Pengetahuan Pasangan Suami Istri Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Tahun 2008
PENGETAHUAN PASANGAN SUAMI ISTRI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS ) DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN
DENAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2008
085102066
ERIN PADILLA SIREGAR
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, juni 2009 Erin Padilla Siregar
Pengetahuan Pasangan Suami Istri Tentang Penyakit Menular Seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai
xi + 34 hal + 4 tabel + 8 lampiran + 1 skema
Abstrak
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti AIDS, gonorrhoe, sifilis. Penyebabnya karena bakteri, virus dan kuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009. Desain penelitian yang di gunakan adalah deskriptif dengan besar sampel 89 pasangan suami istri dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian ini dilakukan Februari sampai Mei 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik responden tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009 yaitu suami berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%). suami berpendidikan SMP sebanyak 25 orang (28%). Jenis pekerjaan di ketahui bahwa suami bekerja wiraswasta sebanyak 35 orang (39,3%). Istri berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%), istri berpendidikan SLTA sebanyak 29 orang (32,5%). Jenis pekerjaan di ketahui bahwa istri bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 23 orang ( 25,8%). Mayoritas pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual adalah cukup sebanyak 40 orang (44,9%). Mayoritas pengetahuan istri adalah cukup sebanyak 42 orang (47,1%). Agar penderita penyakit menular seksual dapat di kurangi diharapkan agar pasangan suami istri meningkatkan pengetahuan tentang penyakit menular seksual.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pasangan suami istri, Penyakit Menular Seksual
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan mngucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad yang telah
di limpahkanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual (PMS) di
lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2008.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Murniati Manik, Msc, SpKK selaku ketua program studi D-IV bidan pendidik
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
2. dr. Letta S. Lintang SpOG selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep. NS, M.Kep dan bapak Setiawan. MNS, selaku
dosen penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh dosen dan staf pegawai administrasi program studi D-IV Bidan pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu dan keluarga yang tercinta yang telah memberikan segala kebaikan dan
dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam
(4)
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih
Medan, 2 juni 2009
Penyusun
(5)
Daftar isi
ABSTRAK……….i
KATA PENGANTAR ………..ii
DAFTAR ISI……….iv
DAFTAR TABEL ………...vi
DAFTAR SKEMA………vii
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang……….1
B. Rumusan penelitian ……….3
C. Tujuan penelitian ………...4
D. Manfaat penelitian………...5
BAB II Tinjauan Pustaka A. Pasangan suami istri ………6
B. PMS ( penyakit menular seksual)………6
BAB III Kerangka Konsep dan Defenisi Operasional A. Kerangka Konsep ………..18
B. Defenisi Operasional ……….19
BAB IV Metode Penelitian A. Desain Penelitian……….21
B. Populasi dan Sampel………21
C. Lokasi ………22
(6)
E. Pertimbangan etik……….23
F. Instrument penelitian ………...23
G. Pengumpulan data………24
H. Analisa data ……….25
BAB V Hasil dan pembahasan A. Hasil penelitian ……….26
1. Distribusi Karekteristik Suami………...………...26
2. Distribusi Karekteristik Istri………...………..27
3. Distribusi pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual……. ..………...28
4. Distribusi pengetahuan istri tentang Penyakit menular seksual………....28
B. Pembahasan ………...29
BAB VI Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ………...31
B. Saran ………...32
(7)
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Defenisi Operasional ………..19
Tabel 5.1 Distribusi Karekteristik Suami di Lingkungan IV Kelurahan
Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009………..26
Tabel 5.2 Distribusi Karekteristik istri di Lingkungan IV Kelurahan
Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009……….…27
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan suami tentang
di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai………27
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan istri di
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar persetujuan sidang Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 Lembar content validity
Lampiran 3 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Surat izin penelitian
Lampiran 6 Balasan surat penelitian
Lampiran 7 Curriculum Vitae
(9)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Kerangka konsep penelitian pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit
(10)
(11)
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, juni 2009 Erin Padilla Siregar
Pengetahuan Pasangan Suami Istri Tentang Penyakit Menular Seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai
xi + 34 hal + 4 tabel + 8 lampiran + 1 skema
Abstrak
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti AIDS, gonorrhoe, sifilis. Penyebabnya karena bakteri, virus dan kuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009. Desain penelitian yang di gunakan adalah deskriptif dengan besar sampel 89 pasangan suami istri dengan metode pengambilan sampel random sampling. Penelitian ini dilakukan Februari sampai Mei 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik responden tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009 yaitu suami berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%). suami berpendidikan SMP sebanyak 25 orang (28%). Jenis pekerjaan di ketahui bahwa suami bekerja wiraswasta sebanyak 35 orang (39,3%). Istri berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%), istri berpendidikan SLTA sebanyak 29 orang (32,5%). Jenis pekerjaan di ketahui bahwa istri bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 23 orang ( 25,8%). Mayoritas pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual adalah cukup sebanyak 40 orang (44,9%). Mayoritas pengetahuan istri adalah cukup sebanyak 42 orang (47,1%). Agar penderita penyakit menular seksual dapat di kurangi diharapkan agar pasangan suami istri meningkatkan pengetahuan tentang penyakit menular seksual.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pasangan suami istri, Penyakit Menular Seksual
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO (Word Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia
memperkirakan pada tahun 1999 terdapat 340 juta kasus baru penyakit menular seksual
(PMS) seperti gonorhoe, infeksi clamydia, sifilis dan trikomonas, baru setiap tahunnya,
sedangkan jumlah infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Saat ini lebih dari
33,6 juta kasus. Data-data insiden setiap daerah sangat bervariasi, sebagian
kemungkinan dipengaruhi oleh keterbatasan data. Keterbatasan data tentang insidens
dan distribusi penyakit menular seksual (PMS) tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
misalnya tidak semua penyakit menular seksual (PMS) dilaporkan, ataupun meski
dilaporkan sering kali data tersebut tidak lengkap ( Fahmi, 2007, hal 6 ).
Data penyakit menular seksual (PMS) di negara berkembang umumnya diambil
dari data klinik sehingga kurang tepat bila dipakai sebagai indikator permasalahan
kesehatan dalam masyarakat. Keterbatasan data dan sarana untuk melakukan survei pada
masyarakat merupakan kendala utama (Fahmi. Sk, 2005, hal 5 ).
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonorhoe di Dunia setiap
tahunnya, meskipun di beberapa Negara maju cenderung menurun di namun Negara
berkembang lainnya cenderung meningkat. Perbedaan ini menunjukan bervariasinya
tingkat keberhasilan sistem dan program pengendalian penyakit menular seksual (PMS)
yang meliputi peningkatan informasi data, deteksi awal dengan mengunakan Fasilitas
(13)
Di Indonesia menurut Direktorat Jenderal Departemen Kesehatan tercatat 3568
kasus HIV/AIDS pada akhir bulan Desember 2002. Jumlah kasus baru sejak tahun 2000
meningkat tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena penambahan
kasus baru akibat penularan melalui penguna narkoba suntikan (Yuni, 2003, hal 2).
Di Indonesia dari data yang diambil dari beberapa Rumah Sakit yang bervariasi
seperti di RSU Dr. Pringadi Medan 16% dari sebanyak 326 penderita penyakit menular
seksual (PMS), di RS Mataram tahun 1989 di laporkan kasus gonorhoe yang sangat
tinggi yaitu sebesar 52,87% dari seluruh penyakit menular seksual (PMS), sedangkan di
klinik PMS, RS. Dr Soetomoantara Januari 1990 Desember 1993 terdapat 3055 kasus
atau 25,22% dari total penyakit menular seksual (PMS) dan 1853 atau 60,65%
diantaranya menderita uretritis gonorhoe, di RS Kariadi Semarang, gonorhoe menempati
urutan ke 3 atau sebesar 17,56% di seluruh penderita penyakit menular seksual (PMS)
tahun1990-1994, di RSUP Palembang. Prevalensi gonorhoe sebesar 39% pada tahun
1990 data tersebut di atas menunjukan bahwa insidens gonorhoe sangat bervariasi akibat
pengaruh kondisi sosial budaya setempat, fasilitas pelayanan dan metode penelitian yang
digunakan (Fahmi. S, 2005, hal 8 ).
Peningkatan penyakit menular seksual (PMS) di Sumatera Utara khususnya di
Medan ini terbukti sejak 2003 meningkat 15,5%. Sedangkan 2004 terus menunjukan
peningkatan setiap tahunnya 3 hingga 4% (Yuni, 2003 hal 5 ).
Dalam masyarakat yang mempunyai angka insiden untuk infeksi ulkus genitalis
akibat sifilis dan shankroid, pengobatan untuk kedua penyakit tersebut harus langsung
dilakukan pada saat diagnosa ditegakan. Pada populasi angka sifilisnya sekitar satu
persen atau lebih, pencegahan sifilis kongenital sangat penting. Skrining sifilis dan
(14)
penyebaran kongenital, dan sekali dalam trimester ketiga untuk mencegah infeksi ulang.
Meningkat hanya 10% ibu di negara berkembang yang melakukan kunjungan ke klinik
Antenatal untuk pertama kalinya sebelum 16 minggu gestasi, maka perlu dilakukan
upaya penyuluhan khusus di masyarakat. Rapid plasma regain (RPR) adalah
pemeriksaan paling cepat dan mudah dilakukan pada kunjungan saat itu juga (Fahmi,
2007, hal 9).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, masih tinggi angka kejadian penyakit
menular seksual (PMS) yang diderita masyarakat. Maka peneliti tertarik untuk
mengetahui pengetahuan Pasutri (Pasangan suami istri) tentang penyakit menular
seksual Di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahannya tentang
Bagaimana tingkat pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual
(PMS) Di lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit
menular seksual Di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai tahun
2009.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karekteristik pasangan suami istri berdasarkan umur,
(15)
b. Mengidentifikasi pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular
seksual
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan untuk dapat
memberikan konseling mengenai penyakit menular seksual.
2. Bagi Peneliti yang akan datang.
Sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pelayanan Puskesmas
Di harapkan dapat membuat program tentang penyuluhan kesehatan agar masyarakat
dapat mengetahui informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan di
(16)
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Pasangan suami istri
Seorang laki-laki dan perempuan yang telah menikah, dan sudah boleh
melakukan hubungan seksual, yang telah sah dan diakui oleh hukum (kartono. M, 2000
hal 25).
C. PMS (Penyakit menular seksual)
PMS atau penyakit menular seksual atau biasa disebut penyakit kelamin adalah
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual seperti Sipilis, Gonorhoe, Jenger
ayam, Jamur herpes, Hepatitis B, termasuk juga HIV/AIDS (Depkes RI, 2002 hal 2 ).
Harus di perhatikan bahwa PMS dapat menyerang sekitar alat kelamin, tapi
gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran cerna, hati, otak dan organ
tubuh lainnya. ( Mirza, 2007, hal 67 )
Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui kontak seksual oleh bakteri, virus
serta kuman yang dapat menyebabkan kematian ( carol, 2006, hal 125). PMS dapat
terjadi sebagai akibat dari Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan setelah
buang air besar yang kurang sempurna, kesehatan umum yang rendah, kurang
(18)
berganti-ganti pasangan, hubungan seksual dengan penderita infeksi, perlukaan pada
saat keguguran, persalinan atau perkosaan, kegagalan pelayanan kesehatan dalam
sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan/tindakan disekitar saluran
reproduksi (Depkes, 2002, hal 10).
Penyebab penyakit menular seksual (PMS) dapat dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan ektoparasit: (Depkes RI,
2002 hal 15)
3. Cara Penularan PMS
Ada tiga cara penularan PMS ; (Surjadi.C, 2002 )
1. Hubungan seksual yang tidak terlindungi baik melalui vagina, oral maupun anal,
cara ini merupakan cara penularan utama (lebih dari 90%)
2. Penularan ibu ke janin selama kehamilan, penularan pada persalinan, penularan
sesudah bayi lahir.
3. Melalui transfusi darah, suntikan atau kontak langsung dengan darah atau produk
darah.
Prilaku yang beresiko tinggi untuk penularan PMS adalah berhubungan seks
yang tidak aman (tanpa mengunakan kondom), ganti-ganti pasangan, prostitusi,
melakukan hubungan seksual secara anal. Prilaku ini dapat menimbulkan luka-luka atau
radang yang memudahkan penularan PMS, perlu diketahui bahwa epitel morkosa anus
relative tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina. Pemakaian
jarum suntik secara bersama-sama secara bergantian misalnya pada penderita
(19)
suntik. Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan PMS dan
tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang hal tersebut ( Suriadi, C. 2002).
4. Cara Pencegahan PMS
Ada beberapa cara pencegahan PMS yaitu Melakukan hubungan seksual hanya
dengan seorang pasangan yang setia, Menggunakan kondom ketika melakukan
hubungan seksual, Bila terinfeksi PMS mencari pengobatan bersama pasangan seksual,
Menghindari hubungan seksual bila ada gejala PMS, misalnya borok pada alat kelamin
atau keluarnya duh (cairan nanah) dari tubuh (Surjadi, 2002).
Ada tiga cara utama mencegah PMS termasuk HIV/AIDS : (Depkes RI, 2002, hal 34)
1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual dengan berprilaku seksual yang
aman ( di kenal dengan singkatan “ABC”) yaitu :
a. “Abstinensia” tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. “Be faithful” setia terhadap pasangan yang sah (suami istri)
c. “ Condom” menggunakan kondom (bila tidak melakukan A maupun B tersebut
diatas) termasuk menggunakan kondom sebelum PMS nya disembuhkan
2. Pencegahan penularan melalui darah Skrining darah dan produk darah,
menggunakan suntik dan alat lain yang steril, penerapan kewaspadaan universal
atau universal infection precaution
3 Pencegahan Penularan dari ibu ke anak Testing dan Konseling ibu hamil,
pemberian obat antiretroviral bagi ibu hamil yang mengidap infeksi HIV
(20)
Menurut gejala yang dapat ditimbulkannya PMS di bagi dalam 3 kelompok
yaitu (Depkes RI, 2002, hal 54 ).
a. Penyakit menular seksual dengan cairan tubuh (discharge)
b. Penyakit menular seksual dengan luka/tukak /ulkus (ulcer)
c. Penyakit menular seksual dengan tumbuhan (tumor)
Gejala PMS pada laki-laki antara lain Bintil –bintil berisi cairan , lecet atau
borok pada penis / alat kelamin, Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada
alat kelamin, Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam di alat kelamin,
Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, Rasa sakit yang hebat pada sakit
kencing, Kencing nanah atau darah yang berbau busuk, Bercak panas atau nyeri
pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok, Kehilangan berat badan
yang drastis ,disertai mencret terus menerus dan sering demam dan berkeringat
pada malam hari (BKKBN, 2005 hal 43 ).
