Keragaan pola bermain anak sibuk serta faktor yang mempengaruhinya

KERAGAAN POLA BERMAIN ANAK SlBUK SERTA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

ARFAHMINA ZUHRATUNNISA M. N.

PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

ARFAHMINA Z. M. N. Keragaan Pola Bermain Anak Sibuk serta Faktor yang
Mempengaruhinya. (Di bawah bimbingan EUlS SUNARTI).
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui keragaan pola bermain
anak sibuk serta faktor yang mempengaruhinya. Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah 1) mengetahui karakteristik contoh dan keluarga contoh 2) mengetahui
pola aktivitas dan tingkat ketergesaan contoh, 3) mengetahui pola bermain
contoh, 4) mengetahui persepsi bermain contoh, 5) mengetahui pola asuh
bermain, 6) Mengetahui hubungan antara variabel pola bermain dengan
karakteristik contoh dan keluarga, pesepsi contoh tentang bermain, pola aktivitas
dan ingkat ketergesaan contoh, serta pola asuh bermain yang diterapkan oleh

orang tua contoh, 7) rnenganalisis perbedaan pola bermain dan pola asuh
bermain berdasarkan jenis kelarnin contoh, 8) mengetahui perbedaan pola
bermain dan pola asuh bermain berdasarkan tingkat ketergesaan contoh, serta
9) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola bermain anak sibuk.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross secfional. Penelitian ini
merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul "Kajian Ekologi
Penaasuhan Anak : Keraaaan Anak-anak Sibuk dan Teraesa-aesa (Hurried
chifiren) serta Faktor yang'iVlempengaruhinyan(Sunarti, E., S. farsin,'& M. D.
Djamaluddin 2006). Pengambilan data dilaksanakan rnulai bulan Auril sarnuai
dengan bulan ~ u n2006
i
di SDN Polisi 1, SDN Polisi 4, SDN ~engadilan1 dan
SDN Pengadilan 2.
Responden terdiri dari ibu dan anak. Penarikan contoh dilakukan pada
murid kelas V. Seluruh rnurid kelas V diberikan kuisioner awal yang berisi
aktivitas contoh selain bersekolah. Untuk contoh yang memiliki aktivitas lebih
dari sama dengan 4, diacak dan dimintai kesediaannya untuk rnenjadi responden
penelitian. Sebanyak 22 orang ibu menolak, sehingga jumlah akhir contoh
penelitian sebanyak 80 orang.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner kepada contoh dan ibu
contoh. Data yang didapatkan dari contoh meliputi pola bermain contoh, alat
permainan yang diketahui dan dimiliki, jenis permainan yang diketahui contoh,
serta persepsi contoh tentang bermain. Ibu contoh memberikan data tentang
karakteristik contoh dan keluarga contoh serta pola asuh bermain. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari sekolah dan tempat kursus yang ada di Bogor, yaitu
tentang profil sekolah dan tempat kursus.
Data yang diperoleh di lapang, terlebih dahulu dilakukan pengecekan,
editina dan uenakodean.
Selaniutnva dilakukan oemindahan dari daftar
pertanyaan ke &lam Microsoft icxeil 2003. . ~emudian pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 13.0 for
Windows.
Sebanyak 61.3% contoh adalah anak perempuan. Lebih dari separuh
contoh berumur 'I1 tahun dan sebanyak 51.3% merupakan anak pertama dalam
keluarganya. Persentase terbesar ayah contoh termasuk dalam kategori dewasa
akhir, berpendidikan perguruan tinggi dan bekerja sebagai pegawai swasta.
Persentase terbesar untuk ibu contoh termasuk dalarn kategori dewasa madya,
berpendidikan SMA dan perguruan tinggi, serta tidak bekerja.
Contoh dengan jumlah aktivitas sedang dalam satu minggu merupakan

persentase terbesar. Lama aktivitas contoh dalam satu hari antara kurang dari
satu jam sampai dengan lebih dari 2 jam. Persentase terbesar contoh memiliki

lama aktivitas dengan kategori sedang. Sebanyak 13.8% contoh sibuk dan
tersega-gesa.
Pola bermain yang dilakukan contoh merupakan gabungan dari beberapa
variabel, yaitu frekuensi bermain contoh dalam satu hari, jumlah permainan yang
disukai beserta alasannya, jumlah permainan yang diketahui, alat bermain yang
diketahui dan dimiliki serta fasilitas bermain yang ada di lingkungan contoh..
Proporsi terbesar contoh, memiliki pola bermain cukup, bermain satu kali dalam
satu hari, 62.5% hanya mengetahui 211 jenis permainan, dan 32.5% menyukai
jenis perrnainan yang bersifat olah raga, karena permainan itu dinilai seru oleh
contoh. Skor fasilitas dan alat bermain contoh, proporsi yang paling besar
termasuk dalam kategori sedang.
62.5% contoh menyatakan bahwa bermain penting bagi anak seusia
mereka, sedangkan 37.5% menyatakan bahwa bermain tidak penting bagi anak
seusia mereka. Contoh yang menyatakan bermain tidak penting bagi anak
seusia mereka beralasan bahwa kegiatan belajar lebih penting jika dibandingkan
dengan kegiatan bemain. Persentase terbesar contoh menyatakan bahwa
bermain penting dilkukan untuk refreshing setelah belajar.

Lebih separuh orang tua contoh melakukan pola asuh bermain dengan
baik terhadap contoh (68.8%). Seluruh orang tua contoh mendukung contoh
dalam mengembangkan hobi, seperti bermain bulutangkis. Terdapat aktivitas
yang hanya sedikit orang tua yang melaksanakan yaitu mengajak anak untuk
melihat pertunjukan teater.
Pola asuh bemlain berhubungan nyata positif dengan pendidikan ayah,
pendapatan perkapita dan jumlah aktivitas contoh dalam satu minggu.
Sedangkan umur contoh berhubungan nyata negatif dengan pola asuh bermain.
Persepsi contoh tentang bermain berhubungan nyata positif dengan jumlah
permainan yang disukai contoh.
Pola bermain dan pola asuh bermain tidak berbeda nyata pada contoh
yang berjenis kelamin laki-laki dan contoh yang perempuan. Pola berrnain dan
pola asuh bermain juga tidak berbeda nyata pada contoh yang tergesa-gesa
(hurried child) dan tidak tergesa-gesa (non-hurried child).
Pola asuh bermain yang dilakukan orang tua contoh dipengaruhi secara
negatif oleh umur contoh. Semakin bertambah umur contoh, pola asuh bermain
yang dilakukan orang tua contoh semakin berkurang. Pola bermain yang
dilakukan contoh dipengaruhi secara negatif oleh rata-rata lama aktivitas contoh
dalam satu hari. Semakin banyak waktu yang digunakan contoh untuk
beraktivitas, maka akan semakin sedikit waktu yang digunakan untuk bermain,

dan akan mempengaruhi pola bermain yang dilakukan contoh.

KERAGAAN POLA BERMAIN ANAK SlBUK SERTA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Oleh :
ARFAHMINA ZUHRATUNNlSA M. N.
A54102055

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoieh
Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR