan
mempergunakan pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling secara profesional.
Bidang bimbingan meliputi bimbingan sosial pribadi, belajar dan karir, Untuk setiap
bidang bimbingan dilakukan dalam bentuk layanan individual maupun kelompok.
Terdiri atas layanan dasar umum, responsif dan perencanaan individual.
3. Kemampuan melaksanakan evaluasi terhadap program dan memberikan rekomendasi
pada pihak-pihak yang terkait di sekolah sebagai upaya peningkatan mutu
pembelajaran dan pendidikan. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil.
Hasil evaluasi harus mampu memberikan timbal balik bagi konselor untuk
meningkatkan kinerja, selain itu juga harus mampu menjadi landasan untuk membuat
rekomendasi.
4. Kemampuan menjalin kerjasama baik secara interen
maupun eksteren sekolah,
sehingga tercipta dukungan yang baik terhadap sistem pembelajaran dan pendidikan.
Kemampuan menjalin interaksi dan interalasi merupakan kunci kemampuan menjalin
kerjasama. Sasaran kerjasama yang paling penting adalah dengan siswa, karena siswa
adalah subjek dan objek pelayanan. Jalinan kerjasama dengan guru-guru, pimpinan
sekolah, orang tua, lembaga/ institusi di luar sekolah dan lainnya sesuai tujuan
program dimaksudkan sebagai upaya pendukung pencapaian hasil layanan yang
terbaik bagi siswa.
5. Kemampuan melaksanakan penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat tentang
berbagai permasalahan yang terjadi seorang konselor dituntut untuk mampu
melaksanakan penelitian. Data yang diperoleh melalui penelitian merupakan data
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan landasan pengembangan
program khusus.
6. Kemampuan mengelola dan melaksanakan tugas-tugas adminitratif. Administrasi
yang baik menunjang terhadap keberhasilan layanan bimbingan dan konseling.
Kreativitas dan kemampuan membuat keputusan tentang kegiatan administrasi yang
perlu dilakukan mendorong pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang lebih
efektif dan efisien.
Kinerja layanan yang tinggi dapat ditampilkan apabila konselor setiap saat
meningkatkan wawasan dan kemampuan diri baik secara formal maupun informal.
Pemahaman yang baik terhadap berbagai konsep bimbingan dan konseling akan
memberikan kerangka dasar tindakan. Latihan yang spesifik dan berkesinambungan akan
meningkatkan keterampilan dalam memberikan layanan. Upaya yang dapat dilakukan
oleh seorang konselor untuk meningkatkan kinerja layanan sekaligus memperoleh
peningkatan pemahaman dan keterampilan dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian
tindakan.
Untuk memperoleh pemahaman pribadi tentang tuntutan kinerja profesional
seorang konselor cobalah jawab dan renungkan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1. Apakah sebutan yang diberikan oleh guru lain terhadap pekerjaan bidang anda
2. Pernahkah anda dianggap tidak melakukan apapun oleh rekan-rekan guru lain di
sekolah
3. Berapa banyak siswa yang mengenali anda sebagai guru BP
C. Upaya Peningkatan Kinerja Profesional Konselor Melalui Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan menurut Stringer (1995:15) adalah suatu kegiatan yang
berfungsi untuk menemukan atau menginvestigasi masalah yang memungkinkan orang
dapat memperoleh cara melakukan kegiatan (action) secara sistematis untuk memecahkan
masalah. Dengan kata lain penelitian tindakan merupakan upaya pelatihan diri sendiri
untuk suatu permasalahan yang spesifik yang dilakukan secara terencana dan sistematis.
Melalui kegiatan penelitian tindakan seorang konselor akan dapat memperoleh
berbagai kesempatan pelatihan, antara lain : peningkatan pemahaman terhadap suatu
teori, menggunakan suatu pendekatan atau teknik bimbingan dan konseling tertentu,
melaksanakan
suatu
proses
administrasi,
memecahkan
suatu
permasalahan,
mengembangkan suatu program, mengembangkan jaringan kerja, memperoleh data yang
akurat, melakukan penelitian dan menyusun laporan kegiatan.
