UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Rosy Iwan Sefianto

Hasil pembelajaran Penjas pada permainan sepakbola gerak dasar mengiring bola di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa enggan dan merasakan sakit bila melakukan gerakan menggiring bola menggunakan bola yang sebenarnya. Modifikasi alat adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari bola yang sebenarnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menggiring bola pada pembelajaran Penjaskes siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran Penjas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kaji tindak (Class room Action Research), yaitu putaran bersepiral (Self Reflective Spiral) yang dirancang secara : (a) Rencana tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi, (d) Refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, di setiap siklusnya dilakukan tindakan yang berbeda. Tindakan siklus yang pertama adalah siswa melakukan latihan menggiring bola dengan bola plastik dengan menggiring bola berbentuk angka delapan, tindakan siklus kedua adalah siswa melakukan latihan dengan menggunakan bola plastik dan melewati bambu rintangan sebanyak 5 buah dan diberi jarak dari bambu satu kebambu lainya berjarak 2 meter, tindakan siklus ketiga adalah siswa melakukan latihan gerak dasar menggiring bola dan melewati bambu rintangan sebanyak 5 buah dan diberi jarak dari bambu yang satu dengan bambu yang lainya berjarak 1 meter dan dilakukan secara berulang. Sebagai obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 dengan jumlah 32 orang siswa,


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

TAHUNPELAJARAN

2010/2011 Oleh

ROSY IWAN SEFIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Rangkaian Gerakan Dasar Menggiring Bola ... 22

Gambar 2 : Bola Plastik ... 25

Gambar 3 : Bambu Rintangan ... 25

Gambar 4 : Rancangan Penelitian Tindak Kelas... 31

Gambar 5 : Menggiring Bola dengan Angka Delapan ... 34

Gambar 6 : Menggiring Bola dengan Melewati Bambu Rintangan ... 37

Gambar 7 : Grafik Peningkatan Gerak Dasar Menggiring Bola Dari Tes Awal Sampai Siklus ke III ... 47

Gambar 8 : Grafik Histogram Rata-rata Dari Hasil Tes Menggiring Bola ... 48

Gambar 9 : Grafik Histogram Ketuntasan Belajar Menggiring Bola ... 49

Gambar 10 : Pemberian Materi Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95

Gambar 11 : Tahap Persiapan Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95

Gambar 12 : Pelaksanaan Latihan Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Rumusan Masalah ... 5

F. Kegunaan Penelitian ... 5

G. Batasan Istilah ... 6

H. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 9

C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 10

D. Pengembangan Keterampilan Motorik ... 12

E. Bermain Sepak Bola ... 14

a. Gerak Dasar Bermain Sepak Bola ……….. ... 16

b. Pengertian Menggiring Bola (Dribbling) ………... ... 21

F. Modifikasi ... 23

a. Pengertian Modifikasi ... 23

b. Tujuan Modifikasi ... 24

c. Modifikasi Alat (Bola Plastik dan Bambu Rintangan) ... 25

G.Kerangka Fikir ... 26

H.Hipotesis ... 27 III. METODOLOGI PENELITIAN


(5)

A. Metode Penelitian ... 28

B. Subyek Penelitian ... 31

C. Setting Penelitian ... 31

Tempat Dan Waktu Penelitian ... 33

E. Rancangan Penelitian Menggiring Bola ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 39

G.Teknik Ananlisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 66

2. Surat Izin Penelitian ... 67

3. Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah ... 68

4. Daftar Siswa ... 69

5. Intrumen Penilaian Gerak Dasar Menggiring Bola ... 69

4. Kisi-Kisi Tes Gerak Dasar Menggiring ... 70

5. Langkah- langkah Perhitungan Skor dan Prosentase ... 72

6. Program Latihan ... 73

7. Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar Menggiring ... 77

8. Hasil Tes Siklus Pertama Gerak Dasar Menggiring Bola ... 78

9. Hasil Tes Siklus Kedua Gerak Dasar Menggiring Bola ... 79

10. Hasi Tes Siklus Ketiga Gerak Dasar Menggiring Bola ... 80

11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus kesatu ... 81

12. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus kedua 82

13. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes SiklusKetiga 83 14. Hasil Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Pada Setiap Siklus ... 84

15. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus .... 85

16. Deskripsi Hasil Belajar Penelitian Tindakan Kelas ... 86

17. Gambar Grafik Histogram Rata-rata dari Hasil Tes Menggiring Bola 87 18. Gambar Grafik Histogram Ketuntasan Belajar dari Hasil Tes Menggiring Bola ... 88

19. Hasil Presentase Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Bola Dari Tes Awal Hingga Siklus Ke Tiga ... 89

20. Gambar grafik Peningkatan Hasil Tes Menggiring Bola dari Tes Awal Hingga Siklus Ke Tiga ... 90

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tes Awal ... 91

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu ... 94

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ... 97

24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 100


(7)

Daftar Tabel

Halaman

1. Hasil Tes Gerak Dasar Menggiring Bola Pada Tes Awal Siswa Kelas

X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah ... 41 2. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus I . 42 3. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus II 44 4. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus III 45 5. Hasil Presentase Keterampilan Gaerak Dasar Menggiring bola dari

Tes awal Hingga sikuls Ketiga ... 46 6. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Keterampilan Gerak dasar


(8)

MOTTO

“ Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan – pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat – akibat yang jelek dari kesalahan – kesalahan

yang dilakukan “ (QS Al Baqarah,160)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dibalas pahalanya tanpa perhitungan (QS. Az-Zumar:10)


(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Wiyono, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Surisman, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(10)

PERNYATAAN Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Rosy Iwan Sefianto NPM : 0613051046

Tempat tanggal lahir : Kotagajah, 30 september 1987

Alamat : Purwosari RT 01/ RW 04 Kec. Batang hari Nuban Kab. Lampung Timur

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Bola Melalui Modifikasi Alat (Bola Plastik dan Bambu Rintangan) Pada Siswa Kelas X 2 Di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 september sampai dengan 30 Oktober 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 20 September 2012


(11)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayah handa Slamet dan Ibunda Rudi Astuti, kakakku (Hendro Buana, Yeni astute S, )

dan adik-adik yang kusayangi (Agus S R, M Arif Wibowo, Ana Novelia, Cintia A K),

dan yang tercinta yang telah slalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini

serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah membantu & mendoakan,

selalu mengharapkan hal yang terbaik

”untukku”. Almamater Tercinta (ROSY IWAN SEFIANTO)


(12)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa : Rosy Iwan Sefianto Nomor Pokok mahasiswa : 0613051046

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd

NIP. 19581021 198503 1 003 NIP. 19570111 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP. 19510507 198103 1 002


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rosy Iwan Sefianto, dilahir di Kotagajah pada tanggal 30 september 1987 sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Rudi Astuti.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Kotagajah dan selesai pada tahun 2000. Kemudian masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif 02 Kotagajah pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Kotagajah pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2006.

Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.


(14)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring bola Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sekaligus pembimbing akademik.

4. Drs.Sudirman Husin, M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis


(15)

5. Drs.Wiyono, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Drs.Surisman, M.Pd selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

7. Kepala SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2012 Penulis


(16)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan pancasila.

Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan Negara ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan mental masyarakat.


(17)

.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak untuk memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganya( Rusli Lutan:1997). Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.

Dengan demikian tahap perkembagan anak dalam hal ini usia siswa SMA Kelas X2 merupakan proses belajar menguasai gerak dasar menggiring bola, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari


(18)

gerak dasar yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Pada saat melakukan observasi di lapangan, penulis mendapat informasi dari guru mata pelajaran penjaskes bahwa siswa kelas X2 SMAN 1 Kotagajah mempunyai masalah dalam penguasaan menggiring bola pada saat

pengambilan nilai dalam pelajaran sepakbola. Bola yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah bola yang sebenarnya untuk bermain sepakbola dengan jumlah bola 4 buah dan anak sering mengeluh ketika menggiunakan bola yang standar merasa sakit kakinya dan kurangnya sarana prasarana dalam pembelajaran materi sepak bola gerak dasar menggiring bola.

Akibatnya hasil belajar siswa di SMA tersebut belum mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil pembelajaran gerak dasar sepak bola menggiring bola disekolah tersebut masih rendah, adapun siswa yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 70 sebanyak 75%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebanyak 25%. Dari keseluruhan kelas X, kelas X2 memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan teknik dasar sepak bola menggiring bola, belum terlihat adanya modifikasi pembelajaran penjaskes gerak dasar menggiring bola dan

pembelajaran penjas gerak dasar menggiring bola kurang efektif. Uraian diatas merupakan informasi dari guru penjaskes di SMAN tersebut.

