Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah Dasar Yang Sibuk dan Tidak Sibuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
YANG SIBUK DAN TIDAK SIBUK

NUR LAELA

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

12

RINGKASAN
NUR LAELA. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres pada Anak Usia
Sekolah Dasar yang Sibuk dan Tidak Sibuk. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI
PRANADJI.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat stres pada anak usia sekolah dasar yang sibuk dan
tidak sibuk. Adapun tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: 1)

mengidentifikasi karakteristik contoh (umur saat masuk sekolah dasar dan jenis
kelamin), 2) mengidentifikasi karakteristik keluarga contoh (besar keluarga, umur,
pendidikan, pekerjaan serta pendapatan orangtua), 3) mengidentifikasi alokasi
waktu dan aktivitas contoh di luar sekolah, 4) mengidentifikasi persepsi contoh
dan ibu contoh terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua terhadap
anak, 5) membandingkan tingkat stres pada anak sibuk dan tidak sibuk, 6)
menganalisis hubungan berbagai variabel dalam penelitian, dan 7) menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres contoh.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
SD Bina Insani Bogor, Jawa Barat, dipilih secara purposive sebagai lokasi
penelitian. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus
2008. Contoh adalah anak kelas 5 SD Bina Insani, yang dipilih berdasarkan
urutan alokasi waktu kegiatan di luar sekolah. Total contoh penelitian ini
sebanyak 60 anak yakni 30 anak sibuk (memiliki alokasi waktu aktivitas di luar
sekolah ≥ 7 jam dalam seminggu) dan 30 anak tidak sibuk (alokasi waktu
aktivitas di luar sekolah ≤ 3 jam dalam seminggu). Data yang dikumpulkan
meliputi data primer (karakteristik contoh, karakteristik keluarga, alokasi waktu
dan aktivitas contoh di luar sekolah, persepsi contoh dan ibu contoh, serta tingkat
stres) serta data sekunder (gambaran umum sekolah). Data yang diperoleh
kemudian diolah melalui proses pengecekan, coding, dan scoring, dengan

menggunakan microsoft exel dan SPSS 13 for windows. Setelah itu, data
dianalisis dengan menggunakan uji deskriptif, beda mean, korelasi, dan regresi.
Lebih dari separuh (60.0%) contoh anak sibuk berjenis kelamin
perempuan, sebaliknya sebagian besar (76.7%) contoh anak tidak sibuk berjenis
kelamin laki-laki. Terdapat perbedaan yang nyata pada variabel jenis kelamin
contoh. Sebanyak 40.0 persen anak sibuk dan 36.7 persen anak tidak sibuk
masuk sekolah dasar ketika berumur kurang dari 6 tahun. Tidak terdapat
perbedaan umur saat masuk SD diantara contoh anak sibuk dan tidak sibuk.
Persentase terbesar (53.3%) contoh anak sibuk memiliki besar keluarga
sedang, sedangkan persentase terbesar contoh (53.3%) anak tidak sibuk
memiliki besar keluarga kecil. Usia ayah contoh saat ini berkisar antara 34
hingga 52 tahun sedangkan usia ibu saat ini berada dalam kisaran 31 hingga 50
tahun. Persentase terbesar ayah contoh anak sibuk (76.7%) dan anak tidak sibuk
(70.0%) saat anak pertama lahir berusia antara 20 hingga 30 tahun, demikian
halnya dengan persentase terbesar (86.6%) ibu contoh. Sebagian besar ayah
(93.3%) dan ibu (86.7%) contoh berpendidikan perguruan tinggi. Persentase
terbesar ayah contoh anak sibuk (43.3%) dan anak tidak sibuk (53.3%), memiliki
pekerjaan utama sebagai pegawai swasta. Lebih dari separuh ibu contoh pada
kedua kelompok (60.0 persen pada anak sibuk dan 63.3 persen pada anak tidak
sibuk) adalah ibu bekerja. Persentase terbesar (33.3%) pendapatan total ayah

contoh pada kelompok anak tidak sibuk berada dalam kisaran lebih dari Rp 10
juta, dan persentase terbesar (30.0%) pendapatan total ayah pada kelompok
anak sibuk berada dalam kisaran yang lebih rendah, yaitu Rp 7.500.001-Rp 10

13

juta. Persentase terbesar (46.7%) ibu pada kelompok anak sibuk, memiliki
pendapatan antara Rp 2.500.000 hingga Rp 5.000.000, sedangkan pada
kelompok anak tidak sibuk, persentase terbesar ibu contoh (40.0%) tidak
memiliki pendapatan sendiri. Tidak terdapat adanya perbedaan pada seluruh
variabel karakteristik keluarga di kedua kelompok contoh.
Terdapat perbedaan yang nyata pada alokasi waktu leisure dan aktivitas
di luar sekolah pada kedua kelompok contoh. Alokasi waktu contoh anak sibuk
untuk kegiatan di luar sekolah adalah sebesar 1.12 jam (67 menit) tiap harinya
(sebesar 4.67 persen alokasi waktu dalam sehari), sedangkan alokasi waktu
anak tidak sibuk adalah sebesar 0.31 jam (18 menit). Persentase terbesar contoh
(48.4%) anak sibuk dan lebih dari separuh contoh (56.0%) anak tidak sibuk
melakukan kegiatan di luar sekolah berdasarkan usulan orangtua.
Persentase terbesar contoh (78.3%) dan ibu contoh (73.3%) memiliki
persepsi yang cukup terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua

pada anak. Tidak terdapat perbedaan (P>0.05) persepsi contoh dan ibu contoh
terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua diantara anak sibuk dan
tidak sibuk. Persentase terbesar contoh anak sibuk (73.3%) dan anak tidak sibuk
(80.0%) berada dalam kategori tingkat stres sedang. Tidak terdapat adanya
perbedaan tingkat stres di kedua kelompok contoh yang diamati.
Semakin meningkat jenis, jumlah dan alokasi waktu kegiatan di luar
sekolah, maka persentase contoh yang berjenis kelamin perempuan dalam
kategori tersebut semakin banyak. Semakin meningkat alokasi waktu kegiatan
contoh di luar sekolah, maka persepsi terhadap kegiatan di luar sekolah dan
harapan orangtua pada anak akan semakin kurang baik (p=0.03, r=-0.281).
Selain itu, semakin baik persepsi contoh terhadap aktivitas di luar sekolah dan
harapan orangtua, maka tingkat stresnya akan semakin menurun (p=0.02,
r= -0.298).
Alokasi waktu untuk menonton televisi dan pendidikan ayah memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tingkat stres. Semakin meningkatnya alokasi
waktu menonton televisi dan pendidikan ayah akan menurunkan tingkat stres
anak. Meskipun demikian, alokasi waktu untuk kegiatan di luar sekolah tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat stres anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anak berhubungan dengan
tingkat stres. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum menganjurkan untuk

melakukan kegiatan di luar sekolah, orangtua menumbuhkan persepsi yang
positif dalam diri anak terhadap kegiatan yang akan dilakukannya tersebut,
diantaranya adalah dengan jalan memaparkan manfaat kegiatan tersebut bagi
anak (menyalurkan hobi, menambah teman, dan sebagainya). Meskipun
demikian orangtua tidak diperbolehkan menekan atau memaksa anak untuk
mengikuti kegiatan di luar sekolah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa
menonton televisi merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengurangi stres
anak. Meskipun demikian, orangtua sebaiknya mendampingi anak dalam
menonton televisi untuk memberikan arahan mengenai tayangan televisi dan
supaya anak tidak terlalu lama menonton televisi.

14

ABSTRAK
The main purpose of the research is to learn more about the factors
influence stress in busy children and un busy children of elementary school.
Cross sectional study is a design which used in this research. The location of
research is chosen purposively, that is : SD Bina Insani, Bogor, Jawa Barat.
Results of the research show that there are significant differences in
leisure and after school activities. Generally, samples had done after school

activities depend of their parent’s choose.
The biggest proportion of samples and their mother had middle perception
for after school activities and parent’s hopes. There aren’t difference in
perception in busy children and unbusy children. Eventhough, the biggest
proportion of samples had degrees of stress in middle category.
Due to increase of variances, summaries, and time allocations for after
school activities, proportion samples with female sex in those category being
increasing. By increasing time allocations for after school activities, perception for
after school activities and their parent hopes is more bad (p=0.03, r=-0.281).
However, by increasing samples’ perception for after school activities and their
parent hopes, the degrees of stress in children being decrease (p=0.02, r= 0.298).
Time alocations for watch television and father’s educations have
significant influens in children stress. By increasing time alocations for watch
televition and father’s educations will degrees of stress in children. However,
time allocations for after school activities doesn’t have significant regression with
children stress.

15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
YANG SIBUK DAN TIDAK SIBUK

NUR LAELA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2008

16

Judul Skripsi


: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres
Pada Anak Usia Sekolah Dasar Yang Sibuk dan
Tidak Sibuk

Nama

: Nur Laela

NIM

: A54104073

Disetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS.
NIP 131 476 543

Diketahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof.Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP 131 124 019

Tanggal lulus :

17

RIWAYAT HIDUP
Pada tanggal 27 September 1986, penulis dilahirkan di Purworejo.
Penulis merupakan putri terakhir dari tiga bersaudara keluarga Bapak Muh.
Kasful Anwar dan Ibu Istiqomah.
Tahun 1992 penulis memulai pendidikan di SDN 2 Banyumas, kemudian
setelah selesai kelas 4, penulis pindah ke SDN 2 Purworejo dan menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar di sana. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
SLTPN 2 Purworejo. Tahun 2001, penulis diterima di SMUN 1 Purworejo dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa

Baru (SPMB).

18

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabilalamin, terimakasih penulis panjatkan kehadirat Allah,
Tuhan Semesta alam, karena kasih sayang-Nya yang demikian agung, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu, yakni:
1. Keluarga : orangtua dan kakak tercinta; Mbak Nurul dan A Indra, Mas
Amat dan Teh Euis, yang tak terhitung jasanya pada penulisan skripsi ini
dan dalam hidup penulis.
2. Pembimbing sekaligus ibu yang baik : Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS. atas
segala keceriaan, bimbingan yang tak kenal waktu, kesabaran yang tak
bertepi, dan samudra pengetahuan yang terdalam. Tak ada kata yang
lebih pantas untuk disampaikan selain Jazakillah Khairon Katsiro
(Semoga Allah memberikan kebaikan kepada ibu)
3. Dr. Ir. Euis Sunarti, MS. atas segenap masukan, arahan, serta saran yang
bermanfaat bagi penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat untuk masyarakat.
4. Ir. Melly Latifah, MSi. baik sebagai dosen pemandu seminar maupun
pendidik atas saran, teladan, dan ilmu pengetahuan yang begitu luas.
Terimakasih ibu.
5. Teman-teman kecilku : Hafidz , Raihan ZAW, Akbar, Ai, LG, Noor, Ama,
Fairuz & Rifki, Indra, Hariadi, Rezqy, Tiktik, Dariel, Ibnu, Raka, Ikhsan,
Arsya, Risma, Atikah, Uma, Opin, Rahmat, Sakinah, Rizka, Sashi, Utami,
dan semua anak kelas 5 dan 6 SD Bina Insani, yang bukan hanya
membuat penulis mengerti lebih banyak tentang arti sebuah perjuangan
dan kesabaran, namun juga bahagianya memiliki banyak teman-teman
kecil. Terimakasih untuk kenangan ini.
6. Wali kelas 5 (Pak Uci, Pak djajat, Ibu Hera, Pak Sahal, dan Ibu Jannah)
dan orangtua murid (terutama Mama Abby, Mama Farras, Mama Raihan,
mama Hafidz, Papa Andrea, Mama Fairuz, dan Papa LG) atas bantuan,
semangat, dan partisipasinya dalam penelitian ini
7. Vika Puspitasari dan Astri Dwi Ananda yang telah berkenan memberikan
bantuan dalam membahas makalah seminar sekaligus memberikan kritik
serta saran yang bermanfaat. Terimakasih atas bantuannya.

