MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA SOFTBALL MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA RSBI KELAS VIII.2 DI SMP N 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
ABSTRAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA SOFTBALL MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA RSBI
KELAS VIII.2 DI SMP N 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh TRI YUNITA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar memukul bola softball melalui modifikasi alat pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola yang terbuat dari kertas, bola kasti yang diikat tali dan bola plastik yang diisi dengan karet serta pemukul kayu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung yang berjumlah 24 siswa dengan perincian 10 siswa putra dan 14 siswa putri. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi yaitu dengan menggunakan instrument penilaian tes keterampilan gerak dasar memukul bola softball.
Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan gerak dasar memukul bola softball menggunakan modifikasi alat. Pada siklus pertama dengan diperoleh prosentase keberhasilan peningkatann keterampilan gerak dasar memukul softball siswa RSBI kelas VIII.2 SMP N 1 Bandar Lampung dengan ketuntasan belajar 29 %, sedangkan pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 46 %, dan pada siklus ketiga diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar sebanyak 79 %. Hasil peningkatan ≥ 50 % itu artinya hasil pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat menunjukkan telah terjadi peningkatan.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah... 7
E. Tujuan Penelitian... 8
F. Manfaat Penelitian... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani... 10
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10
2. Pengertian Belajar Penjaskes ... 12
3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13
B. Pengertian Belajar Gerak dan Keterampilan Gerak ... 14
1. Belajar Gerak ... 14
2. Keterampilan Gerak Dasar ... 16
C. Softball ... 18
1. Permainan Softball ... 18
2. Alat-Alat Dan Fasilitas Softball ... 21
a. Glove ... 21
b. Base ( Tempat Hinggap ) ... 21
c. Pitcher’s Plate ... 22
d. Home Plate ... 23
e. Pelindung Catcher ... 23
f. Kayu Pemukul ... 24
g. Bola ... 25
h. Lapangan ... 26
i. Memukul ... 27
1. Stance / Awalan ... 28
2. Stride / Langkah ... 30
3. Swing / Ayunan ... 32
4. Following Through / Gerak Lanjutan ... 34
D. Modifikasi Alat ... 38
(3)
2. Gambar Alat Modifikasi ... 41
E. Kerangka pikir ... 42
F. Hipotesis ... 43
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 44
B. Rancangan Penelitian ... 49
C. Variabel Penelitian ... 49
D. Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 49
E. Subjek Penelitian ... 50
F. Pelaksanaan Penelitian ... 50
G. Rencana Tindakan ... 50
H.Instrumen Penelitian ... 55
I. Analisis Data ... 56
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57
1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Softball ... 57
2. Deskripsi efektivitas pembelajaran pada setiap siklus hasil Penilaian pembelajaran gerak dasar memukul softball ... 62
3. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Softball Pada Siklus I ... 63
4. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Softball Pada Siklus II ... 63
5. Refleksi Hasil Penelitian Pembelajaran Gerak Dasar Memukul Bola Softball Pada Siklus III ... 64
B. Pembahasan ... 66
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi hasil PTK pembelajaran keterampilan gerak dasar
Memukul softball……… 58
2. Deskripsi efektivitas pembelajaran pada setiap siklus hasil
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1 : Glove ... 21
2. Gambar 2 : Base ... 22
3. Gambar 3 : Pitcher’s plate ... 22
4. Gambar 4 : Home plate ... 23
5. Gambar 5 : Pelindung catcher ... 24
6. Gambar 6 : Kayu pemukul ... 25
7. Gambar 7 : Bola ... 25
8. Gambar 8 : Lapangan (field) ... 26
9. Gambar 9 : Infield ... 27
10. Gambar 10 : Posisi pemain ... 27
11. Gambar 11 : Cara berdiri / sikap awal dalam batter box ... 29
12. Gambar 12 : The Stride ... 32
13. Gambar 13 : The Swing ... 33
14. Gambar 14 : Following through ... 35
15. Gambar 15 : Gerakan lengkap memukul ... 37
16. Gambar 16 : Pemukul dan bola modifikasi I ... 41
17. Gambar 17 : Pemukul dan bola modifikasi 2 ... 41
18. Gambar 18 : Pemukul dan bola modifikasi 3 ... 41
19. Gambar 19 : Peralatan softball sesungguhnya ... 42
20. Gambar 20 : Spiral PTK... 47
21. Gambar 21 : Grafik perbandingan 1 ... 59
22. Gambar 22 : Grafik perbandingan 2 ... 60
23. Gambar 23 : Grafik perbandingan 3 ... 61
24. Gambar 24 : Grafik perbandingan 4 ... 61
25. Gambar 25 : Siswa siswi melakukan warming up ... 101
26. Gambar 26 : Siswa siswi melakukan warming up ... 101
27. Gambar 27 : Siswa-siswi diberi pengarahan ... 101
28. Gambar 28 : Siklus 1 ... 102
29. Gambar 29 : Siklus 1 ... 102
30. Gambar 30 : Siklus 1 ... 102
31. Gambar 31 : Siklus 2 ... 103
32. Gambar 32 : Siklus 2 ... 103
33. Gambar 33 : Siklus 2 ... 103
34. Gambar 34 : Siklus 3 ... 104
35. Gambar 35 : Siklus 3 ... 104
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lampiran 1 : Surat izin penelitian ... 76
2. Lampiran 2 : Surat keterangan penelitian ... 77
3. Lampiran 3 : Silabus ... 78
4. Lampiran 4 : RPP ... 79
5. Lampiran 5 : Instrument Penelitian ... 85
6. Lampiran 6 : Langkah penghitungan hasil penelitian ... 87
7. Lampiran 7 : Tes awal ... 90
8. Lampiran 8 : Tes siklus pertama ... 91
9. Lampiran 9 : Tes siklus kedua ... 92
10. Lampiran 10: Tes siklus ketiga ... 93
11. Lampiran 11: Peningkatan hasil pembelajaran softball siklus 1 ... 94
12. Lampiran 12: Peningkatan hasil pembelajaran softball siklus 2 ... 96
13. Lampiran 13: Peningkatan hasil pembelajaran softball siklus 3 ... 98
14. Lampiran 14: Deskripsi efektivitas pembelajaran persiklus ... 100
15. Lampiran 15: Foto – foto kegiatan kegiatan ... 101
13. Kartu bimbingan ... 105
14. Daftar hadir seminar proposal ... 107
(7)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………..
Sekretaris : Drs. Akor Sitepu, M.Pd. …………..
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd. …………..
2. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hj. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(8)
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tri Yunita
NPM : 0613051036
Tempat tanggal lahir : Bandar Lampung, 03 Maret 1988
Alamat : Jln. May. Jend. Ryacudu No.30 Campang Raya, Bandar Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Memukul Bola Softball Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa RSBI Kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar LampungTahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian. Skripsi ini bukan hasil plagiat dan atau hasil karya orang lain. Dan jika di kemudian hari ternyata ada hal yang
melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggung jawab dan menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatian nya penulis ucapkan terima kasih.
Bandar Lampung, 2012
(9)
SANWACANA
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena berkat ridha-Nya lah skripsi ini dapat penulis selesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah S.A.W yang mulia.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapaigelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung. Dengan judul “ Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Memukul Softball Melalui
Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar LampungTahun Ajaran 2010/2011”. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
3. Drs. Wiyono, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung yang juga sebagai Pembimbing Pertama.
4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembimbing kedua yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi serta dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Penguji utama yang telah memberikan dan pengarahan, kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Drs. Sudirman Husein, M.Pd yang telah banyak membantu memberi pengarahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung .
8. Kepala SMP N 1 Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
(10)
9. Bapak Supardi selaku guru Pendidikan Jasmani di SMP N 1 Bandar Lampung yang telah banyak memberikan bantuan, pengarahan dan masukan selama penulis menjalani masa PPL dan melakukan penelitian.
10. Siswa – siswi kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung, terimakasih banyak atas waktu dan kerjasama kalian.
11. Keluarga besarku, Bapak, Ibu, Mas Agus, Mb. Mar, Mb. Tyo ( Terima kasih untuk do’a dan dukungannya ). Jofran, Olivia dan Krisnan ( kangen senyum nakal kalian, aku sayang kalian ).
12. Teman-teman angkatan 2006 dan 2007 (Anggar, Vincent, Rosi, Daniel, Rellya, Baday, Yandri, Sonny Ochon, Putu, Africo, Ipoy, Redie, Rizky, Taufik) kita kejar wisuda berikutnya kawand!!
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca, meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 2012 Penulis
(11)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis
melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan,
kesegaran jasmani, ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian
yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya melalui aktivitas
jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan Jasmani juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Meskipun tujuan
utama dari Pendidikan Jasmani adalah pengembangan fisik siswa, namun tetap
berorientasi pada pendidikan, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan
merupakan suatu proses bagian dari tercapainya keberhasilan pendidikan secara
menyeluruh.
