UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR DRIBEL DRIBEL DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GELOMBANG PANJANG WAY KANAN 2011-2012

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR DRIBEL DRIBEL DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GELOMBANG PANJANG

WAY KANAN 2011-2012

Oleh JUANDA

Peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar melempar cakram dalam pembelajaran atletik menggunakan media audio visual pada siswa kelas V SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan. Kurangnya hasil belajar gerak dasar melempar cakram siswa kelas V SDN Gelombang Panjang tahun pelajaran 2011-2012 merupakan permasalahan didalam pembelajaran. Oleh sebab itu upaya perbaikan pembelajaran dengan penggunaan media audio visual penting dilakukan demi meningkatkan hasil belajar supaya meningkat dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran gerak dasar melempar cakram dalam pembelajaran atletik pada siswa kelas V SDN Gelombang Panjang kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011-2012

Penelitian ini dilakukan pada semester 2 (dua) tahun 2011-2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang setiap siklusnya memiliki kegiatan yang berbeda. Jumlah jam mata pelajaran pendidikan jasmani adalah 4 x 35 menit (140 menit). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Gelombang Panjang yang berjumlah 15 siswa ( 6 siswa putra dan 9 siswa putri). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Tes yang digunakan adalah kemampuan gerak dasar melempar cakram yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan. Selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, prosentase dan normative.

Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Pembelajaran gerak dasar melempar cakram

menggunakan media audio visual telah terbukti menghasilkan proses pembelajaran yang efektif bagi siswa kelas V SDN Gelombang Panjang kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011-2012, dan 2) Berdasarkan standar ketuntasan belajar, seluruh siswa kelas V SDN Gelombang Panjang


(2)

kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011-2012,yang mengikuti pembelajaran gerak dasar melempar cakram dinyatakan tuntas.


(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai peran penting untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini sesuai pendapat bahwa,

"Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub-sistem pendidikan yang berperan yang penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia (Toho Cholik Mutohir & Rusli Lutan, 2001: 2).".

Penjas merupakan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan lainnya. Melalui penjas aspek-aspek yang ada pada diri siswa dikembangkan secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000: 23) bahwa, "Secara umum tujuan penjas dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial".

Penjas merupakan pendidikan yang di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Hal ini artinya, materi penjas antara tingkat sekolah dasar dengan tingkat sekolah di atasnya (SMP dan SMA/SMK) berbeda-beda. Dalam KTSP, menurut Depdiknas (2007: 3-4), "Ruang lingkup mata pelajaran penjas sekolah dasar meliputi aspek-aspek: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan".

Dalam mengajarkan materi penjas seorang guru harus bisa menyesuaikan materi sesuai dengan kondisi atau karakteristik anak sekolah dasar ( SD ) yang memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapkan melalui bermain. Karakteristik siswa inilah yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan anak, serta guru harus mampu menerapkan model


(4)

pembelajaran yang baik dan tepat sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar. Banyaknya model pembelajaran menuntut seorang guru pendidikan jasmani memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang model-model pembelajaran. Namun pada kenyataannya, sekarang ini masih banyak para guru pendidikan jasmani kurang memahami model pembelajaran penjas. Hal ini sering dijumpai di lapangan pada saat pembelajaran penjas siswa dibiarkan berolahraga sendiri, sedangkan gurunya hanya berteduh atau bahkan ngobrol di kantor. Kondisi semacam ini sangat memprihatinkan, karena kaidah-kaidah pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah atas tidak dilaksanakan, sehingga tujuan pendidikan jasmani tidak dapat tercapai.

Pembelajaran penjasorkes melalui penggunaan modifikasi alat mempakan salah satu

karakteristik model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran penjas. Adanya model pembelajaran dengan modifikasi alat menuntut seorang guru pendidikan jasmani harus menguasai dan memahaminya dan dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru harus aktif menciptakan suasana pembelajaran yang sebaik mungkin agar motivasi belajar siswa dapat meningkat. Kemampuan seorang guru membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Model pembelajaran dengan modifikasi alat menuntut kreatifitas dan inisiatif guru penjas untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beraneka ragam. Selain itu juga, pembelajaran yang dilaksanakan harus efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Dan hal yang tak kalah pentingnya, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dalam belajar, sehingga siswa responsif dengan pembelajaran yang diterimanya, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Model pembelajaran dengan modifikasi alat merupakan model pembelajaran yang menuntut kemampuan guru dalam mengorganisasi pembelajaran dan menuntut siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik dan efektif.

Dari berbagai mata pelajaran yang ada di sekolah menengah atas, atletik merupakan salah satu kegiatan yang digemari para siswa sesuai dengan ciri perkembangannya. Atletik yang dapat diperlombakan adalah lari, lompat, lempar. Fenomena itulah yang saat ini terjadi di


(5)

SDNGelombang panjang kelas 5. Hasil survei yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tingkat penguasaan teknik dasar dalam mengikuti pembelajaran lempar cakram masih rendah sehingga perlu di tingkatkan.

Pada umumnya pembelajaran lempar cakram yang sering dilaksanakan guru penjas masih bersifat tradisional. Pembelajaran penjas secara tradisional yaitu, guru menerangkan materi pelajaran yang diajarkan, kemudian memberikan contoh dan siswa harus mengulang-ulang sampai materi yang dipelajari dikuasai siswa. Jika materi belum dapat diselesaikan, maka pada pertemuan berikutnya diulang kembali. Pembelajaran seperti ini sangat menoton, siswa merasa jenuh, siswa harus mengikuti semua instruksi dari guru, bahkan terkadang siswa merasa takut dengan gurunya bila tidak dapat melaksanakannya. Di samping itu juga, guru terkadang kurang inovatif dan kreatif, sehingga pembelajarannya kelihatan monoton. Pembelajaran pendidikan jasmani yang monoton disebabkan oleh beberapa hal di antaranya tidak adanya sarana mendukung, dan dari pihak guru sendiri tidak kreatif dan inovatif dalam membelajarkan pendidikan jasmani. Kegiatan-kegiatan pembelajaran lempar cakram yang monoton akan berdampak pada motivasi belajar menurun. Jika dalam belajar penguasaan materi siswa menurun, maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.

