KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN PBL PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV TERHADAP SKOR KREATIVITAS DAN SKOR TES

(1)

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN

CTL

DAN

PBL

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV

TERHADAP SKOR KREATIVITAS DAN SKOR TES

TESIS

Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar PGSD Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Oleh

ARINI ULFA GARINA

0103513036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PGSD

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran CTL dan PBL Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Skor Kreativitas dan Skor Tes” Karya:

Nama : Arini Ulfa Garina

Nim : 0103513036

Program Studi : Pendidikan Dasar (PGSD)

Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Univesitas Negeri Semarang pada hari Kamis,tanggal 28 Januari 2016

Semarang, ………..2016 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M.Si Prof. Dr. Sarwi, M.Si NIP:196011241984031002 NIP: 196208091987031001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si Dr. Ali Sunarso, M. Pd NIP: 19650107 198901 1 001 NIP: 19600419 198302 1 001

Penguji III,

Dr. Endang Susilaningsih, M. S. NIP: 19590318 199412 2 001


(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan saya ini saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 2016

Yang membuat pernyataan,


(4)

iv MOTTO

Hidup adalah sebuah proses pembelajaran, kunci menjalani kehidupan adalah

usaha maksimal, doa dan berserah diri pada Tuhan”

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk :

1. Pascasarjana UNNES sebagai tempat saya menimba ilmu 2. SDN di Gugus Margo Utomo sebagai tempat saya penelitian 3. Kedua orang tua saya yang selalu ada disaat suka maupun duka 4. Suami tercinta yang selalu memberi dukungan baik moril dan materiil 5. Kedua mertua saya yang selalu siap membantu

6. Kedua anak saya yang luar biasa selalu menjadi semangat untuk bertahan 7. Teman-teman yang selalu memberi motiva

8. si positif

9. Guru-guru di dunia yang telah mencerdaskan generasi berikutnya 10.Anak-anak didik kita yang selalu gigih mencari ilmu


(5)

v

ABSTRAK

Garina, U. Arini. 2015. “Keefektifan CTL dan PBL pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Skor Kreativitas dan Skor Tes”. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Ali Sunarso, M. Pd., Pembimbing II Dr. Endang Susilaningsih, M. S.

Kata kunci: CTL, PBL, Konvensional, Pembelajaran IPA

Pembelajaran yang dirasa mampu meningkatkan kreativitas siswa dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran dengan menggunakan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Problem

Based Learning (PBL). Rumusan masalah penelitian ini : (1) Adakah perbedaan

skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?; (2) Adakah perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?; (3)Adakan hubungan yang positif dan signifikan antara skor kreativitas terhadap skor tes?. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan rancangan penelitian faktorial. Teknik sampling yang digunakan Purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kab. Blora yaitu kelas IVA SDN 1 Pengkolrejo diberi perlakuan model CTL, kelas IVB SDN 1 Pengkolrejo diberi perlakuan model PBL dan kelas IV SDN 2 Pengkolrejo diberi perlakuan model Konvensional dengan populasi 8 SD Negeri di Kec. Japah. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes soal pilihan ganda dan observasi kreativitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA dengan model CTL, PBL dan Konvensional ditunjukan dengan hasil Uji Kruskall- Wallis dimana nilai probabilitas 0,000 < 0,05; (2) terdapat perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA dengan model CTL, PBL dan Konvensional ditunjukan dengan hasil uji Kruskall- Wallis dimana nilai probabilitas 0,000 < 0,05; (3) terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara skor kreativitas dengan skor tes, dilihat dari hasil uji hubungan, dimana koefisien korelasi ketiga kelas yaitu 0,814; 0,514; dan 0,504 > sebesar 0,361 dan 0,367 maka seluruhnya diterima. Disarankan, dalam pembelajaran sumber daya alam kelas IV SD disarankan menggunakan model CTL dan PBL juga hendaknya mengembangkan kreativitas.


(6)

vi

ABSTRACT

Garina, U. Arini. 2015. “The Effectiveness of CTL and PBL through creativity and test score in science lesson grade four”. Thesis. Study of Concentration Basic Education PGSD, Post Graduate Program, Semarang State University. Supervisor: I. Dr. Ali Sunarso, M. Pd., II Dr. Endang Susilaningsih, M. S.

Keywords: CTL, PBL, Conventional and Science

Learning process which is able to increase the students' creativity in solving problems in everyday life is learning by using Contextual Teaching and Learning (CTL) method and Problem Based Learning (PBL) method. The formulation of the problem are: (1) Are there any differences between the students’ test scores who receive science learning through CTL model, PBL model and Conventional model through Natural Resources material?; (2) Are there any differences in creativity scores between students who get science learning through CTL model, PBL model and Conventional model through Natural Resources material?; (3) Are there any positive and significant correlation between creativity scores to the test scores?. This experiment was conducted by using factorial study design. Sampling used purposive sampling technique. This study was conducted in two primary schools in Blora region. Namely SDN 1 Pengkolrejo class IVA treated by using CTL model, IVB class at SDN 1 Pengkolrejo treated by using learning PBL model and grade IV SDN 2 Pengkolrejo treated by using conventional models with a population of 8 primary schools in the district of Japah. This study used multiple choice tests and observation in collecting data. The multiple choice tests and observation. Results showed that: (1) There are differences on the test scores between students who receive science learning by using CTL models, PBL and Conventional shown by Kruskall-Wallis test results with the acquisition of probability value 0.000 < 0.05; (2) there is a difference of creativity scores between students who received science learning by using CTL models, PBL and Conventional indicated by test results Kruskall- Wallis with the acquisition of probability value 0.000 < 0.05; (3) there is a positive and significant difference between the scores of creativity with test scores, this is proved by the test results of the relationship, the correlation coefficient three classes in a row that is 0.814; 0.514; and 0.504 > amounted to 0.361 and 0.367. Based on the research results can be put forward suggestions as follows: (1) In the science learning material natural resources for fourth grade, it is more effective if we use CTL and PBL model because it is can developing students' creativity.


(7)

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya. Berkat Karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “Keefektifan PBL dan CTL Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Skor Kreativitas dan Skor Tes”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing : Dr. Ali Sunarso, M.Pd. (Pembimbing I) dan Dr. Endang Susilaningsih, M.S. ( Pembimbing II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, selama penelitian dan selama penulisan tesis ini.

2. Ketua Program studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan dan arahan selama pendidikan, selama penelitian dan penulisan tesis ini.


(8)

viii

3. Bapak Dr. Ali Sunarso, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan serta memberi masukan juga banyak memotovasi dan dukungan dalam penulisan tesis ini sejak awal hingga terselesaikannya tesis ini.

4. Ibu Dr. Endang Susilaningsih, M.Si. Selaku pembimbing II yang telah sudi meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmunya untuk mendukung terselesaikannya tesis ini.

5. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan dukungan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

6. Suami dan anak-anak tercinta yang selalu menjadi semangat dan pendorong selama penulisan tesis ini.

7. Bapak Sri Waluyo, S.Pd.,M.M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SDN 01 Pengkolrejo yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah.

8. Bapak Agus Dwi Purnomo, S.Pd.SD Selaku Kepala Sekolah SDN 02 Pengkolrejo yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah.

9. Bapak Wiji Purwanto, S.Pd.SD selaku guru kelas IVA SDN 01 Pengkolrejo, Ibu Atik Nurhayati, S.Pd.SD selaku guru kelas IVB SDN 01 Pengkolrejo, Bapak Juwadi selaku guru kelas IV SDN 02 Pengkolrejo serta semua guru yang terlibat yang sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini.


(9)

ix

10.Seluruh teman dan sahabat angkatan 2013 Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas kebersamaan, segala macam bantuan, dukunganan dan motivasinya dari awal studi hingga sekarang dan seterusnya.

Peneliti sadar bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun tulisan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun semua pihak. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, ………


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

PERNYATAAN KEASLIAN………iii

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

PRAKATA ...vii

DAFTAR ISI ...x

DARTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Identifikasi Masalah ...6

1.3.Cakupan Masalah ...7

1.4.RumusanMasalah ...7

1.5.Tujuan Penelitian...8


(11)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ...10

2.2 Kerangka Teoritis ...28

2.3 Kerangka Berpikir ...30

2.4 Hipotesis ...32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...33

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...34

3.3 Variabel Penelitian ...35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...35

3.5 Instrumen penelitian ...36

3.6 Metode Analisis Data ...47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...57

4.2 Pembahasan...70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...84

5.2 Keterbatasan Penelitian ...85

5.3 Saran ...86


(12)

xii

DAFTAR TABEL

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran CTL ... 16

2.2 Sintak PBL ... 20

2.3 Perbedaan CTL dan Konvensional... 21

3.1 Gambaran Desain Penelitian Sesuai Variabel Penelitian ... 33

3.2 Data SDN di Gugus Margo Utomo Kec. Japah ... 34

3.3 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Validitas ... 38

3.4 Analisis Validitas Instrumen... 39

3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen ... 41

3.6 Analisis Daya Beda Instrumen ... 43

3.7 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 44

3.8 Rentang Skor terhadap Kriteria Kreativitas ... 45

3.9 Hasil Uji Analisis Cohen Kappa Kelas CTL ... 47

3.10Hasil Uji Analisis Cohen Kappa Kelas PBL ... 47

3.11Hasil Data Pretest ... 48

3.12Hasil Komputasi Uji Normalitas Skor Tes Kelas CTL ... 50

3.13Hasil Komputasi Uji Normalitas Skor Tes Kelas PBL ... 50

3.14Hasil Komputasi Uji Normalitas Skor Kreavtifitas Kelas CTL ... 52

3.15Hasil Komputasi Uji Normalitas Skor Kreavtifitas Kelas PBL ... 53

3.16Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56

4.1 . Data Postest Ketiga Kelas Setelah Perlakuan ... 60

4.2 . Skor Kreativitas Siswa ... 61

4.3 . Hasil Uji Kruskall-Wallis Skor Tes ... 62

4.4 . Hasil Uji Kruskall-Wallis Skor Kreativitas ... 64

4.5 . Hasil Uji Person Product Moment Kelas CTL ... 67

4.6 . Hasil Uji Person Product Moment Kelas PBL ... 67

4.7 . Hasil Uji Person Product Moment Kelas Konvensional ... 68


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...31

4.1 Histogram Frekuensi Nilai Postest Kelas Model CTL ...57

4.2 Histogram Frekuensi Nilai Postest Kelas Model PBL ...58

4.3 Histogram Frekuensi Nilai Postest Kelas Model Konensional...59


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi instrument Uji Coba ...90

2 Instrumen Uji Coba ...98

2 Daftar Nilai Uji Coba ...100

4 Validitas Instrumen ...101

5 Reabilitas Instrumen...103

6 Daya Beda Instrumen ...104

7 Tingkat Kesukaran Instrumen ...107

8 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kreatifitas ...109

9 Lembar Obserasi Kreatifitas Siswa ...111

10Kisi-kisi Pilihan Ganda Pretest dan Postest ...113

11Soal Pilihan Ganda ...117

12Daftar Nilai Pretest ...120

13Uji Normalitas data tes ...123

14Uji Cohen Kappa Skor Kreatifitas ...124

15Daftar Nilai Postest ...125

16Hasi Uji Kruskall-Wallis Skor Tes ...128

17Skor Kreatifitas ...129

18Hasil Uji Normalitas Skor Kreatifitas ...132

19Hasil Uji Kruskall-Wallis Skor Kreatifitas ...134

20Hasil Uji Hubungan kelas CTL ...135

21Hasil Uji Hubungan kelas PBL ...136

22Hasil Uji Hubungan kelas Konvensional ...137

23 Surat Keterangan Konsultan Bahasa ...138

24 RPP CTL ...143

25Lembar Jawab Siswa ...144

26Lembar Observasi ...146

27Surat Ijin Penelitian dari UNNES ...147

28Surat Ijin Penelitian dari Kepala Sekolah ...148


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari serangkaian upaya pembangunan suatu bangsa dan negara. Pendidikan digunakan sebagai salah satu parameter di negara-negara maju, untuk melihat keberhasilan pembangunan (Hartoyo, 2006:13). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pembelajaran Nasional pada pasal 37 ayat 1 yang di dalamnya

menyatakan “Kurikulum pembelajaran dasar dan menengah wajib memuat: pembelajaran agama, pembelajaran kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pembelajaran jasmani dan olahraga, keterampilan/ kejuruan, dan muatan lokal” diterbitkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

Hal ini juga didukung oleh lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pembelajaran (SNP). Lingkup Standar Nasional Pembelajaran meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar guru dan tenaga keguruan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pembelajaran. Pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran yaitu guru, siswa maupun pemerintah dituntutan memenuhi kurikulum agar tujuan pembelajaran nasional dapat tercapai.