19

8. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes dan Tien Herawati, SP.,M.Si yang telah
banyak membantu memberikan saran dan jawaban atas masalah
analisis data.
9. Eka Septiani, SP., Ari Adriyani, SP., Renaningsih, SP. , Arina Rizkiana,
SP., serta Noorma Bunga Aniri, SP., atas bantuan pengambilan data.
10. Yesa Sri Utami, SP. teman satu bimbingan sekaligus penyemangat.
11. Teman terbaikku : Ari, Ningste, Eka, Cheu, Nurika, Devit, Dedew (atas
semua hal), Arti, Icha, Onye, Pyn, Rizka, Adien, Rika, dan GMSK 41
yang telah memberikan himbauan, bantuan tiada henti, limpahan
semangat, dan pelangi persahabatan yang mempesona. Terimakasih.
12. Untuk semua Gamasakers 41 sebagai angkatan GMSK terakhir, yang
tak pernah akan terlupakan.
13. Seluruh anak IKK 42 : Teman yang baik.
14. Yang penulis sayangi : Hannah, Harits, Hanif, dan Rumaisha.
15. Segenap Staf Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, yang telah
berjuang memajukan GMSK. Terimakasih atas pelayanan terbaik yang
telah diberikan. Terimakasih atas semuanya.
16. Semua pihak yang telah berkenan berpartisipasi. Semoga Allah
membalas kebaikan saudara dengan hal yang lebih baik. Amien.
Penulis menyadari bahwa segala sesuatu tidaklah luput dari kesalahan,
oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini serta mengharapkan kritik dan saran untuk dapat
memperbaikinya. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Bogor, Januari 2009

Nur Laela

20

DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vi

PENDAHULUAN .........................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Hurried children ...............................................................................
Anak Usia Sekolah Dasar ................................................................
Stres pada Anak ..............................................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres .........................................

4
5
5
8

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................

13

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu penelitian ............................................
Contoh dan Cara Penarikan Contoh................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................
Pengolahan dan Analisa Data .........................................................
Definisi Operasional.........................................................................

15
15
16
16
21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................
Karakteristik Contoh ........................................................................
Karakteristik Keluarga......................................................................
Alokasi waktu ...................................................................................
Aktivitas di Luar sekolah ..................................................................
Persepsi terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan
orangtua terhadap anak...................................................................
Tingkat stres ....................................................................................
Hubungan Antar Variabel ................................................................
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres...................

23
25
26
32
37
39
44
47
50

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

55

LAMPIRAN ..................................................................................................

58

21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
YANG SIBUK DAN TIDAK SIBUK

NUR LAELA

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

12

RINGKASAN
NUR LAELA. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres pada Anak Usia
Sekolah Dasar yang Sibuk dan Tidak Sibuk. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI
PRANADJI.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat stres pada anak usia sekolah dasar yang sibuk dan
tidak sibuk. Adapun tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: 1)
mengidentifikasi karakteristik contoh (umur saat masuk sekolah dasar dan jenis
kelamin), 2) mengidentifikasi karakteristik keluarga contoh (besar keluarga, umur,
pendidikan, pekerjaan serta pendapatan orangtua), 3) mengidentifikasi alokasi
waktu dan aktivitas contoh di luar sekolah, 4) mengidentifikasi persepsi contoh
dan ibu contoh terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua terhadap
anak, 5) membandingkan tingkat stres pada anak sibuk dan tidak sibuk, 6)
menganalisis hubungan berbagai variabel dalam penelitian, dan 7) menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres contoh.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
SD Bina Insani Bogor, Jawa Barat, dipilih secara purposive sebagai lokasi
penelitian. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus
2008. Contoh adalah anak kelas 5 SD Bina Insani, yang dipilih berdasarkan
urutan alokasi waktu kegiatan di luar sekolah. Total contoh penelitian ini
sebanyak 60 anak yakni 30 anak sibuk (memiliki alokasi waktu aktivitas di luar
sekolah ≥ 7 jam dalam seminggu) dan 30 anak tidak sibuk (alokasi waktu
aktivitas di luar sekolah ≤ 3 jam dalam seminggu). Data yang dikumpulkan
meliputi data primer (karakteristik contoh, karakteristik keluarga, alokasi waktu
dan aktivitas contoh di luar sekolah, persepsi contoh dan ibu contoh, serta tingkat
stres) serta data sekunder (gambaran umum sekolah). Data yang diperoleh
kemudian diolah melalui proses pengecekan, coding, dan scoring, dengan
menggunakan microsoft exel dan SPSS 13 for windows. Setelah itu, data
dianalisis dengan menggunakan uji deskriptif, beda mean, korelasi, dan regresi.
Lebih dari separuh (60.0%) contoh anak sibuk berjenis kelamin
perempuan, sebaliknya sebagian besar (76.7%) contoh anak tidak sibuk berjenis
kelamin laki-laki. Terdapat perbedaan yang nyata pada variabel jenis kelamin
contoh. Sebanyak 40.0 persen anak sibuk dan 36.7 persen anak tidak sibuk
masuk sekolah dasar ketika berumur kurang dari 6 tahun. Tidak terdapat
perbedaan umur saat masuk SD diantara contoh anak sibuk dan tidak sibuk.
Persentase terbesar (53.3%) contoh anak sibuk memiliki besar keluarga
sedang, sedangkan persentase terbesar contoh (53.3%) anak tidak sibuk
memiliki besar keluarga kecil. Usia ayah contoh saat ini berkisar antara 34
hingga 52 tahun sedangkan usia ibu saat ini berada dalam kisaran 31 hingga 50
tahun. Persentase terbesar ayah contoh anak sibuk (76.7%) dan anak tidak sibuk
(70.0%) saat anak pertama lahir berusia antara 20 hingga 30 tahun, demikian
halnya dengan persentase terbesar (86.6%) ibu contoh. Sebagian besar ayah
(93.3%) dan ibu (86.7%) contoh berpendidikan perguruan tinggi. Persentase
terbesar ayah contoh anak sibuk (43.3%) dan anak tidak sibuk (53.3%), memiliki
pekerjaan utama sebagai pegawai swasta. Lebih dari separuh ibu contoh pada
kedua kelompok (60.0 persen pada anak sibuk dan 63.3 persen pada anak tidak
sibuk) adalah ibu bekerja. Persentase terbesar (33.3%) pendapatan total ayah
contoh pada kelompok anak tidak sibuk berada dalam kisaran lebih dari Rp 10
juta, dan persentase terbesar (30.0%) pendapatan total ayah pada kelompok
anak sibuk berada dalam kisaran yang lebih rendah, yaitu Rp 7.500.001-Rp 10