Menerapkan model pembelajaran yang tepat adalah sangat penting dalam pembelajaran lempar cakram pada siswa sekolah dasar. Dengan model pembelajaran yang baik dan tepat,

direncanakan dengan baik, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik siswa, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, maka pembelajaran penjas akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Di samping itu juga, siswa akan termotivasi dalam belajarnya, merasa senang karena bentuk pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi dirinya. Tetapi sebaliknya, jika pembelajaran tidak sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa, maka siswa akan merasa bosan dan jenuh, sehingga siswa akan malas melaksanakan tugas ajar, sehingga penguasaan materinya menurun. Bagaimanakah model pembelajaran pendidikan jasmani khususnya nomor cabang lempar cakram pada siswa kelas 5 SDN Gelombang panjang tahun ajaran 2011/2012, apakah model pembelajaran dengan modifikasi alat sudah diterapkan secara optimal ataukah sebaliknya belum mengetahui model pembelajaran dengan modifikasi alat. Untuk mengetahui sejauh mana optimalisasi penerapan model pembelajaran dengan modifikasi alat, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, "Upaya Meningkatan Ketrampilan


(6)

GerakDasar Lempar Cakram Melalui Media audio visual Pada Siswa Kelas 5 SDN Gelombang Panjang Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya penguasaan tangan saat memegang cakram

2. Kurang terarahnya lemparan saat melempar cakram 3. Tidak seimbangnya tubuh setelah melempar

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis berfokus pada upaya peningkatan gerak dasar lempar cakram dengan menggunakan audio visual pada siswa kelas 5 SD Negeri Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2011-2012.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar lempar cakram pada siswa setelah menggunakan media audio visual.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar gerakan lempar cakram pada siswa setelah menggunakan media audio visual.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran dengan modifikasi alat, penguasaan teknik dasar dalam pembelajaran lempar cakram meningkat diharapkan siswa lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan lebih berprestasi lagi.


(7)

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjasorkes di SDN Gelombang Panjang yaitu bahwa model pembelajaran dengan modifikasi alat dapat meningkatkan penguasaan teknik siswa, sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi belajar secara maksimal, khususnya penguasaan teknik dasar lempar cakram.

3. Bagi Kepala Sekolah

Dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran khususnya pengembangan media pembelajaran olahraga.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain dengan objek penelitian yang sama.


(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah :

Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan


(9)

sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang

bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.

Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan.

Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas

pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.

B. Efektivitas Belajar

Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari

bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan


(10)

gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.

Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai ( ), mengatakan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah : 1. Peningkatan pengetahuan

2. Peningkatan keterampilan 3. Perubahan sikap

4. Prilaku

5. Kemampuan adaptasi 6. Peningkatan integrasi 7. Peningkatan partisipasi 8. Peningkatan interaksi cultural

A. Model Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996/1997), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan proseddur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Menurut Ismail (2002: 11) model pembelajaran memiliki


(11)

empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu, yaitu : (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai: (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana secara berhasil dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.

Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembelajaran didalam kelas atau seting kelas yang lain. (Ahmad H. P, 2005:15)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

Melihat fakta diatas maka jelaslah bahwa guru pendidkan jasmani perlu menerapkan model -model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran penjaskes disekolah yang menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikandengan perkembangan jiwa peserta didik.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani disekolah dengan pencapaian tujuan pendidikanya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan

penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan dapat meningkatkan motivasi atau semangat anak untuk melakukan gerak.


(12)

Sesuai dengan judul penelitian ini media yang akan digunakan adalah dengan

menggunakan media audio visual. Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung biaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media

membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4).Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak.


(13)

Pada cabang olahraga atletik tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Untuk menunjang pencapaian lemparan dan tolakan sejauh-jauhnya harus diperhatikan dan diaplikasikan hokum-hukum fisika ( biomekanika dan mekanik ) serta peraturan yang berlaku secara internasional dalam nomor lempar atau tolak ini.

Dalam nomor lempar performa atlet akan berdasarkan pada kemampuan factor yang mengatasi atau memanipulasi lingkungan, dan pengetahuan tentang peraturan dalam nomor lempar atau tolak.

Dalam nomor lempar/tolak dilakukan dalam keadaan posisi tubuh diam atau , penggunaan awalan gerak (tanpa awalan atau dengan awalan). Jika dianalisis urutan geraknya pada nomor lempar/tolak ada empat tahapan gerak jika diurut berdasarkan tingkat pentingnya, yaitu sebagai berikut

- Tahap utama atau main phase (gerak utama pada pelepasan cakram). Sebaiknya tahap ini diberikan paling awal pada siswa atau atlet. Dengan tujuan agar mereka merasakan tahapan utama dari semua bentuk lemparan atau tolakan.

- Tahap awalan atau wind-up phase. Pada tahap ini biasanya atlet menambah awalan atau momentum gerak. Tahap ini diberikan setelah tahap utama diberikan. Pelaksanaannya, mula-mula tahapan awal dilanjutkan tahap utama gerak

lemparan. Dengan menambah jarak awalan prestasi atau hasil lemparan semakin jauh.

- Tahap persiapan (preparation phase). Pada tahap ini, posisi tubuh dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan tahap awalan, dan tahap utama.