Sebuah
penelitian
mengimplementasikan
suatu
tindakan
konsep
dapat
atau
dirancang
teori
sebagai
tertentu.
upaya
Misalnya
untuk
mencoba
mengimplementasikan teori RET (rasional emosi terapi) dalam layanan bimbingan untuk
mencegah tawuran. Melatih diri menggunakan teknik konfrontasi secara berungkali pada
saat berhadapan dengan siswa-siswa yang memiliki masalah merasa tidak disayangi oleh
orang tua karena permintaannya tidak terpenuhi, merupakan contoh dari kesempatan
latihan menggunakan suatu teknik tertentu. Memasukkan semua data yang memiliki
akses terhadap kemungkinan penempatan seorang anak pada suatu jurusan misalnya data
indeks prestasi untuk setiap program dari cawu satu hingga lima, data hasil tes psikologis
dan data minat siswa dan rekomendasi BP dalam satu tabel sehingga memudahkan
pimpinan sekolah membuat kebijakan dan para wali kelas pada cawu enam memutuskan
pada program apa seorang siswa direkomendasikan ditempatkan.
Upaya menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh sekolah, misalnya saja
siswa yang kesiangan dapat dilakukan dengan mencoba melakukan observasi perilaku
yang ditampilkan dan wawancara tentang latar belakang kesiangan. Dari data yang
diperoleh dibuat simpulan tentang faktor-faktor apa yang melatar belakangi mengapa
siswa terlambat serta perilaku apa yang ditampilkan para siswa sebagai upaya pertahanan
diri. Pimpinan sekolah khususnya wakasek kesiswaan dapat membuat kebijakan dan
koordinasi penangan yang jelas untuk mengurangi dan atau meniadakan permasalahan
kesiangan.
Latihan kepekaan terhadap berbagai kejadian yang muncul secara insidental di
lingkungan sekolah menyangkut diri siswa, dilanjutkan dengan memperkirakan beberapa
fokus masalah, menetapkan fokus masalah yang menjadi prioritas penanganan,
merencanakan upaya penanggulangan serta mencoba melaksanakan upaya-upaya
tersebut. Untuk memperoleh hasil yang baik kegiatan diiringi dengan berbagai upaya
untuk memperoleh masukan tentang tindakan yang dilakukan. Hal ini merupakan
implementasi dari upaya mengembangkan suatu program.
Kesempatan mengembangan suatu jaringan kerja dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling adalah upaya-upaya untuk memperoleh dukungan dari semua
pihak untuk berfungsi sebagai personil pemberi layanan sesuai dengan proporsinya.
Melalui penelitian tindakan konselor mengajak wali kelas untuk merencanakan secara
sistematis langkah penganan seorang siswa, melaksanakan layanan, saling memberikan
masukan tentang layanan yang diberikan dan hasil yang diperoleh. Pengalaman ini akan
menjadi proses pelatihan bagi wali kelas tentang cara menangani seorang siswa yang
mengalami masalah di kelasnya serta
merujuk penanganan pada konselor.
cara
membuat dan atau memutuskan untuk
Melalui berbagai conotoh yang dikemukakan diatas akan diperoleh berbagai
data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena direncanakan dan
dilaksanakan secara sistematis. Disamping itu juga merupakan suatu pengalaman dan
latihan bagi konselor melaksanakan suatu penelitian. Hal lain yang tidak kalah penting
adalah ketarmpilan untuk membuat laporan, karena suatu kegiatan yang tidak dilaporkan
secara tertulis seringkali menjadi tidak berarti atau mudah dilupakan. Laporan yang
dibuat dapat menjadi bukti fisik dari kinerja yang dapat ditampilkan oleh seorang
konselor.
