1
1. Pendahuluan
Bermula dari melihat masyarakat di daerah pegunungan cycloops yang sudah mengenal narkoba, minuman keras, dan seks bebas sejak
mereka masih muda, maka Uni Papua hadir dengan membawa sepakbola
sebagai solusi karena di dalam sepakbola terdapat berbagai aspek yang dimiliki yaitu football diplomacy, humanity, empati dan football tourism.
Lebih dari itu, Uni Papua hadir pada anak remaja yang memiliki latar belakang masalah dengan keluarga,
maka dibentuk organisasi sepakbola sosial dengan nama Uni Papua yang berharap dapat mencetak anak-anak
muda yang memiliki karakter yang baik melalui sepakbola [1]. Komunitas sepak bola Uni Papua menggunakan sepakbola sebagai
media untuk menjangkau anak-anak, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, berfokus pada karakter, memberikan keceriaan pada anak-
anak untuk dapat bermain sepakbola dan menjadi dirinya sendiri tanpa beban menang atau kalah, menumbuhkan rasa persaudaraan dan
persahabatan, menanamkan kejujuran dan integritas sejak anak-anak [1]. CEO Uni Papua, Harry Widjaja, menegaskan organisasinya ingin
menggunakan sepak bola sebagai alat perubahan sosial dimana anak tidak hanya bermain bola, tetapi pola tumbuh kembang anak dalam bersosial
serta menyelesaikan setiap masalah diarahkan untuk menjadi lebih baik. Uni Papua sendiri memiliki visi untuk memberikan fondasi serta
memelihara pemuda dan remaja untuk dapat menjauhkan mereka dari alkohol, narkoba, pergaulan bebas dan masalah sosial lainnya. Hingga saat
ini Uni Papua memiliki 34 cabang di seluruh Indonesia antara lain Jayapura, Sentani, Keerom, Biak, Sorong, Maybrat, Nabire, Mulia Puncak
Jaya, Memberamo Tengah, Wamena, Soe, Lembata, Bali, Salatiga, Landak, Poso, Aceh, Dumai. Selain itu Uni Papua sudah memiliki tiga
cabang di luar negeri yaitu Uni Papua Indonesia FC Finland, Uni Papua USA di Philadelphia, serta Uni Papua Dili Timor Leste [13]. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan, Uni Papua memiliki cabang di Indonesia maupun di luar negeri tetapi belum memiliki media untuk
mempromosikan Uni Papua secara efektif dan efisien. Selama ini media promosi yang telah digunakan melalui situs web, sosial media, gambar,
serta sosialisasi. Keterbatasan media promosi inilah yang menjadi permasalahan dalam mengenalkan sepakbola sosial melalui Uni Papua.
Video promosi dalam penuturannya memiliki integrasi alur cerita dan dapat menunjukkan permasalahan dan memberikan jawaban sehingga
dapat menjadi sara media promosi yang baik [4]. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dilakukan perancangan
video promosi sepakbola sosial studi kasus Uni Papua, sehingga dengan adanya video promosi tersebut diharapkan dapat menjadi sarana promosi
yang baik dalam mengenalkan sepakbola sosial melalui Uni Papua. Video promosi dikemas dengan menggunakan teknik sinematografi yang baik
dan diharapkan juga dengan adanya perancangan video promosi ini mengubah pandangan serta pola pikir mengenai sepakbola.
2
1. Tinjauan Pustaka