Pengelolaan Budidaya Ikan Secara Lestari di Waduk (Studi Kasus di Perairan Waduk Cirata, Jawa Barat)

I. PENDAHULUAN

I.l. Lalar Helakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang berkeinginan kuat uotuk
meningkatkan kesejabteraan masyarakatnya. Perikanan merupakan salab satu
altematif yang diharapkan dapat .mewujudkan tojuan tersebut. sementara ito
potensi perikanan sangat memungkinkan. Budidaya perikanan salab suatu paket
teknologi perikanan yang berpeluang besar daJarn mewujudkan peningkatan
kesejabteraan masyarakat perikanan maupun pembangunan secara nasionaJ.
Budidaya perikanan air tawar adalab saJab sato kegiatan perikanan yang
banyak dilakukan di daerab Jawa

b。イセ@

terlebib lagi dengan adanya wadnk yang

telab dibangon pemetintab sejak 1978 sampai 1987
Jatilubur, Wadnk Saguling dan Wadnk Cirata.
berpotensi

uotuk


kegiatan

budidaya

ikan

seperti Wadnk Juanda

Ketiga Wadnk tersebut sangat
di

(KJA),. walaupuo pada awalnya wadnk dibangon

kerarnba

jaring

apung


berfungsi marna sebagai

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan kegiatan perikanan bokan merupakan

prioritas.
Wadnk adalab tempat menarnpuog air yang uruunmya dibentuk dati sungai

atau rawa dengan tujuan tertentu. Dilihat dari fungsinya dikenal ada dua jenis
wadnk, .arnun wadnk yang paling banyak dibuat uruunmya adalab wadnk yang

mempunyai berbagai fungsi. Contoh waduk yang mempunyai berbagai fungsi
(wadnk serbaguna) antaralain adalab Wadnk Saguling, Wadnk Cirata dan Wadnk
Juanda·Jatilubur. Ketiga wadnk tersebut pada dasamya merupakan wadnk yang
saling berbubungan ,ato dengan lsinnya, yakui Wadnk Saguling di bagian hulll,
Wadnk Cirata di bagian tengab dan Wadnk Juanda Jatilubur di bagiau hilir, yang

semuanya terdapat dalam sistem DAS Citarum.

Waduk merupakan perairan umum, sehingga setiap orang bisa
memanfaatkannya. Hal ini berarti habwa wadnk memberikan peluang yang cukup


besar

Wltuk

melakukan usaba, rnemberikan peluang kesempatan ketja sekaligus

memberikan peluang uotuk memperoleh pendapatan.

Salab satu contoh yang

muogkin dilakokan di wadnk uotuk mendapatkan berbagai peluang tersebut
adaJab pemanfaatan wadnk uotuk budidaya ikan. Oleh karena ito baik di Wadnk
Saguling, Wadnk Cirata maupun Wadnk Juanda yang merupakan wadnk

2
sebaguna., walaupun pada awalnya dibangun dengan tujuan utama sebagai
pembangkit listrik tenaga air, namun juga dimanfaatkan bail< untuk kegiatan

perikanan umum manpun kegiatan perikanan budidaya.

Untuk lebib meningkatkan pemanfaatan smnberdaya perairan waduk
tersebut, maka penggunaan waduk sebagai lokasi budidaya ikan merupakan
altematifyang tepat. Oleb katena itn, sejak tabun 1974 di Waduk latiluhur mulai
dilaknkan penelitian pemeliharaan ikan dalam karamba.

Dengan dasar basil

penelitian tersebut dilaknkan budidaya dalam keramba jaring apung (KJA), yang
dimulai di Waduk Sagnling untuk kernudian berkembang ke Danau Toba, Waduk
Cirata, Waduk Wonogiri, dan Waduk Kedung Ombo.