(16)

2

Salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pembelajaran adalah adanya tenaga guru yang berdedikasi dan sistem pembelajaran yang baik. Dengan adanya guru yang berdedikasi maka akan tercipta siswa yang cerdas dan berkepribadian baik. Sistem pembelajaran yang ada mampu menciptakan suasana dan proses belajar mengajar yang menyenangkan, merangsang dan menantang siswa untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Keberhasilan guru dalam mendidik siswa dapat terlihat ketika siswa mampu mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan tersebut tidak hanya mencakup satu mata pelajaran saja, siswa mampu menguasai dan memahami semua mata pelajaran yang telah diberikan guru. Salah satu didalamnya adalah mata pelajaran IPA. Iskandar (2001:1) berpendapat, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari suatu pola atau keteratuan yang terdapat di alam. Berdasarkan Standar Isi, mata pelajaran IPA bertujuan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang menyenangkan, karena belajar IPA berarti belajar mengenai alam semesta beserta isinya yang melibatkan lingkungan sekitar. Aktivitas Pembelajaran IPA untuk Sekolah Dasar diawali dengan rencana program


(17)

3

penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dirumuskan melalui beberapa unsur diantaranya kompleksitas, daya dukung (sarana dan guru), dan intake (potensi siswa) sehingga akan ditetapkan batas ketuntasan menyeluruh dari kompetensi dasar yang diprogramkan.

Masalah pokok yang sering dijumpai dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar antara lain masih rendahnya hasil belajar dan kreativitas siswa. Sardjono (dalam Muslim, 2010) dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah masih banyak dilakukan secara konvensional (pembelajaran berpusat pada guru) dan hasil belajar IPA masih sangat rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut juga ditemukan pada saat melakukan observasi di SD yang menjadi subyek penelitian, dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan. Pembelajaran lebih cenderung berorientasi pada guru.

Penelitian awal yang telah dilakukan di SDN 1 Pengkolrejo Kecamatan Japah menemukan bahwa telah terjadi kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal terutama pada mata pelajaran IPA. SDN 1 Pengkolrejo menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mapel IPA adalah 65 (enam puluh lima), sesuai kesepakatan dalam KKG kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun 2014. Namun pada kenyataannya siswa kelas IV SDN 1 Pengkolrejo mendapatkan nilai dibawah standar minimal ketuntasan tersebut. Kondisi tersebut teridentifikasi dalam daftar nilai, analisis dan remedial test yang telah diadakan. Nilai ulangan harian kelas IV terutama pada mata pelajaran IPA sangat rendah. Siswa yang


(18)

4

mendapat nilai di bawah KKM mencapai 64% dari jumlah siswa di kelas. Pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru mengacu pada buku pelajaran, terlihat dari hasil pengamatan bahwa guru memakai metode yang biasa dan sering dipakai, sehingga siswa terlihat jenuh. Hal ini di dukung dengan temuan bahwa dalam setiap RPP yang dipakai, menggunakan metode ceramah atau metode penugasan. Guru juga mengacu pada satu buku pelajaran di setiap pembelajaran yang dilangsungkan.

Berdasarkan pengamatan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa nilai pembelajaran IPA yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Faktor yang menjadi penyebab diantaranya adalah dari dalam (intern) siswa yang menjadi kendala untuk mengembangkan kemampuan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, terbatasnya minat siswa dalam mengembangkan kemampuan ketrampilan yang mereka miliki juga rendahnya kemampuan pemecahan masalah. Faktor lain adalah dari luar (ekstern), yaitu model pembelajaran yang dipilih untuk menyajikan materi kurang variatif dan kurang beragam. Pembelajaran IPA selama ini kurang memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas sesuai dengan kemampuan diri tiap siswa.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu aktivitas dasar dalam kehidupan nyata. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari permasalahan yang harus dipecahkan. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melibatkan berbagai macam penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang kurang mendapat perhatian. Akibatnya, kemampuan kreatif memecahkan masalah pada siswa belum berkembang maksimal. Siswa harus banyak berinisiatif untuk


(19)

5

melakukan kegiatan dalam pembelajaran. Guru juga harus mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran. Guru dituntut dapat mewujudkan suasana belajar yang memberikan kebebasan bagi siswa untuk berfikir dan berpendapat.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran CTL dapat menjadi alternatif untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran dengan model CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Landasan filosofis CTL adalah kontruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Sebuah kompetensi akan terbangun secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu pembelajaran yang didukung situasi dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan nyata siswa banyak sekali terdapat permasalahan yang menunggu untuk dipecahkan, salah satu contohnya adalah permasalahan yang berhubungan dengan konsep matematika, IPA, IPS dan sebagainya. Siswa dituntut memecahkan permasalahan yang dihadapinya sehari-hari sehingga dibutuhkan pembelajaran yang bertujuan untuk dapat memecahkan permasalahan yang sering dihadapi siswa.