Contoh-contoh yang dikemukan dalam paparan diatas memberikan indikasi
bahwa dengan melakukan berbagai kegiatan diatas seorang konselor akan mampu
menunjukkan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesional atau dengan
kata lain melaksanakan kegiatan penelitian tindakan dapat meningkatkan kinerja
profesional. Dengan unjuk kinerja seperti itu penghargaan terhadap profesi maupun
pribadi konselor di sekolah tentu akan meningkat. Pengakuan dan penghargaan terhadap
profesi dan profesionalisme yang mampu ditampilkan akan berdampak secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung konselor dan profesi konselor dibutuhkan oleh
semua pihak di sekolah dan secara tidak langsung merupakan sistem pendukung
pencapaian hasil belajar dan pendidikan yang bermutu.
Marilah kita jawab dan renungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah anda puas dengan pekerjaan anda saat ini ?
2. Apakah anda ingin meningkatkan keterampilan dalam memberikan pelayanan ?
3. Inginkah anda melaksanakan layanan bimbingan secara efektif ?.
III
EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas :
1. Mengapa dalam profesi konselor tampilan pribadi berkaitan dengan unjuk kinerja
profesionalisme
2. Pekerjaan apa yang dituntut sekolah untuk dikerjakan oleh seorang konselor
3. Sebutkan lingkup kinerja konselor di sekolah
4. Berikan contoh program khusus dalam layanan penempatan siswa
5. Penelitian tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kinerja
profesional seorang konselor
KUNCI JAWABAN
1. Karena menjalin suatu relasi hubungan yang membantu tidak dapat dilakukan jika
secara pribadi konselor fikiran dan perasana konselor tidak ingin memberikan
bantuan. Kepedulian konselor terhadap klien akan tercermin dalam setiap perilaku
yang ditampilkan. Kepedulian tersebut berpengaruh terhadap rasa aman dan nyaman
pada klien untuk menyampaikan berbagai permasalahan
2. Layanan bimbingan dna konseling yang profesional
3. Lingkup kinerja :
a. merencanakan/ menyusun program
b. melaksanakan program
c. mengevaluasi program
d. menjalin kerjasama
e. mengelola dan melaksanakan administrasi
4. contoh program khusus dalam layanan penempatan antara lain : program penjurusan,
program pengajaran remidial, program ekstra kurikuler, program pembagian kelas
5. Penelitian tindakan yang dapat dilakukan oleh konselor di sekolah antara lain :
peningkatan pemahaman terhadap suatu teori, menggunakan suatu pendekatan atau
teknik bimbingan dan konseling tertentu, melaksanakan suatu proses administrasi,
memecahkan suatu permasalahan, mengembangkan suatu program, mengembangkan
jaringan kerja, memperoleh data yang akurat, melakukan penelitian dan menyusun
laporan kegiatan.
PENELITIAN TINDAKAN
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL
Di susun oleh :
Yusi Riksa Yustiana
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1999
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini para konselor diharapkan :
1. Memiliki pemahamam tentang konselor sebagai suatu profesi
2. Memiliki pemahamam tentang kinerja profesional konselor
3. Memiliki pemahaman tentang upaya peningkatan kinerja profesional
konselor melalui kegiatan penelitian tindakan.
B. Pokok Materi
Pokok bahasan modul meliputi :
1. Konselor sebagai seorang pribadi dan profesional
2. Tuntutan kinerja profesional konselor di sekolah
3. Upaya peningkatan kinerja profesional konselor melalui kegiatan
penelitian tindakan
C. Strategi
Agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan langkah yang dapat dilakukan
oleh para konselor adalah :
1. Mempelajari bahan bacaan materi
2. Mengerjakan tugas-tugas terstruktur dan mandiri yang disarankan
3. Mengerjakan evaluasi
D. Evaluasi
Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan
75 % dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut
Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49%
E. Rujukan
Stringer Ernest T., 1996, Action Research (Handbook for practitioner), New
Delhi : Sage Publication
Yusi, 1999, Penelitian Tindakan (Refleksi Pengalaman), Makalah, Bandung :
jurusan PPB UPI
II
PENELITIAN TINDAKAN SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL
A. Konselor sebagai Pribadi dan Profesional
Konselor adalah sebuah profesi yang menuntut kemampuan dan keterampilan
untuk menjalin sebuah hubungan yang membantu, sehingga orang-orang yang
berhubungan dengannya merasakan manfaat dan atau dorongan untuk menjadi lebih baik.