- Tahap recovery. Dalam tahap ini posisi tubuh dalam keadaan rileks dan siap melakukan tahap persiapan. Untuk lebih jelasnya tentang tahapan-tahapan ini dapat dilihat pada table berikut

Fase gerak pada nomor lempar cakram

No Tahapan umum Lempar cakram

1 Tahap persiapan Ayunan

2 Tahap awalan Putaran


(14)

4 Tahap akhir Reverse

Pada tahap persiapan untuk memperoleh gaya yang diimplementasikan dari posisi awal sampai ke perpindahan badan/benda yang dibawa sejauh mungkin unntuk membuat lintasan gerak.

Pada tahap awalan, tungkai kaki berfungsi sebagai pengatur gerakan awal untuk menghasilkan gaya dan tegangan otot awal. Tegangan ditransmisi mulai dari tungkai, badan, kemudian berakhir pada gerakan lengan/tangan. Pada tahap utama pelempar mengerahkan tenaga secara optimal. Pada tahap recoveri dibutuhkan untuk meredam atau mengarahkan gerakan yang diakibatkan gerakan lempar yang berlebihan dan gerak untuk persiapan tahap berikut (follow through).

Secara mekanika proyektil lemparan di pengaruhi oleh lima unsure yaitu kecepatan lepas, sudut lepas, tinggi lepas, tahan udara, gaya tarik bumi. Urutan pada teknik melempar cakram yaitu

a. Memegang cakram b. Posisi awal

c. Ayunan awal d. Putaran badan e. Posisi lemparan f. Pelepasan cakram g. Sikap akhir

F. Teknik-teknik Lempar Cakram 1. Cara memegang cakram

Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:

a. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di


(15)

belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.

b. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.

c. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.

Cara memegang cakram bagi:

(a). tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang, (b). jari telunjuk dan jari tengah,

(c). jari-jari pendek

Cara memegang cakram (A-B-C-D) serta gambar E telapak tangan agak cekung. 2. Cara Melakukan Awalan

Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi


(16)

Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:

a. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.

b. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1) Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat.

2) Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.

3) Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas.

Cara melakukan awalan lempar cakram gaya menyamping

3. Ayunan Lengan Saat Melempar

Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

a. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.


(17)

b. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.

c. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.

d. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.

4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)

Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram. Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.


(18)

Serangkaian gerakan melempar cakram gaya menyamping dari gerakan awalan sampai akhir.

5. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Lempar Cakram Hal-hal yang harus dihindari dalam melempar cakram:

- Jatuh ke belakang pada awal putaran. - Berputar di tempat (seperti gangsing).

- Mambungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang). - Melompat tinggi di udara.

- Terlalu tegang di kaki.

- Penempatan kaki yang selalu sudah dalam hubungan dengan garis lemparan. - Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh.

- Mendahului lemparan dengan lengan (ini termasuk mematahkan atau pembengkokkan di pinggang dan membungkukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri).

Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram: - Berputar dengan baik.

- Mendorong cakram melewati lingkaran.


(19)

- Mencapai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.

- Mendarat pada jari-jari kaki kanan dan putarlah secara aktif di atas jari-jari tersebut.

- Mendarat dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri ke kiri dari garis lemparan.

6. Alat dan Sektor (lapangan Lempar Cakram) Alat

Cakram terbuat dari bahan kayu yang dibingkai oleh logam sebagai penguat sisi cakram.

Bagi Berat (kg) Garis tengah (mm)

Putra 2 2 219-221

Putri 1 180-182

Sektor (lapangan)

ü Lapangan untuk melempar berdiameter 2,50 meter, dalam perlombaan yang resmi terbuat dari metal atau baja.

ü Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh pagar kawat atau sangkar untuk menjamin keselamatan petugas, peserta dan penonton.

ü Bentuk lapangan seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40o di pusat lingkaran.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan

mengggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yaitu sebuah kegiatan peenlitian yang dilakukan dikelas ata

dilapangan, hal ini Karena ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut.1). penelitian menunjukkan pada menunjukkan pada suatu kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan peneliti.2). tindakan menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu delam penelitian pembentuk rangkaian siklus kegiatan siwa. 3). Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tapi ruang kelas dalam penlitian yang lebih spesifik.

Gambar 1. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16) Identifikasi

Aksi Perencanaan

Refleksi

Observasi

Perencanaan Refleksi

Observasi

Aksi


(21)

1. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian selama satu setengah bulan dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap perencanaan

Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.

b. Tahap melakukan tindakan

Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan , dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat.

c. Tahap pengamatan ( Observasi )

Pada tahap ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai

instrumen.Yang paling diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang otentik.

d. Tahap refleksi

Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian.

B. Definisi Operasional Penelitian

Pada dasarnya keterampilan gerak dasar dibagi menjadi 3 kategori, sebuah kategori gerak adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur-unsur yang sama. Kategori gerak dasar itu adalah sebagai berikut :

1. Gerak lokomotor

Gerak lokomotor adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadaan tubuh di pindahkan posisinya kearah mendatar ( horizontal ), atau vertikal dari satu titik ke titik lainnya ( Jalan, Lari,melompat )


(22)

2. Gerak non lokomotor

Gerak yang dilakukan seorang yang menetap pada suatu titik atau posisinya, bergerak pada sumbu vertikal atau horizontal, atau gerak aksial ( menjangkau, memutar, menggeliat, mengulur, membungkuk ).

3. Gerak manipulatif

Gerak yang mengerahkan daya serta melibatkan otot-otot besar yang diarahkan pada suatu obyek atau sasaran ( melempar, menendang, memukul ).

( Agus Mahendra 1999 : 20-22 )

C. Subyek dan Sampel Penelitian

1. Subyek Penelitian

Populasipenelitian adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyanto,2008 : 117).

Sedangkan menurut Arikunto(2006 : 130), Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini subyeknya adalah siswa kelas 5 SD Negeri

Gelombang panjangkecamatan Kasui Kabupaten Way kanan.

