BAB IV PERAN MUSIK IRINGAN DAN PEMANDU NYANYIAN JEMAAT
DALAM IBADAH DI GKJ WONOSOBO
A. Musik Iringan Dalam Ibadah Di GKJ Wonosobo
Musik iringan digunakan untuk mengiringi lagu-lagu di dalam ibadah. Alat musik yang digunakan dalam ibadah di GKJ Wonosobo adalah organ dan
piano. Musik iringan berperan membantu jemaat di dalam memaknai lagu-lagu yang dinyanyikan serta membangun suasana hikmat sesuai bagian-bagian
liturgi. Nyanyian yang terdapat dalam liturgi antara lain nyanyian pembukaan, nyanyian pujian, nyanyian penyesalan, nyanyian kesanggupan, nyanyian
persembahan dan nyanyian pengutusan. Setiap nyanyian di dalam liturgi memiliki pesan yang berbeda-beda,
misalnya nyanyian pembukaan. Nyanyian pembukaan merupakan nyanyian awal yang membawa jemaat masuk kedalam susana ibadah. Contoh lain adalah
nyanyian penyesalan, yang isinya adalah ungkapan permohonan ampun atas dosa-dosa. Karena memiliki pesan yang berbeda-beda, maka cara memainkan
musik iringan juga harus berbeda. Perbedaan ini dilihat dari unsur-unsur musik seperti melodi, irama, harmoni dan ekspresi. Supaya peran musik iringan dapat
terlihat dengan jelas, berikut akan dideskripsikan musik iringan sesuai dengan kriteria musik iringan yang baik untuk ibadah :
1. Intro
Peran musik iringan adalah menuntun jemaat supaya bisa bernyanyi dengan baik, oleh karena itu intro berperan besar dalam mengawali sebuah
30
lagu. Untuk mengawali sebuah lagu diperlukan intro yang sesuai dengan isi dari nyanyian tersebut. Sebagai contoh adalah intro nyanyian penyesalan.
Nyanyian Pengakuan dan Pengampunan Dosa di dalam buku Kidung Jemaat Empat Suara ciptaan Yamuger dikelompokkan pada nomor 23-41.
Ibadah minggu di Gereja Kristen Jawa Wonosobo tanggal 4 Agustus 2013 pukul 07.00 WIB menggunakan nyanyian dari Kidung Jemaat nomor 27
yang berjudul “Meski Tak Layak Diriku” sebagai nyanyian penyesalan.
Gambar 5: KJ no. 27 “Meski Tak Layak Diriku” bait pertama dan kedua
Dokumentasi pribadi