Jalinan hubungan membantu yang dilakukan oleh seorang konselor bukan merupakan
interaksi yang bersifat satu arah, yang menempatkan konselor sebagai dewa penolong
yang tanpa cela. Tetapi harus merupakan interaksi yang bersifat dua arah yang tetap
menghargai orang yang dibantu sebagai individu yang memiliki potensi untuk menolong
dirinya sendiri.
Secara naluriah seseorang akan merasa senang dan aman untuk meminta bantuan
terhadap orang yang menunjukkan perhatian dan memiliki kemampuan untuk membantu.
Perhatian dan kemampuan konselor dalam menghadapi orang yang meminta bantuan yang selanjutnya dalam modul ini disebut dengan klien – berkenaan dengan dua hal yaitu
klien sebagai individu serta permasalahan yang dihadapi. Seorang klien akan memiliki
keberanian untuk menyampaikan apa yang dirasakan dan difikirkan jika dihargai sebagai
individu apa adanya. Kemampuan konselor untuk mendengarkan dan memahami
permasalahan yang dikemukakan akan membuat klien memiliki harapan dan dorongan
menyelesaikan permasalahan.
Konselor tidak dapat berpura-pura memperhatikan klien atau mengajukan
berbagai pertanyaan asal saja pada saat menjalin hubungan yang membantu. Fikiran dan
perasaan konselor terhadap klien dan permasalahan yang dihadapi tercermin dalam
bentuk perilaku yang ditampilkan dan hal tersebut dapat dilihat dan dirasakan oleh klien.
Kemampuan dan keterampilan konselor dalam mengajukan berbagai pertanyaan maupun
pernyataan untuk menanggapi pembicaraan, menggali permasalahan dan mengajak klien
merencanakan tindakan, serta
memberi masukan dan mendorong klien membuat
keputusan merupakan indikasi profesionalisme.
Implikasi paparan diatas, seorang konselor harus menyadari dalam profesi
hubungan yang membantu, kemampuan dan keterampilan profesional tidak hanya
menyangkut pendekatan dan teknik yang digunakan tetapi juga kepribadian yang mampu
diaktualisasikan pada saat menjalin interaksi. Dengan kata lain seorang konselor dituntut
untuk mampu menampilkan diri sebagai seorang pribadi konselor yang profesional dalam
setiap tindakan yang dilakukan.
Untuk lebih memahami paparan jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dan
renungkanlah apakah anda sudah menampilkan diri sebagai pribadi konselor yang
profesional.
1. Berapa banyak klien yang datang sendiri memohon bantuan pada anda ?
2. Bagaimana perasaan anda pada saat melakukan layanan bimbingan ?
3. Apakah anda menggunakan berbagai teknik bimbingan dan konseling pada saat
memberikan layanan bagi siswa ?
B. Tuntutan Kinerja profesional Konselor di Sekolah
Konselor dalam kapasitas keilmuan dan kemampuan yang dimiliki dituntut untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional. Kinerja yang dapat
ditampilkan merupakan bukti seorang konselor profesional atau tidak. Pada lingkungan
sekolah, konselor berperan sebagai sistem pendukung proses pendidikan dan
pembelajaran. Setiap kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah memerlukan
akses layanan bimbingan dan konseling sehingga mencapai hasil yang optimal. Akses
diberikan adalah pertimbangan dan bantuan dalam dimensi psikologis pendidikan.