Pendidikan Jasmani mempunyai kelebihan sendiri dibandingkan dengan pendidikan
lainnya, yaitu memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengembangkan
karakter dan sifat sosial yang lebih besar untuk diwujudkan dalam praktik pembelajaran
yang dilakukan. Karakter dan sifat sosial yang dapat dikembangkan antara lain sikap
saling bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama yang biasanya dilakukan dalam
olahraga berkelompok atau tim. Karakter lainnya yang mampu ditingkatkan melalui
pendidikan jasmani ialah pembentukan kepercayaan diri yang tinggi dan munculnya jiwa
(12)
Tujuan Pendidikan Jasmani sendiri sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia adalah untuk pengembangan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal tersebut merupakan bagian perilaku pokok yang
harus dimiliki oleh seseorang yang hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Melalui tujuan Pendidikan Jasmani yang dijabarkan di atas menunjukkan bahwa sangat
luasnya sesuatu yang mampu dicapai melalui Pendidikan Jasmani yang tidak hanya
sebagai sarana untuk mengembangkan fisik seseorang saja, namun juga pengembangan
diri lainnya yang mampu dicapai melalui Pendidikan Jasmani yang dilakukan secara
maksimal.
Pendidikan olahraga adalah proses pendidikan yang diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga. Pendidikan olahraga adalah kegiatan
yang peduli sekali pada pengembangan yang lebih lanjut mengenai pengetahuan, sikap,
nilai, dan keterampilan yang didapatkan melalui pendidikan jasmani. Tujuan utamanya
adalah sosialisasi ke dalam olahraga sehingga anak-anak muda mampu berpartisipasi dan
menikmati kegiatan olahraga.
Ruang lingkup Pendidikan Jasmani yang menitikberatkan pembelajarannya pada ranah
jasmani dan psikomotor, tetap tidak mengabaikan ranah kognitif dan afektif dalam
praktek pembelajarannya. Aktivitas Jasmani yang dikelola secara sistematis merupakan
(13)
Oleh karena itu aktivitas jasmani yang dipilih harus sesuai karakteristik, tingkat
kematangan, kemampuan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga
melalui aktivitas tersebut diharapkan mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor peserta didik.
Salah satu masalah utama dan mendasar dalam Pendidikan Jasmani di Indonesia hingga
kini adalah belum efektifnya pengajaran Pendidikan Jasmani baik di sekolah dasar
maupun sekolah menengah, juga langkanya sarana dan prasarana penunjang serta
bervariasinya kondisi masing-masing sekolah dalam upaya melaksanakan program
Pendidikan Jasmani yang maksimal di sekolah. Oleh karena itu untuk mengefektifkan
kemampuan siswa menguasai gerakan dasar dalam suatu cabang olahraga biasanya
digunakanlah modifikasi alat atau media pembelajaran yang sesungguhnya dalam proses
pembelajarannya.
Selain untuk menggantikan fungsi dari alat yang sesungguhnya, modifikasi sangat
berguna untuk mengajarkan kepada siswa bagaimana memaksimalkan pembelajaran
dalam kondisi sarana dan prasarana sekolah yang terbatas dengan menggunakan sesuatu
yang ada di sekeliling mereka sehingga mereka mampu menangkap tujuan praktek
pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan kepada mereka tanpa menggunakan
alat yang sesungguhnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan.
Modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang sebenarnya menjadi keadaan
yang lebih sederhana dan baru seperti bentuk, isi, fungsi dan cara penggunaan serta
manfaatnya tanpa sepenuhnya menghilangkan fungsi dari alat aslinya. Dengan
modifikasi alat atau media pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan diharapkan
dapat berjalan secara efektif, dan menimbulkan suasana gembira selama proses
(14)
kondisi fisik siswa yang beragam serta sarana dan prasarana yang terbatas, diharapkan
siswa lebih mudah menguasai gerakan dasar suatu olahraga yang diajarkan.
Peranan dan fungsi guru Pendidikan Jasmani yang baik akan terwujud apabila memiliki
inisiatif, kreativitas, inovatif serta selektif dalam memilih dan menentukan model
pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
siswa,yang artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan
kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut kearah yang lebih
baik. Dan dengan penggunaan modifikasi alat atau media pembelajaran, perubahan
tersebut diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
Di dalam materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam jenjang SMP / MTs terdapat
sub pokok bahasan permainan kecil ( disebut permainan kecil karena berbagai permainan
tersebut menggunakan bola kecil ) yang di antaranya adalah olahraga softball. Di dalam
permainan softball banyak sekali gerak ketrampilan yang harus dikuasai misalnya
memukul bola, melempar bola, menangkap bola dan lainnya.
Memukul dalam softball adalah hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan point atau
angka dari suatu tim. Suatu tim tidak akan mampu mengalahkan tim lawannya jika para
pemainnya atau pemukulnya kurang menguasai gerak memukul dengan baik. Memukul
merupakan gerakan yang paling sulit untuk dilakukan di dalam permainan softball
karena memukul adalah gerakan yang kompleks dan merupakan skill atau keterampilan
pokok yang harus dimiliki oleh para pemainnya. Kesulitan menguasai keterampilan
memukul terjadi karena pada saat memukul sangat dibutuhkan koordinasi yang
kompleks antara mata, tangan, kaki dan gerakan tubuh lainnya serta ketepatan waktu
(15)
Keterbatasan dan minimnya alat atau media pembelajaran yang sesungguhnya di sekolah
yang biasanya menjadi pertimbangan dan menjadi kendala bagi seorang guru Pendidikan
Jasmani untuk mampu menerapkan pembelajaran yang maksimal kepada siswanya. Dan
menuntut agar para guru menciptakan sesuatu yang praktis, sederhana dan tidak terlalu
membutuhkan banyak biaya untuk digunakan sebagai alat atau media serta sarana pokok
yang mampu diterapkan dalam proses pembelajarannya tanpa mengurangi nilai dan arti
dari alat atau media yang sesungguhnya yang seharusnya digunakan.
Seperti halnya bermain softball yang jarang diterapkan pada proses pembelajaran oleh
guru Pendidikan Jasmani sehingga siswa kurang memahami bagaimana gerakan dasar
memukul yang benar yang harus dilakukan. Digunakannya bola kertas, bola rounders
yang diikat tali, dan bola plastik yang diisi karet serta pemukul dari kayu sebagai
modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya diharapkan
mampu membantu mempermudah penguasaan gerak dasar memukul softball bagi siswa
RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
Berdasarkan pengalaman PPL di SMP N 1 Bandar Lampung, penulis melihat bahwa
banyak siswa RSBI kelas VIII.2 yang belum mampu melakukan gerakan dasar memukul
dengan benar serta belum diterapkannya pembelajaran gerak dasar memukul bola
softball dengan menggunkaan modifikasi alat di sekolah pada siswa SMP N 1 Bandar
Lampung.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) tentang “ Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar
Memukul Bola Softball Melalui Modifikasi Alat Pada SiswaRSBI kelas VIII.2 di SMP
(16)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut :
1. Belum digunakannya modifikasi alat pada pembelajaran gerak dasar memukul bola
softball pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
2. Belum dikuasainya gerak dasar memukul bola softball yang benar pada siswa RSBI
kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
3. Terbatasnya sarana dan prasarana softball yang sesungguhnya di SMP N 1 Bandar
Lampung.
C. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar penelitian ini tidak meluas, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah. Penulisan ini hanya akan membahas tentang ketrampilan gerak dasar memukul
bola softball dapat ditingkatkan melalui modifikasi alat pada siswa RSBI kelas VIII.2 di
SMP N 1 Bandar Lampung”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Apakah dengan menggunakan bola kertas dan pemukul kayu sebagai modifikasi dari
bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat meningkatkan
ketrampilan gerak dasar memukul bola softball pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP
(17)
2. Apakah dengan menggunakan bola rounders yang diberi tali dan pemukul kayu
sebagai modifkasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat
meningkatkan ketrampilan gerak dasar memukul bola softball pada siswa RSBI kelas
VIII 2 di SMP N 1 Bandar Lampung ?
3. Apakah dengan menggunakan bola plastik yang diisi karet dan pemukul kayu
sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat
meningkatkan ketrampilan gerak dasar memukul bola softball pada siswa RSBI kelas
VIII.2 di SMPN 1 Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketrampilan gerak dasar memukul softball menggunakan modifikasi
alat berupa bola kertas dan pemukul kayu pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1
Bandar Lampung.
2. Meningkatkan ketrampilan gerak dasar memukul softball menggunakan modifikasi
alat berupa bola rounders yang diberi tali dan pemukul kayu pada siswa RSBI kelas
VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
3. Meningkatkan ketrampilan gerak dasar memukul softball menggunakan modifikasi
alat berupa bola plastik yang diisi karet dan pemukul kayu pada siswa RSBI kelas
VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa :
(18)
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menguasai
gerak dasar memukul bola softball. Dan dengan demikian setelah mereka merasa
tertarik untuk selanjutnya mereka mau dan ingin mendalami olahraga softball.