Pada perempuan gejalanya yaitu rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau
berhubungan seksual, Rasa nyeri pada perut bagian bawah, Pengeluaran lendir pada
vagina atau alat kelamin, Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai
rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, Keputihan yang
berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, Timbul bercak – bercak darah setelah
berhubungan seksual, Bntil-bintil berisi caiaran, lecet atau borok pada alat kelamin
(21)
Yang termasuk dalam kelompok penyakit menular seksual (PMS) adalah
a. Gonorhoe
Gonorhoe atau kencing nanah merupakan PMS yang disebabkan oleh bakteri
Neiserria Gonnorhoe (Fahmi, 2007, hal 65 ).
Paling sering ditemukan masa tunasnya sangat singkat pada pria umumnya
berkisar 2-4 hari (Llewellyn Derek-jones, 2005,hal 306).
Keluhan/gejala umum pada laki-laki yang dapat menimbulkan uretritis, rasa gatal
dan panas pada ujung kemaluan, rasa sakit saat kencing, banyak kencing, pengeluaran
nanah pada ujung kemaluan dapat bercampur darah, ujung kemaluan merah, bengkak,
dan menonjol diujungnya dan bila dipijat akan keluar nanah
Keluhan/Gejala umumnya pada perempuan yaitu rasa nyeri pada daerah
punggung, mengeluarkan keputihan encer seperti nanah, servik berwarna merah,
bengkak, luka dan tertutup oleh lendir bernanah, bila infeksi mengenai saluran kemih
baru timbul keluhan rasa sakit pada buang air kecil dan rasa tidak enak pada perut
bagian bawah.
Penyakit gonorhoe paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit hubungan
seksual. Namun mudah diobati tetapi bila terlambat atau pengobatan yang kurang tepat
dapat menimbulkan komplikasi yang fatal (Manuaba, 1999, hal 42).
b. Sifilis
Sifilis adalah suatu kondisi yang serius dan sering sulit dideteksi pada seorang
wanita. Biasanya 14 sampai 28 hari, kadang-kadang setelah 90 hari senggama dengan
pria yang terinfeksi, sebuah luka kecil muncul pada bibir vulva (labia). Relative tidak
(22)
minggu, kecuali jika segera ditangani. Setelah beberapa minggu biasanya luka baru
dapat dideteksi, kemudian barulah ketika ruam-ruam merah muda muncul pada dada,
punggung dan lengan barulah penderita mencari nasehat ke dokter. Ruam-ruam itu jika
disebabkan oleh sifilis bertahan selama beberapa minggu. Jadi ruam yang muncul dan
hilang setelah beberapa hari tidak disebabkan oleh penyakit ini. Jika menampakan
ruam-ruam merah muda selama sepuluh hari dan dia berhubungan seksual dengan lebih dari
satu pria atau bahkan dengan pria yang dikenalnya dengan baik akan bijaksana jika dia
melakukan tes darah.
Sifilis membawa dua bahaya bagi wanita kecuali jika diobati :
1) Jika dia hamil sangat mungkin jika dia mengembangkan sifilis ketika masih di dalam
kandungan
2) Bahaya jangka panjang sifilis jika tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan
sistem syaraf bahkan kegilaan
Sifilis dapat disembuhkan jika ditangani sejak dari kemunculan penyakit itu dan
orang yang terinfeksi mengikuti petunjuk dengan baik (Llewellyn Derek-jones, 2005,
hal 407 ). Penyakit sifilis (raja singa) terdiri atas beberapa stadium menurut Surjadi.C,
2005 yaitu :
1) Stadium Primer (Stadium I)
Setelah melalui masa tunas 10-90 hari timbul kelainan berupa tukak dialat kelamin
yang biasanya hanya satu dengan diameter 3-4 mm sampai 1-2 cm. koreng ini tidak
terlihat bila terletak dirongga mulut vagina atau dubur. Pada umumnya tukak ini tidak
(23)
2) Stadium sekunder (Stadium II)
Stadium ini terjadi 6 minggu sampai 6 bulan setelah permulaan sifilis primer. Pada
stadium ini timbul berbagai gejala dikulit dan berlangsung selama 2-6 minggu pada
penderita yang tidak diobati.
3) Stadium laten (Stadium III)
Pada tahap ini tidak ada keluhan atau gejala namun tidak berarti stadium ini tidak
menular. Pada tahap ini penyakit sifilis dapat menular ke mitra seksual atau dari ibu ke
bayinya. Setelah periode sekitar 4 tahun pada stadium laten ini sifilis jarang menular.
4) Stadium lanjutan (Stadium IV)
Setelah sifilis melalui masa laten akan diikut i stadium sifilis lanjut, meskipun tidak
semua penderita dengan sifilis laten akan menuju stadium lebih lanjut. Pada stadium ini
penyakit dapat mengenai susunan saraf pusat, jantung dan pembuluh darah.
c. Kondiloma Akuminata
Kondiloma akuminata terjadi sebagai lesi papilomatosa pada vulva dan dapat
melibatkan vagina atau servik. Lesi mungkin dan berlainan atau besar dan mirip bunga
kol. Lesi ini biasanya muncul sebagai lesi multipel yang kecil, yang disebut “Venereal
Warts” dan sering terjadi berkaitan dengan trikhomonas vaginitis dan vaginosis bakteri.
