Beberapa species cicak dan tokek, Famili gekkonidae di wilayah Pandeglang dan Bandung

BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK
(Famili Gekkonidae)
DI WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG

Oleh:
Deris
G 34101046

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

ABSTRAK
DERIS. Beberapa Spesies Cicak dan Tokek (Famili Gekkonidae) di wilayah Pandeglang dan
Bandung. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan BAMBANG SURYOBROTO.
Spesies cicak dan tokek merupakan anggota famili Gekkonidae yang hidup di daerah tropis
dengan jumlah yang cukup besar, yaitu sekitar 75 spesies. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kekayaan spesies dan distribusi habitat dan famili Gekkonidae di wilayah Pandeglang
dan Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai Februari sampai Agustus 2005. Sampel ditangkap di
empat lokasi untuk masing-masing wilayah. Dari 108 cicak dan tokek yang berhasil ditangkap,

dapat diklasifikasikan menjadi lima spesies, yaitu Hemidactylus frenatus, Hemidactylus garnotii,
Cosymbatus platyurus, Gehyra mutilata dan Gecko gecko. Hemidactylus garnotii hanya ditemukan
di Pandeglang. Dalam kurun waktu 40 tahun jumlah spesies cicak di Bandung stabil.

ABSTRACT
DERIS. Same Species of Chicak and Gecko (Gekkonidae Family) in Pandeglang and Bandung
region. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and BAMBANG SURYOBROTO.
Chicaks and geckos species belong to Geckonidae family of tropical and subtropical with a
large species, about 75 species. The aim of the study does to know species richness of Geckonidae
and its distribution in Pandeglang and Bandung. This study conducted from February until August
2005. The specimens were collected from four locations for each region, from 108 chicaks and
geckos which saccesfully catched, can be classfied in to 5 species, such as Hemidactylus frenatus,
Hemidactylus garnotii, Cosymbatus platyurus, Gehyra mutilata dan Gecko gecko. Hemidactylus
garnotii was found in Pandeglang. For 40 years, the amount of chicaks species in Bandung is
stabile.

BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK
(Famili Gekkonidae)
DI WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG


Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Alam

Oleh:
Deris
G 34101046

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul : BEBERAPA SPESIES CICAK DAN TOKEK (Famili Gekkonidae) DI
WILAYAH PANDEGLANG DAN BANDUNG
Nama : Deris
NRP


: G 34101046

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Ir. Achmad Farajallah, Msi
NIP 131878947

Dr. Bambang Suryobroto
NIP 131779503

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP 131473999


Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pandeglang pada tanggal 11 Mei 1983 dari ayah Kartawijaya dan ibu
Sumarsih. Penulis adalah putra kedua dari empat bersaudara.
Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri I Menes dan pada tahun yang sama lulus seleksi
masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Pengenalan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan untuk D3 tahun ajaran 2003/2004 dan Botani
Umum untuk S1 pada tahun ajaran 2004/2005. Penulis pernah mengikuti organisasi OWA
(Kelompok Pencinta Alam Mahasiswa Biologi) serta WMH (Wahana Muslim Himanio). Penulis
juga pernah melakukan Praktik Lapangan selama satu bulan di Taman Margasatwa Ragunan,
Jakarta.

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Agustus
2005 dengan judul Beberapa Spesies Cicak dan Tokek ( Famili Gekkonidae ) di Pandeglang dan