2. Sampel Penelitian

Ridwan (2005:11) menyatakan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Sampel penelitian menurut Arikunto, (2006:131) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Jadi, penulis mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian yangberjumlah 15 orang.


(23)

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gelombang Panjang Kecamatan Kasui Kabupaten Way kanan

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal...sampai dengan ...2012

E. Pelaksanaan Penilaian Tindakan Kelas

1. Model sistem

a) Peneltian putaran pertama

1. Guru menjelaskan dan memperlihatkan potongan gambar-gambar tentang bagaimana cara memegang cakram dan teknik pelemparan. 2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk belajar cara memegang

cakram dan melakukan apa yang dijelaskan dan dicontohkan dalam gambar tadi.

b) Penelitian putaran kedua

1. Setelah melakukan penelitian putaran pertama lalu guru memperlihatkan video tentang pembelajaran lempar cakram dengan benar

2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan seperti yang telah dijelaskan dan dicontohkan dalam video tadi serta mengevaluasinya.


(24)

2. Implementasi di Kelas

Pelaksanaan tes awal (pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga, dilakukan oleh peneliti.Tindakan ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

a.Siklus Pertama

1. Rencana :

a. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

pertama dengan diawali apersensi, pemanasan, peregangan.

2. Tindakan:

a. Guru menjelaskan tentang tata cara memegang cakram dan gerakan melempar cakram dengan arah putaran cakram yang benar dan memberikan contoh gerakan secara langsung

b. Guru memberikan contoh beberapa gambar atau foto tentang pembelajaran gerakmelempar cakram

c. Siswa belajar tentang gerakan tangan dan kaki saat awalan

d. Setelah melihat gambar tadi Siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan melempar cakram tanpa awalan

3. Observasi

Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi serta penilaian dengan menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.

4. Refleksi


(25)

b. Siklus kedua 1. Rencana :

a. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan

2. Tindakan:

a. Guru kembali menjelaskan tentang tata cara memegang cakram dan gerakan melempar cakram kemudian memberikan contoh gerakan secara langsung

b. Guru memberikan contoh video tentang bagaimana memegang cakram dan gerak cara melempar cakram dengan benar

c. Siswa ditugaskan untuk melempar cakram dengan awalan d. Setelah melihat video Siswa diberikan tugas untuk melempar

cakram dan melakukan secara bergantian.

3. Observasi

Setelah dilakukan tindakan, pengamatan, koreksi, penilaian dan evaluasi hasil belajar pada siklus kedua.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan setelah pelaksanaan dan observasi

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini akan peneliti uraikan sebagai berikut:


(26)

Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individuatau

kelompok ( Arikunto,2006:223)

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melempar cakram yang ditunjukkan kepada sampel kelas 5 siswa SD Negeri Gelombang panjang Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan

Instrument Penelitian

No

Komponen gerak dasar lempar lembing 1 Nilai 2 3 Ket 1 Awalan

 Berdiri menyamping dengan arah lemparan  Memusatkan perhatian saat mengayun cakram  Saat mengayun cakram,badan juga mengikuti arah

ayunan lengan 2 Pelaksanaan

Menolakkan kaki pada saat berputar akan melempar  Melemparkan cakram setelah badan menghadap penuh

kea rah lemparan

 Melempar cakram setinggi dagu dengan putaran searah jarum jam

3 Gerakan lanjutan

Menekuk kaki dengan menahan supaya tidak keluar dari garis lingkaran

 Keluar dari garis lingkaran melalui bagian belakang,tidak dengan berlari atau melompat


(27)

G. Analisis Data

Teknik analisis data tes siswa adalah sebagai berikut:

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data penelitian dari tindakan dan observasi disetiap siklus yang telah dilaksanakan, selanjutnya tes gerak dasar lempar lembing dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus yang dikemukakan Sutrisno Hadi, 1993:246

Keterangan :

P = Presentasi keberhasilan

F = Jumlah siswa yyang melakukan gerak dengan benar N = Jumlah sampel

ƒ

P = X 100 % N


(28)

H. penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu ( Griffin & Nix, 1991 ).

Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah : a. Tingkat kompleksitas

Kesulitan atau kerumitan indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus di capai peserta didik.

b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung

1. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

2. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholder sekolah. c. Tingkat Kemampuan (Intake) Rata-Rata Peserta Didik

Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru.

I. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Dribel

Proses pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai berikut : Tes Awal :

Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar melempar cakram. Siklus Pertama

Rencana :

- Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 3 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar melempar

cakram yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes atletik materi melempar cakram. 15 orang, 6 putra dan 9 putri.


(29)

- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran.

- Melakukan pemanasan

- Menyiapkan perangkat kamera

- Menyiapkan cakram untuk pembelajaran Tindakan

- Siswa di bariskan menjadi 3 berbanjar kebelakang menyesuaikan. Masing-masing anak dibarisan depan menghadapi cakram yang akan dilempar.

- Pada saat akan lemparan,siswa memperhatikan contoh gerakan yang diberikan. - Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar melempar cakram gerakan tangan yang salah menghasilkan hasil lemparan yang kurang bagus.

- Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Refleksi

- Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan.

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar melempar cakram ,

kesalahan awal ada pada cara memegang cakram dan gerakan tangan saat melempar yang menghasilkan perputaran lemparan yang kurang bagus sehingga gerakannya tidak

sempurna, sehingga pada siklus ke 2 gerakan-gerakan yang masih salah di betulkan untuk mendapat hasil yang lebih baik.

- Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua Siklus Kedua

Rencana :

Menyiapakan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan.

- Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar melempar cakram yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.


(30)

- Membariskan siswa menjadi 3 bersab. Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran

- Melakukan pemanasan - Menyiapkan kamera

- Menyiapkancaram untuk pembelajaran Tindakan

- Siswa dibariskan untuk persiapan melakukan lemparan.

