3 Multimedia adalah beberapa kombinasi dari gambar, suara,
animasi, dan video ditampilkan melalui komputer atau alat elektronik lainnya atau dengan manipulasi digital. Pada abad ke-21 Multimedia
mendobrak batasan dari teks dan memberikan dimensi baru dari membaca dengan menambahkan dan menyajikan lengkap dengan suara, gambar, dan
video dan animasi [4].
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif merupakan penelitian yang bersifat fleksibel dan dapat berubah-ubah sebagaimana karena objek dapat
berkembang seiring berjalannya waktu. Tujuan dari metodologi ini ialah
pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji.
Strategi Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah linier strategy. Strategi ini dirasa baik dan tepat dalam perancangan video
promosi ini karena tahapan dimulai setelah tahapan sebelumnya diselesaikan [7]. Ada pun tahapan secara garis besar mengenai
perancangan video promosi sepakbola sosial studi kasus Uni Papua dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1 Bagan Strategi Penelitian Linier
Tahap 1 merupakan tahap pengumpulan data dan observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Untuk data primer diperoleh berdasarkan observasi secara
langsung dengan melakukan wawancara dengan Bapak Harry Widjaja selaku C.E.O dari Uni Papua dan Maria Lestari selaku karyawan dari Uni
Papua. Data sekunder digunakan sebagai sarana pendukung dalam perancangan video promosi dengan mempelajari artikel yang telah dibuat,
booklet maupun media promosi yang telah digunakan sebelumnya oleh Uni Papua kemudian dianalisa dan dijadikan sebagai referensi dalam
pembuatan video promosi.
Tahap 2 merupakan tahap analisa data. Analisa data dilakukan berdasarkan dengan data wawancara yang telah dikumpulkan. Setiap data
yang diperoleh dianalisa untuk didapatkan sebuah pengembangan ide yang
Tahap I Pengumpulan
data Tahap II
Analisa data
Tahap III Perancangan Media
Tahap IV Pengujian
4 nanti nya menjadi acuan dalam pembuatan video promosi ini. Menurut
hasil wawancara dengan Bapak Harry Widjaja, promosi sebelumnya menggunakan surat kabar, presentasi dan melalui event kurang menarik
sehingga dibutuhkan media promosi yang menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sepakbola sosial dalam Uni
Papua. Menurut hasil wawancara dengan Maria Lestari, media yang ada saat ini masih kurang menjelaskan mengenai apa itu Uni Papua serta visi
dan misi Uni Papua.
Tahap III merupakan tahap perancangan media. Tahap ini merupakan tahap dalam merancang desain dari video melalui hasil dari
wawancara serta latar belakang masalah mengenai kebutuhan dalam video promosi yang kemudian dilanjutkan melalui tiga proses selanjutnya yaitu
pra produksi, produksi, dan pasca produksi yang disesuaikan dengan kebutuhan perancangan video promosi Uni Papua yang dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 Bagan Metode Perancangan
Persiapan pra produksi yang pertama kali dilakukan adalah menyusun ide. Ide atau konsep perancangan video promosi Uni Papua
adalah menjelaskan sepakbola sosial melalui Uni Papua yang disajikan dengan sinematografi yang baik supaya dapat dimengerti oleh masyarakat.
Tujuan yang harus dicapai dalam video promosi Uni Papua ini adalah mengenalkan kepada masyarakat bahwa sepakbola dapat menjadi alat
untuk pembangunan sosial melalui Uni Papua. Dalam konten video promosi menampilkan salah satu program dalam Uni Papua yaitu Football
Among Tribes atau sepakbola diantara suku-suku beserta beberapa cabang dalam Uni Papua. Dalam konten video promosi Uni Papua menampilkan
bagaimana Uni Papua mengenalkan sepakbola sosial yang dikemas dengan sinematografi yang baik untuk dapat menarik perhatian dari calon
sponsor serta masyarakat.