(20)

6

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Khamdi, 2007: 77). PBL sebagai suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran dengan cara menemukan perbedaan hasil belajar antara kelas yang mendapat perlakuan model CTL dengan kelas yang diberi perlakuan model PBL serta kelas yang masih mengunakan model konvensional, sehingga judul yang

diajukan yaitu, “ Keefektifan CTL dan PBL pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Skor Kreativitas dan Skor Tes ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang berhubungan secara langsung terhadap hasil belajar IPA, permasalahan tersebut sebagai berikut;

1) siswa kelas IV mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 2) pelajaran IPA disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan

textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim sehingga kurang mengasah kreativitas siswa dalam memecahkan masalah.


(21)

7

3) Pembelajaran berorientasi pada guru (teacher oriented)

4) Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang variatif dan masih menggunakan model konvensional.

1.3. Cakupan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, perlu adanya pembatasan masalah, hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat dilakukan secara cermat dan akurat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu;

1) Model yang akan diterapkan adalah Model CTL, model PBL dan model Konvensional.

2) Variabel penelitian hanya ditinjau dari siswa, tidak ditinjau dari kinerja guru. 3) Keefektifan model pembelajaran hanya dilihat dari skor tes hasil belajar siswa

dan skor kreativitas siswa pada aspek kognitif.

4) Materi IPA kelas IV yang digunakan yaitu Sumber Daya Alam pada Kurikulum KTSP dengan sub materi sebagai berikut.

a) Sumber Daya Alam dan Teknologi b) Sumber Daya Alam dan Lingkungan


(22)

8

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini adalah, “ Bagaimana keefektifan model CTL dan model PBL pada mata pelajaran IPA kelas IV di sekolah dasar terhadap skor kreativitas dan skor tes?”, dengan rincian sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

2) Adakah perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

3) Adakan hubungan yang positif dan signifikan antara skor kreativitas terhadap skor tes?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1) Menemukan adanya perbedaan skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

2) Menemukan adanya perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?


(23)

9

3) Menguji adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas terhadap skor tes?

1.6. Manfaat Hasil Penelitian 1) Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk wacana penelitian lanjutan oleh guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran IPA, sebagai referensi pembanding penelitian yang terdahulu atau rujukan pembelajaran IPA pada sekolah dasar terutama kelas IV.

Diharapkan dengan makin berkembangnya teori-teori baru tentang pembelajaran dapat memberikan banyak pilihan dalam mengatasi masalah menuju perbaikan hasil belajar bagi siswa sebagai tujuan pokok dari penelitian ini secara langsung dalam program sekolah selaras dengan standar proses yang ditetapkan oleh pemerintah tentang pelayanan pembelajaran serta perkembangan ilmu di dalam lingkup pembelajaran IPA.

2) Manfaat praktis

Hasil penelitian eksperimen ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai solusi alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar terutama pada pembelajaran IPA.


(1)

mendapat nilai di bawah KKM mencapai 64% dari jumlah siswa di kelas. Pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru mengacu pada buku pelajaran, terlihat dari hasil pengamatan bahwa guru memakai metode yang biasa dan sering dipakai, sehingga siswa terlihat jenuh. Hal ini di dukung dengan temuan bahwa dalam setiap RPP yang dipakai, menggunakan metode ceramah atau metode penugasan. Guru juga mengacu pada satu buku pelajaran di setiap pembelajaran yang dilangsungkan.

Berdasarkan pengamatan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa nilai pembelajaran IPA yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Faktor yang menjadi penyebab diantaranya adalah dari dalam (intern) siswa yang menjadi kendala untuk mengembangkan kemampuan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran IPA, terbatasnya minat siswa dalam mengembangkan kemampuan ketrampilan yang mereka miliki juga rendahnya kemampuan pemecahan masalah. Faktor lain adalah dari luar (ekstern), yaitu model pembelajaran yang dipilih untuk menyajikan materi kurang variatif dan kurang beragam. Pembelajaran IPA selama ini kurang memberi ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas sesuai dengan kemampuan diri tiap siswa.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu aktivitas dasar dalam kehidupan nyata. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari permasalahan yang harus dipecahkan. Kreativitas sebagai kemampuan untuk melibatkan berbagai macam penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang kurang mendapat perhatian. Akibatnya, kemampuan kreatif memecahkan masalah pada siswa belum berkembang maksimal. Siswa harus banyak berinisiatif untuk