Bandung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian
karya ilmiah in antara lain Bapak Dr. Ir. Achmad Farajallah M.Si dan Bapak Dr. Bambang
Suryobroto selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, saran, dan bimbingannya,
Bapak Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, MSi selaku komisi penguji karya ilmiah. Ucapan terima
kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan penulis tujukan kepada dosen-dosen Zoologi IPB
diantaranya Bapak Ir. Tri Heru, Bapak Ir. Tri Atmowidi, Ibu Dra. Taruni Sri Prawasti, Ibu Dr. Ir.
RR. Dyah Perwitasari, M. Si, dan Ibu Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si. Kepada mbak Tini, Pak Jupri,
dan Pak Adi terima kasih atas bantuan sarana dan fasilitas yang telah diberikan. Di samping itu
penghargaan penulis berikan kepada Cynthia Marbun, Dewi Saputri Ayu Harahap, dan Irwandi
Harlan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa kepada
rekan-rekan penulis di Zoologi, seperti Lucky, Ae, Ruly Pahlevi, Angga, Hijrah, Krisna, Suryo,
Rusdi, Duti, Empang, Anne S, Fitri, Sulastri, Evi, Ratna, dan Isma. Terima kasih juga kepada
ABIOLA’38 atas dukungan, kebersamaan, dan keceriaannya. Teman-temanku Biologi’37, 39, 40,
dan 41 terima kasih atas dukungannya, juga kepada sahabatku Arianto, Taufiq, Iip, Tirta, Iman,
Iqbal, Trio, Ambar, Ahong dan Bekti yang bersedia membantu penelitian dan menerima keluh
kesahku.
Terima kasih untuk Mama dan Papa atas segala yang diberikan kepada penulis, atas doa,
pengorbanan, dan kasih sayang yang tak akan pernah penulis lupakan. Terima kasih untuk
kakakku Asep dan kedua adikku (Agus dan Wida) yang sangat menyayangi penulis. Keluarga

penulis di Taman Malabar 7 terima kasih atas dorongan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna namun penulis berharap semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmi pengetahuan selanjutnya.

Bogor, Januari 2006

Deris

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... vi
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
Waktu dan Tempat................................................................................................... 1
Tujuan...................................................................................................................... 1
BAHAN DAN METODE........................................................................................................ 1
HASIL ..................................................................................................................................... 1
Hemidactylus frenatus.............................................................................................. 1
Hemidactylus garnotti .............................................................................................. 2

Cosymbatus platyurus ............................................................................................. 3
Gehyra mutilata........................................................................................................ 3
Gecko gecko.............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 4
SIMPULAN............................................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 4
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 6

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Hemidactylus frenatus .......................................................................................................... 2
2 Hemidactylus garnotii .......................................................................................................... 2
3 Cosymbatus platyurus........................................................................................................... 3
4 Gehyra mutilate .................................................................................................................... 3
5 Gecko gecko.......................................................................................................................... 4

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Bobot badan dan beberapa ukuran tubuh dari spesies dari spesies anggota
Famili Gekkonidae............................................................................................................... 7

2 Kunci identifikasi spesies dari Famili gekkonidae di wilayah Pandeglang
dan Bandung ........................................................................................................................ 8
3 Beberapa karakter tubu hewan sampel yang diamat ............................................................ 9
4 Bagan pengukuran cicak dan tokek (Hikida & Ota 1989) ................................................. 10

PENDAHULUAN
Spesies cicak dan tokek merupakan
anggota Famili Gekkonidae yang hidup di
daerah tropis dan subtropis dengan jumlah
yang cukup besar, kira-kira 75 spesies.
Anggota Famili Gekkonidae ini dapat
ditemukan pada semua belahan dunia kecuali
di Antartika.
Famili Gekkonidae umumnya memiliki
tubuh yang pipih mendatar dengan permukaan
tubuh diselimuti oleh sisik kecil granuler
yang sering bercampur dengan sisik tuberkal
(Rooij 1915, Das & Ismail 2001), kepala
dilengkapi dengan sisik yang simetris. Ciriciri lain adalah tipe lidah pleurodont, pendek,
ujung agak terbelah dan dilengkapi dengan

papila yang licin; mata besar dengan pupil
vertikal, tanpa atau dengan kelopak mata yang
tidak dapat dikedipkan; lubang telinga terlihat
jelas; kaki berkembang baik dan adanya
sederet lubang kecil pada paha (femoral pore)
atau di depan dubur (preanal pore) pada
individu jantannya (Rooij 1915).
Brongersma (1929) melaporkan beberapa
genus cicak dan tokek yang dapat ditemukan
di Pulau Jawa, yaitu Lepidodactylus, Gehyra,
Hemiphyllodactylus,
Hemidactylus,
Haplodactylus dan Ptychozoom. Church
(1962) melaporkan ada tiga spesies cicak
rumah, yaitu Cosymbatus platyurus, H.
frenatus dan Peropus mutilatus, di wilayah
Bandung dan sekitarnya. Di Taman Nasional
Gunung Halimun (TNGH) Sukabumi terdapat
tiga spesies anggota Famili Gekkonidae, yaitu
Cyrtodactylus marmoratus, Gehyra mutilata