Namun budidaya ikan

dalam karamba secara intensif bam mulai dilakukan pada tabun 1986
(Hardjamulia et a1. 1991). Namun demikian perkernbangan yang paling pesst
barn mulai pada tabunl988 (Kartamihmja, 1998).
Perkernbangan pesat budidaya ikan dalam KJA ini pada dasamya
rnerupakan basil penelaahan, bahwa dUihat dari produksi yang dihasilkan, luas
perairan yang tersedia, kelestarian sumberdaya, kernndaban melaksanakannya
serta dilihat dari sudab tersedianya paker teknologi untuk melaknkan budidaya di


perairan urnurn (waduk) serta adanya informasi babwa budidaya ikan dalam KJA
mernberikan basil yang menguntnngkan (Hardjamulia et a1. 1991).

Kegiatan

budidaya ikan dalam KJA juga tidak perlu menyediakan ongkos produksi untuk
pernbelian laban. Selain itn jika dalam waduk di lokasi tersebut teIjadi utnbaIan,

maka secara teknis KJA mudah dipindahkan, serta mudahnya mengendalikan
pemangsa, penggunaan pakan ikan palla budidaya KJA juga relatif dapa!
dioptimalkau dengan mudah serta produksinya dapat diintensitkan (Sukadi et a1.,
1989). Dengan dasar

エ・イウ「オセ@

maka budidaya ikan dalam KJA beherapa tabun

terakbir ini berkernbang dengan sangat


ー・ウ。セ@

tak terkecnsli di Waduk Sagnling,

エ・イウ「オセ@

Waduk Cirata dan Waduk luanda latiluhur. Narnun demikian dari ketiga waduk
kegiatan budidaya ikan dalam KJA, paling banyak terdapat di Waduk
Cirata. Deugan demikian rnaka kajian mengenai KJA akan jauh lebib menarik
apabila dilaknkan di Waduk Cirata.
Waduk Cirata merupakan waduk yang sudab saogat jenuh dengan KJA,
sebingga limbab yang herasal dari KJA ini akan saogat rnernpengaruhi lingkungan
perairan (knalitas air) Waduk Cirata atau deogan kata lain knatitas lingknngan
(air) Waduk Cirata lebib banyak dipengaruhi oleb limbah yang herasal dari

3
kegiatan budidaya ikan dalam KJA dibanding oleb limbab lainnya, oleh karena itu
dilibat dari segi kajian limbah sisa pakan dan KJA, maka Waduk Cirata
merupakan waduk yang paling menarik untuk diteliti, terutama dalam hal kajian
lingkungannya (kualitas air).

Budidaya ikan dalam keramba janug apung di waduk Cirata ini telah
memberikan keuntungan yang cukup besar, terbukti dan jumlab KJA di Waduk

Cirata dari waktu ke waktu Makin meningkat, terutama setelah terjadinya krisis
mODeler. Dilibat dan pakan yang diberikan pada ikan budidaya, maka kegiatan
budidaya pada KJA yang ada di waduk Cirata masuk ke dalam sistern budidaya
KJA intensif Hal ini terlibat dari pernberian pakan dengan tiekueDsi pemberian
rata-rata tiga kali sehari babkan lebib dan penggunaan pakan komersial (pelel)
yang mengandung protein tioggi (lebib dari 20%) serta mengandung Duttisi
lairmya yang cukup lengkap. Namun pemberian pakan tambaban pada budidaya

lOA intensif ini memungkinkan terakumulasinya limbah organik baik: yang
berasal dari sisa pakan yang tidak tennakan oleb ikan maupun dari kotoran
ikannya itu sendiri.

Melimpalmya limbah organik yang berasal dari sisa pakan

ini mengakibaikan Waduk Cirata menghadapi masalah yang cukup serius antara

lain proses sedimentasi yang tinggi dan penunman kualitas air.

