Institution Design of Sustainable Management of Singkarak Lake Sustainability Nagari Based

IV. KONDISI DAN STATUS KEBERLANJUTAN
DANAU SINGKARAK

4.1 Gambaran Umnm Danan Singkarak
Letak, Geomorfologi, Iklim
Danau Singkarak merupakan danau terluas di SumateraBarat, dengan luas
13.665 Ha, panjang 21 km dan lebar 16 km, kedalaman 160 m, terletak 360 dpl.
Letak Danau Singkarak sangat strategis karena menghubungan antara wilayah
Utara Sumatera (Sumatera Utara, Riau dan Aceh) dan Selatan Sumatera (Jambi,
Sumatera Selatan dan Lampung).
Secara administrasi pemerintahan, Danau Singkarak merupakan bagian
dari wilayah 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
Masing-masing daerah tersebut membawahi 2 kecamatan, yaitu kecamatan X
Koto dan Junjung Sirih di kabupaten Solok, Kecamatan Rambatan dan Batipuh
Selatan di Tanah Datar. Ada beberapa nagari yang berbatasan langsung dengan
Danau Singkarak yaitu Nagari Paningggahan, Muaro Pingai, Saniangbaka di
bagian barat dan nagari Singkarak, Tikalak dan Kacang di bagian timur.
Hasil penelitian Volkenberg (1921) menemukan !embah sungai kering di
bagian timur kota Solok. Dahulu aliran air Solok mengarah ke timur mencapai
Sungai Ombi!in. Sekarang aliran sungai tersebut dapat dite!usuri dengan
penelusuran bagian graben antara Solok dan Danau Singkarak. Bagian timur laut

Danau Singkarak tersusun atas bahan granodionit yang kompak dan besar,
diselingi dengan quarts horizonitik pada arab barat laut-tenggara. Pada dataran
sempit di sebelah barat hingga utara Danau Singkarak dan sepanjang lembah
Sungai Sumani serta daerah sekitar Penyinggahan terdapat endapan alluvium yang
tersusun atas lanau, pasir, dan kerikil.
Di sebelab Barat dan Selatan endapan aluvium ini, yaitu daerab bukit patab
gigi, bukit tinjau !aut, bukit bertali,dan di sebe!ah timur Danau Singkarak terdapat
formasi lahar, fanglomerat dan endapan koluvium. Formasi ini juga terdapat di


bagian Barat Solok yaitu daerah Bukit Tinjau Laut, G. Gadut hingga ke selatan.
Formasi andesit yang terdapat di balai-balai dan lakuk adalah breksi mikro dengan
penokris plagioklas, hemblende, hipersten, augit, dan biotit.

v. PENGELOLAAN DANAU SINGKARAK
BERBASIS NAGARI
Pengelolaan Danau Singkarak berbasis nagari merupakan pengelolaan danau
dengan menjadikan kelembagaan nagari sebagai kelembagaan inti disamping tetap
mengikutsertakan berbagai stakeholder lainnya terutama pemerintah daerah
(Sumatera Barat, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Pemerintah

Kawasan hilir yakni Provinsi Riau dan Jambi), LSM dan swasta. Pembahasan
pengelolaan Danau

Singkarak berbasis nagari, diawali

dengan anal isis

permasalahan dan kepentingan stakeholder Danau Singkarak, dan bentuk
pengelolaan Danau Singkarak yang berbasis nagari, serta revitalisasi nagari.

5.1. Identifikasi Permasalahan dan Kepentingan Stakeholder Danau
Singkarak
Untuk menentukan bentuk pengelolaan Danau Singkarak diawali dengan
indentifikasi permasalahan dan kepentingan stakeholder. Stakeholder Danau
Singkarak adalah individu atau kelompok masyarakat dan lembaga pemerintah
yang memiliki pengaruh dan kepentingan dalam pengelolaan Danau Singkarak.
Identifikasi stakeholder tidak berdasarkan pendekatan otoritas yang diberikan oleh
negara, tetapi berdasarkan fungsi dan status quo. Pendekatan ini lebih
menguntungkan stakeholder yang lemah secara politik, tetapi memainkan peran
dan fungsi penting terliadap Danau Singkarak.

Stakeholder dikategorikan kedalam 2 kelompok berdasarkan kepentingan
dan pengaruh terhadap danau Singkarak, yaitu stakeholder primer dan sekunder.
Stakeholder primer merupakan stakeholder yang memiliki kepentingan langsung,
menerima dampak dari kegiatan pengelolaan atau memiliki kepentingan dalam
penentuan kebijakan pengelolaan Danau Singkarak. Stakeholder ini merupakan
penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Sedangkan stakeholder
sekunder adalah pihak yang tidak memiliki kepentingan secara langsung dengan
pengelolaan Danau Singkarak tetapi memiliki kepedulian sehingga turut bersuara
dan

berpengaruh terhadap sikap

masyarakat

dan

keputusan

Kepentingan, pengaruh dan permasalahan stakeholder dalam Tabel 14.


pemerintah.