Storyline merupakan kajian yang dirangkai menjadi cerita yang menarik dan merupakan ringkasan atau garis besar alur cerita yang
5 menggambarkan isi dari suatu film atau pementasan yang dilakukan secara
umum. Storyline dirancangkan berdasarkan dengan ide cerita yang sudah direncanakan [9]. Storyline dari video promosi uni papua dimulai dari
kehidupan masyarakat papua sebagai wujud dari latar belakang Uni Papua sendiri yang terlihat sebagaimana adanya lingkungan yang ada, terlihat
sedih karena mereka tidak bisa bermimpi untuk dapat menjadi seperti yang mereka cita-citakan. Setelah itu menunjukkan suasana papua yang indah
dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa dibalik pandangan masyarakat mengenai Papua, sebenarnya papua itu indah dan dapat dirubah.
Kemudian Uni Papua masuk dan mengenalkan sepakbola sosial ke dalam suku-suku yang ada di papua. Pembangunan sosial yang diperkenalkan
dalam masyarakat digambarkan dengan respon serta ekspresi yang ditunjukkan masyarakat ketika bermain bola bersama dengan teman-teman
serta pelatihan yang diberikan dalam Uni Papua. Hal ini menggambarkan bahwa
sepakbola dapat
menjadi perantara
masyarakat dalam
berkomunikasi, bersosial serta bertingkah laku melalui pelatihan yang dilakukan oleh Uni Papua.
Kemudian tahap selanjutnya yaitu treatment. Treatment merupakan kerangka film yang diurai secara deskriptif seperti jenis shot pengambilan
gambar. Berikut treatment dalam penyusunan video promosi [9]. Scene 1 – masyarakat papua
•
Medium shot – long shot Seorang anak-anak yang duduk termenung.
•
Medium shot – close up anak-anak dengan bertelanjang bermain di laut.
•
Medium shot masyarakat berjalan melakukan aktivitas. Scene 2 – Suasana Papua
•
Medium shot – Long Shot Suasana papua dan penduduk sekitar Scene 3 – Accepted
•
Follow Seorang anak berlari menggiring bola
•
Long shoot – medium shot Anak kecil menghampiri temannya dan memberikan bola, tim dari Uni Papua mengenalkan bola
•
Medium shot – long shot Pelatih Uni Papua dribbling dan juggling.
Scene 4 – Uni Papua
•
Medium shot – long shot Tim dari uni Papua mengenalkan sepakbola sosial
•
Follow anak-anak berlari bermain bola
•
Medium shot – close up pengenalan sepakbola Uni Papua
•
Medium shot tertawa saat latihan
6 Scene 5 – Life Changing
•
Close up ekpresi senang dari masyarakat setelah mengenal Uni Papua.
Scene 6 – Closing
•
Close up – medium shot tim dari Uni papua beserta anak-anak tersenyum.
•
Close up Anak-anak bergandengan. Storyboard merupakan visualisasi rekaan yang berbentuk sketsa
gambar atau perkiraan hasil gambar yang nantinya akan dijadikan pedoman pengambilan gambar. Sehingga dengan adanya storyboard,
proses produksi video promosi akan menjadi lebih mudah, jelas, fokus, dan terarah [11]. Berikut adalah storyboard perancangan video promosi
Uni Papua yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Storyboard Perancangan Video Promosi Uni Papua
Scene No.
Gambar Jenis Shot
Durasi Keterangan
1 1
Close up 00:03
Anak-anak termenung
M83 : Outro Hurry Up,
We’re Dreaming
2 Close up
00:04 Kehidupan
anak-anak M83 : Outro
Hurry Up, We’re
Dreaming
3 Long shot
0:05 Masyarakat
mejalani kehidupan
Backsound: M83 : Outro
Hurry Up, We’re
Dreaming
7 2
4 Extreme Long
Shot 00:04
Suasana Papua serta penduduk
sekitar Backsound:
Tony Anderson Like a Child
3 5
Medium shot 00:05
Uni Papua mengenalkan
sepakbola sosial
Backsound: Tony Anderson
Like a Child
6 Medium shot,
long shot 00:10
Pelatih Uni Papua
dribbling dan juggling bola
Backsound: Tony Anderson
Like a Child
4 7
Medium shot,close up
00:10 Anak-anak
bersama tim Uni Papua
bermain bola Backsound:
Tony Anderson Like a Child
8 Close up
00:05 Anak-anak
senang, tertawa ketika bermain
bola Backsound:
Tony Anderson Like a Child
8 5
9 Long shot
00:03 Berbagi
kebahagiaan bermain bola
bersama Backsound:
Tony Anderson Like a Child
10 Close up
00:03 Tersenyum
sebagai ekpresi ketika
mengikuti sepakbola
sosial. Backsound:
Tony Anderson Like a Child
6 11
Medium shot, Long shot
00:10 Anak-anak
menemukan jawaban dan
keceriaan
Backsound: Tony Anderson
Like a Child
12 Close up
00:03 Bergandengan
tangan sebagai wujud Uni
Papua mempersatukan
mereka Backsound :
Tony Anderson Like a Child
9 Proses pengambilan gambar dilakukan dengan mengikuti
rancangan yang ada sehingga menyingkat waktu dalam pengerjaannya. Hal ini bertujuan untuk menyingkat waktu dalam pengerjaan nya dan
meminimalisir biaya produksi serta kesalahan yang ada dalam pengambilan gambar. Pengambilan gambar menggunakan alat yang tidak
terlalu banyak karena menyesuaikan dengan tempat produksi yaitu outdoor serta cuaca yang tidak dapat di prediksi.
Terdapat dua elemen yang melalui tahap pasca produksi yaitu audio dan video. Dalam elemen video, proses pasca produksi dibagi
menjadi lima tahap yaitu proses Logging, Digitizing, Offline Editing dan Online Editing. Pada elemen audio, dilakukan penyusunan lagu dan
pengaturan level yaitu mixing [4].
Logging merupakan proses memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar, dan memilih shot yang ada sesuai dengan camera
report [4]. Proses ini diperlukan untuk efisiensi penggunaan harddisk serta membantu dalam proses offline editing karena memilih shot yang
diperlukan saja dalam video promosi ini. Proses Logging dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4 Proses Logging
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah digitizing yang merupakan proses memasukkan gambar dan suara yang telah di logging ke
dalam timeline [4]. Gambar dan suara mulai disesuaikan susunan dengan konsep cerita. Proses digitizing dapat dilihat pada gambar 5.
10
Gambar 5 Proses digitizing
Offline editing adalah proses menata gambar sesuai dengan skenario dan urutan shot yang telah direncanakan [4]. Proses offline
membutuhkan waktu yang cukup lama karena dalam proses ini cerita dibangun kembali, menyempurnakan melalui rancangan yang telah dibuat
di dalam proses editing terdapat dua metode yaitu linear dan non linear. Linear editing merupakan proses membangun cerita yang dimulai secara
berurutan. Non linear editing merupakan proses membangun cerita yang dapat dimulai secara acak yang artinya tidak kaku dan bisa dibangun dari
bagian akhir, ke tengah lalu awal [4]. Video promosi ini menggunakan metode non linear editing dalam pengerjaannya karena cerita yang
dibangun mulai dari tengah, akhir kemudian awal. Proses offline dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Proses offline
Online editing adalah proses memperhalus hasil offline kemudian memperbaiki kualitas, hasil, dan memberikan transisi serta efek khusus
yang dibutuhkan [4]. Pada video promosi ini dilakukan color correction serta grading untuk menyamakan dan memberikan mood pada video
promosi ini. Mood pada video ini lebih menonjol ke saturasi tinggi serta warna warm untuk menggambarkan kehangatan serta warna yang terlihat
lebih natural. Preview grading dapat dilihat pada gambar 7.
11
Gambar 7 Preview grading
Mixing adalah proses synchronizing serta penambahan audio effect. Memberikan ilustrasi lagu menambah suasana dan alunan alur cerita
dalam sebuah video serta menyelaraskan narasi dengan audio supaya tidak terjadi penumpukan suara. Proses mixing dapat dilihat pada gambar 8.
G
Gambar 8 Proses Mixing
3. Hasil dan Pembahasan