Penunman kualitas air ini, diduga teJjadi karena melimpahnya limbah
organik sisa pakan yang terdapat di Waduk Cirata, sehingga beban Waduk Cirata
untuk menguraikan (mendekomposisi) bahan-bah.. organik tersebut menjadi
berat, karena untuk penguraian bahan organik ini diperlukan oksigen. Jika dalam
perairan kaudungan oksigennya sangat rendah atau babkan tidak ada oksigen,
maka penguraian tersebut selain akan mengganggu kebidupan yang ada di
dalanmya juga akan berakibat pada terbentuknya gas-gas beracun di perairan.
Dengan adanya gas-gas beracun ini, ada atau tidak ada oksigen di perairan, akan
menimbulkan akibat hntuk pada kebidupan dalam perairan Waduk Cirata tersebut.
Disamping hal tersebut, dan penguraian bahan-baban organik ini akan dihasilkan
unsur barR baik senyawa nitrogen (N) maupun senyawa posfor (P) yang sangat
diperlukan oleb fitoplankum dan tumbuhan air lairmya. Dengan demikian, maka
bahan organik terntama yang berasal dari sisa pakan ikan akan berperan menjadi
pupuk yang dapat menynburlindar dari berbagai ー・ョケ。ォゥセ@

maka lingkungan tempat bidupnya, dalam hal ini

kualitas air yang terdapat pada tempat bidupnya harus baik dan moodukung
kebidupan ikan.


Namun kenyataannya, dalam beberapa tabun terakhir,

lingkungan bidup ikan di Waduk Cirata relatif kurang mendukung lagi
kebidupannya, bahkan acap kali pada waktu-waktu tertentu teljadi kematian ikan
secara masal dan mendadak. Hal ini disebabkan di dalarn perairan Waduk Cirata
terdapat bahan-baban yang membahayakan kebidupan ikan (moourunnya kualitas

air).
Salah satu penyebab menunmnya kualitas air di Waduk Cirata, diduga
karena banyaknya limbah organik yang herasal dari sisa pakan yang terbuang ke

6
dalam perairan. Sisa pakan yang terdap.t dalam air ini akan diuraikan oleb jasadj.sad renik, untuk ini diperlukan oksigen.

Pada kedalaman terteotu deogan

kandungan oksigeooy. tuinim akao meogakib.tkao terheotukoya gas-gas heracun
yaog dapat berakibat saogat botuk pada biota yang ada di dalaomya, termasok
pada ikao yaog dibudidaya dalatO KJA. Gas-gas beraeuo dari dasar perairan ini,


terutama pada awal musim hujan, karena satu dan lain hal akan naik ke
permukaao (upwelling), sehiogga meogakib.tkao teIjadinya kematiao meodadak
pada ikao yang dipelibara dalatO KJA. Selain hal tersebut dari uraiao inijuga akan
dibasilkao zat-zat aoorgaoik yaog akan meoyuburkan perairan. Deogao melibat
hal itu, maka perlu dilalrukao kajiao ekobiologi di perairao Waduk Cirata pada

musim hujan, musim kemarau dan musim peralihan yang meliputi kajian kualitas

air, kajian biota terutama plankton dan bentos, sebingga dari situ akan terlihat
bagaimao. pengaruh KJA terhadap kualitas air pada musim hujaro,musim
kemarau dan musim peralihan, serta hagaimao. peogaruh kualitas air terhadap
sumberday. hayati di W.duk Cirata (Planktoo dan benthos) baik pada musim

hujan, musim kemarau atauplUl pada musim peralihan.
Sejauh ini, pemerintab daerah setempat beluro memberlakukan pajak
limhab atau lebib dikeoal deogan pajak lingkungan kepada para peogguna badan

air akib.t dari limbah yaog dikeluarkao. Hal ini disebabkan beluro adanya data
yaog meogioformasikao secara detail padahal ini akan membantu pihak
pemerintab .gar rehabilitasi lingkuogao meojadi lebib baik Selitio itu baoyak


penelitian penelitian yang mengkaji waduk dari beberapa instansi , baik instansi
pemerintah maupun swasta namun karena kurang koordinasi maka basil yang
didapat belum baoyak terseotuh oleb masyarakat peogguna. Uotuk itu saogat
diharapkan agar peoelitiao waduk dapat terkoordinir agar sasarao yaog bendak
dicapai akan terwnjud
Saat ini Waduk Cirata dikelola oleb 3 kahopateo yaitu Kabupateo Cianjur,
Kabupateo Baodung dan Kabupateo Pwwakarta, dengan peogelolaao dilakukan
oleb 3 kabupateo sehingga d.pat

dihayangkan secara relatif

bahwa aspek

ekooooti merupakao target utam. dari kahupaten tersebut Pada akhiroya aspek
lingkungan meojadi korban. Untuk itu perlu dieari alteroatif agar peogelolaan
dikoordinir oleb satu iostaosi .gar yang memhawalti ketiga kabup.teo tersebut
Dalam melakukan pemaotauao petikanao budi day. di perairao w.duk,
dibutuhkan tekoologi yang efektif dan efisien dao dapat melihar secara