dan H. frenatus (Kurniati 2003), sedangkan di
wilayah Bogor dan sekitarnya ditemukan
spesies cicak dan tokek, yaitu H. frenatus, H.
garnotii, C. platyurus, G. mutilata, C.
fumosus, C. marmoratus dan G. gecko
(Saepudin 2004).
Cicak dan tokek dilaporkan mempunyai
hubungan mutualisme dengan manusia, yaitu
sebagai kontrol terhadap penyebaran penyakit
karena memangsa nyamuk, lalat dan serangga
kecil lainnya (Rianto 2003). Dipihak lain,
cicak dan tokek sebagai hewan yang hidup
berdampingan dengan manusia juga bertindak
sebagai
reservoir
patogen,
misalnya
Salmonella sp. yang menyebabkan disentri
pada manusia (Kourany dan Telford 1981).
Karena itu informasi tentang spesies cicak

dan tokek penting untuk diketahui.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jumlah spesies dari Famili Gekkonidae dan
distribusi habitatnya di Pandeglang dan
Bandung.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan dari bulan Februari
sampai Agustus 2005. Pengambilan sampel
dilakukan pada beberapa bangunan di wilayah
Pandeglang (Menes, Jiput, Carita dan
Pagelaran) dan di Bandung (Ciwidey,
Cibeureum, Soreang dan Leuwipanjang),
Jawa Barat. Identifikasi dilakukan di
laboratorium Zoologi, Departemen Biologi
FMIPA IPB.

BAHAN DAN METODE
Sebelum pengambilan sampel terlebih
dahulu dilakukan survei terhadap lokasi
sampling.
Hal
ini
dilakukan
agar
mendapatkan metode pengambilan sampel
yang tepat.Dalam survey pendahuluan,
diketahui bahwa rumah dan bangunan
merupakan habitat yang terbaik untk
mendapatkan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan
metode
road
sampling
(Nottingham et al. 1989),dengan rumah dan
bangunan sebagai titik sampel. Sampel
ditangkap dari dua wilayah, yaitu Pandeglang
dan Bandung. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan alat seperti karet, sapu,
tongkat atau ditangkap langsung dengan
tangan. Pada saat penangkapan pola warna
tubuh dicatat. Sampel yang tertangkap dibawa
ke laboratorium untuk pengamatan lebih
lanjut. Sampel dimatikan menggunakan
kloroform (deep anasthesized), kemudian
bobot badan ditimbang. Pengukuran terhadap
beberapa
karakter
tubuh
dilakukan
menggunakan kaliper (Mitutoyo, 0,05 mm)
mengikuti cara Hikida dan Ota (1989)
(Lampiran 4). Hasil pengukuran hewan
sampel ditampilkan dalam satuan milimeter
Sampel yang sudah diukur kemudian
diidentifikasi menurut Boulenger (1912),
Rooij (1915), Bauer (1984), dan Das &
Ghazally (2001), setelah itu sampel diawetkan
di dalam alkohol 70% untuk koleksi
laboratorium Zoologi IPB.

HASIL
Dalam penelitian ini diperoleh lima
spesies anggota Famili Gekkonidae di
antaranya empat spesies cicak (Hemidactylus

Tabel 1 Jumlah spesies pada setiap lokasi pengambilan sampel
No.