Organisme penyebabnya adalah virus papiloma manusia yang merupakan anggota
kelompok popovirus. Ini ditularkan melalui kontak langsung biasanya kontak seksual,
dan lesi ini lebih jauh banyak pada pasien yang hamil, pasien yang diabetes yang diberi
(24)
pada lesi kulit biasa tampak serupa dibawah mikroskop elektron, keduanya secara
antigenik berbeda (Hacker Moore, 2001, hal 414 ).
d. Herpes Genital
Suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus herpes simplek tipe II pada 90 %
kasus dan virus herpes simplek tipe I pada 10 % kasus. Keduanya adalah virus DNA.
Gejala Primer dan virus Herpes biasanya timbul dalam 3-7 hari setelah paparan ( Hacker
Moore, 2001 ).
Herpes genital di mulai dengan rasa terbakar atau rasa kesemutan pada tempat virus
masuk, kemudian timbul gelembung-gelembung kecil berkelompok dengan dasar merah
yang akan cepat menjadi koreng ( tukak )yang basah.kelainan disertai rasa nyeri,
bengkak kadang-kadang penderita sukar berjalan, juga dapat timbul demam, menggigil,
pusing, dan lesu. Koreng dapat terjadi setelah 2-4 minggu. Pada perempuan dapat juga
disertai nyeri pada waktu buang air kecil, keputihan dan radang pada mulut rahim.
Penyakit herpes genital ini sering kambuh (Depkes, 1999, hal 32).
Menurut Depkes 1999 penyebab kekambuhan antara lain karena Stress, aktivitas
seksual ,Sengatan matahari, beberapa jenis makanan dan tingkat kekebalan
tubuh,umumnya bila kambuh akan terjadi pada tempat yang sama, kelainan ini dapat di
tularkan malalui ibu hamil kepada bayinya terutama pada ibu hamil lanjut, infeksi pada
bayi akan menimbulkan gejala yang berat.
e. Ulkus Molle/Sankroid
Bila ditemukan ulkus pada daerah genitalia yang disertai dengan pembengkakan
(25)
Ulkus Molle/ Sankroid adalah penyakit yang sangat menular yang ditularkan lewat
kontak seksual yang disebabkan oleh basil Haemophilus direcrey. Penyakit ini hanya di
temukan pada beberapa daerah di Amerika Serikat.
Gejala-gejala Sankroid adalah nyeri tekan vulva ditempat papula yang kecil, terjadi
3-5 hari setelah paparan (Hacker/Moore, 2000, hal 417 ).
f. HIV/AIDS
HIV/AIDS adalah singkatan dari human immunodeficiency virus/acquired
Immuno-defficiency-syndrome. HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia.
Virus HIV akan masuk ke dalam tubuh dan akan berkembang biak. Virus HIV akan
masuk ke sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi
sebagai pertahanan terhadap infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya sistem
kekebalan tubuh akan lemah dan penderita mudah terkena berbagai penyakit, kondisi ini
disebut AIDS.
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya
tahan tubuh. Pada umumnya penderita AIDS sering tidak menampakan gejala 5-10
tahun (Depkes RI, 2002, hal 6).
Cara penularan HIV/AIDS ada empat cara yaitu Melalui hubungan seksual
dengan seorang yang mengidap penyakit HIV, Transfusi darah yang tercemar HIV,
Melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya (tindak akupuntur yang bekas orang yang
menghidap penyakit HIV), Ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin yang
dikandungnya Cara Pencegahannya HIV dapat dilakukan yaitu hanya melakukan
hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami istri sendiri), Kalau salah seorang
(26)
mengunakan kondom secara tertatur, Mempertebal iman agar tidak terjerumus kedalam
hubungan seksual diluar nikah dengan berganti-ganti pasangan, Periksa darah untuk
memastikan bahwa darah yang transfusikan tidak tercemar/tidak mengandung virus
HIV, Alat suntik jangan dipakai berkali-kali, cukup sekali saja, Alat tusuk/tindik dan
lain-lain harus disucikan atau disterilkan, Ibu yang menghidap HIV sebaiknya jangan
hamil, Klamidia ( Fahmi, 2007, hal 146).
Penyakit menular ini disebabkan oleh clamydia tracomatosis. Masa tanpa gejala
berlangsung 7-12 hari gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki
dan perempuan.
Gejala pada perempuan yaitu Keluarnya cairan dari alat kelamin atau keputihan
encer, Rasa nyeri di rongga pinggul, Pendarahan sesudah hubungan seksual.
Gejala pada laki-laki yaitu: Rasa nyeri pada saat kencing, Keluar saluran bening pada
saluran kencing, Bila ada terinfeksi lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur
darah tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
(27)
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka konseptual pada penelitian ini disusun berdasarkan konsep
pengetahuan. Penelitian ini mengidentifikasikan tingkat pengetahuan ibu tentang
penyakit menular seksual (PMS).