7

menyelurub dalam suatu kawasan. Hal ini dapat dilakukan dengan memanf.aatkan
teknik yang dewasa ini sudah terbukti dan banyak dimanfaatkan, yaitu data

penginderaan jauh (remote sensing). Kombinasi data inderaja dengan data
lapaugan akan memberikan basil analisis yang akurat dan terbaru. Tubsan ini juga
meuampilkan kondisi terkini perikanan budi daya di Waduk Cirata dengan
menggumtkan multi-temporal data citra satelit Landsat 7.
Belajar dari pengalaman yang sudah terjarli diperlukau cara pengelolaan
perairan waduk untuk budi daya ikan dalarn KJA yang sesuai dengan daya
dukong, sebingga ikan tidak mengalami kematian. Tujuan utama dan pengelolaan
perikanan dari suatu perairan serbaguna adalah meningkatkan produksi ikau dan
mernelibara produksi dan sumber daya perairan tersebut sebagal bagiau yang tidak
terpisahkan dan pemaufaatan perairan waduk atau danau. Hal ini harus
mernpertimbaugkan kepentiogan pemanfilat lainnya sehingga pola pengelolaan
satu pemaufilat tidak berbenturau dengan pengelolaan pemanfaat lainnya.
Tulisan ini lebib mengarah kearah teknis terutarna melihat darnpak negatif
dan kegiatau KJA, dengan adauya kajian ini maka diharapkan

alternatif

pengelolaan Waduk Cirata akan dapat dipahami. Untuk lebib jelasnya kerangka
pernikiran ini dapat dilihat pada Gambar I.

8

[-1----------__
MヲKャセ⦅]w。、オォcゥイ[Z

]Mエ。セャKL@

:

セ@

セ@

___ ________

セl@

セ@ セ@

_______i_llam
__

セ@

I
I

!
I
I

r

musim

r

I

KJA

I
I
I
I

_I

teknoiogi budidaya

limbab budidaya

I

.... - .,

Pencemaran
bahan organik

:

: lMエゥセ]ZNjG@

セ@ __Jl____セ]Mュ、ッイャ@
fゥウセ。L@

Kimia, Bioiogi f--

I
I

I
I

+
Citra Satelit

Pengendalian
セ@

_____________ _

'-----1 pengeioiaan

:...------------- .... L - _ - - - - l

Gambar I. Kerangka Pemikiran

baknmutu
iingknugan

9
1.3. TujuaD dan Manraat Penelitian

TujuaD Penelitian

Penelitian ini bertujuan :
I. Mengetahui kondisi kegiatan budidaya daIam keramba jaring apung kaitannya

dengan daya dukung dan zonasi.
2. Mengetahui dan memahami dampak kogiatan budidaya ikan daIam Karamba
jarring apWlg (KJA) terhadap kualitas air sepanjang tabun di waduk eirata.
3. MenyusWl baban kebijakan pengelolaan waduk berbasis budidaya ikon secara
lestari di Waduk Cirata.

Manfut Penelitian
HasH penelitian ini dibarapkau akan menjadi masukan bagi para pengguna

dan pembuat kebijakan baik: instansi pemerintah maupun swasta atau terkait
1ainnya, dalam rangka meuentukan pengelolaan bndidaya ikon daIam keramba
jarring apung di Waduk Cirata dan merupakan contoh bagi pengelolaan KJA di
waduk lainnya

n. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perairan Waduk

Kehutuhan manusia akan pasokan sumber air yang relatif stabil dari
waktu telah mendorong manusia untuk: membendung Stmgai menciptakan waduk.