VI. DESAIN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
DANAU SINGKARAK BERBASIS NAGARI
6.1. Mekanisme Kerja Kelembagaan Pengelolaan Danan Singkarak
Berdasarkan hasil diskusi dengan stakeholder, aspek yang menjadi issu
utama kelembagaan pengelolaan Danau Singkarak adalah kewenangan dan
mekanisme pengambilan keputusan. Hal-hal yang hams dipertimbangkan dalam
kaitan dengan issu utama tersebut adalah:
1. Pengelolaan

Danau

Singkarak

berbasis

nagari

tetapi


masih

tetap

membutuhkan peran pemerintah. Peran pemerintah terutama diperlukan dalam
hal melaksanakan fungsi koordinasi dengan lembaga pemerintah daerah lain
sebagai satu kawasan ekologi danau Singkarak. Bentuk keljasama ini dalam
. bentuk kolaborasi pengelolaan (eo-manajemen).

i. Pengelola yang dibentuk merupakan modifikasi dari kelembagaan nagari yang
berada diseliling danau dengan eiri khas tidak menghilangkan kedekatan
emosional nagari dengan hak ulayat, keterwakilan dari pemerintah

、。セイィ@

kedua kabupaten dan pengusaha.
3. Tidak mengabaikan kekuatan dan potensi masyarakat seperti (ninik mamak,
a1im u1ama, cadiak pandai, kapalo mudo, bundo kandung) dan LSM yang
berada di sekitar danau maupun yang berada di perantauan serta kalangan

swasta yang melakukan kegiatan usaha di kawasan Danau Singkarak. Mereka

dilibatkan pula dalam lembaga pengelola yang dibentuk serta dalam
mekanisme penambilan keputusan. Mekanisme pengambilan keputusan hams
sistem bottom up.
4. Lembaga memiliki kewenangan dalam memberikan insentif dan disinsentif
kepada masyarakat dan pengusaha yang memanfaatkan Danau Singkarak.
5. Keterlibatan masyarakat dalam lembaga adalah

dikutsertakan

dalam

perencanan, dan pelaksanaan maupun dalam pengawasan. Bentuk keterlibatan
masyarakat dalam perencanaan adalah masyarakat diikutsertakan dalam
penyusunan perencanaan pengelolaan danau

Singkarak dan ikutserta

mengambil bagian dalam pengambilan keputusan. Dalam pelaksanaan

masyarakat memberikan

ー。イエゥFウセ@

sehingga akan berdampak kepada

DAB vn KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEDIJAKAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan basil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
I. Status keberlanjutan Danau Singkarak dari aspek ekologi, ekonomi, sosial dan

kelembagaan belum berkelanjutan. Kondisi Danau Singkarak dari aspek
ekologi dengan nilai 30,41%, aspek ekonomi dengan nilai 48,81%, aspek
sosial dengan nilai 42,98%, aspek kelembagaan dengan nilai 38,01%. Semua
aspek tersebut berada dalam kategori tidak berkelanjutan, karena dibawah
nilai 75%. Hal ini berarti bahwa dari sisi ekologis, ekonomis, sosial dan
kelembagaan danau Singkarak telah mengalami degradasi kalau dibiarkan
berlanjut akan merosak keberlanjutan ekosistem danau Singkarak.
2. Untuk menjaga keberlanjutan Danau Singkarak diperlukan pengelolaan Danau

Singkarak yang berbasis nagari, dengan memperhatikan faktor-faktor
strategis:
a. Revitalisasi

nagari

meropakan

peluang

untuk

mengembangkan

kelembagaan Danau Singkarak yang berkelanjutan karena Nagari mampu
mendorong satuan kedl dalam nagari (kelompok kaum) dan mampu
menyusun ikatan antar nagari sekeliling danau dalam bentuk asosiasi
nagari.
b. Pada saat ini bentuk pengelolaan Danau Singkarak yang berkelanjutan
berbasis nagari masih memerlukan kerjasama antara nagari dengan

pemerintah

daerah

memperhatikan

dalam

bentuk

stakeholder lainnya.

co-manajemen
Nagari

dengan

meropakan inti

tetap

dari

kelembagaan pengelola Danau Singkarak dengan a1asan bahwa nagari
sudah terbukti mampu membangkitkan partisipasi masyarakat untuk
menjaga lingkungan. Disamping itu nagari mempunyai perangkat nagari
dan kepemimpinan yang terbukti efektif memberikan arahan kepada
anggotanya.
c. Pengelolaan Danau Singkarak tidak dibatasi oleh batas administrasi
pemerintahan tetapi mencakup kawasan ekologis yang mencakup