Lokasi
Pengambilan Sampel

Jumlah spesies

1

Menes ( Pandeglang)

3

2

Jiput (Pandeglang)

3

3frenatus,Pagelaran
(Pandeglang) garnotii,
Hemidactylus
Cosymbatus platyurus, Gehyra mutilata) dan
Carita
(Pandeglang)
satu4 spesies tokek
(Gecko
gecko). Dari lima
spesies ini, H. Garnotii hanya ditemukan
di 5Pandeglang,Ciwidey (Bandung)
6
7
8

Cibeureum (Bandung)
Soreang (Bandung)
Leuwipanjang (Bandung)

sedangkan di Bandung tidak ditemukan
(Tabel 1)
1. Hemidactylus frenatus
Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 40
individu H. frenatus (13 ekor dari Pandeg lang dan 27 ekor dari Bandung) dari 40
individu ini, 27 ekor ditemukan di bangunan
publik 13 ekor ditemukan di rumah.
Ciri dari spesies ini kepala ditutup oleh
sisik-sisik kecil, sisik paling besar terletak
pada moncongnya. Moncong lebih panjang
pada jarak antara mata dan lubang telinga.
Jumlah sisik pada bibir bagian atas 10-12 dan
sisik pada bibir bawah 8-10 (Lampiran 3).
Warna tubuh bagian dorsal keabu-abuan dan
coklat kemerah-merahan, kadang terdapat
tanda garis gelap. Permukaan tubuh bagian
ventral berwarna keputih-putihan dengan
sisik-sisik yang terkadang memiliki titik-titik
coklat. Ekor bulat memanjang dengan 6 sisik
tuberkal (Gambar 1). Menurut Dum dan Bibr
(1915) di dalam Kadri (1982), daerah
penyebaran spesies ini diantaranya Simalur,
Nias, Mentawai, Sumatera, Kalimantan, Bali,
Jawa, Lombok, Sumbawa, Flores, Adanan,
Metar, Ombadi, Sumba, Sayu, Rotti, Timor,
Button, Sulawesi, Selayar, Seram, Ambon,

3
3
4
2
2
2

Nama Spesies
H. frenatus, C. platyurus, dan
Gecko gecko
H. frenatus, C. platyurus, dan
Gecko gecko
H. frenatus, C. platyurus, dan
Gehyra mutilata
H. frenatus, H. garnotii, dan C.
platyurus
H. frenatus, C. platyurus, Gehyra
mutilata , dan Gecko gecko
H. frenatus dan C. platyurus
H. frenatus dan C. platyurus
H. frenatus dan C. platyurus

Bacan, Ternate, Halmahera, Obi, Ker, Aru,
Sulawesi dan Irian. Hemidactylus frenatus
yang diperoleh dari Pandeglang memiliki
bobot badan yang lebih besar dari pada
spesies yang ditemukan di Bandung, berkisar
antara 1.00 sampai 4.30 dengan rataan 2.66
gram. Sama halnya dengan bobot badan,
panjang badan kepala H. frenatus di
Pandeglang lebih besar berkisar antara 40.2
sampai 55.4 mm dengan rataan 49.9 mm
(Lampiran 1)
2. Hemidactylus garnotii
Dalam penelitian ini hanya diperoleh satu
individu H. garnotii yang ditemukan di
Pandeglang, dengan bobot badan 0.60 g dan
panjang badan – kepala 5.00 mm (Lampiran
1). H. garnotii yang diperoleh ditemukan di
rumah bersamaan dengan H. frenatus dan C.
platyurus.

Gambar 2 Hemidactylus garnotii.

Gambar 1 Hemidactylus frenatus.

Bandung, berkisar antara 1,00 - 4,30 g dengan
rataan 2,66 g. Sama halnyadengan bobot
badan, panjang badan – kepala H. Frenatus
Hemidactylus garnotii yang diperoleh
memiliki ciri-ciri kepala agak bulat dengan
moncong yang bulat dan lebih panjang dari