3.1 Skema Kerangka Konsep Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual 1.Pengertian PMS
2.Penyebab PMS 3.Pencegahan PMS 4.Jenis-jenis PMS Pengetahuan
pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual
Karekteristik responden 1. Umur
2. Pendidikan 3. Pekerjaan
(28)
B. Defenisi Operasional
NO Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan pasangan suami istri Informasi yang di ketahui pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual pengertian, penyebab, pencegahan dan jenis penyakit menular seksual
kuesioner Mengisi kuesiner
1. Baik jika menjawab 16-20 ( 76%-100%) pertanyaan dengan benar.
2. Cukup jika menjawab 12-15 (56%-75%) pertanyaan dengan benarr. 3. Kurang jika menjawab 0-11 (<55%) pertanyaan dengan benar. Ordinal
(29)
2 Umur Usia yang di hitung sejak lahir hingga penelitian ini berakhir
Kuesioner Mengisi kuesioner
1. 20-30 tahun 2. 31-40 tahun 3. 41-50 thn
Interval
3 Pendidikan Proses pendidikan terakhir yang pernah
ditempuh dan diselesaikan
Kuesioner Mengisi kuesioner 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. PT Ordinal
4. Pekerjaan Kegiatan formal yang dilakukan seseorang sehingga berintraksi diluar rumah
Kuesioner Mengisi kuesioner
1. IRT 2. PNS
3. Peg Swasta 4. Wiraswasta
(30)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual (PMS) di
Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
B Populasi dan Sampel 1 Populasi
Populasi adalah semua objek yang di teliti, dalam penelitian ini adalah seluruh
pasangan suami istri yang tinggal di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan
Medan Denai sebanyak 113 pasangan suami istri (berdasarkan data dari Kelurahan
Denai ).
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi. dalam penelitian ini diambil dari sebagian
populasi dengan menggunakan metode Random Sampling ( secara acak ). Jumlah
sampel diambil berdasarkan rumus penelitian
N n = ________ 1+N(d2)
113 n = _________ 1+113 (0,052)
n = 89 pasangan suami istri Keterangan :
(31)
N = Populasi
n = Sampel
d = Jumlah kesalahan (0,05) (Ntoadmodjo, 2005 hal 92).
Jadi sampel peneliti berjumlah 89 pasangan suami istri. Cara pengambilannya
dengan cara undian yaitu mengambil potongan kertas yang di isi dengan kode responden
sebanyak 113 orang, kemudian digulung dan diambil gulungan kertas tersebut sebanyak
89 pasangan suami istri.
C Lokasi
Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Lingkungan IV Kelurahan Denai
Kecamatan Medan Denai. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian didaerah
tersebut di karena terdapat 23 orang terjangkit penyakit menular seksual di Kelurahan
Denai (Berdasarkan data Puskesmas Medan Denai ).
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada Februari sampai Mei 2009.
E. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin kepada
institusi pendidikan program studi ilmu D-IV Bidan Pendidik Medan dan mengajukan
permohonan izin Kelurahan Medan Denai. Setelah mendapat persetujuan barulah
melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik yang meliputi Informed
Consent adalah Lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang diteliti dan
disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti
(32)
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi
lembar tersebut di beri kode. Kerahasiaan informasi reponden dijamin peneliti dan hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan.
F Instrumen penelitian
Kuesioner penelitian berisi tentang data demografi yang meliputi umur,
pendidikan terakhir dan pekerjaan. Kuesioner tentang penyakit menular seksual terdiri
dari 20 pertanyaan meliputi pengertian berjumlah 1 pertanyaan, penyebab penyakit
menular seksual berjumlah 3 pertanyaan, cara penularan penyakit menular seksual
berjumlah 4 pertanyaan, pencegahan penyakit menular seksual berjumlah 3 pertanyaan
dan jenis-jenis penyakit menular seksual berjumlah 2 pertanyaan. Untuk menentukan
kategori baik, cukup, kurang terhadap pengetahuan responden, terlebih dahulu
menentukan tolak ukur atau kriteria yang akan di jadikan pengukuran pengetahuan,
jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah di beri nilai 0.
Baik : jika menjawab pertanyaan 16-20 dengan benar dari 20 pertanyaan (76-100%)
Cukup : jika menjawab pertanyaan 12-15 dengan benar dari 20 pertanyaan (56-75%)
Kurang : jika menjawab pertanyaan 0-11 dengan benar dari 20 pertanyaan (< 55%).
2 Uji Validitas
Uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan contidenty validity,
sebelum kuesioner di berikan kepada responden, terlebih dahulu diuji oleh orang yang
lebih ahli, dalam penelitian ini di uji validitas di lakukan kepada dokter spesialis
kandungan dan kebidanan oleh dr Ade Taufiq SpOG Dengan nilai skor 0,70.
G Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan
(33)
mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
maka peneliti menyerahkan izin penelitian kepada Kelurahan Denai untuk mendapat izin
melakukan penelitian. Setelah mendapat izin dari Kelurahan Denai. Dengan adanya
surat izin peneliti maka peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden dan
menjelaskan tentang tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan calon responden.