13

juta. Persentase terbesar (46.7%) ibu pada kelompok anak sibuk, memiliki
pendapatan antara Rp 2.500.000 hingga Rp 5.000.000, sedangkan pada
kelompok anak tidak sibuk, persentase terbesar ibu contoh (40.0%) tidak
memiliki pendapatan sendiri. Tidak terdapat adanya perbedaan pada seluruh
variabel karakteristik keluarga di kedua kelompok contoh.
Terdapat perbedaan yang nyata pada alokasi waktu leisure dan aktivitas
di luar sekolah pada kedua kelompok contoh. Alokasi waktu contoh anak sibuk
untuk kegiatan di luar sekolah adalah sebesar 1.12 jam (67 menit) tiap harinya
(sebesar 4.67 persen alokasi waktu dalam sehari), sedangkan alokasi waktu
anak tidak sibuk adalah sebesar 0.31 jam (18 menit). Persentase terbesar contoh
(48.4%) anak sibuk dan lebih dari separuh contoh (56.0%) anak tidak sibuk
melakukan kegiatan di luar sekolah berdasarkan usulan orangtua.
Persentase terbesar contoh (78.3%) dan ibu contoh (73.3%) memiliki
persepsi yang cukup terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua
pada anak. Tidak terdapat perbedaan (P>0.05) persepsi contoh dan ibu contoh
terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan orangtua diantara anak sibuk dan
tidak sibuk. Persentase terbesar contoh anak sibuk (73.3%) dan anak tidak sibuk
(80.0%) berada dalam kategori tingkat stres sedang. Tidak terdapat adanya
perbedaan tingkat stres di kedua kelompok contoh yang diamati.
Semakin meningkat jenis, jumlah dan alokasi waktu kegiatan di luar
sekolah, maka persentase contoh yang berjenis kelamin perempuan dalam
kategori tersebut semakin banyak. Semakin meningkat alokasi waktu kegiatan
contoh di luar sekolah, maka persepsi terhadap kegiatan di luar sekolah dan
harapan orangtua pada anak akan semakin kurang baik (p=0.03, r=-0.281).
Selain itu, semakin baik persepsi contoh terhadap aktivitas di luar sekolah dan
harapan orangtua, maka tingkat stresnya akan semakin menurun (p=0.02,
r= -0.298).
Alokasi waktu untuk menonton televisi dan pendidikan ayah memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tingkat stres. Semakin meningkatnya alokasi
waktu menonton televisi dan pendidikan ayah akan menurunkan tingkat stres
anak. Meskipun demikian, alokasi waktu untuk kegiatan di luar sekolah tidak
memiliki pengaruh terhadap tingkat stres anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anak berhubungan dengan
tingkat stres. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum menganjurkan untuk
melakukan kegiatan di luar sekolah, orangtua menumbuhkan persepsi yang
positif dalam diri anak terhadap kegiatan yang akan dilakukannya tersebut,
diantaranya adalah dengan jalan memaparkan manfaat kegiatan tersebut bagi
anak (menyalurkan hobi, menambah teman, dan sebagainya). Meskipun
demikian orangtua tidak diperbolehkan menekan atau memaksa anak untuk
mengikuti kegiatan di luar sekolah. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa
menonton televisi merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengurangi stres
anak. Meskipun demikian, orangtua sebaiknya mendampingi anak dalam
menonton televisi untuk memberikan arahan mengenai tayangan televisi dan
supaya anak tidak terlalu lama menonton televisi.

14

ABSTRAK
The main purpose of the research is to learn more about the factors
influence stress in busy children and un busy children of elementary school.
Cross sectional study is a design which used in this research. The location of
research is chosen purposively, that is : SD Bina Insani, Bogor, Jawa Barat.
Results of the research show that there are significant differences in
leisure and after school activities. Generally, samples had done after school
activities depend of their parent’s choose.
The biggest proportion of samples and their mother had middle perception
for after school activities and parent’s hopes. There aren’t difference in
perception in busy children and unbusy children. Eventhough, the biggest
proportion of samples had degrees of stress in middle category.
Due to increase of variances, summaries, and time allocations for after
school activities, proportion samples with female sex in those category being
increasing. By increasing time allocations for after school activities, perception for
after school activities and their parent hopes is more bad (p=0.03, r=-0.281).
However, by increasing samples’ perception for after school activities and their
parent hopes, the degrees of stress in children being decrease (p=0.02, r= 0.298).
Time alocations for watch television and father’s educations have
significant influens in children stress. By increasing time alocations for watch
televition and father’s educations will degrees of stress in children. However,
time allocations for after school activities doesn’t have significant regression with
children stress.

