Pendahuluan Nyastra Dalam Lomba, Sebuah Evaluasi Kritis.

2 NYASTRA DALAM LOMBA: SEBUAH EVALUASI KRITIS Oleh: I Nyoman Darsana

1. Pendahuluan

Pesta Kesenian Bali yang dikenal dengan singkatan PKB merupakan pesta seni terbesar di Bali. PKB sudah menjadi ikon kumpulnya para seniman Bali dengan segala kreativitasnya. Di sini ada pagelaran seni baik seni tradisional maupun modern, ada eksibisi, dan ada pula lomba. Hiruk pikuknya pesta seni yang sudah menjadi ajang tahunan yang telah mampu menyedot perhatian dunia. Tidak sedikit kesenian dari manca negara juga ikut memeriahkan PKB walaupun hanya pada level eksibisi. Salah satu mata acara dalam PKB yang tidak pernah terhapuskan yaitu lomba nyastra. Barangkali masih ada pertanyaan kenapa nyastra itu selalu dilombakan? Apa sesungguhnya nyastra tersebut? Bagaimana kualitas lomba nyastra setelah berjalan 29 tahu n? Pertanyaan seperti itu terasa wajar-wajar saja karena mungkin bagi mereka masih gamang. Pertanyaan itu masih terasa wajar bagi mereka yang sering menyaksikan lomba nyastra, yang melihat hasilnya dari tahun ke tahu n belum signifikan. Satuan bahasa nyastra lahir dari kata dasar sastra yang berarti 1. Pengetahuan, ajaran; ajaran tentang agama; ajaran tentang ketatanegaraan; 2. huruf Tim Penyusun Kamus Dinas Kebudayaan Bali, 2008:626; Zoetmulder, 2009:1052. Satuan bahasa sastra 3 Staf Dosen Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Udayana identik dengan aksara Bagus, 1980:6. Dari kata sastra kemudian memiliki kata turunan yakni nyastra yaitu bentuk aktif dari kata sastra yang artinya melakukan aktivitas terkait dengan arti kata sastra yang diacu. Mengacu kepada arti kata sastra kemudian menjadi kata nyastra, lahirlah perluasan makna kata nyastra yaitu segala aktivitas manusia Bali yang berhubungan dengan bahasa, sastra, dan aksara Bali Suarka, 2008:1. Bahasa, sastra, dan aksara Bali tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan Bali. Dari sisi budaya, bahasa dan sastra serta aksara Bali merupakan pendukung budaya Bali. Di samping itu bahasa, sastra, dan aksara Bali itu sudah merupakan budaya Bali itu sendiri. Jika demikian halnya berarti bahasa, sastra, dan aksara Bali sebagai budaya daerah tidak boleh hilang atau punah. Lebih-lebih lagi budaya daerah telah diakui sebagai pendukung budaya nasional Ardika, 2001:4. Signifikasi eksistensi bahasa, sastra, dan aksara Bali membuat pemerintah Bali merasa perlu melindungi sehingga pada tahun 1992 nomor 3 lahir Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Di sana disebutkan bahwa bahasa, aksara, dan sastra Bali merupakan aspek dari kebudayaan Daerah dan juga bagian dari Kebudayaan Nasional. Selanjutnya dipandang perlu untuk melakukan upaya melestarikan, membina dan mengembangkan Bahsa, Aksara, dan Sastra Bali Perda Propinsi Daerah Tk. I Bali, 1992: 126. 4 Berbicara masalah tanggung jawab pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali adalah semua masyarakat Bali yang menjadikan bahasa Bali sebagai bahasa ibu. Di rumah, orang tua bertanggu ngjawab kepada anaka- anaknya. Di sekolah, para guru bahasa Bali bertanggungjawab terhadap siswanya. Dengan adanya kurikulum KTSP melalui Dinas Pendidikan telah memilih Bahasa Bali sebagai muatan lokal wajib. Konsekuensinya, guru Bahasa Daerah Bali harus betul-betul pintar berbahasa Bali dan berapresiasi sastra Kepala Dinas Pendid ikan Provinsi Bali, 2007:7. Untuk mengakomodasi hal-hal yang terkait dengan pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali, pemerintah mengadakan lomba nyastra baik secara berkala maupun secara insidental. Demikian pula pihak swasta banyak yang sangat konsen terhadap budaya Bali sehingga sering pula ikut mengadakan lomba nyastra. Ada yang secara rutin berperan aktif seperti PWII Bali dan ada yang hanya insidental. Di atas telah disinggung salah satu ajang pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali secara rutin yaitu pada lomba nyastra di PKB. Dalam kesempatan ini ada beberapa mata lomba dalam lomba nyastra setelah dievaluasi, kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Adapun mata lomba tersebut yaitu: Masatua, Macecimpedan, Pidarta, dan Dharma Wacana. 5 2. Evaluasi Beberapa Mata Lomba Nyastra 2.1 Masatua