(2)

melakukan kegiatan dalam pembelajaran. Guru juga harus mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui pembelajaran. Guru dituntut dapat mewujudkan suasana belajar yang memberikan kebebasan bagi siswa untuk berfikir dan berpendapat.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning atau pembelajaran CTL dapat menjadi alternatif untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang diharapkan. Pembelajaran dengan model CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Landasan filosofis CTL adalah kontruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Sebuah kompetensi akan terbangun secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara kontekstual yaitu pembelajaran yang didukung situasi dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan nyata siswa banyak sekali terdapat permasalahan yang menunggu untuk dipecahkan, salah satu contohnya adalah permasalahan yang berhubungan dengan konsep matematika, IPA, IPS dan sebagainya. Siswa dituntut memecahkan permasalahan yang dihadapinya sehari-hari sehingga dibutuhkan pembelajaran yang bertujuan untuk dapat memecahkan permasalahan yang sering dihadapi siswa.


(3)

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Khamdi, 2007: 77). PBL sebagai suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran dengan cara menemukan perbedaan hasil belajar antara kelas yang mendapat perlakuan model CTL dengan kelas yang diberi perlakuan model PBL serta kelas yang masih mengunakan model konvensional, sehingga judul yang diajukan yaitu, “ Keefektifan CTL dan PBL pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Terhadap Skor Kreativitas dan Skor Tes ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang berhubungan secara langsung terhadap hasil belajar IPA, permasalahan tersebut sebagai berikut;

1) siswa kelas IV mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 2) pelajaran IPA disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan

textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim sehingga kurang mengasah kreativitas siswa dalam memecahkan masalah.


(4)

3) Pembelajaran berorientasi pada guru (teacher oriented)

4) Guru tidak menerapkan model pembelajaran yang variatif dan masih menggunakan model konvensional.

1.3. Cakupan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, perlu adanya pembatasan masalah, hal ini dimaksudkan agar penelitian dapat dilakukan secara cermat dan akurat. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu;

1) Model yang akan diterapkan adalah Model CTL, model PBL dan model Konvensional.

2) Variabel penelitian hanya ditinjau dari siswa, tidak ditinjau dari kinerja guru. 3) Keefektifan model pembelajaran hanya dilihat dari skor tes hasil belajar siswa

dan skor kreativitas siswa pada aspek kognitif.

4) Materi IPA kelas IV yang digunakan yaitu Sumber Daya Alam pada Kurikulum KTSP dengan sub materi sebagai berikut.

a) Sumber Daya Alam dan Teknologi b) Sumber Daya Alam dan Lingkungan


(5)

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini adalah, “ Bagaimana keefektifan model CTL dan model PBL pada mata pelajaran IPA kelas IV di sekolah dasar terhadap skor kreativitas dan skor tes?”, dengan rincian sebagai berikut.

1) Adakah perbedaan skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

2) Adakah perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

3) Adakan hubungan yang positif dan signifikan antara skor kreativitas terhadap skor tes?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

1) Menemukan adanya perbedaan skor tes antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?

2) Menemukan adanya perbedaan skor kreativitas antara siswa yang mendapat pembelajaran IPA melalui model CTL, model PBL dan model Konvensional materi Sumber Daya Alam?


(6)

3) Menguji adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas terhadap skor tes?

1.6. Manfaat Hasil Penelitian 1) Manfaat teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk wacana penelitian lanjutan oleh guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran IPA, sebagai referensi pembanding penelitian yang terdahulu atau rujukan pembelajaran IPA pada sekolah dasar terutama kelas IV.

Diharapkan dengan makin berkembangnya teori-teori baru tentang pembelajaran dapat memberikan banyak pilihan dalam mengatasi masalah menuju perbaikan hasil belajar bagi siswa sebagai tujuan pokok dari penelitian ini secara langsung dalam program sekolah selaras dengan standar proses yang ditetapkan oleh pemerintah tentang pelayanan pembelajaran serta perkembangan ilmu di dalam lingkup pembelajaran IPA.

2) Manfaat praktis

Hasil penelitian eksperimen ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai solusi alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar terutama pada pembelajaran IPA.