pada jarak antara mata dan lubang telinga.
Jumlah sisik pada bibir atas 12-13 dan sisik
pada bibir bawah 9-11 (Lampiran 3). Warna
tubuh bagian dorsal abu-abu kemerahmerahan. Ekor pipih memanjang dengan
pinggir bergerigi (Gambar 2). Dum dan Bibr
(1915) di dalam Kadri (1982) melaporkan
daerah penyebaran spesies ini meliputi Nias,
Sumatera (Tilatang, Matur, Indragiri, Bingin
Telon, Palembang, Agam), Jawa (Bogor,
Malang, Gunung Wilis) dan Kalimantan
(Kinabalu). Tetapi penelitian ini tidak
menemukannya di Bandung.
3. Cosymbatus platyurus
Dalam penelitian ini berhasil ditangkap
54 individu C. platyurus (27 ekor dari
Pandeglang dan 27 ekor dari Bandung). Dari
54 individu ini 39 ekor ditemukan di
bangunan publik, 15 ekor ditemukan di
rumah.
Ciri-ciri dari spesies moncong lebih
panjang dari jarak antara mata dan lubang
telinga, jumlah sisik pada bibir atas 9 – 11 dan
sisik pada bibir bawah 7 – 8 (Lampiran 3).
Warna tubuh bagian darsal abu-abu atau putih
sampai kehitaman, umumnya memiliki bercak
garis hitam gelap dari bagian mata sampai
pangkal ekor. Permukaan ventral tubuh
berwarna putih. Ekor pipih memanjang
dengan pinggir bergerigi (Gambar 3).
Menurut Schmider (1915) di dalam Kadri
(1982) daerah sebaran dari spesies ini
diantaranya
Nias,
Sumatera,
Riau,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Lombok, Flores,
Sumba dan Halmahera.
Bobot badan C. platyurus yang diperoleh
di Pandeglang lebih besar dari pada spesies
yang diperoleh di Bandung, berkisar antara
0.40 – 3.90 g dengan rataan 2,18 g. Kisaran
panjang badan – kepala C. platyurus dari
Bandung lebih kecil dari pada spesies yang
berasal dari Pandeglang, yaitu berkisar antara
32.0-60.4 mm dengan rataan 49.2 mm
(Lampiran 1).

Gambar 3 Cosymbatus platyurus.

4. Gehyra mutilata
Dalam penelitian ini berhasil ditangkap
10 individu G. mutilata (8 ekor dari
Pandeglang dan 2 ekor dari Bandung). Dari
10 individu ini semuanya ditemukan di
rumah.
Ciri-ciri G. mutilata di antaranya panjang
kepala lebih panjang dari pada lebar
kepalanya, moncong lebih panjang dari pada
jarak antara mata dengan lubang telinga,
jumlah sisik pada bibir bagian atas 12 – 13
dan sisik pada bibir bawah 9 – 13 (Lampiran
3). Warna tubuh bagian darsal abu-abu atau
coklat kemerah-merahan dengan bintik-bintik
kecil berwarna hitam atau putih dengan pola
merata. Ekor pipih memanjang dengan
pinggir bergerigi (Gambar 4). Weigm (1915)
di dalam Kadri (1982) melaporkan daerah
sebaran dari spesies ini meliputi: Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara,
Maluku dan Irian.
Bobot badan G. mutilata yang diperoleh
di Pandeglang lebih kecil dari pada spesies
yang ditemukan di Bandung, berkisar antara
0.90 – 3.80 g dengan rataan 2.75 g. Seperti
halnya dengan bobot badan, panjang badan –
kepala G. mutilata yang diperoleh dari
Pandeglang lebih kecil dari pada spesies yang
diperoleh di Bandung berkisar antara 3.85 –
5.87 mm dengan rataan 44.5 mm (Lampiran
1).

Gambar 4 Gehyra mutilata.
5. Gecko gecko
Dalam penelitian ini berhasil ditangkap 3
individu G. gecko (2 ekor dari Pandeglang
dan 1 ekor dari Bandung). Semuanya
diperoleh dari rumah.
Ciri-ciri G.gecko di antaranya kepalanya
besar dan lebar dengan moncong berbentuk
segitiga. Sisik pada bagian kepala kecil, tetapi
sisik rostralnya besar. Jumlah sisik pada bibir
atas 12 – 13 dan sisik pada bibir bawah 10 –
12 (Lampiran 3). Permukaan dasar tubuh
berwarna keabu-abuan dengan bercak merah,
ekor bulat memanjang dengan bagian dorsal

ekor memiliki sisik tuberkal (Gambar 5).
Rooij (1915) di dalam Kadri (1982)
melaporkan di Indonesia G. gecko ditemukan
di Pulau Sumatera, Bangka Belitung, Jawa,
Madura, Lombok, Kalimantan, Flores,
Sulawesi dan Kepulauan Aru.
Bobot badan G. gecko yang diperoleh di
Pandeglang lebih besar dari pada spesies yang
diperoleh di Bandung, berkisar antara 42.90 –
51.60 g dengan rataan 47.25 g. G. gecko yang
diperoleh dari Pandeglang mempunyai kisaran
panjang badan – kepala antara 141.0 – 154.0
mm dengan rataan 147.5 mm (Lampiran 1).