2. Bagi Peneliti :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang baik
untuk peneliti, dan memberikan informasi tentang model pembelajaran yang baik
yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam menguasai gerak
dasar memukul softball.
3. Bagi Guru :
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan model pembelajaran
yang tepat yang dapat digunakan dalam mengajarkan materi permainan bola kecil
khususnya olahraga softball yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa sehingga
dapat memaksimalkan kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran
4. Bagi Mahasiswa Penjas :
Mendapatkan pengetahuan tentang cara meningkatkan kemampuan gerak dasar
memukul bola softball menggunakan modifikasi alat sederhana yang ada di sekitar
kita serta menambah kepustakaan tentang olahraga softball dalam menyelesaikan
(19)
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Jasmani
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pada dasarnya pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
sehingga dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkan dirinya untuk berfungsi dalam masyarakat dan pada kehidupan
sosialnya.
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani
dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung
pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan yang
dilakukan dengan mengabaikan aspek-aspek yang lain. Sedangkan pendidikan
melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan jasmani
hanya dapat dicapai melalui aktivitas jasmani atau aktifitas fisik semata.
Sedangkan pengertian Pendidikan Jasmani sebagaimana yang diungkapkan oleh
beberapa pakar di antaranya adalah Volter dan Eshlinger dalam Ade Mardiana
(2009:4) yang menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani itu sendiri adalah phase atau
tahap pendidikan melalui aktivitas fisik. Pernyataan UNESCO tentang Pendidikan
(20)
Piagam Internasional Pendidikan Jasmani tahun 1974 dalam Ade Mardiana (2009:4)
mengemukakan :
”Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan
watak”.
Secara umum Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan,
Sudirman Husein (2010:15). Pendidikan Jasmani mempunyai kelebihan tersendiri
jika dibandingkan dengan pendidikan lain, kelebihannya yaitu memberikan
kesempatan kepada setiap anak didik untuk mengembangkan karakter dan sifat
sosial mereka. Pendidikan Jasmani merupakan wahana pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal penting.
Menurut Bucher dalam Ade Mardiana (2009 : 4) Pendidikan Jasmani terdiri dari dua
kata yaitu Jasmani (physical) dan Pendidikan (education). SedangkanBaley dan Field dalam Ade Mardiana (2000 : 6) memberikan pengertian Pendidikan Jasmani
adalah suatu proses pendidikan melalui pemilihan aktivitas fisik yang akan
menghasilkan adaptasi pada organik, syaraf otot, intelektual, sosial, kultural,
emosional dan estetika.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan
pendidikan yang tidak hanya memberikan perhatian pada aktivitas pengembangan
Jasmani manusia saja namun juga pada banyak aspek lainnya. Meskipun
(21)
dan pengembangan Jasmani sendiri bukan merupakan tujuan akhir, akan tetapi
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.
2. Pengertian Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri
seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui
penampilannya.
Menurut Oemar Hamalik (2007:52) belajar adalah modifikasi memperkuat tingkah
laku melalui interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Pengalaman yang didapat dari proses
yang berkelanjutan itulah yang mampu memperteguh tingkah laku seseorang dalam
menghadapi suatu masalah dan membuatnya mampu bertindak cepat untuk
menyelesaikannya. Menurut pengertian ini belajar merupakan proses suatu kegiatan
dan bukan hasil ataupun tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas daripada itu, yakni mengalami dan mengalami itu sendiri terjadi pada proses
belajar. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya telah terjadi
perubahan tertentu, namun tidak semua perubahan yang terjadi karena orang tersebut
telah belajar.
Dari penjelasan di atas bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh
dua unsur yaitu jiwa dan raga. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa
Belajar Penjaskes adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dengan jiwa dan
raga melalui suatu pengalaman dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan,
(22)
melalui aktivitas fisik yang diharapkan dapat memperteguh tingkah laku seseorang
dan interaksi sosialnya dengan masyarakat dan lingkungan.
3. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan sarana pendidikan yang memberikan kesempatan
bagi anak-anak untuk mempelajari hal-hal penting seperti pengembangan karakter,
fisik dan interaksi sosial.
Tujuan pendidikan umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak
jasmani atau olahraga. Pentingnya kegiatan fisik dalam mendidik anak didik sudah
diakui sejak lama dan diterapkan pada kebudayaan – kebudayaan besar pada zaman dahulu. Suninggyo dalam Arma abdullah ( 1985 : 22 ) menyatakan suatu Pendidikan
Jasmani atau suatu kegiatan olahraga yang diselenggarakan dengan baik akan
meningkatkan kemampuan anak didik pada ; 1) Perkembangan Organik anak didik
yang meningkatkan kemampuan dalam melakukan tugas, dan menghasilkan
kesehatan maksimum dan menghasilkan efisiensi badan tertinggi, 2) Perkembangan
Neuromascular yaitu perkembangan penguasaan centrum motoris yang terdapat
pada kulit otak ( cortex cerebri ) terhadap mekanisme badan manusia, 3)
Perkembangan Interpretive Cortical, yaitu perkembangan kemampuan membuat
taksiran dan mengartikan secara betul suatu situasi, kemampuan berfikir, dan
kemampuan memecahkan masalah pada situasi tersebut, dan yang ke 4)
Perkembangan Emisional Impulsive, yaitu perkembangan dorongan – dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan perbuatan.
(23)
Dengan demikian tujuan Pendidikan Jasmani adalah memberikan kesempatan
sebesar-besarnya kepada anak didik untuk mempelajari berbagai macam kegiatan
yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam aspek fisik,
mental, sosial, emosional dan moral anak didik semaksimal mungkin.
B. Pengertian Belajar Gerak Dan Keterampilan Gerak
1. Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon maskular dan
diekspresikan dalam gerakan tubuh, Herman Tarigan (2010:3). Dalam belajar gerak
karena anak harus memahami gerakan untuk mampu melakukannya, maka selain
unsur fisik disitu juga terdapat unsur fikir. Unsur motivasi dan perasaan juga terlibat
dalam belajar gerak.
Menurut Oemar Hamalik (2007:52) belajar adalah modifikasi atau memperkuat
tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar adalah sebuah perilaku yang
relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa lampau. Pengertian
belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumya. Belajar gerak
merupakan bagian dari belajar. Belajar yang menekankan pada aktivitas gerakan tubuh disebut belajar gerak. Menurut Schmid dalam Amung Ma’mun (1999 : 45) ”Belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif
permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil”.
Anita J. Harrow dalam Tarigan (2010 : 4) membedakan gerakan tubuh manusia
(24)
kemampuan perseptual, 4) kemampuan fisik, 5) gerak keterampilan dan 6)
komunikasi diskursif. Keenam klasifikasi tersebut merupakan satu-kesatuan yang
membentuk gerakan tubuh manusia, yang merupakan suatu urutan mulai dari yang
bersifat bawaan sejak lahir sampai yang tarafnya paling tinggi yang bisa dilakukan
oleh manusia.
Gerak memukul bola pada softball merupakan gerak dasar fundamental yaitu
gerakan-gerakan yang dasar yang berkembangnya terjadi sejalan dengan
pertumbuhan tubuh dan tingkat kematangan anak-anak. Gerak dasar fundamental
sendiri terbagi menjadi ; 1) Gerak Lokomotor yaitu gerak berpindah dari satu tempat
ke tempat lainnnya ( merangkak, berjalan, berlari, dan meloncat), 2) Gerak Non
Lokomotor adalah gerak yang berporos pada sumbu persendian tubuh (menekuk
lengan, menekuk kaki, dan membungkuk), dan 3) Gerak Manipulatif yaitu gerak
memanipulasi atau meminkan objek tertentu menggunakan tangan, kaki, atau bagian
tubuh lainnya. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata dan kaki, mata
dan tangan (menggiring bola, memukul bola, dan melempar sasaran).
Dari uraian dapat disimpulkan bahwa gerakan memukul bola dalam softball
termasuk keterampilan gerak manipulatif yang membutuhkan koordinasi mata,
tangan, kaki dan badan dengan memainkan suatu objek atau alat yaitu pemukul yang
dilakukan dengan menggunakan kedua tangan.
2. Keterampilan Gerak
Kata keterampilan berasal dari kata terampil yang dalam kamus bahasa Indonesia
diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Menurut pendapat Herman
(25)
“ Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan. Makin kompleks pola gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan”
Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami
gerakan dan melakukan gerakan-gerakan tersebut berulang-ulang yang disertai
dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang telah dilakukan.
Menurut Rusli Lutan (1988:367) pengembangan keterampilan gerak dapat dilakukan
melalui beberapa pendekatan, yaitu ; 1) Pendekatan Psikologi : suatu bidang studi
tentang prilaku manusia seperti mengindra, mempersepsi, memperhatikan, belajar,
dan berbuat dengan gerak nyata, 2) Pendekatan Psikologi Behaviors yaitu
memfokuskan perhatiannya pada mekanisme stimulus dan respon, 3) Pendekatan
Psikologi Kognitif yang tekanannya pada ikhtiar memanipulasi lingkungan.