` Sebagai seorang guru, sering sekali kita dihadapkan terhadap beragamnya karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, model pembelajaran. Hal ini


(19)

yang terjadi pada pembelajaran gerak dasar sepak bola menggiring bola pada siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah ketika menggunakan alat permainan dengan menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola. Peranan dan Fungsi guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel,

ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar menggiring bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola plastik dan bambu rintangan). Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau kolaborasi partisipatris sebagai solusinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya alat pembelajaran dan pembelajaran kurang bervariasi. 2. Dalam pembelajaran penjaskes gerak dasar menggiring bola kelas X2 SMA Negeri 1 Kotagajah belum terlihat adanya modifikasi alat.


(20)

3. Pembelajaran penjas gerak dasar menggiring bola di SMA Negeri 1 Kotagajah kurang efektif.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah

Peningkatan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan proses pembelajaran dan mengetahui apakah dengan

modifikasi alat permainan ( bola plastik dan bambu rintangan) dapat meningkatkan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Kotagajah.

2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Kotagajah.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Apakah Pembelajaran gerak dasar menggiring bola melalui modifikasi alat permainan (bola plastik dan bambu rintangan) dapat

meningkatkan hasil belajar dan efektifitas pembelajaran penjas materi gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Kotagajah”.


(21)

F. Kegunaan penelitian

1. Siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan dasar gerak menggiring bola. Dapat memberikan kontribusi dalam upaya

mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran gerak dasar menggunakan modifakasi alat sehingga dapat memberikan peningkatan gerak dasar menggiring bola.

2. Guru Penjas

Hasil penelitian ini sebagai sumbangan dalam meningkatkan pembelajaran penjaskes khususnya pelajaran sepakbola dan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan modifikasi alat permaianan (bola plastik dan bambu rintangan) untuk meningkatkan gerak dasar menggiring bola.

4. Program studi


(22)

G. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka peneliti membatasi makna dalam istilah yang dipergunakan. Adapun makna dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang di maksud, KBBI

(1990:995).

2. Peningkatan adalah sebuah peroses atau cara untung meningkatkan usaha atau kegiatan, KBBI (1990:951).

3. Gerak dasar adalah Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang

menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Suharsimi

Arikunto(2008:123)

4. Menggiring adalah menggerakkan bola dari satu tempat ke titik lain di lapangan dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola. Mereka harus melihat ke sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya. ( Jozef Sneyers, 2007:51).

5. Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, Lutan (1998:2)

6. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung atau kulit bola (Wikipedia).


(23)

H. Ruang Lingkup Penelitian

H.1 Ruang Lingkup Objek dan Subyek 1. Tempat penelitian

Di lapangan SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. 2. Objek penelitian yang diamati adalah pembelajaran gerak dasar

menggiring bola dengan menggunakan modifikasi bola.

3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,

mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Samsudin, ( 2008:21).

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan moral.( Rusli Lutan,1997) Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan


(25)

kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. Samsudin, (2008:21)

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).

2. Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game


(26)

membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral. 3. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan. Menurut Dimyati Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.


(27)

b. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

d. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa


(28)

f. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam

upaya pembelajaran di sekolah.

4. Pengembangan Keterampilan Motorik

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.


(29)

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998:102) jadi belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana

pelaksanaan yang tepat. b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan


(30)

umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat. c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama gerakan terlihat nyata.

2) Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan gerakan.

3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.


(31)

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

5. Bermain Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Muliono (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim. Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Adapun tehnik dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola. Sukatamsi, (1984:34).

Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di


(32)

tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi udara.

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola. Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang

lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam

permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo

Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a) faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor

keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b) anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)


(33)

jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop learning), dan e) buat program yang terarah.

a. gerak dasar bermain sepakbola

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan

pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada

ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Arikunto (2008:123)

Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak manipulative yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya. Arikunto (2008:123)

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.


(34)

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Sugiyanto ( 1993:8).

Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya

menggiring bola basket dan shooting bola. Gerak dasar dalam lari gawang adalah lokomotor kerena dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau memproyekan ubuh ke atas.

Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik dasar secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang (pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan


(35)

gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun bertahan.Sucipto dkk, (1999/2000:9).

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola. a. gerak dasar dengan bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan menggunakan bola, yang terdiri dari:

1. Menendang bola

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

2. Menghentikan bola

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki


(36)

yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki. 3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang

dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

4. Gerak tipu dengan bola

Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.

5. Merampas atau merebut bola

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

6. Melempar bola

Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping lapangan.


(37)

Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola. 8. Mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa baik itu bola mendatar maupun bola melambung. 9. Menyundul bola

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.

b. Gerak dasar tanpa bola

Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan bola terdiri dari :

1. Lari cepat dan mengubah arah

Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan. 2. Melompat dan meloncat


(38)

Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri). 3. Gerak tipu tanpa bola

Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya. 4. Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan pemain lawan.

Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik menggiring bola yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena menggiring bola sangat penting dalam permainan sepakbola ”... gunakanlah dribbling untuk untuk

menciptakan ruang di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu berada pada posisi yang lebih baik untuk mengoper atau melakukan shooting”.(Danny Mielke, 2007:3).

b. Pengertian Menggiring bola (Dribbling)

Menggiring bola (dribbling) adalah metode menggerakkan bola dari satu tempat ke titik lain di lapangan dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola. Mereka harus melihat ke sekeliling dengan kepala tegak agar


(39)

dapat mengamati situasi lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya. Jozef Sneyers, (2007:51).

Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus menguasai bola saat seddang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan dan tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam pertandingan akan sangat besar. ( Danny Mielke, 2007:1).

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

Gambar 1. Menggiring Bola

Menggiring bola (dribbling) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai berikut :


(40)

b. Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat.

c. Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera

memberikan operan kepada teman.

Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung . A. Sarumpaet dkk, (1992 : 24).

Menurut Danny Mielke ( 2007:2-5) Ada beberapa macam teknik menggiring bola, antara lain : 1) menggiring bola menggunakan sisi bagian dalam, 2) menggiring bola dengan sisi kaki bagian luar, 3) menggiring bola

menggunakan kura-kura kaki. 6. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun diganti dengan bambu yang yang dipasang secara berurutan. Pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.

a. Pengertian modifikasi

Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.


(41)

Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi.

Lutan (1997) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya.

b. Tujuan Modifikasi

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :

1). mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2). mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,

3). mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,

4). mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan


(42)

pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.

Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

c. Modifikasi alat ( bola plastik dan bambu rintangan )

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik dan bambu rintangan, memodifikasi bola dan bambu rintangan yang digunakan untuk latihan. Modifikasi alat tersebut dimaksudkan agar membantu siswa kelas X 2 SMAN 1 Kotagajah dapat melakukan dribbel bola serta memudahkan peneliti dalam mengevaluasi keterampilan dribble bola.


(43)

Gambar 2. Alat modifikasi dengan bambu rintangan dan bola plastik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini

ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar. Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar siswa bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga bisa mengevaluasi gerakan siswa.

Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Lutan (2002: 10) pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas


(44)

I. Kerangka Fikir

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepakbola teknik dasar menyundul bola atau heading menggunakan modifikasi alat permainan (bambu rintangan dan bola plastik).

Modifikasi alat permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bambu rintangan dan bola plastik yang relatif lebih ringan dan dan mudah. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan gerak dasar menggiring bola

Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan tetapi hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi kebiasaan dan keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas tersebut. Dengan

demikian pembelajaran menggiring dengan modifikasi alat dapat

mengefektifkan pembelajaran dan meningkatkan gerak dasar menggiring bola di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

J. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006:07), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji


(45)

guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan sebenarnya atau tidak”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Modifikasi Alat Dapat

Meningkatkan Proses Pembelajaran dan efektifitas belajar Gerak Dasar Menggiring Bola Pada Siswa Kelas X 2 di SMA N 1 Kotagajah”.


(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi.

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar penggunaan metode penelitian menjadi tepat.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang sifatnya


(47)

dilakukan kolaborasi partisipastris karena dilakukan dikelas bersama guru kelas juga., maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, yaitu ;

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui putaran-putaran yang bersepiral Arikunto dkk, ( 2006 : 104).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.