Kinerja layanan bimbingan konseling meliputi :
1. Kemampuan menyusun program bimbingan dan konseling yang dapat mendukung
program sekolah sekaligus memenuhi kebutuhan para siswa sebagai subjek dan objek
pendidikan. Program bimbingan dan konseling harus disusun berdasarkan hasil
pengkajian terhadap program sekolah serta berdasarkan penelitian dan pengkajian
terhadap kebutuhan para siswa. Melalui upaya ini dapat disusun program umum yang
bersifat komprehensif dan program khusus yang bersifat spesifik. Program Khusus
memiliki tujuan-tujuan yang oprasional dengan pendekatan dan teknik yang spesifik
dan dilaksanakan untuk jangka waktu yang pendek.
2. Kemampuan melaksanakan program dalam setiap bidang bimbingan dengan
mempergunakan pendekatan dan teknik bimbingan dan konseling secara profesional.
Bidang bimbingan meliputi bimbingan sosial pribadi, belajar dan karir, Untuk setiap
bidang bimbingan dilakukan dalam bentuk layanan individual maupun kelompok.
Terdiri atas layanan dasar umum, responsif dan perencanaan individual.
3. Kemampuan melaksanakan evaluasi terhadap program dan memberikan rekomendasi
pada pihak-pihak yang terkait di sekolah sebagai upaya peningkatan mutu
pembelajaran dan pendidikan. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil.
Hasil evaluasi harus mampu memberikan timbal balik bagi konselor untuk
meningkatkan kinerja, selain itu juga harus mampu menjadi landasan untuk membuat
rekomendasi.
4. Kemampuan menjalin kerjasama baik secara interen
maupun eksteren sekolah,
sehingga tercipta dukungan yang baik terhadap sistem pembelajaran dan pendidikan.
Kemampuan menjalin interaksi dan interalasi merupakan kunci kemampuan menjalin
kerjasama. Sasaran kerjasama yang paling penting adalah dengan siswa, karena siswa
adalah subjek dan objek pelayanan. Jalinan kerjasama dengan guru-guru, pimpinan
sekolah, orang tua, lembaga/ institusi di luar sekolah dan lainnya sesuai tujuan
program dimaksudkan sebagai upaya pendukung pencapaian hasil layanan yang
terbaik bagi siswa.
5. Kemampuan melaksanakan penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat tentang
berbagai permasalahan yang terjadi seorang konselor dituntut untuk mampu
melaksanakan penelitian. Data yang diperoleh melalui penelitian merupakan data
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan landasan pengembangan
program khusus.
6. Kemampuan mengelola dan melaksanakan tugas-tugas adminitratif. Administrasi
yang baik menunjang terhadap keberhasilan layanan bimbingan dan konseling.
Kreativitas dan kemampuan membuat keputusan tentang kegiatan administrasi yang
perlu dilakukan mendorong pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang lebih
efektif dan efisien.
Kinerja layanan yang tinggi dapat ditampilkan apabila konselor setiap saat
meningkatkan wawasan dan kemampuan diri baik secara formal maupun informal.
Pemahaman yang baik terhadap berbagai konsep bimbingan dan konseling akan
memberikan kerangka dasar tindakan. Latihan yang spesifik dan berkesinambungan akan
meningkatkan keterampilan dalam memberikan layanan. Upaya yang dapat dilakukan
oleh seorang konselor untuk meningkatkan kinerja layanan sekaligus memperoleh
peningkatan pemahaman dan keterampilan dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian
tindakan.