Tekanannya tidak banyak pada proses neurofisiologis, tapi pada proses mental yang
lebih tinggi, 4) Pendekatan Fisiologis-Psikologis yang mempelajari mekanisme
fisiologis yang melandasi prilaku. Yang menjadi fokus perhatiannya adalah
peristiwa neurofisiologis yang berkaitan dengan psikologis seperti berfikir, belajar,
mempersepsi, dan motivasi, dan 6) Pendekatan Fungsional-Intergratif yang
menitikberatkan pada aspek neurofisiologis dan sosial budaya.
C. Softball
1. Permainan Softball
Permainan Softball tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung
(26)
sengaja oleh George Hancock, Soeharsono dalam Arma Abdoellah (1985:458).
Softball adalah permainan yang termasuk bola pukul. Softball dapat dimainkan oleh
setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria ataupun wanita. Softball
adalah permainan beregu yang menggunakan banyak peralatan yang antara lain
adalah bola, sarung tangan (glove), pemukul (bat), perlengkapan catcher (helmet, body, masker, meet) dan pelindung kepal (helmet) untuk pemukul. Digunakannya alat-alat tersebut tidak lain bertujuan untuk mengurangi tingkat cidera yang dapat
terjadi pada permainan softball.
Soeharsono dalam Arma (1985:485) menyatakan Softball merupakan
penyederhanaan dari bentuk permainan Baseball dan merupakan permainan gerak
cepat yang menyenangkan. Olahraga ini tidak hanya mengandalkan kemampuan
fisik semata karena peran taktik dan strategi yang matang akan sangat menentukan
kemenangan suatu tim atau regu. Softball merupakan olahraga rekreasi yang
mengandalkan strategi bermain baik dalam hal bertahan maupun dalam menyerang.
Margo Jongker dalam Joaquie Joseph (2002 : 12) menyatakan “Softball is a fun game because of the relationships formed on the field, the team unity, being able to accomplish common goals together”. Yang artinya “softball adalah permainan yang menyenangkan karena hubungan yang terbentuk di lapangan, kesatuan tim, yang
mampu mencapai tujuan tim secara bersama-sama”.
Softball dimainkan oleh dua tim di lapangan softball. Setiap tim minimal memiliki 9
pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Pelambung / Pitcher bertugas
melambungkan bola kepada pemukul pihak lawan. First baseman, second baseman, dan third baseman berada di dekat base. Short stop berada di antara base kedua dan ketiga, pemain-pemain ini bertanggung jawab untuk menangkap atau
(27)
mengembalikan bola hasil pukulan dari tim lawan yang mengarah lapangan dalam
(infield). Tiga outfielder menempati lapangan sebelah kanan, tengah dan kiri. Mereka bertanggung jawab menangkap dan mengembalikan bola yang dipukul ke
arah lapangan bagian luar (outfield).
Permainan terdiri dari 7 hingga 9 babak yang disebut inning. Di dalam satu inning,
tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting)
untuk mencetak angka (run). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran
memukul, seorang pelempar bola (pitcher) dari tim bertahan melemparkan bola ke
arah penangkap bola (catcher) sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul
pemukul dari tim lawan. Tim yang mendapat giliran memukul bergantian seorang
demi seorang untuk memukul bola. Tim yang berjaga berusaha mematikan anggota
tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang mendapat giliran memukul
mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim
yang bertahan. Skor atau run dihasilkan dari seorang runner (pelari) yang berlari menginjak semua base secara berurutan dan kembali menginjak home base (base awal). Setiap pelari yang berhasil mengelilingi dan menginjak home base mendapat
satu angka. Setiap tim mendapat giliran memukul sampai 3 kali out dan mematikan
tim lawan 3 kali out, disebut 1 inning.
Dalam tiap pertandingan softball durasi permainan setidaknya 7 inning tergantung
situasi atau lama waktu 2 jam. Masing-masing regu mendapat giliran 7 kali menjadi
regu pemukul dan 7 kali menjadi regu penjaga, juga sebaliknya. Regu yang
dinyatakan menang dalam permainan softball yaitu regu yang mendapatkan angka
yang lebih banyak dari regu lawan selama 7 inning tersebut (Soeharsono & Johannes
(28)
menjadi pemenang. Jika dalam inning yang ditentukan waktu sudah habis dan kedua
belah tim dalam keadaan seri, inning tambahan dimainkan sampai salah satu tim
keluar sebagai pemenang. Kondisi itu disebut tie break atau seri. Pada permulaan permainan, tim yang menjadi tuan rumah (home team) mendapat giliran melempar atau deffence sedangkan tim tamu (visiting team) mendapat giliran memukul atau offence.
2. Alat – Alat Dan Fasilitas Softball
Dalam softball, banyak sekali peralatan dan perlengkapan yang
digunakan, terutama selama pertandingan. Berikut adalah alat – alat dan fasilitas yang digunakan dalam permainan softball :
a. Glove (sarung tangan)
Semua pemain dilapangan menggunakan glove. Glove atau sarung tangan dibuat dari bahan kulit yang mempunyai kekuatan dan kelenturan untuk menahan bola
hasil lemparan. Ukuran dan jenis glove sendiri berbeda – beda sesuai dengan posisi pemain. Seperti glove catcher yang ukuran lebarnya serta panjangnya lebih
besar dibandingkan glove penjaga base lainnya.
Glove penjaga base Glove catcher
(29)
Gambar 1 : Glove
( diadopsi dari : dlakm, From bargains-depot.net )
b. Base ( tempat hinggap )
Base ke I, 2, 3 bentuknya bujur sangkar dengan ukuran setiap sisinya 15 inci (38
cm). Sedangkan home base (base ke 4) memiliki bentuk yang berbeda
dibandingkan tiga lainnya, dibuat dari bahan karet atau yang berbentuk segi lima
yang letaknya diantara batter box (tempat pemukul berdiri).
Gambar 2 : Base
( diadopsi dari :annual report, the university of iowa, 2008 )
c. Pitcher’s Plate( Pijakan untuk kaki pelempar)
Yaitu tempat awalan melempar untuk pitcher. Berbentuk persegi panjang. Tinggi
pitcher plate rata dengan tanah, yang terbuat dari karet yang panjangnya 61 cm
dan lebarnya 15,2 cm. Jarak antara plate dengan home plate 13,11 m. Jika
seorang pitcher melempar tanpa menginjak pitcher plate atau kaki depan bergeser
dari plate saat melempar, maka lemparan seorang pitcher dinyatakan illegal atau
(30)
Gambar 3 : Macam-macam base dan ukurannya
( diadopsi dari : Government of western australia departement of sport and recreation. 2012 )
d. Home Plate ( Base awal )
Home plate adalah base yang terletak di home, tempat awal seorang pemukul
memulai tugasnya sebagai pemukul. Ukuran dan bentuk base ini berbeda
dibanding base lainnya. Jika base – base lainnya berbentuk bujur sangkar, home plate ini berbentuk persegi lima. Semua pemukul harus berlari melewati base ini
sebagai syarat mutlaknya seorang pelari mendapatkan point.
Gambar 4 : Home plate / Home Base ( diadopsi dari : www.istockphoto.com, 2012 )
(31)
Pelindung catcher atau catcher set adalah perlengkapan yang digunakan oleh
seorang catcher saat dalam pertandingan untuk melindungi tubuhnya yang terdiri
dari; 1) Masker (pelindung wajah); 2) Body Protector (pelindung tubuh); dan Leguard (pelindung kaki)
Gambar 5 : Perlengkapan Catcher
( diadopsi dari : Fastpitch Catchers Gear, Faspitch-softball-coaching.com,2012)
f. Pemukul ( Bat )
Pemukul adalah alat yang digunakan untuk memukul bola hasil lemparan dari
pitcher. kayu pemukul atau bat harus bulat, dan panjangnya tidak lebih dari 34 inci (86 cm), diameternya tidak lebih dari 2,25 inci (5,7 cm) pada bagian ujung
(32)
Gambar 6 : Pemukul Softball
( diadopsi dari : Womens Softball Bat Jenny Finch Model, American Listed.Com, 2012 )
g. Bola ( Ball )
Bola yang digunakan dalam permainan softball adalah bola berwarna putih atau
kuning dengan benanggrip berwarna merah. Berat bola softball tidak boleh kurang dari 6,25 ons dan tidak lebih dari 7 ons. Kelilingnya antara 11,9 sampai
12,13 inci (76 sampai dengan 78 cm). Grip atau pegangan pada bola
dimanfaatkan oleh seorang pitcher pada saat akan melempar bola, dengan adanya
grip jenis lemparan yang bermacam-macam dapat dilakukan.