spesies simpatrik merupakan spesies yang
menempati wilayah yang sama.
Church (1962) melaporkan bahwa di
Bandung dan sekitarnya terdapat tiga spesies
cicak, yaitu C. platyurus, H. frenatus dan
Peropus mutilatus. Hasil penelitian ini untuk
wilayah Bandung juga menemukan tiga
spesies, yaitu C. platyurus, H. frenatus dan
Gehyra mutilata. Dalam hal ini Peropus dan
Gehyra adalah sinonim (Bauer 1994). Hal ini
menunjukkan bahwa sekitar 40 tahun jumlah
spesies cicak di wilayah Bandung stabil.
Spesies cicak dan tokek yang ditemukan
di wilayah Pandeglang, secara umum
memiliki bobot badan yang relatif lebih besar
dari pada spesies cicak yang ditemukan di
Bandung. Keadaan seperti ini diduga karena
adanya perbedaan ketersediaan makanan pada
kedua wilayah tersebut.

SIMPULAN

Gambar 5 Gecko gecko.

PEMBAHASAN
Spesies cicak dan tokek yang diperoleh
sebagian besar ditemukan di bangunan,
termasuk rumah tinggal atau bangunan publik
seperti pertokoan dan bangunan tua. Posisi
mereka ditemukan berbeda-beda, beberapa
spesies ditemukan pada dinding bagian luar,
dinding bagian dalam, atap bagian luar, atap
bagian dalam, dan pagar. Stebbins (1985),
menyatakan bahwa beberapa spesies cicak
dan tokek yang hidup pada wilayah tropis
dengan mudah dapat ditemukan pada dinding
rumah dan bangunan publik. Diduga bahwa
bangunan merupakan tempat yang strategis
untuk mencari makanan bagi cicak dan tokek,
karena beberapa serangga yang mungkin
merupakan makanannya dengan mudah dapat
ditemukan seperti pada dinding rumah,
terutama di sekitar lampu.
Inger dan King (1960) menyatakan
bahwa anggota Famili Gekkonidae (Genus
Cyrtodactylus) memangsa serangga terbang
yang berukuran kecil sebagai makanannya
(Microlepidaptera)
dan
kadang-kadang
memangsa serangga terbang yang lebih besar
lagi. Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa
dalam suatu populasi Famili Gekkonidae
terdapat jenis spesies simpatrik. Menurut
Ernst Mayr (1942) di dalam Kimball (1999),

Terdapat lima spesies anggota Famili
Gekkonidae diantaranya empat spesies cicak
rumah (Hemidactylus frenatus, Hemidactylus
garnotii, Cosymbatus platyurus, dan Gehyra
mutilata) dan satu spesies tokek (Gecko
gecko). Pada penelitian ini H. garnotii hanya
ditemukan di Pandeglang.Rumah dan
bangunan merupakan habitat yang terbaik.

SARAN
Agar data yang peroleh lebih akurat,
maka daerah lokasi pengambilan, jumlah
sampel yang dikumpulkan, paramater yang
diamati (iklim, distribusi umur, dan jenis
kelamin) perlu ditambah. Selain itu, perlu
dilakukan verifikasi lanjut terhadap hasil
identifikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Bauer AM.1994. Famili Gekkonidae (Reptila,
Sauria) part 1 Australia and Oceania.
Newyork:Walter de Guyer.
Bookhout TA. 1996. Research and
Management Techniques For Wildlife
and Habitat. Ohio : Ohio Cooperation
Fish and Wildlife Research Unit.
Boulenger GA. 1912. A Vertebrate Fauna of
The Malay Peninsula. London : Taylor
and Francis, Red Lion Court, Fleet
Street.