Untuk memperoleh pemahaman pribadi tentang tuntutan kinerja profesional
seorang konselor cobalah jawab dan renungkan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
1. Apakah sebutan yang diberikan oleh guru lain terhadap pekerjaan bidang anda
2. Pernahkah anda dianggap tidak melakukan apapun oleh rekan-rekan guru lain di
sekolah
3. Berapa banyak siswa yang mengenali anda sebagai guru BP
C. Upaya Peningkatan Kinerja Profesional Konselor Melalui Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan menurut Stringer (1995:15) adalah suatu kegiatan yang
berfungsi untuk menemukan atau menginvestigasi masalah yang memungkinkan orang
dapat memperoleh cara melakukan kegiatan (action) secara sistematis untuk memecahkan
masalah. Dengan kata lain penelitian tindakan merupakan upaya pelatihan diri sendiri
untuk suatu permasalahan yang spesifik yang dilakukan secara terencana dan sistematis.
Melalui kegiatan penelitian tindakan seorang konselor akan dapat memperoleh
berbagai kesempatan pelatihan, antara lain : peningkatan pemahaman terhadap suatu
teori, menggunakan suatu pendekatan atau teknik bimbingan dan konseling tertentu,
melaksanakan
suatu
proses
administrasi,
memecahkan
suatu
permasalahan,
mengembangkan suatu program, mengembangkan jaringan kerja, memperoleh data yang
akurat, melakukan penelitian dan menyusun laporan kegiatan.
Sebuah
penelitian
mengimplementasikan
suatu
tindakan
konsep
dapat
atau
dirancang
teori
sebagai
tertentu.
upaya
Misalnya
untuk
mencoba
mengimplementasikan teori RET (rasional emosi terapi) dalam layanan bimbingan untuk
mencegah tawuran. Melatih diri menggunakan teknik konfrontasi secara berungkali pada
saat berhadapan dengan siswa-siswa yang memiliki masalah merasa tidak disayangi oleh
orang tua karena permintaannya tidak terpenuhi, merupakan contoh dari kesempatan
latihan menggunakan suatu teknik tertentu. Memasukkan semua data yang memiliki
akses terhadap kemungkinan penempatan seorang anak pada suatu jurusan misalnya data
indeks prestasi untuk setiap program dari cawu satu hingga lima, data hasil tes psikologis
dan data minat siswa dan rekomendasi BP dalam satu tabel sehingga memudahkan
pimpinan sekolah membuat kebijakan dan para wali kelas pada cawu enam memutuskan
pada program apa seorang siswa direkomendasikan ditempatkan.
Upaya menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh sekolah, misalnya saja
siswa yang kesiangan dapat dilakukan dengan mencoba melakukan observasi perilaku
yang ditampilkan dan wawancara tentang latar belakang kesiangan. Dari data yang
diperoleh dibuat simpulan tentang faktor-faktor apa yang melatar belakangi mengapa
siswa terlambat serta perilaku apa yang ditampilkan para siswa sebagai upaya pertahanan
diri. Pimpinan sekolah khususnya wakasek kesiswaan dapat membuat kebijakan dan
koordinasi penangan yang jelas untuk mengurangi dan atau meniadakan permasalahan
kesiangan.
Latihan kepekaan terhadap berbagai kejadian yang muncul secara insidental di
lingkungan sekolah menyangkut diri siswa, dilanjutkan dengan memperkirakan beberapa
fokus masalah, menetapkan fokus masalah yang menjadi prioritas penanganan,
merencanakan upaya penanggulangan serta mencoba melaksanakan upaya-upaya
tersebut. Untuk memperoleh hasil yang baik kegiatan diiringi dengan berbagai upaya
untuk memperoleh masukan tentang tindakan yang dilakukan. Hal ini merupakan
implementasi dari upaya mengembangkan suatu program.
Kesempatan mengembangan suatu jaringan kerja dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling adalah upaya-upaya untuk memperoleh dukungan dari semua
pihak untuk berfungsi sebagai personil pemberi layanan sesuai dengan proporsinya.