Gambar 7 : Bola Softball
( diadopsi dari : Men’s 50 plus Softball League/ www.outreachnc.com, 2012) h. Lapangan Softball
Lapangan softball berbentuk bujur sangkar. Dibagi menjadi daerah fair (fair territory) dan daerah foul (foul territory). Daerah fair terbagi menjadi dua bagian, Infield, dan outfield. Di dalam daerah infield terdapat 4 marka yang disebut base. Base diberi nomor berlawanan dengan arah jarum jam, dimulai dari base awal yang disebut home plate, diteruskan dengan base pertama, base kedua dan base ketiga. Base berbentuk bujur sangkar dengan sisi 38 cm (15 inci). Sudut dari keempat base membentuk bujur sangkar yang disebut diamond, M.Sofyan (2009 : 9).
(33)
Gambar 8 : Lapangan Softball dan ukurannya
(34)
Gambar 9 : Lapangan bagian dalam (infield) (Diadopsi dari : Sports Field Design, Renovation, & Construction, pacesupplyia.com)
Gambar 10 : Posisi pemain dalam lapangan softball
(Diadopsi dari : Sports Field Design, Renovation, & Construction, pacesupplyia.com)
Keterangan gambar :
1. Pitcher 6. Short stop
2. Catcher 7. Left field
3. Fisrt baseman 8. Centre field
4. Second basemen 9. Right Field
5. Third basemen i. Memukul
Memukul diartikan dengan “mengenakan sesuatu benda yang keras atau berat dengan kekuatan”. Di dalam softball memukul merupakan keterampilan yang paling sulit untuk dikuasai selain karena gerakannya yang kompleks dengan
koordinasi tubuh yang cukup tinggi, juga ketepatan waktu bertemunya alat
pemukul dengan bola (timing). Memukul merupakan serangan yang menentukan
(35)
mencapai base atau melewati base-base dengan selamat atau tidak. Seperti yang diungkapkan Mike Chandrea dalam National Fastpitch Coaches Assotiation “Whenever we talk about softball, the one thing that can be agreed on is the difficulty of teaching and performing the skill of hitting a round object with another round object”. Dalam melakukan gerak memukul bola softball dibagi menjadi beberapa tahap gerak yaitu : 1) stance / awalan; 2) stride / langkah; 3)
swing / ayunan tangan; dan 4) following through (gerakan lanjutan).
1. Stance (Awalan)
Awalan yang benar yang harus dilakukan seorang pemukul yaitu:
“ The stance shows the greatest amount of variety from hitter to hitter. The primary purpose of the stance is to allow the hitter to see the ball with both eyes and to allow her to arrive in a position that create balance and proper plate coverage. Whether the hitter’s stance is open, closed or square, successful hitters stride to square position to get maximum coverage. Depending on the hitter’s dominant eye, the proper stance can enhance her ability to see the ball with the greates amount of clarity. Although a hitter does not hit from the stance , a solid stance makes a huge difference in how she sees the ball the plate coverage she achieves, and the preparation of her body and hands to attack the pitch”.
Artinya : sebuah awalan menunjukkan perbedaan dari pemukul yang satu ke
pemukul lainnya. Hal yang harus dilakukan pada saat awalan adalah melihat bola
dengan kedua mata dan memperhatikan gerakannya pada posisi yang tepat
dimana dapat menjaga keseimbangan dan meliputi plate. Baik awalan pemukul
adalah terbuka, tertutup ataupun normal, langkah sukses pemukul adalah dengan
posisi normal untuk mendapatkan jangkauan maksimum. Pada pemukul yang
hanya mengandalkan mata, awalan yang benar dapat meningkatkan
kemampuannya untuk melihat bola dengan sangat jelas. Meskipun seorang
pemukul tidak melakukan pukulan dari awalannya, teraturnya sikap awal
membuat sebuah perbedaan besar pada bagaimana ia melihat bola dan mencapai
(36)
Gambar 11 : Cara berdiri / sikap awal dalam batter box Diadaopsi dari Jacquie Joseph (2002:165)
“ Pada stand terbuka (a), kaki bagian depan lebih jauh dari plate dibandingkan
kaki bagian belakang. Pada stand tertutup (b), kaki bagian depan lebih dekat dengan plate dibandingkan kaki bagian belakang. Pada stand normal (c), jarak kedua kaki sejajar dengan plate”.
Dari gambar 12 diatas dapat kita lihat beberapa standing atau sikap berdiri awal
sebelum memukul softball yaitu :
a. Open stance (berdiri dengan kaki terbuka) : seorang pemukul berdiri pada batter box / kotak pemukul dengan kaki depan berada lebih jauh
dari plate dari pada kaki bagian belakang.
b. Close stance (berdiri dengan kaki tertutup) : seorang
Pemukul meletakkan kaki depannya dekat dengan plate dibandingkan
kaki belakang.
c. Square stance (berdiri dengan kaki sejajar) : seorang pemukul meletakkan kedua kaki dengan jarak sejajar dari plate.
(37)
Seorang pemukul hanya mempunyai waktu beberapa detik untuk menentukan
kapan dia harus memukul bola yang bergerak. Jika dia terlalu cepat atau terlalu
lambat menggerakkan alat pemukulnya maka tidak akan mengenai bola tersebut.
2. Stride (Langkah)
Langkah adalah gerakan awal yang harus dilakukan oleh seorang pemukul.
Langkah yang benar adalah :
“In my estimation, most of your coaching and teaching probably centers around the next phase of hitting, the stride. The stride is nothing more than a small movement that allows the hitter to achieve a strong, powerful position to initiate the swing. There are many terms used to describe this move-t including stride, trigger, load, and so on. The important fact of this movement is that the hitter places her lower and upper body in a position that allows her to generate a swing on time and on the proper plane of the pitch, with maximum bat speed while managing some degree of balance. Many hitters make this move too late and create a base that inhibits their ability to use their legs properly. A hitter can never stride too early! The key to this movement is to understand the proper sequence and the foundation the hitter is trying to achieve. a) As the heel lifts and the knee rolls slightly inward to initiate the stride, the hands slightly move into the position from which the batter launches the bat ; b) The stride is completed by executing a short soft step toward the pitcher, maintaining a degree of closure with the front foot (45 to 90 degrees in relationship to the plate) and c) The lower body has maintained flexibility, the head is perfectly still, and the hands are prepared to initiate the swing”( Mike Chandrea, NFCA: 166).
Yang artinya “ dalam pengamatan saya, kebanyakan dari pelatihan dan
pengajaran yang sering diterapkan diantara fase lanjutan untuk gerak memukul
adalah langkah. Langkah yang tidak lebih dari gerakan kecil yang membolehkan
seorang pemukul untuk mencapai kekuatan, posisi yang sangat kuat untuk
memulai ayunan. Ada banyak cara untuk menggambarkan gerakan ini. Termasuk
langkah, geraka cepat, beban dan lainnya. Fakta yang paling penting dari gerakan
ini bahwa pemukul meletakkan tubuh bagian bawah dan bagian atasnya pada
posisi yang memudahkannya untuk menghasilkan sebuah ayunan pada waktu
yang tepat dan saat yang tepat pada lemparan, dengan kecepatan bat maksimal
(38)
gerakan ini terlalu lambat yang menghalangi gerakan mereka untuk
menggunakan kaki mereka dengan benar. Seorang pemukul tidak boleh
melangkah terlalu awal, kunci dari gerakan ini adalah mengetahui rangkaian dan
pondasi yang tepat yang coba dicapai oleh pemukul. a) saat tumit diangkat dan lutut diputar untuk mengawali langkah, tangan bergerak ke posisi dimana
pemukul meluncurkan bat. b) langkah dilengkapi dengan menjalankan langkah pendek menghadapi pitcher, dan membuat beberapa derajat kedekatan dengan
kaki bagian depan kurang lebih 45o– 90o dari plate dan c) tubuh bagian bawah mempertahankan kelenturan, kepala tetap tegak, dan tangan disiapkan untuk
memulai ayunan”.(Mike chadrea NFCA:166)
Gambar 12 : The Stride
(Diadaopsi dari Jacquie Joseph (2002:166)
3. Swing (Ayunan)
Gerakan ayunan yang harus dilakukan pada saat memukul yaitu :
“After the hitter has achieved a good base from which to hit, it is time to execute the swing. The swing is initiated by a sequential unlocking of body parts. The back side rotates against a firm front side. This movement does not allow the hitter to create a positive weight shift that delivers her energy toward the contact point. If we divide the body down the middle from the head through the belly button, the front side of the body supplies the direction while the back side provides power. This principle is the
(39)
same when you are teaching proper throwing mechanics. Let the back side knock the front side out versus using the front side to pull the back side through”.
Artinya : setelah seorang pemukul mencapai dasar yang mantap untuk memulai
dari mana ia harus memukul, selanjutnya adalah melakukan gerakan ayunan.
Swing dimulai saat bagian anggota tubuh tidak terkunci antara satu dan lainnya.
