4.2. Perkembangan Utang Usaha Luar Negeri SBU Transmisi
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia Persero
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh SBU Transmisi PT. INTI Persero dalam memenuhi pesanan atau kebutuhan konsumen dalam
negeri, mendorong pihak perusahaan untuk melakukan kerja sama dengan pihak luar negeri. Karena sebagian besar barang yang diperlukan
untuk memenuhi pesanan dan kebutuhan tersebut harus didatangkan dari luar negeri. Dalam hal ini pihak luar negeri yang terpaut kerja sama
dengan perusahaan adalah perusahaan suplier atau produsen industri telekomunikasi.
Dalam melakukan kegiatan penjualan produk SBU Transmisi menggunakan sistem penjualan dengan cara pemesanan barang yang
dibutuhkan konsumen. Maka dari itu kontrak kerja sama atau perjanjian jual beli dan penyerahan uang muka dilakukan terlebih dahulu sebelum
adanya serah terima barang ataupun pekerjaan. Sesuai dengan peranan SBU Transmisi, dalam melakukan kegiatan
usahanya berperan sebagai perantara Broker merangkap sebagai pekerja Worker. Dalam perannya sebagai perantara Broker SBU
Transmisi melakukan Transaksi jual suatu produk Transmisi kepada konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri dan membeli atau
memesan barang tersebut kepada perusahaan suplier atau produsen rekanan SBU Transmisi di luar negeri maupun di dalam negeri dengan
harapan mendapatkan keuntungan dari discount yang diberikan
65
perusahaan supplier maupun produsen rekanan SBU Transmisi ataupun dengan Mark Up dari harga jual produk yang dijual. Sedangkan dalam
perannya sebagai pekerja Worker SBU Transmisi melakukan perkerjaan perakitan dari komponen-komponen produk yang dijual kepada
konsumen yang didatangkan dari perusahaan produsen atau suplier rekanan SBU Transmisi di luar negeri maupun di dalam negeri.
Dengan adanya kegiatan tersebut diatas SBU Transmisi PT. INTI Persero sering kali harus menanggung beban yaitu berupa utang barang
yang dipesan kepada pihak luar negeri yang disebut juga dengan utang usaha luar negeri.
Utang usaha Luar negeri ini terus berkembang selama perusahaan melakukan kegiatan usahanya dan besar kecil perkembangannya sesuai
dengan frekuensi kegiatan penjualan produk yang didapatkan dari suplier rekanan perusahaan di luar negeri.
Besarnya perkembangan utang usaha luar negeri SBU Transmisi akan disajikan dalam tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Perkembangan Utang Usaha Luar Negeri SBU Transmisi
PT. INTI Persero
Dalam Rp
n JUMLAH UTANG
PERSENTASE
1994 1995
1996 1997
1998 86.763.467.345
100.382.988.015 213.284.930.463
344.337.883.130 576.454.755.450
- 15,7
112,47 61,45
67,41
66
Adapun dasar perhitungan dari perkembangan utang usaha luar negeri adalah sebagai berikut :
Persentase perkembangan = n
– n-1 x 100
n-1
Tahun 1994 = 86.763.467.345 - 0 x 100
= 0
Tahun 1995 = 100.382.988.015 - 86.763.467.345 x 100 86.763.467.345
= 15,7
Tahun 1996 = 213.284.930.463 - 100.382.988.015 x 100 100.382.988.015
= 112,47
Tahun 1997 = 344.337.883.130 - 213.284.930.463 x 100 213.284.930.463
= 61,45
Tahun 1998 = 576.454.755.450 - 344.337.883.130 x 100 344.337.883.130
= 67,41
67
Dari perhitungan diatas dapat diketahui besarnya perkembangan dari utang usaha luar negeri SBU Transmisi PT. INTI Persero tiap
tahunnya mengalami perkembangan yang cukup besar. Perkembangan ini disebabkan oleh adanya peningkatan volume penjualan yang terjadi di
SBU Transmisi PT. INTI Persero. Besarnya utang usaha luar negeri yaitu sejalan dengan besarnya
volume penjualan produk-produk yang berasal dari luar negeri karena sesuai kegiatan usahanya perusahaan bergerak sebagai perantara
Broker yang melakukan transaksi penjualan produk kepada konsumen dalam negeri maupun luar negeri dan membeli atau memesan barang
tersebut kepada perusahaan suplier atau produsen rekanan perusahaan di luar negeri .
Dengan demikian jika volume penjualan produk perusahaan naik maka sejalan dengan itu utang usaha luar negeri pun ikut naik karena
untuk pemenuhan kebutuhan pesanan konsumen akan produk yang berasal dari luar negeri, SBU Transmisi harus memesan produk tersebut
kepada perusahaan suplier atau produsen rekanan di luar negeri yang akan menimbulkan utang berupa utang usaha atas barang yang telah
dipesan. Akan tetapi jika dinilai dari produktifitas penjualan yang dilakukan oleh SBU Transmisi, bila utang usaha luar negeri naik maka produktifitas
penjualan akan dinilai baik.
68
4.3. Peranan Analisis Eksposur Akuntansi Dalam Mengendalikan