- Siswa melakukan gerakan melempar cakram sesuai dengan apa yang mereka lihat dan telah di contohkan. Pertama melakukan secara perlahan kemudian setelah mengerti melempar kembali dengan gerakan yang cepat. Siswa melakukan secara bergantian - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada saat observasi cara memegang cakram sudah benar dan gerakan saat melepaskan cakram sudah mengalami peningkatan.

- Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Tes Akhir


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah :

Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan terjadinya perubahan perilaku yang lain. (c). Perubahan bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui aktivitas individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang


(32)

bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.

Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan.

Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini mengandung makna bahwa aktivitas

pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan tertentu.

B. Efektivitas Belajar

Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan, karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari

bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.


(33)

Dan dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Rivai ( ), mengatakan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Menurut Rivai aspek-aspek yang meliputi efektivitas belajar adalah : 1. Peningkatan pengetahuan

2. Peningkatan keterampilan 3. Perubahan sikap

4. Prilaku

5. Kemampuan adaptasi 6. Peningkatan integrasi 7. Peningkatan partisipasi 8. Peningkatan interaksi cultural

A. Model Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996/1997), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan proseddur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Menurut Ismail (2002: 11) model pembelajaran memiliki empat cirri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu, yaitu : (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran


(34)

yang akan dicapai: (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana secara berhasil dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.

Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembelajaran didalam kelas atau seting kelas yang lain. (Ahmad H. P, 2005:15)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

Melihat fakta diatas maka jelaslah bahwa guru pendidkan jasmani perlu menerapkan model -model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran penjaskes disekolah yang menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikandengan perkembangan jiwa peserta didik.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani disekolah dengan pencapaian tujuan pendidikanya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan

penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan dapat meningkatkan motivasi atau semangat anak untuk melakukan gerak.

B. Media Belajar

Sesuai dengan judul penelitian ini media yang akan digunakan adalah dengan

menggunakan media audio visual. Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu


(35)

perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara, Briggs(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan

sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung biaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media

membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4).Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak.

C. Lempar Cakram

Pada cabang olahraga atletik tujuan utama dalam nomor lempar adalah melempar atau menolak dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Untuk menunjang pencapaian lemparan dan tolakan sejauh-jauhnya harus diperhatikan dan diaplikasikan


(36)

hokum-hukum fisika ( biomekanika dan mekanik ) serta peraturan yang berlaku secara internasional dalam nomor lempar atau tolak ini.

Dalam nomor lempar performa atlet akan berdasarkan pada kemampuan factor yang mengatasi atau memanipulasi lingkungan, dan pengetahuan tentang peraturan dalam nomor lempar atau tolak.

Dalam nomor lempar/tolak dilakukan dalam keadaan posisi tubuh diam atau , penggunaan awalan gerak (tanpa awalan atau dengan awalan). Jika dianalisis urutan geraknya pada nomor lempar/tolak ada empat tahapan gerak jika diurut berdasarkan tingkat pentingnya, yaitu sebagai berikut

- Tahap utama atau main phase (gerak utama pada pelepasan cakram). Sebaiknya tahap ini diberikan paling awal pada siswa atau atlet. Dengan tujuan agar mereka merasakan tahapan utama dari semua bentuk lemparan atau tolakan.

- Tahap awalan atau wind-up phase. Pada tahap ini biasanya atlet menambah awalan atau momentum gerak. Tahap ini diberikan setelah tahap utama diberikan. Pelaksanaannya, mula-mula tahapan awal dilanjutkan tahap utama gerak

lemparan. Dengan menambah jarak awalan prestasi atau hasil lemparan semakin jauh.

- Tahap persiapan (preparation phase). Pada tahap ini, posisi tubuh dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan tahap awalan, dan tahap utama.

- Tahap recovery. Dalam tahap ini posisi tubuh dalam keadaan rileks dan siap melakukan tahap persiapan. Untuk lebih jelasnya tentang tahapan-tahapan ini dapat dilihat pada table berikut

Fase gerak pada nomor lempar cakram

No Tahapan umum Lempar cakram

1 Tahap persiapan Ayunan

2 Tahap awalan Putaran

3 Tahap utama Pelepasan


(37)

Pada tahap persiapan untuk memperoleh gaya yang diimplementasikan dari posisi awal sampai ke perpindahan badan/benda yang dibawa sejauh mungkin unntuk membuat lintasan gerak.

Pada tahap awalan, tungkai kaki berfungsi sebagai pengatur gerakan awal untuk menghasilkan gaya dan tegangan otot awal. Tegangan ditransmisi mulai dari tungkai, badan, kemudian berakhir pada gerakan lengan/tangan. Pada tahap utama pelempar mengerahkan tenaga secara optimal. Pada tahap recoveri dibutuhkan untuk meredam atau mengarahkan gerakan yang diakibatkan gerakan lempar yang berlebihan dan gerak untuk persiapan tahap berikut (follow through).

Secara mekanika proyektil lemparan di pengaruhi oleh lima unsure yaitu kecepatan lepas, sudut lepas, tinggi lepas, tahan udara, gaya tarik bumi. Urutan pada teknik melempar cakram yaitu

a. Memegang cakram b. Posisi awal

c. Ayunan awal d. Putaran badan e. Posisi lemparan f. Pelepasan cakram g. Sikap akhir

F. Teknik-teknik Lempar Cakram 1. Cara memegang cakram

Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:

a. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di

belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.


(38)

b. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.

c. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.

Cara memegang cakram bagi:

(a). tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang, (b). jari telunjuk dan jari tengah,

(c). jari-jari pendek

Cara memegang cakram (A-B-C-D) serta gambar E telapak tangan agak cekung. 2. Cara Melakukan Awalan

Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi


(39)

Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:

a. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.

b. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1) Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat.

2) Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.

3) Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas.