Tubuh bagian belakang berputar melawan kuat bagian depan. Gerakan ini tidak
membolehkan pemukul untuk menciptakan gerak perpindahan berat tubuh yang
benar yang mengirimkan energy terhadap target. Jika kita membagi tubuh turun ke
tengah dari kepala terus ke perut, persediaan tubuh bagian depan mengarahkan saat
tubuh bagian belakang menyediakan power. Prinsipnya sama dengan saat kau
mengajari cara melempar dengan benar. Biarkan tubuh bagian belakang mengunci
tubuh bagian depan dengan menggunakan bagian depan untuk terus mendorong
tubuh bagian belakang.
Gambar 13 : The Swing
(Diadaopsi dari Jacquie Joseph (2002:167)
(40)
“One of the easiest ways to describe the proper hand action that results in a short, compact swing is to isolate the bottom hand. When the batter holds her bottom hand in the hitting position, her lead arm has three joints: shoulder, elbow, and wrist. When the hitter unlocks in the proper sequence, the first joint to move is the shoulder, then the elbow, and finally the wrist. As the hitter completes the swing,her hands should finish somewhere around her front shoulder Hitters vary with the location of their foliow-throughs, either above the shoulder or at the shoulder. The follow-through should allow the hitter to maintain balance and assure a quality head po-sition”.
Artinya : Satu cara paling mudah untuk menggambarkan gerakan tangan yang
benar dalam gerakan pendek adalah ayunan penuh dengan cara mengunci telapak
tangan. Saat pemukul menahan telapak tangannya pada posisi memukul, lengan
depannya menggabungkan tiga bagian : bahu, siku dan pergelangan tangan. Saat
pemukul tidak mengunci bagian tersebut pada rangkaian yang benar, bagian
pertama yang bergerak adalah bahu, lalu siku dan yang terakhir lengan. Saat
pemukul melengkapi gerakan ayunannya, tangannya seharusnya selesai di
sekeliling bahu depannya. Pemukul merubah tempat pada gerakan lanjutannya,
salah satunya diatas bahu atau pada bahu. Gerakan lanjutan seharusnya
membolehkan pemukul untuk memelihara keseimbangan dan letak kepala yang
(41)
Gambar 14 : Following through (Diadaopsi dari Jacquie Joseph (2002:170)
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam memukul bola softball seperti di
kemukakan oleh John monteleone (1999:5) yaitu :
“ 1) While standing, place the bat at your side and let your arms hang loose, 2) If you are right-handed, your right hand goes on top, and if you are left-handed, your left hand does, 3) You can start the grip by putting the bat right at the spot on your hand where the fingers meet the palm. Then close your hand around the handle. Make sure your hands are together, as any space between them will cause you to loose power, 4) Whenever you pick up a bat, make sure your grip is correct. By lifting your fingers rhythmically in succession until the pitcher begins her motion. Always maintain a relaxed grip on the bat, and don’t worry obout the bat slipping out of your hand, 5) Your stance is the base for your swing, your shoulders are over your hips, and your hips over your knees. The feet should be shoulder-width apart, 6) Hold the bat close to where your swing begin. If your swing too early or too late, your timing is off, 7) At the same time thet the foot is striding, your arms are going to move slightly back, just an inch or two, to stretch muscles, 8) The pivot begins with the transfer of weight from the back leg to the front leg or striding foot. Push off the back leg and open the front hip, rotating the back hip so your belly button faces the pitcher on contact with the ball, and 9 ) At the swing, you are aiming for a tension-free, relaxed, yet forceful swing. To minimize tension, pay attention to how you think about hitting the ball.
Artinya : 1) Saat berdiri, letakkan pemukul disisi badan, dan biarkan lengan
rileks, 2) Jika pemukul kanan, tangan kanan berada diatas dan jika pemukul
kidal tangan kiri yang berada diatas, 3) Mulai pegangan dengan meletakkan
pemukul tepat ditanganmu dimana jemari bertemu dengan telapak tangan.
Lalu tutup tangan mengitari pegangan pemukul. yakinkan bahwa tangan
rapat, dan tidak ada jarak diantara kedua tangan karna itu menyebebkan
kehilangan kekuatan, 4) Saat memegang pemukul pastikan pegangannya
benar. Dengan menggerakkan jari seirama dalam rangkaian gerakan hingga
(42)
pemukul, dan jangan merasa khawatir bahwa pemukul akan lepas dari tangan,
5) Awalan adalah dasar untuk memulai ayunan, bahu lebih tinggi melingkupi
pinggul, dan pinggul lebih tinggi meliputi lutut. Kaki selebar bahu, 6) Tahan
pemukul, dekatkan dengan dimana ayunan akan dimulai, jika ayunan terlalu
cepat atau terlalu lambat waktu memukul akan habis, 7) Saat bersamaan
dengan kaki melangkah lengan bergerak sedikit kebelakang hanya 1 atau 2
inci untuk menyiapkan otot, 8) Putaran pinggang dimulai dengan menyalurkan
berat dari kaki belakang ke kaki depan atau kaki yang melangkah di depan.
Dorong kaki belakang dan buka pinggul depan, putar pinggul belakang hingga
perut menghadapi pitcher pada saat kontak dengan bola, 9) Saat ayunan
dimulai, lepaskan ketegangan, rileks hingga dapat mengayunkan pemukul
dengan kekuatan penuh. Untuk mengurangi ketegangan fokuskan perhatian
(43)
Gambar 15 : Gerakan memukul Diadopsi dari John Monteleone, 1999 : 20-21)
“Starting from a comfortable stance, take a short stride and push your hands back into the launch position (23). Pull the bat down toward the hitting zone (24 and 25), pointing the knob of the bat at the ball. Your back foot will pivot (26), opening your hips and
(44)
allowing the bat to accelerate through the hitting zone. At contact (27) your wrist remain locked in the “palm up, palm down” position. Roll your wrist over after contact (29) and follow through strongly by finishing with the bat on your back shoulder”.
(“dimulai dari awalan yang nyaman, ambil sedikit langkah dan dorong lengan belakang pada posisi menghadap bola (23). Arahkan pemukul kebawah searah
zona pukul (24&25). Arahkan bonggol pemukul menghadap bola. Kaki belakang
akan berputar dengan sendirinya (26), buka pinggul dan biarkan pemukul
melanjutkan kearah zona pukulan. Pada saat perkenaan (27) lenganmu mengunci
pada posisi “telapak tangan diatas-telapak tangan dibawah”. Putar lengan setelah
bola berkenaan dengan pemukul (29) dan ikuti dengan gerak lanjutan yang kuat dan diakhiri dengan pemukul yang berada di belakang bahu”).
A. Modifikasi Alat
1. Pengertian Modifikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, alat adalah “yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu”. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran, guru dapat
memberikan contoh secara langsung tentang materi yang diajarkan agar mudah
dipahami siswa.
Kesulitan menguasai keterampilan gerak dasar memukul softball dapat di atasi dengan
menerapkan pendekatan alternatif dalam proses pembelajaran, di antaranya dengan
menggunakan modifikasi alat. Menurut Bahagia (2001:1) “ Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar pembelajaran”. Modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan
(45)
kepada kegembiraan dan pembendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan
ketrampilan.
Modifikasi alat bantu pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan
pembelajaran. Pendidik dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas atau
kesulitan dengan cara memodifikasikan peralatan yang digunakan misalnya
berat-ringannya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya dan luas-lebarnya peralatan yang
digunakan.
Perlunya modifikasi menurut Bahagia dan Suherman (2001:1) adalah untuk
menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial dan dapat
memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntut,
mengarahkan, dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan
dari tingkat ketrampilan yang lebih rendah ke tingkat ketrampilan yang lebih tinggi.
Perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat
tanpa sepenuhnya menghilangkan fungsi aslinya. Secara garis besar tujuan modifikasi
adalah :
1. Mengatasi keterbatasan akan sarana pendidikan jasmani.
2. Mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
3. Mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif.
4. Mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi
fisik yang tidak seimbang.
Dalam modifikasi, efektifitas pembelajaran harus dijadikan prinsip utama dalam
(46)
mengajarkan ketrampilan gerak dasar memukul softball bertujuan agar proses belajar
dapat disampaikan dengan mudah serta didukung oleh penggunaan metode yang tepat
dalam penyampaian pembelajaran sehingga dapat membantu menyampaikan pokok
bahasan agar lebih komunikatif dan bermakna. Dengan demikian disimpulkan bahwa
modifikasi alat pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk meningkatkan
pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan
tujuan untuk meningkatkan pembelajaran, kemudian memperoleh hasil yang lebih
baik dan pencapaian sebaik-baiknya.