15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
YANG SIBUK DAN TIDAK SIBUK

NUR LAELA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2008

16

Judul Skripsi

: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres
Pada Anak Usia Sekolah Dasar Yang Sibuk dan
Tidak Sibuk

Nama

: Nur Laela

NIM

: A54104073

Disetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS.
NIP 131 476 543

Diketahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof.Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP 131 124 019

Tanggal lulus :

17

RIWAYAT HIDUP
Pada tanggal 27 September 1986, penulis dilahirkan di Purworejo.
Penulis merupakan putri terakhir dari tiga bersaudara keluarga Bapak Muh.
Kasful Anwar dan Ibu Istiqomah.
Tahun 1992 penulis memulai pendidikan di SDN 2 Banyumas, kemudian
setelah selesai kelas 4, penulis pindah ke SDN 2 Purworejo dan menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar di sana. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
SLTPN 2 Purworejo. Tahun 2001, penulis diterima di SMUN 1 Purworejo dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB).

18

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabilalamin, terimakasih penulis panjatkan kehadirat Allah,
Tuhan Semesta alam, karena kasih sayang-Nya yang demikian agung, penulis
akhirnya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu, yakni:
1. Keluarga : orangtua dan kakak tercinta; Mbak Nurul dan A Indra, Mas
Amat dan Teh Euis, yang tak terhitung jasanya pada penulisan skripsi ini
dan dalam hidup penulis.
2. Pembimbing sekaligus ibu yang baik : Dr. Ir. Diah K. Pranadji, MS. atas
segala keceriaan, bimbingan yang tak kenal waktu, kesabaran yang tak
bertepi, dan samudra pengetahuan yang terdalam. Tak ada kata yang
lebih pantas untuk disampaikan selain Jazakillah Khairon Katsiro
(Semoga Allah memberikan kebaikan kepada ibu)
3. Dr. Ir. Euis Sunarti, MS. atas segenap masukan, arahan, serta saran yang
bermanfaat bagi penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat.
4. Ir. Melly Latifah, MSi. baik sebagai dosen pemandu seminar maupun
pendidik atas saran, teladan, dan ilmu pengetahuan yang begitu luas.
Terimakasih ibu.
5. Teman-teman kecilku : Hafidz , Raihan ZAW, Akbar, Ai, LG, Noor, Ama,
Fairuz & Rifki, Indra, Hariadi, Rezqy, Tiktik, Dariel, Ibnu, Raka, Ikhsan,
Arsya, Risma, Atikah, Uma, Opin, Rahmat, Sakinah, Rizka, Sashi, Utami,
dan semua anak kelas 5 dan 6 SD Bina Insani, yang bukan hanya
membuat penulis mengerti lebih banyak tentang arti sebuah perjuangan
dan kesabaran, namun juga bahagianya memiliki banyak teman-teman
kecil. Terimakasih untuk kenangan ini.
6. Wali kelas 5 (Pak Uci, Pak djajat, Ibu Hera, Pak Sahal, dan Ibu Jannah)
dan orangtua murid (terutama Mama Abby, Mama Farras, Mama Raihan,
mama Hafidz, Papa Andrea, Mama Fairuz, dan Papa LG) atas bantuan,
semangat, dan partisipasinya dalam penelitian ini
7. Vika Puspitasari dan Astri Dwi Ananda yang telah berkenan memberikan
bantuan dalam membahas makalah seminar sekaligus memberikan kritik
serta saran yang bermanfaat. Terimakasih atas bantuannya.

19

8. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes dan Tien Herawati, SP.,M.Si yang telah
banyak membantu memberikan saran dan jawaban atas masalah
analisis data.
9. Eka Septiani, SP., Ari Adriyani, SP., Renaningsih, SP. , Arina Rizkiana,
SP., serta Noorma Bunga Aniri, SP., atas bantuan pengambilan data.
10. Yesa Sri Utami, SP. teman satu bimbingan sekaligus penyemangat.
11. Teman terbaikku : Ari, Ningste, Eka, Cheu, Nurika, Devit, Dedew (atas
semua hal), Arti, Icha, Onye, Pyn, Rizka, Adien, Rika, dan GMSK 41
yang telah memberikan himbauan, bantuan tiada henti, limpahan
semangat, dan pelangi persahabatan yang mempesona. Terimakasih.
12. Untuk semua Gamasakers 41 sebagai angkatan GMSK terakhir, yang
tak pernah akan terlupakan.
13. Seluruh anak IKK 42 : Teman yang baik.
14. Yang penulis sayangi : Hannah, Harits, Hanif, dan Rumaisha.
15. Segenap Staf Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, yang telah
berjuang memajukan GMSK. Terimakasih atas pelayanan terbaik yang
telah diberikan. Terimakasih atas semuanya.
16. Semua pihak yang telah berkenan berpartisipasi. Semoga Allah
membalas kebaikan saudara dengan hal yang lebih baik. Amien.
Penulis menyadari bahwa segala sesuatu tidaklah luput dari kesalahan,
oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini serta mengharapkan kritik dan saran untuk dapat
memperbaikinya. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Bogor, Januari 2009

Nur Laela

20

DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

vi

PENDAHULUAN .........................................................................................

1

TINJAUAN PUSTAKA
Hurried children ...............................................................................
Anak Usia Sekolah Dasar ................................................................
Stres pada Anak ..............................................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres .........................................

4
5
5
8

KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................

13

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu penelitian ............................................
Contoh dan Cara Penarikan Contoh................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................
Pengolahan dan Analisa Data .........................................................
Definisi Operasional.........................................................................

15
15
16
16
21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................
Karakteristik Contoh ........................................................................
Karakteristik Keluarga......................................................................
Alokasi waktu ...................................................................................
Aktivitas di Luar sekolah ..................................................................
Persepsi terhadap aktivitas di luar sekolah dan harapan
orangtua terhadap anak...................................................................
Tingkat stres ....................................................................................
Hubungan Antar Variabel ................................................................
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres...................