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama respoden
pada lembar kuesioner. Data yang di peroleh semata-mata digunakan untuk ilmu
pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Jika calon responden
bersedia dan memahami, maka responden menandatangani surat persetujuan untuk
menyetujui secara tertulis. Responden dipersilakan untuk menjawab semua pertanyaan
yang diajukan peneliti dalam kuesioner dan diberikan waktu 20 menit untuk menjawab
kuesioner tersebut tanpa paksaan.
H Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengelompokan data kategorik yang
menggunakan komputerisasi dengan langkah secara uni variat, dimana analisa ini
digunakan untuk mendiskripsikan karekteristik masing-masing variabel yang di teliti.
Karekteristik variabel di jelaskan sesuai dengan skala pengukuran. Data yang bersifat
kategorik yaitu untuk mencari frekuensi. Dari data yang diperoleh di sajikan dalam
(34)
BAB V
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan pasangan suami istri
tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan
Medan Denai dengan jumlah responden 89 pasangan suami istri.
5.1 Karekteristik responden
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Suami
Karekteristik F %
Usia : 21-30 31-40 41-50 28 21 40 31,4 23,5 44,9 Pendidikan : SD SMP SLTA PT 19 25 24 21 21,3 28 26,9 23,5 Pekerjaan : Wiraswasta Peg.swasta PNS 35 29 25 39,3 32,5 28
(35)
Dari penelitian yang di lakukan, didapat hasil tentang karakteristik responden
yaitu lebih banyak suami berusia 41-50 sebanyak 40 orang (46%). Sedangkan
pendidikan responden lebih banyak suami berpendidikan SMP sebanyak 25 orang
(28%). Jenis pekerjaan di ketahui bahwa lebih banyak suami bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 35 orang (39,3%).
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Istri
Dari penelitian yang di lakukan, didapat hasil tentang karakteristik responden
yaitu istri lebih banyak berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%). Sedangkan pendidikan
responden lebih banyak istri berpendidikan SLTA sebanyak 29 orang (32,5%). Jenis
pekerjaan di ketahui bahwa istri lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27
orang ( 30%).
Karekteristik F %
Usia : 21-30 31-40 41-50 28 20 41 31,4 22,4 46 Pendidikan : SD SMP SLTA PT 19 28 29 13 21,3 31,4 32,5 14,6 Pekerjaan : Wiraswasta Peg.swasta PNS IRT 27 20 19 23 30 22,4 21,3 25,8
(36)
Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual Dilingkungan IV
Kelurahan Denai Kecamatan
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 17 19,3
Cukup 40 44,8
Kurang 32 35,9
Total 89 100
Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa pengetahuan suami tentang
penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai
yaitu lebih banyak berpengetahuan cukup sebanyak 40 orang (44,8%).
Tabel 5.4 Distribusi pengetahuan istri tentang penyakit menular seksual Dilingkungan IV
Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 21 23,5
Cukup 42 47,2
Kurang 26 29,3
Total 89 100
Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil pengetahuan istri tentang penyakit
menular seksual di lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai adalah
(37)
B. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka pengetahuan pasangan suami istri
tentang penyakit menular seksual dalam kategori cukup, banyak faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, motivasi, persepsi, dan pengalaman.sedangkan
faktor eksternal terdiri dari pekerjaan, lingkungan, ekonomi, kebudayaan, dan informasi
(Notoadmodjo, 2003).
Kurang baiknya pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular
seksual di karenakan perubahan sosial budaya menurunkan kesadaran masyarakat untuk
melakukan pencegahan maupun pengobatan dini, meskipun pada penyakit – penyakit
yang tidak dapat di sembuhkan ( Fahmi, 2007 ).
Dalam hal-hal tersebut diatas dapat di ketahui bahwa pengetahuan suami iastri
dalam kategori cukup, dengan suami sebanyak 40 orang (44,9 %) dan istri sebanyak
42 orang (47,1 %) tentang penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kurangnya
informasi tentang penyakit menular seksual. Setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang penyakit menular seksual karena seseorang tidak hanya mengerti tentang
penyakit menular seksual, tapi juga bagaimana penyebab dan jenis penyakit menular
seksual yang semua tersebut membutuhkan informasi tentang penyakit menular
seksual.(Mirza, 2007).
Selain itu penyebab kurangnya informasi berkaitan kurangnya keterbatasan
tenaga kesehatan, biaya, fasilitas pemeriksa dan penunjang lainnya, serta tidak
dilaksanakannya pelaporan dari para dokter praktek pribadi ( fahmi, 2007, hlm 13).
Penyakit menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang
(38)
bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul, maka perlu pengobatan
yang intensif, jika tidak maka akan menyebabkan penyakit menahun ( kronis ) dengan
akibat akhir rusaknya fungsi alat genetalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang
subur atau mandul ( Manuaba, 1999, hal 40 ).