Cara melakukan awalan lempar cakram gaya menyamping

3. Ayunan Lengan Saat Melempar

Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

a. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.


(40)

b. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.

c. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.

d. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.

4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)

Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram. Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.


(41)

Serangkaian gerakan melempar cakram gaya menyamping dari gerakan awalan sampai akhir.

5. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Lempar Cakram Hal-hal yang harus dihindari dalam melempar cakram:

- Jatuh ke belakang pada awal putaran. - Berputar di tempat (seperti gangsing).

- Mambungkukkan badan ke depan (dipatahkan pada pinggang). - Melompat tinggi di udara.

- Terlalu tegang di kaki.

- Penempatan kaki yang selalu sudah dalam hubungan dengan garis lemparan. - Membawa berat badan pada kaki depan dan membiarkan jatuh.

- Mendahului lemparan dengan lengan (ini termasuk mematahkan atau pembengkokkan di pinggang dan membungkukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri).

Hal-hal yang harus diutamakan dalam lempar cakram: - Berputar dengan baik.

- Mendorong cakram melewati lingkaran.


(42)

- Mencapai jarak yang cukup pada saat melayang melintasi lingkaran.

- Mendarat pada jari-jari kaki kanan dan putarlah secara aktif di atas jari-jari tersebut.

- Mendarat dengan kaki kanan di titik pusat lingkaran dan kaki kiri ke kiri dari garis lemparan.

6. Alat dan Sektor (lapangan Lempar Cakram) Alat

Cakram terbuat dari bahan kayu yang dibingkai oleh logam sebagai penguat sisi cakram.

Bagi Berat (kg) Garis tengah (mm)

Putra 2 2 219-221

Putri 1 180-182

Sektor (lapangan)

ü Lapangan untuk melempar berdiameter 2,50 meter, dalam perlombaan yang resmi terbuat dari metal atau baja.

ü Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh pagar kawat atau sangkar untuk menjamin keselamatan petugas, peserta dan penonton.

ü Bentuk lapangan seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 40o di pusat lingkaran.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan

mengggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas yaitu sebuah kegiatan peenlitian yang dilakukan dikelas ata

dilapangan, hal ini Karena ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut.1). penelitian menunjukkan pada menunjukkan pada suatu kegiatan yang mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan peneliti.2). tindakan menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu delam penelitian pembentuk rangkaian siklus kegiatan siwa. 3). Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tapi ruang kelas dalam penlitian yang lebih spesifik.

Gambar 1. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16)

Identifikasi

Aksi Perencanaan

Refleksi

Observasi

Perencanaan Refleksi

Observasi

Aksi


(44)

1. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian selama satu setengah bulan dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap perencanaan

Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.

b. Tahap melakukan tindakan

Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan , dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat.

c. Tahap pengamatan ( Observasi )

Pada tahap ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai

instrumen.Yang paling diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang otentik.

d. Tahap refleksi

Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian.

B. Definisi Operasional Penelitian

Pada dasarnya keterampilan gerak dasar dibagi menjadi 3 kategori, sebuah kategori gerak adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur-unsur yang sama. Kategori gerak dasar itu adalah sebagai berikut :

1. Gerak lokomotor

Gerak lokomotor adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadaan tubuh di pindahkan posisinya kearah mendatar ( horizontal ), atau vertikal dari satu titik ke titik lainnya ( Jalan, Lari,melompat )


(45)

2. Gerak non lokomotor

Gerak yang dilakukan seorang yang menetap pada suatu titik atau posisinya, bergerak pada sumbu vertikal atau horizontal, atau gerak aksial ( menjangkau, memutar, menggeliat, mengulur, membungkuk ).

3. Gerak manipulatif

Gerak yang mengerahkan daya serta melibatkan otot-otot besar yang diarahkan pada suatu obyek atau sasaran ( melempar, menendang, memukul ).

( Agus Mahendra 1999 : 20-22 )

C. Subyek dan Sampel Penelitian 1. Subyek Penelitian

Populasipenelitian adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyanto,2008 : 117).

Sedangkan menurut Arikunto(2006 : 130), Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini subyeknya adalah siswa kelas 5 SD Negeri

Gelombang panjangkecamatan Kasui Kabupaten Way kanan.

2. Sampel Penelitian

Ridwan (2005:11) menyatakan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.

Sampel penelitian menurut Arikunto, (2006:131) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Jadi, penulis mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian yangberjumlah 15 orang.


(46)

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gelombang Panjang Kecamatan Kasui Kabupaten Way kanan

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal...sampai dengan ...2012

E. Pelaksanaan Penilaian Tindakan Kelas 1. Model sistem

a) Peneltian putaran pertama

1. Guru menjelaskan dan memperlihatkan potongan gambar-gambar tentang bagaimana cara memegang cakram dan teknik pelemparan. 2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk belajar cara memegang

cakram dan melakukan apa yang dijelaskan dan dicontohkan dalam gambar tadi.

b) Penelitian putaran kedua

1. Setelah melakukan penelitian putaran pertama lalu guru memperlihatkan video tentang pembelajaran lempar cakram dengan benar

2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan seperti yang telah dijelaskan dan dicontohkan dalam video tadi serta mengevaluasinya.


(47)

2. Implementasi di Kelas

Pelaksanaan tes awal (pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga, dilakukan oleh peneliti.Tindakan ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

a.Siklus Pertama

1. Rencana :

a. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

pertama dengan diawali apersensi, pemanasan, peregangan.

2. Tindakan:

a. Guru menjelaskan tentang tata cara memegang cakram dan gerakan melempar cakram dengan arah putaran cakram yang benar dan memberikan contoh gerakan secara langsung

b. Guru memberikan contoh beberapa gambar atau foto tentang pembelajaran gerakmelempar cakram

c. Siswa belajar tentang gerakan tangan dan kaki saat awalan

d. Setelah melihat gambar tadi Siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan melempar cakram tanpa awalan

3. Observasi

Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi serta penilaian dengan menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.