Waduk dibuat manusia untuk dapat berfungsi sebagai sumberdaya untuk irigasi
pertanian, pengendali banjir, transportasi air, wisata air, penggelontoran limbah
domestik, pembangkit listrik tenaga air, air baku untuk keperluan domestik dan
industri serta sebagai swnberdaya untuk perikanan penangkapan atau perikanan
budidaya. Yuningsib dan Soewamo (1995) menyatakan bahwa waduk sebagai
tempat menampung air dengan cara mernbendung alur sungai, Suwignyo (1981)

juga menegaskan bahwa waduk sebagai barlan air buatan manusia dengan
membendung sungai atau mengalihkan air dari sungai dan mengwungnya ke
lerobah buatan. Sehingga dapat didefinisikao babwa perairan waduk sebenamya

sebuah danau yang terbentuk sebagai wbat adanya aktivitas manusia
membendung aliran sWlgai dengan jalan membuat dam yang menghalangi aliran
air sungai Karena sifatnya yang buatan manusia maka perairan waduk
meropunyai karaktetistik yang berbeda dari sebuab danau sebagai bagiao dari
bentang alam yang proses pernbeotukaonya teljadi secara alaotiab.
Menurut fiyas et al.(199O) waduk

mernpalam badan air yang

karaktetistik fisik, kintia dan biologisnya berbeda dari sungai yang dibendung.
Selanjutnya dikatakan babwa dilihat dari kualitasnya,

waduk lebib stabil

dibandingkan deogan sungai asalnya. Seperti telab kita ketabui bersama bahwa
ketersediaan air saogat bervariasi tergantung dari musirn, yalnti pada musirn
hujan, air sangat berlimpab sehingga perlu ditampung, untuk ketersediaan di

musim kemarau. Untuk. menampung air tersebut maka satu-satunya pilihan yang
tepat untuk: menculrupi kebutuhan air yang senantiasa selalu meningkat setiap
tabun adalab mernbuat waduk.

11

Waduk sebenarnya juga sebuah danau dalam pengertian beuda torsebut

mempakan suatu voluma Massa air yang mempunyai komposisi khusus yang
berisi berbagai beutuk kehidupan. Dauau alami adalab suatu bentuk perairau
akibat adauya air yaug mengisi cekuugau-cekuugau alamiab, sedaugkan waduk
terbeutuk sebagai akibat adauya massa air yaug mengisi lernbab sungai yaug
aliraunya sudab dibendung oleh sebuah dinding.
Waduk berfungsi untuk menampung air di musim peughujan sorta untuk
menyediakau air untuk berbagai keperluau di musim kernarau. Pada dasarnya
bentuk perairau waduk mirip dengau danau, sehingga waduk seringka1i menjadi
nama lain untuk dauau buatan manusia (man made lake). Hal ini sesuai dengau
pendapat Straskraba dau Tundisi (1999) yaug menyatakan babwa waduk dibuat
dau diciptakan oleh mauusia untuk tujuau tertentu, sehingga waduk seringkali

menjadi nama lain untuk danau buatan manusia. NamWl demikian tujuan
dibuatnya

waduk

seringka1i

berbeda

dengau

danau,

sehingga

aspek

pengelolaannyapun borbeda. Waduk telab memberikau keuntungau dau kontribusi

yang sangat besar untuk manusia karena bisa dimanfaatkan untuk pembangkit
tenaga listrik, irigasi, ekoturisme, pertanian irigasi, pariwisata dan air minmn
(Soernauto, 2001). Namun peruntukau yaug paling bauyak adalab sebagai sumber
pembaugkit tenaga listrik karena menurnt UU. No.15