(48)

Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan

menumbuhkan budaya akademik.

Menurut Kunandar (2011:67) Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan

pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan


(49)

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu : (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).


(50)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 1Kotagajah Lampung

Tengah.Tahun pelajaran 2010/2011.Siswa kelas X2 berjumlah 32 siswa yang

terdiri dari 8 laki-laki dan 24 perempuan.

3. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Nama sekolah : SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah

Alamat : Jalan Raya Kotagajah Lampung Tengah

b. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan 3 siklus.

4. Rancangan Penelitian Gerak Dasar Menggiring (Dribbling) bola 1. Siklus Pertama

a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

3. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.


(51)

5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu penggunaan 16 bola plastik dan membentuk angka delapan. Dengan jarak 5 meter dan diameter 5 meter.

6. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai dengan banyaknya bola dan bambu rintangan yang telah

disediakan. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu menggiring bola dengan bentuk angka delapan dan siswa mempraktikan secara bergantian. Guna memperbaiki keterampilan menggiring bola.

3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru yaitu gerakan menggiring bola dengan angka delapan

sebanyak 5 kali.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti mengamati, mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi


(52)

siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar menngiring bola menggunakan bola bola plastik dan menggiring bola dengan bentuk angka delapan serta dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1. Peneliti mengulas, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil pembelajaran gerak dasar mengiring bola dengan menggunakan bola bola plastic dan menggiring dengan bentuk angka delapan. Setelah diketahui hasil dari pembelajaran siklus pertama belum mencapai target karena masih banyak siswa yang masih rendah hasil keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan bentuk angka delapan yang diinginkan maka peneliti mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.


(53)

Gambar 4. menggiring bola dengan angka delapan

2. Siklus II a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

3. Menyiapkan instrumen penilaian menggirng bola dari roji.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu penggunaan 16 buah bola plastik dan 80 bambu rintangan. Dengan jarak antar bambu rintangan yang di pasang adalah 2 m.


(54)

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai dengan banyaknya bola. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus ke dua, dari posisi awal, pelaksanaan dan posisi akhir gerak dasar menggiring bola.

3. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu menggiring bola plastik melewati bambu rintangan yang ditancapkan pada tanah. Guna memperbaiki teknik menggiring bola yang dipelajari.

4. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 10 kali.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti mengamati, mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar menggiring bola menggunakan bola plastik dan melewati bambu rintangan setelah itu dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk


(55)

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan bola plastik dan bambu rintangan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan.

d. Refleksi

1. Peneliti mengulas, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil

pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan menggunakan bola plastik melewati bambu rintangan dengan jarak antara bambu satu dengan bambu yang lainya adalah berjarak 2 meter, setelah diketahui hasil dari pembelajaran siklus kedua belum mencapai target yang diinginkan maka peneliti menyiapkan dan

mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga yaitu dengan bola plastik dan bambu rintangan dengan jarak antar bambu 1 meter.

2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga jika dengan pemberian siklus kedua nilai siswa belum tuntas.


(56)

Gambar 5. Mengiring bola melewati bambu rintangan

3. Siklus III a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

3. Menyiapkan instrumen penilaian menggirng bola dari Roj.. 4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera).

5. Mempersiapkan bola plastik dan bambu rintangan yang digunakan

pada siklus ketiga, yaitu penggunaan 16 bola plastik dan 80 bambu rintangan dengan jarak bambu rintangan 1 m.


(57)

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai dengan banyaknya bola dan bambu rintangan yang telah disediakan. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus ke tiga, dari posisi awal, pelaksanaan dan posisi akhir gerak dasar

3. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu menggiring boladengan melewati bambu rintangan yang berbeda penempatannya.

4. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 10 kali.

5. Kemudian siswa melaksanakan gerak dasar menggiring bola secara bergantian.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti

mengamati, mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa melakukan gerak dasar menggiring bola menggunakan bola plastik dan menggiring bola dengan melewati bambu rintangan dengan jarak


(58)

antar bambu 1 meter setelah itu dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan bola plastik dan bambu rintangan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan menggunakan bola plastik dan bambu rintangan yang diberi jarak antara bamboo yang satu dengan bambu yang lainya adalah berjarak 1 meter dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menggiring bola diulas dan dilihat berapa persen peningkatan yang telah dicapai dicapai oleh siswa, setelah diketahui bahwa hasil dari pembelajaran telah mencapai target yang telah diinginkan maka siklus dihentikan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes keterampilan

menggiring bola dari Roji.

instrument untuk menganalisis gerak dasar menggiring bola yang diadopsi dari (Roji,206) dan setiap indicator diberi bobot 1- 5.