4. Refleksi


(48)

b. Siklus kedua 1. Rencana :

a. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan

2. Tindakan:

a. Guru kembali menjelaskan tentang tata cara memegang cakram dan gerakan melempar cakram kemudian memberikan contoh gerakan secara langsung

b. Guru memberikan contoh video tentang bagaimana memegang cakram dan gerak cara melempar cakram dengan benar

c. Siswa ditugaskan untuk melempar cakram dengan awalan d. Setelah melihat video Siswa diberikan tugas untuk melempar

cakram dan melakukan secara bergantian.

3. Observasi

Setelah dilakukan tindakan, pengamatan, koreksi, penilaian dan evaluasi hasil belajar pada siklus kedua.

4. Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan setelah pelaksanaan dan observasi

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini akan peneliti uraikan sebagai berikut:


(49)

Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individuatau

kelompok ( Arikunto,2006:223)

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes melempar cakram yang ditunjukkan kepada sampel kelas 5 siswa SD Negeri Gelombang panjang Kecamatan Kasui Kabupaten Way Kanan

Instrument Penelitian

No

Komponen gerak dasar lempar lembing 1 Nilai 2 3 Ket 1 Awalan

 Berdiri menyamping dengan arah lemparan  Memusatkan perhatian saat mengayun cakram  Saat mengayun cakram,badan juga mengikuti arah

ayunan lengan 2 Pelaksanaan

Menolakkan kaki pada saat berputar akan melempar  Melemparkan cakram setelah badan menghadap penuh

kea rah lemparan

 Melempar cakram setinggi dagu dengan putaran searah jarum jam

3 Gerakan lanjutan

Menekuk kaki dengan menahan supaya tidak keluar dari garis lingkaran

 Keluar dari garis lingkaran melalui bagian belakang,tidak dengan berlari atau melompat


(50)

G. Analisis Data

Teknik analisis data tes siswa adalah sebagai berikut:

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data penelitian dari tindakan dan observasi disetiap siklus yang telah dilaksanakan, selanjutnya tes gerak dasar lempar lembing dianalisis berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus yang dikemukakan Sutrisno Hadi, 1993:246

Keterangan :

P = Presentasi keberhasilan

F = Jumlah siswa yyang melakukan gerak dengan benar N = Jumlah sampel

ƒ

P = X 100 % N


(51)

H. penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu ( Griffin & Nix, 1991 ).

Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah : a. Tingkat kompleksitas

Kesulitan atau kerumitan indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus di capai peserta didik.

b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung

1. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

2. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholder sekolah. c. Tingkat Kemampuan (Intake) Rata-Rata Peserta Didik

Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru.

I. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Dribel

Proses pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai berikut : Tes Awal :

Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar melempar cakram. Siklus Pertama

Rencana :

- Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 3 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar melempar

cakram yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes atletik materi melempar cakram. 15 orang, 6 putra dan 9 putri.


(52)

- Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran.

- Melakukan pemanasan

- Menyiapkan perangkat kamera

- Menyiapkan cakram untuk pembelajaran Tindakan

- Siswa di bariskan menjadi 3 berbanjar kebelakang menyesuaikan. Masing-masing anak dibarisan depan menghadapi cakram yang akan dilempar.

- Pada saat akan lemparan,siswa memperhatikan contoh gerakan yang diberikan. - Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar melempar cakram gerakan tangan yang salah menghasilkan hasil lemparan yang kurang bagus.

- Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Refleksi

- Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan.

- Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar melempar cakram ,

kesalahan awal ada pada cara memegang cakram dan gerakan tangan saat melempar yang menghasilkan perputaran lemparan yang kurang bagus sehingga gerakannya tidak

sempurna, sehingga pada siklus ke 2 gerakan-gerakan yang masih salah di betulkan untuk mendapat hasil yang lebih baik.

- Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua Siklus Kedua

Rencana :

Menyiapakan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan.

- Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar melempar cakram yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan.


(53)

- Membariskan siswa menjadi 3 bersab. Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran

- Melakukan pemanasan - Menyiapkan kamera

- Menyiapkancaram untuk pembelajaran Tindakan

- Siswa dibariskan untuk persiapan melakukan lemparan.

- Siswa melakukan gerakan melempar cakram sesuai dengan apa yang mereka lihat dan telah di contohkan. Pertama melakukan secara perlahan kemudian setelah mengerti melempar kembali dengan gerakan yang cepat. Siswa melakukan secara bergantian - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi

- Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan.

- Pada saat observasi cara memegang cakram sudah benar dan gerakan saat melepaskan cakram sudah mengalami peningkatan.

- Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Tes Akhir


(54)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dengan metode audio visual menggunakan gambar-gambar dan video yang dilakukan secara keseluruhan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil belajar gerak dasar melempar cakram pada siswa kelas V SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012.

2. Pembelajaran gerak dasar melempar cakram yang dilakukan dengan

menggunakan metode audio visual dengan gambar dan video dengan dua siklus tindakan secara keseluruhan telah terbukti menghasilkan proses pembelajaran yang sangat efektif bagi siswa kelas V SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012.

3. Dengan menggunakan metode audio visual gambar dan video dalam proses pembelajaran gerak dasarmelempar cakram yang dilakukan melalui dua siklus tindakan telah mencapai keadaaan yang maksimal yaitu meningkatkan gerak dasar tahap persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan.

4. Berdasarkan nilai rerata yang diperoleh dari setiap siklus tindakan dalam proses pembelajaran gerak dasar melempar cakram, maka implikasinya adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberikan perlakuan yang sesuai dengan rencana yang di tetapkan. Bila bentuk perlakuan yang diberikan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan, maka kenaikan hasil pembelajaran akan sulit tercapai.