2. Gambar Alat – Alat Modifikasi :
Gambar 16 : Pemukul dan bola modifikasi 1
(47)
Gambar 18 : Pemukul dan bola modifikasi 3
3. Pemukul, Glove Dan Bola Softball Yang Sesungguhnya
Gambar 19 : Peralatan Softball Yang Sesungguhnya (diadopsi dari : Jon Lilley, woodcreek, woodcreekchurch.com)
B. Kerangka Berfikir
Untuk menguasai suatu keterampilan gerak dasar diperlukan pengulangan terhadap
gerakan – gerakan yang ingin ditingkatkan. Gerakan yang dilatih pun harus dimulai dari gerakan yang paling mudah lalu ke tingkat gerakan yang paling sulit, sehingga kesalahan
(48)
Untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran keterampilan gerak ditentukan
oleh suatu pendekatan pembelajaran yang mengacu pada tingkat pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran gerak yang kreatif dan efektif juga
dapat membantu meningkatkan semangat peserta didik untuk melakukan tugas gerak
dengan lebih baik saat pembelajaran berlangsung. Salah satunya dengan menggunakan
modifikasi alat selama proses pembelajaran keterampilan gerak tersebut berlangsung.
Penggunaan model pendekatan modifikasi alat berupa bola kertas, bola rounders yang
diikat tali dan bola plastik serta pemukul kayu pada proses pembelajaran penguasaan
gerakdasar memukul bola softball dapat mengurangi rasa jenuh dan bosan para peserta
didik selama proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat membantu tercapainya
peningkatan keterampilan gerak dasar memukul bola softball.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
keterangan tersebut maka hipotesis yang diajukan pada penelitian adalah sebagai berikut;
1) Jika menggunakan modifikasi alat berupa bola kertas dan pemukul kayu dalam
pembelajaran softball, maka gerak dasar memukul bola softball pada siswa RSBI kelas
VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung akan meningkat; 2) Jika menggunakan modifikasi
alat berupa bola rounders yang diikat tali dan pemukul kayu dalam pembelajaran
softball, maka gerak dasar memukul bola softball pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP
N 1 Bandar Lampung akan meningkat; dan 3) Jika menggunakan modifikasi alat
(49)
memukul bola softball pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung akan
(50)
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti
aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). PTK merupakan salah satu bagian dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan kelas. Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto (2009:57) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi ; 1) Penelitian
tindakan partisipasi (participatory action research) yang menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa ikut serta memiliki program kegiatan tersebut, serta berniat aktif
ikut memecahkan masalah berbasis masyarakat, 2) Penelitian tindakan kritis (critical action research) yang menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak memecahkan masalah kritis, 3) Penelitian tindakan institusi (institutional action research) yang
dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk
meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga dan 4) Penelitian tindakan
kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti)
di kelas atau disekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
(51)
Menurut Suhardjono (2009: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input
(silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar), namun mengenai hal-hal
yang terjadi di kelas. McNiff dalam Suharsimi (2009:102) berpendapat bahwa “ PTK sebagai bentuk dari penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan
keahlian mengajar dan sebagainya”.
Mengapa seorang guru harus melakukan penelitian semacam PTK adalah karena melalui
PTK guru dituntut untuk senantiasa melakukan refleksi diri tentang proses pembelajaran
yang dilakukannya untuk menemukan berbagai masalah yang dihadapi dan
merencanakan berbagai tindakan yang dirasakannya dapat menyelesaikan masalahnya
tersebut. Tujuan PTK adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang
dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum
dibidang pendidikan, Borg dalam Suharsimi Arikunto (2009:107). Raka Joni dalam
Suharsimi (2009:110) berpendapat bahwa tujuan PTK adalah untuk memperbaiki praktis
secara langsung, di sini,dan sekarang.
Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan
dilakukan pada responden, maka responden juga dapat merasakan hasil perlakuan. PTK
dikatakan valid apabila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunti (2009:
110) penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok yaitu ; 1) Inquiri Reflektif yang artinya PTK berangkat dari masalah pembelajaran riil sehari-hari yang dihadapi oleh
(52)
spesifik dan kontekstual, 2) Kolaboratif yaitu upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti diluar kelas, akan tetapi harus
berkolaborasi dengan guru, dan 3) Reflektif yaitu PTK memiliki ciri khusus yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. PTK lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses
dan hasil penelitian.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui model putaran atau spiral dengan beberapa
siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap melakukan tindakan, pengamatan
(observasi) dan tahap refleksi. Menurut Hopkins dalam Wina Sanjaya (2010: 53)
pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari
merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan
observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan
seterusnya. Dalam buku pedoman pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, desain PTK
dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan
(53)
Gambar 20 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins, 1993) (Diadopsi dari : Suharsimi Arikunto 2009:105)
Keterangan gambar :
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Sebelum memberikan tindakan
dalam siklus siklus perencanaan dibuat dahulu untuk memberi gambaran tentang
bagaimana pelaksanaan penelitian dan apa saja tindakan yang akan diberikan guna
meningkatkan kemampuan siswa melakukan gerak dasar memukul softball.
2. Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tindakan yang diberikan kepada
siswa sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan mengikuti
prosedur yang juga ada pada perencanaan sehingga tindakan dapat diberikan
dengan urutan yang benar.
3. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
Setelah memberikan suatu tindakan. Observasi dilakukan untuk mencari
kekurangan yang ada pada pemberian tindakan pada langkah sebelumnya yang
diamati dengan seksama dan untuk kedepannya dijadikan refleksi tentang
keseluruhan tindakan yang diberikan apakah masih kurang maksimal ataukah hal
(54)
4. Refleksi
Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Hasil observasi yang dilakukan sangat membantu dalam
merefleksikan tindakan yang akan diambil pada siklus siklus berikutnya.
5. Perbaikan rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila
tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana yang
dibuat pada perencanaan semula. Dan dengan melihat hasil refleksi sebelumnya
maka perbaikan rencana untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dapat
dilakukan.
B. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian samapi tiga siklus (6 kali
pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda namun saling berkaitan
antara siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga. Dalam pelaksanaannya, setiap
proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian yang dilakukan
sebelumnya.
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (X) : Modifikasi alat
(55)
A. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian
1. Nama sekolah : SMP N 1 Bandar Lampung
2. Alamat : Jln. Mr. Gele Harun No. 30 Rawa Laut Bandar Lampung.
3. Telepon/Fax : 0721-252310 / 259711 4. Email : [email protected]. 5. Website : www.smpn1balam.sch.id
B. Subjek Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri dari subjek
penelitian. Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek penyelidikan yang berisi seluruh
siswa kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung yang berjumlah 24 orang masing
masing 10 orang siswa putra dan 14 orang siswa putri.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu penelitian : delapan (8) minggu
2. Frekuensi : 1 x seminggu
3. Set : 2 x 45 menit
D. Rencana Tindakan 1. Tes Awal
Pada tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar peserta didik
digunakan peralatan softball yang asli dengan rangkaian gerakan sebagai berikut :
a. Pembukaan dengan do’a dan warming up (pemanasan). b. Mengkondusifkan kelas serta perkenalan dengan para siswa.
c. Mempersiapkan dan memperkenalkan alat-alat pemukul dan bola softball yang
sesungguhnya.
d. Menyiapkan lembaran penilaian untuk tes awal.
(56)
f. Menilai gerak memukul siswa.
2. Siklus Pertama (2 kali Pertemuan) Rencana :
a. Mempersiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup, serta
menyebutkan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
b. Mempersiapkan alat-alat modifikasi softball dan alat softball sesungguhnya untuk
digunakan pada tes awal juga untuk proses pembelajaran selanjutnya dan
instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan serta sarana dan
prasarana lain yang diperlukan saat melakukan tes awal.
c. Mempersiapkan bola kertas. Bola kertas diperkenalkan sebagai salah satu dari
modifikasi alat softball selain bola kasti dan bola plastik dan penjelasan tentang
perbedaannya dengan bola yang sesungguhnya.
d. Mempersiapkan pemukul kayu. Pemukul kayu sebagai modifikasi dari pemukul
sesungguhnya yang lebih ringan dan lebih pendek dari pemukul sesungguhnya.
Dengan begitu siswa tidak merasa terlalu berat melakukan gerak memukul
menggunakan pemukul modifikasi tersebut.
e. Mempersiapkan siswa untuk berbaris sesuai jumlah bola dan pemukul yang
tersedia yang dibagikan dalam 2 kelompok untuk mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama mengikuti instruksi dari guru.