(59)

6. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

n

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan rumus :

100%

X

X

-X

E

i i n

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan X n : Rerata nilai akhir siklus ketiga

X i : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

berbentuk angka delapan pada siklus pertama dapat memperbaiki

keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA

Negeri 1 Kotagajah.

2. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

diberi jarak 2 meter setiap bambu pada siklus kedua dapat memperbaiki

keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA

Negeri 1 Kotagajah .

3. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

diberi jarak antara bambu yang satu dengan yang lainnya berjarak 1 meter pada siklus ketiga dapat memperbaiki keterampilan gerak dasar

menggiring bolapada siswa kelas X 2 di SMA Negeri 1 Kotagajah.

B. Saran


(61)

1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik, guru hendaknya meningkatkan kreaktifitas dalam memodifikasi alat pembelajaran menggiring bola.

2. Siswa harus dilatih dengan berbagai alat pembelajaran gerak dasar

menggiring bola untuk lebih meningkatkan keterampilan menggiring bola, hal ini dapat menggunakan modifikasi alat berupa bola plastik dan bambu rintangan.

3. Pada penelitian pembelajaran gerak dasar menggiring bola masih belum

tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Lampung, Universitas.2008. FormatPenulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung

Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Luxbacher, Joseph. 2004. SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta :

PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya. Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :

Balai Pustaka.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta. Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


(63)

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen

Sugiyanto, 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta. Depdikbud. Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.


(1)

antar bambu 1 meter setelah itu dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan bola plastik dan bambu rintangan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan menggunakan bola plastik dan bambu rintangan yang diberi jarak antara bamboo yang satu dengan bambu yang lainya adalah berjarak 1 meter dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menggiring bola diulas dan dilihat berapa persen peningkatan yang telah dicapai dicapai oleh siswa, setelah diketahui bahwa hasil dari pembelajaran telah mencapai target yang telah diinginkan maka siklus dihentikan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes keterampilan

menggiring bola dari Roji.

instrument untuk menganalisis gerak dasar menggiring bola yang diadopsi dari (Roji,206) dan setiap indicator diberi bobot 1- 5.


(2)

6. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

n

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan rumus :

100%

X

X

-X

E

i i n

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan X n : Rerata nilai akhir siklus ketiga

X i : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

berbentuk angka delapan pada siklus pertama dapat memperbaiki keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA Negeri 1 Kotagajah.

2. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang diberi jarak 2 meter setiap bambu pada siklus kedua dapat memperbaiki keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA Negeri 1 Kotagajah .

3. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang diberi jarak antara bambu yang satu dengan yang lainnya berjarak 1 meter pada siklus ketiga dapat memperbaiki keterampilan gerak dasar

menggiring bolapada siswa kelas X 2 di SMA Negeri 1 Kotagajah.

B. Saran


(4)

1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih baik, guru hendaknya meningkatkan kreaktifitas dalam memodifikasi alat pembelajaran menggiring bola.

2. Siswa harus dilatih dengan berbagai alat pembelajaran gerak dasar

menggiring bola untuk lebih meningkatkan keterampilan menggiring bola, hal ini dapat menggunakan modifikasi alat berupa bola plastik dan bambu rintangan.

3. Pada penelitian pembelajaran gerak dasar menggiring bola masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Lampung, Universitas.2008. FormatPenulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung

Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Luxbacher, Joseph. 2004. SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta :

PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya. Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :

Balai Pustaka.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta. Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta. Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


(6)

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan

Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen

Sugiyanto, 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta. Depdikbud. Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA SOFTBALL MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA RSBI KELAS VIII.2 DI SMP N 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 66

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

3 26 63

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BOLA KERTAS, BOLA PLASTIK DAN BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

3 19 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 7 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 5 49

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 9 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU

0 18 56

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS DALAM BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 DADAPAN, SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 40

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

5 59 56