5. Berdasarkan standar ketuntasan belajar, seluruh siswa kelas V SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012, dinyatakan tuntas dalam pembelajaran gerak dasar melempar cakram dalam pembelajaran atletik. B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian ini, selanjutnya diajukan beberapa saran bagi :

1. Siswa –siswi kelas V SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan tahun

pelajaran 2011/2012. Agar selalu berupaya meningkatkan kemampuannya baik pengetahuan maupun ketrampilan motoriknya, khususnya pada ketrampilan gerak dasarmelempar cakram.

2. Guru pendidikan jasmani SDN Gelombang Panjang kabupaten Way Kanan, dapat


(55)

dan video untuk diterapkan pada materi ketrampilan gerak dasarmelempar cakram dalam materi pembelajaran aletik.

3. SDN Gelombang Panjang Kabupaten Way kanan agar memperhatikan bahwa

model audio visual berperan penting dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani.


(56)

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN

PROGRAM STUDI S1 PENJAS DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN

GELOMBANG PANJANG

OLEH JUANDA 1013143005

PROGRAM STUDI S1 PENJAS DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN


(57)

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GERAK DASAR MELEMPAR CAKRAM MENGGUNAKAN

MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GELOMBANG PANJANG

WAY KANAN 2011-2012

Oleh

Juanda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(58)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lintasan dribel 2. Lintasan dribel


(59)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak B. Model Pembelajaran

C. Gerak Dasar

D. Menggiring atau Dribel E. Implementasi Gerakan F. Media Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian C. Definisi Operasi Penelitian D. Subjek dan Sampel Penelitian E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas G. Teknik Pengumpulan Data

H. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal I. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Dribel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Deskripsi Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Dribel C. Pembahasan Penelitian


(60)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta

Basrowi. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jenggala Pustaka Utama.

Kediri.

Bahagia, Yoyo dan Suherman. 2000. Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang

Olahraga. Depdikbud. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996 / 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen

Dikti. Jakarta

Lutan 1998, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta

Roji. 2004. Buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD. Jakarta. PT. Gelora Angkasa Pratama.

Erlangga.

Rusli, Lutan. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta

Unila. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung

Carr, Gerry A. 2000. Atletik Untuk Sekolah. PT Fajar Interpratama Offset. Jakarta www.wikipedia.org


(62)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Dribel

2. Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Dribel 3. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak

Dasar dribel pada siklus 1

4. Rekapitulasi analisis hasil pembelajaran gerak Dasar dribel pada siklus 2


(63)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELEMPAR CAKRAM MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN GELOMBANG PANJANG KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Namamahasiswa : Juanda

NomorPokokMahasiswa : 1013143005

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Ade Jubaedi, M. Pd NIP.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. BaharuddinRisyak, M. Pd NIP. 195105071981031003


(1)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Juanda

NPM : 1013143005

Tempat, Tanggal Lahir : PadangRatu, 1 Juni 1982

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Melempar Cakram menggunakan Media Audio Visual pada Siswa Kelas V SD Negeri Gelombang Panjang Kabupaten Way Kanan”

Adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2012 s/d 1 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata

dikemudian hari tidak benar saya bersedia menerima sanksi akademik dan dituntut sesuai ketentuan yang berlaku.

Bandar lampung,


(2)

(3)

PERSEMBAHAN

PUJI SYUKUR ATAS KEHADIRAT Alloh SWT atas segala berkah, rahmat dan segala nikmat yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mempersembahkan karya ini kepada Bapak Raja Lambung dan ibu Sidarwati yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara mental spiritual dan materi agar penulis berhasil mencapai apa yang di cita-citakan. Lalu karya tulis ini aku persembahkan kepada istriku


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang ratu pada tanggal 1 Juni 1982 dari pasangan bapak Raja Lambung dan ibu Sidarwati, yang merupakan putra ke enam dari enam bersaudara. Pendidikan formal penulis diawali dari SD Negeri 3 Negeri sakti yang diselesaikan pada tahun 1994.Tahun 1994 diterima di SMP Negeri 1 Sungkai utara dan selesai pada tahun 1997. Tahun 1997 diterima SMA Negeri 1 Sungkai utara dan selesai pada tahun 2000. Kemudian Pada tahun 2002, penulis masuk di jurusan D2 Penjaskes Universitas Lampung dan selesai tahun 2004. Lalu saat ini mengikuti program S1 PenJasKes dalam jabatan di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.


(5)

SANWACANA Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji sykur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan dan melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Melempar Cakram Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN Gelombang Panjang Tahun Pelajaran 2011-2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S1 Penjaskes Dalam Jabatan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd selaku Pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan,

arahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

2. Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku Pembahas dan terimakasih atas saran dan kritiknya yang

telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.

3. Drs. Wiyono selaku ketua Program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

4. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

5. Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen

serta karyawan FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SDN Gelombang Panjang kabupaten Way Kanan yang telah memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.

8. Teman – teman seperjuangan S1 Penjaskes dalam Jabatan angkatan 2009, terima kasih

atas persahabatan yang indah ini.

9. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

terselesaikannya tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis


(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR DRIBEL DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 KAORGADING 2011-2012

1 10 126

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MEMUKUL DALAM PERMAINAN BOLA BAKAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 2 WAY GUBAK KECAMATAN PANJANG BANDAR LAMPUNG

0 11 37

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENGGIRING DENGAN ALAT BANTU DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 WAY DADI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 52

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM RITMIK DENGAN RANGKAIAN GERAK DASAR MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 104255 PALUH SIBAJI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 4 24

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS PANJANG DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 13

PENDAHULUAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 10

Penerapan media audio visual dalam pembelajaran Permainan sepakbola pada siswa kelas x Sma negeri 2 ciamis.

0 1 46

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 / 2014.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MANIPULATIF MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI NGOMBAKAN 2 POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 15