23
25
26
32
37
39
44
47
50

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

55

LAMPIRAN ..................................................................................................

58

21

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Variabel dan reliabilitasnya....................................................................... 18
2 Variabel dan cara pengkategorian............................................................ 19
3 Karakteristik SD Bina Insani ..................................................................... 23
4 Struktur kurikulum SD Bina Insani ............................................................ 24
5 Beban balajar tatap muka keseluruhan di SD Bina Insani ....................... 24
6 Sebaran contoh menurut jenis kelamin .................................................... 26
7 Sebaran contoh menurut usia anak saat masuk SD…………………….. 26
8 Sebaran contoh menurut besar keluarga ................................................. 27
9 Sebaran orangtua contoh berdasarkan usia saat ini ................................ 28
10 Sebaran contoh berdasarkan usia orangtua saat anak pertama lahir .... 29
11 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orangtua................................ 30
12 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan utama orangtua ...................... 31
13 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan total ayah............................. 31
14 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan ibu ....................................... 32
15 Sebaran contoh berdasarkan alokasi waktu dalam satu hari ................. 33
16 Sebaran contoh menurut jenis kegiatan di luar sekolah dalam satu
minggu......................................................................................................37
17 Sebaran contoh menurut jumlah kegiatan di luar sekolah dalam satu
minggu......................................................................................................38
18 Sebaran contoh berdasarkan inisiator kegiatan di luar sekolah ............ 39
19 Sebaran contoh menurut skor rata-rata pernyataan persepsi .............. 40
20 Sebaran contoh menurut kategori persepsi........................................... 42
21 Sebaran ibu contoh menurut skor rata-rata pernyataan persepsi ....... 43
22 Sebaran contoh menurut kategori persepsi ibu ..................................... 44
23 Sebaran contoh berdasarkan seringnya mengalami gejala stres.......... 45
24 Sebaran contoh berdasarkan tingkat stres ............................................ 46
25 Hubungan antara jenis kelamin dengan jenis, jumlah, dan alokasi
waktu aktivitas di luar sekolah .............................................................. 47
26 Hubungan antara alokasi waktu aktivitas di luar sekolah dan persepsi
contoh .................................................................................................... 48
27 Hubungan antara persepsi anak dengan tingkat stres ........................... 49
28 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat stres ......................... 50

22

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Kerangka pemikiran Tingkat Stres pada Anak Sibuk dan tidak sibuk...... 14
2 Metode pengambilan contoh ................................................................... 16

23

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Variabel dan reliabilitasnya……………………………………………..........58
2 Uji normalitas ............................................................................................ 59
3 Contoh jadwal pelajaran anak SD Bina Insani……………………………...60

24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, dunia menuntut tenaga
kerja yang semakin handal untuk menjalankan sektor-sektor penting dalam
kehidupan. Tenaga kerja yang dibutuhkan bukan hanya manusia yang pandai,
namun juga memiliki ketrampilan, keluasan wawasan, menguasai teknologi,
memiliki kemampuan bekerjasama, dan sebagainya. Semakin sulitnya mencari
pekerjaan menyebabkan angka pengangguran melonjak tinggi. Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran baru semenjak Agustus 2004
hingga Februari 2005 bertambah sebanyak 600 ribu jiwa. Tak dapat dipungkiri
bahwa hal ini menyebabkan sebuah kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua
akan nasib dan kesejahteraan anak-anaknya dikemudian hari. Kekhawatiran ini
membuat banyak orangtua membekali berbagai ketrampilan dan pengetahuan
baik kurikuler maupun ekstrakurikuler kepada anaknya sedini mungkin.
Dua

puluh

memperkenalkan

tahun

yang

lalu,

sebuah

istilah

baru

ahli

psikologi

yakni

hurried

Amerika,

Elkind

children

untuk

menggambarkan fenomena anak yang dipercepat perkembangnya. Salah satu
cirinya adalah anak diberi berbagai aktivitas ekstrakurikuler setiap minggu yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang akademik, sosial, olahraga,
budaya, dan kemampuan psikologi. Berbagai aktivitas tersebut dilakukan di
bawah pengawasan orangtua sehingga bukan sekedar untuk bersenang-senang,
namun lebih diarahkan pada pencapaian tujuan (Gross tt).
Menurut
memperoleh

Hurlock

dasar-dasar

(2002),

anak

pengetahuan

usia
yang

sekolah

dasar

dianggap

diharapkan

penting

untuk

keberhasilan penyesuaian diri dalam kehidupan dan mempelajari berbagai
ketrampilan penting tertentu baik ketrampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Meskipun demikian, sebaiknya kegiatan tersebut tidak terlalu banyak dan
membebani anak serta dilakukan berdasarkan kemauan anak dan bukan
tekanan dari orang tua. Penelitian Universitas Michigan pada tahun 1997
menyatakan bahwa anak sekolah di Amerika hanya memiliki waktu bebas yang
digunakan sesuai keinginannya sebanyak 30.0 persen dari jumlah waktunya
dalam sehari (Mindock 1999). Elkind khawatir dengan banyaknya aktivitas
ekstrakurikuler, anak akan kehilangan waktu luang untuk permainan tidak

25

terstruktur, berkhayal, menjelajahi diri dan lingkungannya sehingga rentan
mengalami stres (Anonim 2002).
Menurut Alvin (2007), anak-anak masa kini menghadapi apa yang
seharusnya menjadi masalah orang dewasa lebih dini dalam kehidupannya.
Tidak seperti anak-anak di generasi lalu yang memiliki banyak waktu untuk
bermain setelah pulang sekolah bersama dengan teman-temannya, anak-anak
sekarang sulit untuk mendapatkan waktu seperti itu.

