Hambatan-Hambatan yang DPPKA Kota Surakarta dalam Upaya-Upaya yang Dilakukan DPPKA Kota Surakarta untuk

commit to user 41 data tersebut dapat pula diketahui rata-rata efektifitas per tahun sebesar 104,39

2. Hambatan-Hambatan yang DPPKA Kota Surakarta dalam

Pemungutan Pajak Restoran a. Di kota Surakarta masih ada beberapa pengusaha restoran, rumah makan, dan warung makan yang tidak taat pajak. Hal ini disebabkan karena biasanya warung makan tidak mengetahui apakah usaha restorannya dikenai pajak atau tidak, masalah ini timbul dikarenakan para pengusaha tersebut belum memahami tentang peraturan-peraturan tentang pajak restoran. b. Wajib pajak restoran yang terindikasi menyembunyikan omset, sehingga pajak yang dikenakan tidak maksimal. Penyembunyian ini bertujuan untuk memperkecil pajaka yang harus dibayar. c. Sebagian wajib pajak yang tidak menggunakan nota bill tanpa diketahui petugas. Sehingga dalam pembukuan wajib pajak ada manipulasi data dengan tidak mencantumkan jumlah penjualan yang seharusnya. d. Petugas atau tenaga lapangan dalam mengadakan pendataan yang kurang, sehingga terdapat wajib pajak yang seharusnya dikenai pajak tetapi tidak terdaftar. e. Sosialisasi atau penyuluhan mengenai pajak restoran yang kurang. Hal ini membuat masyarakat yang mempunyai usaha restoran belum mengetahui bahwa usahanya itu dikenai pajak atau tidak. commit to user 42

3. Upaya-Upaya yang Dilakukan DPPKA Kota Surakarta untuk

Mengatasi Hambatan Realisasi Pajak Restoran. Dinas pendapatan kota Surakarta selalu berupaya mengoptimalkan pemungutan pajak restoran yang merupakan pendapatan daerah dengan strategi-strategi yang ditempuh. Tujuannya agar pendapatan daerah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan kebutuhan biaya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Upaya-upaya yang ditempuh Dinas Pendapatan kota Surakarta berupa strategi-strategi, strategi- setrategi tersebut yaitu: a. Menambah jumlah petugas atau tenaga lapangan, sehingga pemungutan akan lebih menyeluruh. b. Mengadakan sosialisasi secara rutin dan terjadwal mengenai pajak restoran. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara mengundang para pengusaha restoran, rumah makan, dan warung makan. Kemudian dilakukan penjelassan mengenai peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pajak restoran. Sehingga diharapkan wajib pajak sadar akan kewajiban nya membayar pajak. c. Mengadakan pendataan ulang secara berkala untuk mengetahui perubahan jumlah wajib pajak. d. Melakukan tindakan “jemput bola”, yakni petugas mendatangi wajib pajak dalam pemungutan pajak restoran yang terutang. commit to user 43 e. Membentuk tim audit. Pengauditan perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan daerah yang sebenarnya. Hal- hal apa saja yang ditemukan dalam pengauditan serta tindak lanjut yang ditempuh dalam memaksimalkan pendapatan commit to user 44

BAB III TEMUAN