Melalui penelitian tindakan konselor mengajak wali kelas untuk merencanakan secara
sistematis langkah penganan seorang siswa, melaksanakan layanan, saling memberikan
masukan tentang layanan yang diberikan dan hasil yang diperoleh. Pengalaman ini akan
menjadi proses pelatihan bagi wali kelas tentang cara menangani seorang siswa yang
mengalami masalah di kelasnya serta
merujuk penanganan pada konselor.
cara
membuat dan atau memutuskan untuk
Melalui berbagai conotoh yang dikemukakan diatas akan diperoleh berbagai
data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena direncanakan dan
dilaksanakan secara sistematis. Disamping itu juga merupakan suatu pengalaman dan
latihan bagi konselor melaksanakan suatu penelitian. Hal lain yang tidak kalah penting
adalah ketarmpilan untuk membuat laporan, karena suatu kegiatan yang tidak dilaporkan
secara tertulis seringkali menjadi tidak berarti atau mudah dilupakan. Laporan yang
dibuat dapat menjadi bukti fisik dari kinerja yang dapat ditampilkan oleh seorang
konselor.
Contoh-contoh yang dikemukan dalam paparan diatas memberikan indikasi
bahwa dengan melakukan berbagai kegiatan diatas seorang konselor akan mampu
menunjukkan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesional atau dengan
kata lain melaksanakan kegiatan penelitian tindakan dapat meningkatkan kinerja
profesional. Dengan unjuk kinerja seperti itu penghargaan terhadap profesi maupun
pribadi konselor di sekolah tentu akan meningkat. Pengakuan dan penghargaan terhadap
profesi dan profesionalisme yang mampu ditampilkan akan berdampak secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung konselor dan profesi konselor dibutuhkan oleh
semua pihak di sekolah dan secara tidak langsung merupakan sistem pendukung
pencapaian hasil belajar dan pendidikan yang bermutu.
Marilah kita jawab dan renungkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah anda puas dengan pekerjaan anda saat ini ?
2. Apakah anda ingin meningkatkan keterampilan dalam memberikan pelayanan ?
3. Inginkah anda melaksanakan layanan bimbingan secara efektif ?.
III
EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara jelas :
1. Mengapa dalam profesi konselor tampilan pribadi berkaitan dengan unjuk kinerja
profesionalisme
2. Pekerjaan apa yang dituntut sekolah untuk dikerjakan oleh seorang konselor
3. Sebutkan lingkup kinerja konselor di sekolah
4. Berikan contoh program khusus dalam layanan penempatan siswa
5. Penelitian tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kinerja
profesional seorang konselor
KUNCI JAWABAN
1. Karena menjalin suatu relasi hubungan yang membantu tidak dapat dilakukan jika
secara pribadi konselor fikiran dan perasana konselor tidak ingin memberikan
bantuan. Kepedulian konselor terhadap klien akan tercermin dalam setiap perilaku
yang ditampilkan. Kepedulian tersebut berpengaruh terhadap rasa aman dan nyaman
pada klien untuk menyampaikan berbagai permasalahan
2. Layanan bimbingan dna konseling yang profesional
3. Lingkup kinerja :
a. merencanakan/ menyusun program
b. melaksanakan program
c. mengevaluasi program
d. menjalin kerjasama
e. mengelola dan melaksanakan administrasi
4. contoh program khusus dalam layanan penempatan antara lain : program penjurusan,
program pengajaran remidial, program ekstra kurikuler, program pembagian kelas
5. Penelitian tindakan yang dapat dilakukan oleh konselor di sekolah antara lain :
peningkatan pemahaman terhadap suatu teori, menggunakan suatu pendekatan atau
teknik bimbingan dan konseling tertentu, melaksanakan suatu proses administrasi,
memecahkan suatu permasalahan, mengembangkan suatu program, mengembangkan
jaringan kerja, memperoleh data yang akurat, melakukan penelitian dan menyusun
laporan kegiatan.
PENELITIAN TINDAKAN
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL
Di susun oleh :
Yusi Riksa Yustiana
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1999