Tabun 1985 tentaug

ketenagalistrikan "Penyelenggaraan usaha penyediaan tenaga listrik dalam jumlah
yang cukup, mum dau keaudalauuya dengau harga yaug terjaugkau masyarakat
merupakan masalab utama yang perlu diperhatikan".
Pada prinsipnya walaupun tujuau utama waduk diperuntukkan sebagai
pembangkit tenaga listrik, namun peruntukauuya terlepas dari koraugka dasar
kebijakan pemerintah dalam mernenuhi kebutubau masyarakat sebari-hari, karena
itu maka tujuan dibuatnYa waduk adalab:
I. Pernenuban kebutubau berbagai kebutubau air baku, diautaranya untuk

memenuhi keperluan sehari-hari yakni untuk kebutuhan Domestic, Municipal
and Industry (DMI) atau rumab taugga, kota dau industri (RIG);
2. Pengendali baujir;

3. Irigasi teknis, dalam upaya mendukung pencapaian swasembada hems menuju
swasembada pangan;

12

4. Konservasi air;
5. Pembangkit tenaga listrik.
Karena adanya berbagai kebutuban tersebut, maka penggunaan air waduk

dibuat system sebagai berikut. Pada tabap pertama air waduk dipergunakau uutuk
meuggerakkan tuIbin guua membangkitkau tenaga listrik, dan pada tabap
berikutnya air dialirkan ke sungai kembali.
Waduk bauyak yang berfungsi sebagai waduk serbaguna, contob waduk
serbaguna yang ada di Provinsi Jawa Barat antara lain adalah Waduk Saguiing,
Waduk eirata dan Waduk Jatiluhur.

Ketiga contob waduk tersebut dibangun

dengan tujuan utama untuk pembangun PLTA guna pembangkit tenaga listrik.
Namun demikiao dati PLTA tersebut sebenamya masib ada manfaat yang tidak
langsung salah satunya untuk meuambah kehandalan pasokao air baku ke daerah

hiIir, irigasi, pengendaJian banjir, konservasi air dan sarana rekreasi. Selain ito,
waduk juga dapa! dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan baik perikaoao urnuro
maupun perikanao budidaya melalui jariog terapung.
2.2. Tipe Waduk
Berdasarkan peruntukkaonya, waduk dibagi menjadi dua tipe yakni waduk
serbaguua dan waduk untuk pembangkit tenaga listrik.

Waduk Serbaguua
Menurut Kartamihardja (1998) perairau waduk dan danau di Indouesia

pada umumnya bersifat serbaguna yakni djrnanfaatkan untuk berbagai keperluan.,
bersifat terbuka dan tidak ada perniliknya (milik urnumlperairan umurn).
Selaojutnya dikatakao bahwa dati 23 waduk utama yang luasnya meucapai 53.000
ha, 20 buah diantaranya termasuk waduk serbaguna. Untuk lebib je1asnya

mengenai nama waduk. serbaguna beserta lokasi, luas, kedalaman, fungsi utama
dan tahun dibangunnya waduk tersebut dapat dilihat pada Tahel1.

13

Waduk-waduk yang dibangun olob pemerintah, sebagian besar berada di
Pulau Jawa. Pada umumnya waduk yang dibangun di Pulau Jawa berfungsi
sebagai waduk serbaguna, yang dimanfaatkan sebagai tempat penyediaan air
baku, pengendali banjir dan irigasi teknis serta untuk pembangkit listrik tenaga

aIr.
Air yang terdapat di waduk serbaguna pada wnumnya dimanfaatkan untuk

berbagai kebutnban yakni nntuk Domestic, Municipal and Industry (DMI) alau
industri yang kebutuhannya pada tahun 1990 mencapai 124 m'/detik untuk irigasi
meneapai 90 % dan total kebutuhan air yakni kurang lebih 950 m'/detik. Menurut
Anonim (2001) pada tahun 2015 total reneana kebutnban air akan mencapai 1878
m3/detik, yang tenliri dan kebutnban DMI 239 m'/detik dan untuk irigasi 1639
m'/detik.