Menurut survei yang

dilakukan oleh Radani Edutainment terhadap 300 responden di wilayah
Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi), hanya sekitar 25 persen
anak yang dapat bermain sesuai dengan keinginannya. Dua aktivitas yang paling
banyak dilarang oleh para orangtua adalah bermain video games (50.0%) dan
bermain di luar rumah (30.0%). Sekitar 60.0 persen anak-anak di Jabodetabek
lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mengikuti kegiatan les sepulang
dari sekolah (Anonim 2007).
Data dari The National Mental Health Assosiation menunjukkan satu dari
tiga anak di Amerika menderita depresi. Menurut Denta, pakar psikiatri anak di
Universitas Hokaido, tingkat kecenderungan depresi secara keseluruhan pada
anak usia 6-15 tahun di Jepang adalah sebesar 13.0 persen. Di Indonesia
memang belum terdapat data statistik yang pasti mengenai kasus depresi pada
anak, meskipun demikian, maraknya kasus bunuh diri yang terjadi pada anak
usia sekolah mengindikasikan bahwa anak-anak Indonesia pun rentan
mengalami depresi. Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang berat dan
kronis, bermula dari stres ringan yang tidak ditangani dengan tepat atau
dibiarkan saja sehingga akhirnya menumpuk (Imam 2007). Hal ini semakin
diperkuat

oleh

pernyataan

Manarosana

dalam

Sjafriani

(2007)

yang

mengemukakan bahwa dalam lima tahun terakhir ini, stres di kota besar
cenderung mengalami peningkatan, baik dalam segi kuantitas maupun kualitas.
Salah satu fenomena menarik ialah semakin mudanya usia penderita stres. Jika
beberapa tahun yang lalu, stres lebih banyak dialami oleh usia produktif diatas 20
tahun, kini stres banyak diderita oleh anak usia remaja, bahkan dalam beberapa
kasus, anak-anak diperkirakan telah mengalami stres.
Fenomena tersebut menegaskan mengenai pentingnya mempelajari
tingkat stres pada anak usia sekolah dasar yang sibuk dan tidak sibuk. Apakah
meningkatnya aktivitas di luar sekolah dan berkurangnya alokasi waktu untuk
bermain mempengaruhi tingkat stres anak?. Bagaimanakah pengaruh faktor

26

internal (persepsi anak, umur saat masuk sekolah dasar, serta jenis kelamin) dan
faktor eksternal (persepsi ibu dan keadaan sosial ekonomi keluarga) terhadap
stres pada anak?. Hal inilah yang diantaranya melandasi pentingnya dilakukan
penelitan yang mempelajari tingkat stres pada anak sibuk dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat stres pada anak usia sekolah dasar yang sibuk dan
tidak sibuk.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (umur saat masuk sekolah dasar dan
jenis kelamin)
2. Mengidentifikasi karakteristik keluarga contoh (besar keluarga, umur,
pendidikan, pekerjaan serta pendapatan orangtua)
3. Mengidentifikasi alokasi waktu dan aktivitas contoh di luar sekolah
4. Mengidentifikasi persepsi contoh dan ibu contoh terhadap aktivitas di luar
sekolah dan harapan orangtua terhadap anak.
5. Membandingkan tingkat stres pada anak sibuk dan tidak sibuk
6. Menganalisis hubungan berbagai variabel dalam penelitian
7. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres contoh

Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, karya ilmiah ini bermanfaat sebagai sarana berlatih dan
mempelajari fenomena yang terdapat di masyarakat, menganalisisnya
dan menjadikannya sebuah informasi yang bermanfaat untuk orang lain.
2. Bagi para orangtua dan generasi muda, penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai sarana kajian ilmiah aktivitas di luar sekolah dan
kaitannya dengan tingkat stres anak.
3. Penelitian

ini

diharapkan

mampu

memberikan

informasi

kepada

masyarakat kaitannya dengan tingkat stres pada anak, sehingga
masyarakat diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai
hal ini.

27

TINJAUAN PUSTAKA
Hurried Children
Abdullah (2005) mendefinisikan hurried children sebagai anak yang
mendapatkan banyak beban belajar dan terus menerus bekerja dalam deraan
waktu; dipaksa untuk menguasai pelajaran dalam waktu yang cepat; serta
dipaksa untuk menguasai tugas akademik lebih dini. Sedangkan Elkind (1988)
diacu oleh Mindock (1999) menyatakan bahwa hurried children adalah anak yang
dipercepat baik fisik, psikologis ataupun sosial untuk menjadi dewasa sebelum
waktunya. Gasell dan Thompson (1976) membuktikan melalui percobaan
terhadap anak kembar identik, bahwa latihan yang diberikan kepada seorang
anak sebelum anak mencapai tahapan kematangan untuk dapat menerima suatu
latihan, tidak akan berhasil bahkan dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan pada
perkembangan aspek-aspek lain (Gunarsa & Gunarsa 2006).
Hurried children dapat mengalami gangguan tidur, depresi, kehilangan
keinginan untuk belajar, ketakutan apabila mengalami kegagalan, bahkan
melakukan percobaan bunuh diri (Gross tt). Menurut Amstrong (2004), hurried
children dapat mengalami sakit kepala, ketidakbahagiaan dalam kehidupan,
hiperaktif,

dan

kehilangan

motivasi.