Brongersma LD. 1929. A list of reptiles from
Java di dalam On The zoogeography of
Java. K.W Dammerman (Ed). Treubia
11:64-68.

Kurniati H. 2003. Amphibians and Reptiles of
Gunung Halimun National Park West
Java Indonesia. Bogor. Research
center for Biology – LIPI.

Church G. Lim CS. 1961. The distribution of
three species of house gecko in
Bandung (Java). Herpatologia 17 (3) :
119 – 201.

Rianto A. 2003. Cicak dan Tokek di Pulau
Jawa. Bogor: LIPI.

Cook S. Rhicards S. 1999. Colonisation and
extinction patterns of two lizards ;
Mabuya
multifascilata
and
Hemidactylus frenatus on Sertung
Island.
Krakatau
archipelago,
Indonesia. Tropical Biodiversity 6 (3) :
209 – 214.
Das I, Chazally I, 2001. The guide to the
lizards of Borneo. http : //
www.arbec.commy/lizard/gekkonidae/
gekkonidae.php. (29 Juli 2003).
Goin CJ. Goin OB. 1970. Introduction to
Herpetology. Florida : University of
Florida.
Halliday T. Kraig A, O’toole C. 1986. The
Enclycopedia of Reptiles and Insects.
California : Grolier International. Inc.
Hikkiday T, Ota H. 1989. A new triploid
Hemidactylus (Gekkonidae : Sauria)
from Taiwan, with comments on
morphological
and
karyological
variation
in
the
H.
garnotivienamamensis
Complex.
Herpetology 23 (1) : 50 – 60.
Inger RF, King W. 1960. A new cavedwelling lizard of the genus
Cyrtodactylus from Niah. Sarawak
Museum Journal 5: 274-276.
Kadri W. 1982. Deskripsi Reptilia. Bogor:
Deptan.
Kimball JW. 1999. Biologi. Ed ke-5. Jilid ke3.
Tjitrosomo SS,
Sugiri
N,
penerjemah.
Jakarta:
Erlangga.
Terjemahan dari Biology, Fifth Edition.
Kourany M, Telford SR. 1981. Lizard in the
ecology of Salmonellosis in Panama.
Applied Environment Microbiol 41(5):
1248-1253.

Rooij ND. 1915. The Reptile of The IndoAustralia Archipelago part I Lacertilia,
Chelonia, Emydosauria. Leiden : E.J.
Brill Ltd.
Saepudin A. 2004. 2004. Beberapa Spesies
Cicak dan Tokek (Famili Gekkonidae)
di wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Stebbins RC. 1985. A field guide to western
reptiles and amphibians. New York:
Houghton Mifflin Company.
Inger RF, King W. 1960. A new cavedwelling lizard of the genus
Cyrtodactylus from Niah. Sarawak
Museum Journal 5: 274-276.
Kadri W. 1982. Deskripsi Reptilia. Bogor:
Deptan.
Kimball JW. 1999. Biologi. Ed ke-5. Jilid ke3.
Tjitrosomo SS, Sugiri
N,
penerjemah.
Jakarta:
Erlangga.
Terjemahan dari Biology, Fifth Edition.
Kourany M, Telford SR. 1981. Lizard in the
ecology of Salmonellosis in Panama.
Applied Environment Microbiol 41(5):
1248-1253.
Kurniati H. 2003. Amphibians and Reptiles of
Gunung Halimun National Park West
Java Indonesia. Bogor. Research
center for Biology – LIPI.
Rianto A. 2003. Cicak dan Tokek di Pulau
Jawa. Bogor: LIPI.
Rooij ND. 1915. The Reptile of The IndoAustralia Archipelago part I Lacertilia,
Chelonia, Emydosauria. Leiden : E.J.
Brill Ltd.
Saepudin A. 2004. 2004. Beberapa Spesies
Cicak dan Tokek (Famili Gekkonidae)
di wilayah Bogor [Skripsi]. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.