Selanjutnya dikatakan bahwa kemungkinan terjadinya peningkatan

DMI dan irigasi di tahun 2015 ini perlu perbatian yang sangat serius, karena hal

tersebut menunjukkan bahwa prioritas yang paling utama dan untuk pemenuhan
kebutnban tersebut banya bisa dialasi dengau membangun waduk untuk
menaIUpung air. Deugau demikian, maka keberadaan waduk untuk masa kini dan
masa yang akan datang pedu mendapat perbatian yang cukup serius.
Tabel I. Beberapa Waduk Serbaguna di Indonesia
Waduk

Luas (ha)

KedaI=
maks. m

lawaBarat :
Saguling

Cirata
Jatiluhur
Jawa Tengah:
Wonogiri
Wadaslintang
Kedungombo
Mrica

Sempor

5.340
6.200
8.300
8.800
1.460

6.100
1.500
1.300

90

106
95
28
85
50

I セ・エゥ。ョ@ mdD!

セ。]@
18
34
37

625
250
110

8
30
16
13

140
115
100
231

45

Fungsi
ulama
E,F,I

E,F,!
E,F,LW

Tabun


1.500

70

Selorejo
Lahor
Wlingi

400
260
380
570
290

46

Bening

Senggu",
Nm..
TemuUlra:

50
28
10
24

23
16
14
6
8
7

E,F,!
E,F,I
F,I
E,I

14

Batuiai
Kalimantan
SeI_:
Riam Kanan

890

14

2

9.200

50

18

Lampung:
WayRarem

1.400

25

6
15

Way l..,,,,,,
220
Sumber: nyas et at. (1990)

Keterangan : eセ@

4

60

tenaga listrik; fセ@ pengendali banjir; iセ@
dpl セ@ eliatas pemmkaan laut

irigasi; wセ@

fLセw@

1983

E,F,I

1983

F,I
FI

1982
1976

air minum.

2.3, Kualitas Air

Pada dasamya kualitas lingkuugau perairan (kualitas air) yang terdapat eli
suatu perairan akan mernpengambi kebidupan komuuitas biota yang bidup dalam
ekosistern perairan torsebut Kualitas perairan tersebut akan berpengamb terhadap

suaru populasi biota air, karena sifat parameter kualitas air yang ada di perairan
tersebul, dan adanya tingkat toleransi biota tetbadap parameter lingkuugau
tertentu. Dalam bal ioj jika salah satu fiIktor linglrungan melewati batas toleransi

suatu spesies

atau

jika nilai salah satu parameter kualitas air menlUlDl sampai di

bawah kebutuhan minimum spesies tersebut, maka parameter tersebut akan
menjaeli faktor pembatas terhadap pertumbubau spesies torsebut (Odum, 19%).
Parameter kualitas perairan yang berpengamb terhadap kebidupan biota air
jumlahnya cukup banyak, namun parameter yang pengamhuya lebib be,ar dan

biasa dianalisis antara lain adalah besamya intensitas cahaya yang masuk ke

dalam perairan, kedalaman perairan. kecerahan, suhu air,

WarDa

air, pH,

kandungau oksigen terlarul, kandungau Co, bebas, kandungau fnsfor total,
alkatinitas, nitrit, nitrat, arnoniak, amonium, sultilt, fnstill, HoS, 800.., COD,
bahan organik, deteljen, kandungau klorofil-a, kandungau fenol, kandungau
pestisida, kandungau logam herat eli perairan serta pupulasi plankton yang ada
dalam perairan tersebut.

Suhu dan Intensitas cabaya

Suhn perairan merupakan salah satu parameter yang mengatur baik proses
fisika maupun proses kimia yang terjadi di dalam suatu perairan. Subu perairan
akan mempengamhi kelarutan oksigen, komposisi substral, kekemban maupun

15

kecepatan reaksi kimia di dalam air. Subu perairan juga mempengaruhi berbagai

proses fisiologis dalam tubuh biota air seperti proses osmoregulasi dan pemapasan

organisme perairan, sehingga meningkatnya subu pada kondisi ekstrim dapat
menyebabkan kernatian. Secara umum pengaruh subu terl!adap biota perairan

mempengaruhi proses fisioiogis seeara langsWlg dalam hal reaksi enzimatik: pada

organisme. sehingga akan menentukan besar kecilnya metabolisme dan
pertumbuhan organisme. Selain pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung
dati subu bisa dalam bentuk teIjadinya perubaban struktur dan dispersi hewau air
(Nontji, 1984). Hal ini sesuai dengan pendapat Pescod (1975) yang mengatakan
bahwa subu akan berpengaruh secara langaung pada kebidupan biota air, yakni

akan menentukan kehadiran spesies-sposies akuatik, mempengaruhi pemijaban
dan penetasan, aktivitas dan pertumbuban.
Subu perairan mempuuyai kaitan yang cuknp erat dengan besamya

intensitas cahaya yang masuk ke dalam suatu perairan. Dalam hal ini intensitas
cahaya yang masuk ke dalam suatu perairan akan menentukan derajat panas,

yakni semakin banyak sinar matahari yang masuk: ke dalam suatu perairan,

semakin tinggi subu aimya. Namun semakin benambahnya kedalaman, akan
menurunkan subu perairan (Welch, 1980).

Menurut Noniji (1987) subu yang

terdeteksi di permukaan air dipengaruhi oleh keadaan metereologi seperti curah
hujan, penguapan, kelembaban udura, kecepatan angin dan intensitas radiasi sinar

matabari .
Kedalaman

KedaIaman perairan menentukan volwne air perairan, sekaligus dapat
mempengaruhi parameter kualitas air lainnya seperti subu, keceraban perairan dan
arus. Perairan yang relatif dangkal pada umumnya mernpunyai tingkat keceraban
yang tinggi dan subu air yang juga relatif lebib tinggi. Hal tin disebabkan
penetrasi cahaya yang masuk ke perairan dangkal juga relatif tinggi, sebingga

cahaya mampu menembus sampai ke dasar perairan. Dengan sifat-sifat tersebut,
maka perainm cepat mengembaJikan panas dan cahaya ke lingknngan, sehingga di
perairan dangkal umumnya mernpunyai subu air yang lebib tinggi dengan

kecerahan yang bisa mencapai 100%.

16

Kedalaman perairan dapat diukur dengan berlJagai alaI, Damun alat yang
paling wnwn digunakan adalah tongkat berskala alau tali berskala. Selain hal
tersebut, kedalamau perairan juga akau menentukan lebarnya distribusi dan
dispersi bahau pencernar. Dalam hal ini perairan yang dalam, mernpunyai volwne
air yang lebib banyak, akibatnya akau mendistribusikan bahau pencemaran lebib
lnas, sehingga konsentrasi bahau pencemar di perairan relatif menjadi lebib kecil.

Kecerahan

Kecerahan perauan pada dasamya merupakan suatu kondisi yang
menggambarkan kemampuan penetrasi cahaya matahari Wltuk menernbus
permnkaan air

sampai ke kedalaman tertentu (Parson dan Takahashi, 1973).

Besamya kecerahan suatu pentiran sangat tergantung pada warna air dan
kekernban, dalam hal ini semakin gelap wamanya dan semakin kemh suatu badan
air, mw kecerahaunya semakin rendah.

Keeerahau ditentukan seCllIll visual

dengan menggunakan piring secchi dan nilainya dinyatakan dalam satuan meter
atau person. Nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh cuaca, waktu pengukuran,
kekeruhan, padatan tersuspensi serta ketelitian pengukuruya.

Warna Peraino
Pada umunmya warna perairan dibagi menjadi dua yakni warna
sesunggubnya yang disebabkan oleh adanya bahau-bahan kimia terlarut serta
warna yang tampak yang merupakan basil perpaduao antara bahau terlarut dan

bahan tersuspensi.

Secara umum warns perairan merupakan hasil perpaduan

warna yang berasal dan bahau organik dan bahau anorganik yang ada dalam

perairan. wama plankton, hmnus dan ion-ion logam serta bahan-bahan lain yang
terdapat dalarn perairan tersebut.
Wama pentiran dapat diamati seCllIll visual, namun akan lehih akurat jika
diarnati dengan merobandingkan air sampel dengan wama standar. Warna pada
umunmya dapat meughambat penetrasi sinar matahari serta