Elkind

dalam

Anonim

(2002)

mengkhawatirkan anak-anak tersebut akan kehilangan waktu bebas untuk
bermain, berkhayal, menemukan diri dan lingkungannya. Hurried children
seringkali tertidur di kelas karena mereka merasa kelelahan akibat aktivitas yang
padat.
Meskipun demikian, Dockett dalam Anonim (2002) mengemukakan
bahwa efek dari hurried children tidak selamanya buruk. Beragamnya kegiatan
dapat menyebabkan anak memiliki ketrampilan dan kemampuan. Selain itu, anak
juga dapat belajar untuk menjadi bagian dari suatu kelompok, belajar bergaul
dengan berbagai macam orang, dan memiliki kebahagiaan karena rasa bangga
orangtua akan prestasi anak.
Sunarti et al. (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Ekologi
Pengasuhan Anak : Keragaan Anak-anak Sibuk dan Tergesa-gesa

(Hurried

Children) serta Faktor yang Mempengaruhinya” mendefinisikan anak sibuk
sebagai anak yang anak yang memiliki ≥ 4 macam kegiatan di luar sekolah (les,
kursus, bimbingan belajar, ekstrakurikuler) dalam satu minggu. Anak sibuk
disebut hurried children jika memiliki jumlah kegiatan di luar sekolah yaitu ≥
empat macam kegiatan per minggu, lama waktu kegiatan anak per hari ≥ satu

28

jam per hari dan terdapat minimal satu kali jeda waktu antar kegiatan yang
singkat (≤ setengah jam) dalam seminggu.
Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Nasution (1994), masa usia sekolah sering disebut dengan masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah. Masa kelas-kelas tinggi sekolah
dasar yakni ketika anak berumur kurang lebih 9 atau 10 tahun hingga umur 12
atau 13 tahun.
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai
berikut:
a. adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. Hal Ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan
secara praktis.
b. realistis, keingintahuan serta minat belajar tinggi
c. menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran
khusus.
d. sebelum usia 11 tahun, anak masih membutuhkan bantuan orang dewasa
atau guru untuk menyelesaikan tugasnya atau memenuhi keinginannya,
namun setelah sekitar usia 11 tahun, pada umumnya anak menghadapi tugastugasnya dengan mandiri dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
e. pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat bagi prestasi anak.
f. anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama.
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam
tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal
dan

akhirnya,

masa

kanak-kanak

ditandai

oleh

kondisi

yang

sangat

mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Selama satu atau dua
tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan
hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
(Hurlock 2002).
Stres pada Anak
Imam (2007) mengemukakan bahwa stres merupakan respon fisiologis,
psikologis, dan perilaku dari seseorang untuk mencari penyesuaian terhadap
tekanan yang bersifat internal maupun eksternal. Sedangkan Lyness (2007)

29

menyebutkan bahwa stres adalah perasaan yang terjadi ketika seseorang
bereaksi terhadap kejadian tertentu. Hal ini merupakan cara agar tubuh dapat
siap

menghadapi

situasi

dengan

konsentrasi,

kekuatan,

stamina,

dan

kewaspadaan yang tinggi.
Terkadang stres bersifat normal dan dapat diprediksikan dalam
kehidupan sehari-hari. Stres dapat membentuk seseorang untuk belajar dan
mempersiapkan diri secara lebih baik, misalnya, stres ketika hendak menghadapi
peristiwa penting. Hal ini menerangkan bahwa stres tidak selalu berkonotasi
negatif. Stres dapat memacu seseorang untuk lebih memotivasi, menyesuaikan,
dan mempersiapkan diri; membuat keputusan serta mencari solusi. Hal inilah
yang dinamakan dengan stres positif (eustres) (Imam 2007). Meskipun demikian
stres yang berlarut-larut dapat menyebabkan banyak masalah (Ruffin 2001).
Dalam pengertian umum, stres terjadi jika seseorang dihadapkan dengan
peristiwa yang dirasakan mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya
(Atkinson et al. 2000). Meskipun demikian, reaksi seseorang terhadap peristiwa
stres sangat berbeda dan bersifat subjektif, sangat tergantung pada konsep diri
dan ketahanan mental. Sebagian orang yang menghadapi peristiwa stres,
mengalami masalah psikologis atau fisik serius, sedangkan orang lain yang
berhadapan dengan peristiwa stres yang sama, tidak mengalami apa-apa dan
bahkan mungkin merasa peristiwa itu sebagai suatu yang menantang atau
menarik. Hal ini dikaitkan dengan persepsi terhadap stressor (sumber stres).
Stres dalam dunia anak terjadi apabila anak merasa tidak mampu untuk
menahan tekanan-tekanan yang berasal dari luar dirinya (external pressure),
misalnya tekanan dari teman-teman, keluarga dan sekolah; atau dari dalam
dirinya sendiri (internal pressure) (Anonim 2003). Anak-anak bereaksi terhadap
stres melalui cara yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin dapat sakit,
beberapa dapat mengalami ketegangan dan menarik diri dari lingkungan,
sedangkan yang lainnya, dapat menunjukkan amarah dan menjadi manja.
Meskipun demikian, terdapat juga beberapa anak yang tidak mengalami
kesulitan oleh stres. Anak-anak seperti ini

dikenal sebagai anak yang tabah

(Ruffin 2001).
Stres muncul sebenarnya sebagai manifestasi dari perasaan cemas yang
membuat anak tertekan dan merasa tidak mampu mengatasinya. Anak usia
sekolah awal terkadang akan mengekspresikan perasaan secara langsung.
Beberapa anak mungkin akan memendam stres dan menunjukkannya melalui

30

kesedihan, depresi, atau menarik diri dari lingkungan. Anak yang lain mungkin
mengekspresikan perasaan stres keluar dan mulai berperilaku tidak pantas
misalnya mencuri dan berbohong (Longo tt).
Baik kejadian negatif maupun positif dapat menyebabkan stres. Kejadian
dalam keluarga seringkali merupakan sumber stres pada anak. Perpecahan
dalam keluarga, kekerasan fisik, perpisahan, pertengkaran merupakan contoh
sumber stres yang negatif. Kejadian lain seperti orangtua kehilangan pekerjaan
dan kematian anggota keluarga, dapat juga menciptakan stres. Kejadian positif
juga mampu menyebabkan stres pada anak, misalnya pesta ulang tahun,
memiliki peliharaan baru, dan kelahiran adik baru (Ruffin 2001).
Hal yang palin