(57)
a. Guru mengawali pertemuan dengan perkenalan kepada para murid dan memperkenalkan para testor yang akan membantu guru selama penelitian selanjutnya.
b. Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis selama 15 menit (warming up)
c. Siswa diberi materi dan pengarahan tentang bagaimana cara menggunakan alat
modifikasi softball berupa bola kertas dan pemukul kayu.
d. Siswa diberi contoh dan pengarahan tentang bagaimana melakukan gerak dasar
memukul softball yang benar. Dan guru memberikan contoh melakukan gerak
dasar memukul softball yang benar pada siswa dengan pengulangan secukupnya
hingga siswa dapat mamahami gerakan seluruhnya dengan jelas.
e. Siswa satu persatu melakukan gerak memukul dengan menggunakan bola kertas
dan pemukul kayu masing-masing 2 kali pengulangan dengan dibantu oleh testor.
f. Siswa berdiri tegak dan kaki dibuka selebar bahu dan dalam keadaan rileks.
g. Kedua tangan memegang pemukul dengan telapak tangan kiri dibawah dan telapak
tangan kanan di atas (tidak boleh terbalik). Pemyukul dipegang erat namun rileks
agar mudah mengarahkan pemukul ke bola.
h. Lengan kanan tidak menyentuh atau menempel pada ketiak dan membentuk sudut
kurang lebih 90 o antara lengan kanan dengan pinggang samping kanan. Atau
sebaliknya jika pemukul kidal.
i. Pandangan mata menuju kearah bola.
j. Lutut sedikit dibungkukkan.
k. Saat bola dilemparkan kearah siswa, siswa menggunakan pemukul kayu untuk
memukul bola kertas tersebut.
l. Saat melakukan pukulan pinggang diputar searah putaran kaki yaitu ke kiri, dan
meluruskan kedua lengan hingga gerakan lanjutan dan mata tetap kearah bola dan
(58)
m.Siswa bersiap melakukan gerakan memukul yang kedua dan selanjutnya dengan
posisi seperti yang disebutkan di atas.
Observasi :
a. Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua.
4. Siklus Kedua (2 kali Pertemuan) Rencana :
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.
b. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
Tindakan :
a. Siswa melakukan warning up dengan pemanasan statis dan dinamis selama 15
menit
b. Siswa diberi pengarahan menggunakan modifikasi alat yang kedua yaitu bola
rounders yang diikat tali dan pemukul kayu.
c. Perlakuan pada siklus kedua ini tidak jauh beda dengan yang pertama, hanya saja
perbedaannya terletak pada penggunaan bola kertas pada siklus pertama digantikan
dengan bola rounders yang diikat tali digantungkan hingga tinggi bola setinggi
pinggang siswa.
d. Siswa melakukan gerakan pukulan seperti pada siklus pertama. Namun sedikit
(59)
memukul bola yang digantungkan setinggi pinggang mereka dengan posisi yang
sama seperti pada siklus sebelumnya.
Observasi :
a. Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil
siklus kedua.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga.
5. Siklus Ketiga (2 kali Pertemuan) Rencana :
a. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pembelajaran dan instrumen yang
diperlukan untuk mengevaluasi tindakan.
b. Mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
Tindakan :
a. Siswa melakukan gerakan warming up dengan peregangan statis dan dinamis
selama 15 menit.
b. Siswa diberi pengarahan menggunakan modifikasi alat yang ketiga yaitu bola
plastik yang diisi karet dan pemukul kayu.
c. Pelakuan pada siklus ketiga tidak berbeda dengan 2 siklus sebelumnya,
perbedaannya hanya pada penggunaan bola plastik yang diisi karet sebagai
pengganti 2 bola pada siklus pertama dan kedua.
Observasi :
a. Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan
(60)
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
E. Instrumen Peneltian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap
siklusnya. Menurut Feir dan Cunningham dalam Muhajir (1997:58) “dalam PTK dikatakan valid apabila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gerak dasar memukul softball
dengan menggunakan alat yang dimodifikasi yang terdiri dari beberapa indikator. Setiap
indikator diberi bobot satu (1) sampai lima (5).
F. Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan pada setiap siklus digunakan rumus :
� =
��×
%
(Subagio (1991:107) dalam Surisman (2007)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan
(61)
(62)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola kertas dan pemukul kayu
sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya
dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball siswa
sebanyak 29 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
2. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola rounders yang diikat tali dan
pemukul kayu sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang
sesungguhnya dapat meingkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball
siswa sebanyak 46 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
3. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola plastik dan pemukul kayu
sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya
dapat meingkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball siswa
sebanyak 79 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
B. Saran
(63)
1. Bagi para siswa-siswi SMP N 1 Bandar Lampung agar mampu meningkatkan
keterampilan gerak dasar dalam permainan softball dan pengetahuan bermain yang
berlaku sehingga kalian kemudian akan menyukai olahraga softball pada
khususnya.
2. Bagi peneliti sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
3. Bagi guru pendidikan jasmani agar mau mencoba menggunakan metode mengajar
yang baru yang lebih efektif, ekonomis dan menyenangkan sehingga siswa terbuka
untuk melakukan banyak hal dalam olahraga yang tidak hanya mendapatkan materi
gerak yang monoton sehingga siswa tertantang untuk melakukan aktifitas fisik yang
lainnya.
4. Bagi mahasiswa Pendidikan jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dapat tertarik untuk melakukan perbaikan pada penelitian tentang
(1)
(2)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola kertas dan pemukul kayu sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball siswa sebanyak 29 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
2. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola rounders yang diikat tali dan pemukul kayu sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat meingkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball siswa sebanyak 46 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
3. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola plastik dan pemukul kayu sebagai modifikasi dari bola softball dan pemukul softball yang sesungguhnya dapat meingkatkan keterampilan gerak dasar memukul bola softball siswa sebanyak 79 % pada siswa RSBI kelas VIII.2 di SMP N 1 Bandar Lampung.
B. Saran
(3)
1. Bagi para siswa-siswi SMP N 1 Bandar Lampung agar mampu meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam permainan softball dan pengetahuan bermain yang berlaku sehingga kalian kemudian akan menyukai olahraga softball pada
khususnya.
2. Bagi peneliti sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
3. Bagi guru pendidikan jasmani agar mau mencoba menggunakan metode mengajar yang baru yang lebih efektif, ekonomis dan menyenangkan sehingga siswa terbuka untuk melakukan banyak hal dalam olahraga yang tidak hanya mendapatkan materi gerak yang monoton sehingga siswa tertantang untuk melakukan aktifitas fisik yang lainnya.
4. Bagi mahasiswa Pendidikan jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dapat tertarik untuk melakukan perbaikan pada penelitian tentang olahraga softball dalam penelitian selanjutnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. . Jakarta : PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi . 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Abdoellah, Arma. 1985. Olahraga untuk pelatih, Pembina dan penggemar, STO Yogyakarta. Yogyakarta : PT.Satra Hudaya.
Annual Report. 2008-09. Softball squad makes spring splash. The University Of Iowa. http://www.uiowa.edu/. Tuesday, April 9, 2012, 15:00 pm.
Bahagyo, Yoyo. 2000. Prinsip-prinsip pengembangan dan modifikasi cabang olahraga. Departemen pendidikan nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Brooks, Darryl . An old fashioned baseball score board
. Shutterstock Images. Image ID: 3276191. http://www.shutterstock.com/. At Tuesday 9 april 2012, 15:25 pm.
Call, Mike . Womens Softball Bat Jenny Finch Model .http://www.americanlisted.com / page home/. At Tuesday 9 april 2012, 15:16 pm.
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan SMP. Jakarta.
Dlakm. 2010. What is the difference between slow- versus fast- pitch softball gloves? http://baseballjunction.newhotshopping.com.bargains-depot.net. Tuesday, April 9 2012, 14:55 pm.
Faspitch-softball-coaching. 2012. Fastpitch Catchers Gear, Page 1. http://www.fastpitch-softball-coaching.com/fastpitch-catchers-gear.html. At Tuesday 9 april 2012, 15: 09 pm.
Government Of Western Australia Departement Of Sport And Recreation. Dimensions for Softball.There are two forms of softball played around the world ─ fast pitch and
(5)
slow pitch softball. http://www.dsr.wa.gov.au/softballdimensions. At Tuesday 9 april 2012, 15:06 pm.
Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Husein, Sudirman. 2009 . Falsafah Pendidikan Jasmani Seminar Semiloka Pendidikan Jasmani Dan Olahraga ( Modul ). Bandar Lampung.
Joseph, Joaquie. 2002. The Softball Coaching Bible, National Fastpitch Coaches Association. Michigan state university. United states of America : Human Kinetics. Lilley, Jon. Life, Jesus and Softball . woodcreek twenties.
http://www.woodcreekchurch.com/ . Page home/ At Tuesday 9 april 2012, 15: 26 pm Lutan, Rusli. 1998. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud. Jakarta.
Mardiana, Ade. 2009. Departemen pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Edisi I. Jakarta : Universitas terbuka.
Monteleone. John and friend. 1999. Complete Book Of Women’s Fast-Pitch Softball. New York. USA : Mountain Lion Book.
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sandwich Generation. July 2010. Men’s 50 plus Softball League.
http://www.outreachnc.com/mens-softball-league/. At Tuesday 9 april 2012, 15:19 pm. Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Stock photo. 2012. Softball Resting on Home Plate.http://www.istockphoto.com/. At Tuesday 9 april 2012, 15: 09 pm.
Surayin. 2010 . Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/MTs Kelas VIII. Bandung : Irama Widya.
Surisman, 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. Tarigan, Herman. 2009. Pengetahuan Umum Olahraga. FKIP Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
(6)
Undang-Undang RI No.3 Tahun 2005 Dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2007. System Keolahragaan Nasional. Bandung : Citra Umbara.
Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. Universitas Lampung.