Oleh karena itu untuk menindaklanjuti perlu diadakan penyuluhan/ pendidikan
kesehatan, agar pengetahuan pasangan suami istri menjadi lebih baik dan menurunnya
angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit menular seksual.
a. Keterbatasan Peneliti
Sampel
Pada penelitian ini responden di tetapka sebanyak 89 pasangan suami istri dan
dianalisa secara uni variat. Jumlah responden sebenarnya pada penelitian ini adalah 113
pasangan suami istri. Pada penelitian tidak ada masalah karena responden mau mengisi
kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Pada penelitian ini peneliti merasa kurang puas,
karena peneliti tidak dapat membandingkan hasil penelitian dengan penelitian yang lalu.
Sebenarnya peneliti sudah berusaha mencari namun peneliti tidak dapat menemukannya.
b. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan
Pada pelayanan kebidanan, penelitian ini untuk pelayanan kebidanan sebagai sumber
informasi bagi pelayanan kebidanan dalam praktek memberikan asuhan kebidanan di
(39)
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
5.1Karakteristik responden suami tentang penyakit menular seksual di Lingkungan
IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan denai tahun 2009 yaitu lebih banyak
berusia untuk suami berusia 41-50 sebanyak 40 orang (46%). Sedangkan
pendidikan responden lebih banyak untuk suami adalah SMP sebanyak 25 orang
(28%), Jenis pekerjaan di ketahui bahwa lebih banyak suami adalah wiraswasta
sebanyak 35 orang (39,3%).
5.2Karekteristik istri tentang penyakit menular yaitu lebih banyak untuk istri
berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%). Sedangkan pendidikan responden lebih
banyak istri berpendidikan SLTA sebanyak 29 orang (32,5%). Jenis pekerjaan di
ketahui bahwa lebih banyak istri bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27orang
( 30%).
5.3Pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV
Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai yaitu lebih banyak pengetahuan
suami adalah cukup sebanyak 40 orang (44,9%).
5.4Pengetahuan istri tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV Kelurahan
Denai Kecamatan Medan Denai yaitu lebih banyak pengetahuan istri adalah
(40)
B. Saran
1. Peneliti
Di harapkan karya tulis ini lebih membantu dan memberikan informasi tentang
pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual di
Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
2 Tenaga kesehatan
Bidan dan tenaga kesehatan di harapkan lebih memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penyakit menular seksual.
3. Puskesmas Medan Denai
Puskesmas Medan Denai di harapkan dapat memberikan informasi tentang
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Bunyamin. H. ( 2005). Kesehatan Reproduksi Remaja. Medan: BKKBN.
Charles Suharji, dkk. (2002). Kesehatan Reproduksi Narkoba Dan Kota Sehat, Jakarta Depkes R.I Dan United Nation Population. (2002). Kesehatan Reproduksi, Fund, Jakarta.
……… (2000). Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat ………(1999) AIDS Dan Penanggulangnya, Jakarta
Dharma Adji. ( 2000). AIDS Petunjuk Pencegahan , Jakarta : Arcan.
Direktorat Promosi Kesehatan. (2000), Panduan Promosi Penanggulangan PMS- HIV/AIDS
dr. Hendra T. Laksana. ( 2002 ). Kamus Kedokteran, Jakarta : FKUI
Fahmi. S, Syaiful fahmi, Farida Zubier, Jubiarto Judanarso, Wresti Indriatmi B. ( 2005). Infeksi Menular Seksual, Jakarta : FKUI.
………...(2007). Infeksi Menular seksual, Jakarta : FKUI.
Hurlock. EB. (2002), Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Kehidupan Jakarta : Air Langga.
Llewellyn Derek-Jones. ( 2005). Setiap Wanita, Jakarta. Arcan. Manuaba (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta.
Mohamad, Kartono. (2000), Kesehatan Reproduksi. Jakarta : PT Citra Putra.
Notoatmodjo. S. ( 2003). Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : Rineke Cipta. ……….(2005). Metodologi Penelitian kesehatan , Jakarta : Rineke Cipta Prawiroharjo Sarwono. (2001). Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta: Bina Pustaka
Reproduktive Health Program Faculty Of Publik Health University Of Indonesia. (2002), Kesehatan Reproduksi
(42)
Maulana, Mirza. (2008) . Panduan Lengkap Kehamilan,Yogyakarta : AR-RUZZ Media Yuni Hastuti Evi (2003). Infeksi HIV pada kehamilan, Jakarta : FKUI.
Analisa, Senin 08 November 2008. 14:00:00 http : //Analisa Daily. Com/ 0-10 htm Livoti, Carol. (2006). Menyikapi tabir yang selama ini tersembunyi tentang vagina,
Jakarta : Indeks
(1)
B. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka pengetahuan pasangan suami istri
tentang penyakit menular seksual dalam kategori cukup, banyak faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, motivasi, persepsi, dan pengalaman.sedangkan
faktor eksternal terdiri dari pekerjaan, lingkungan, ekonomi, kebudayaan, dan informasi
(Notoadmodjo, 2003).
Kurang baiknya pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular
seksual di karenakan perubahan sosial budaya menurunkan kesadaran masyarakat untuk
melakukan pencegahan maupun pengobatan dini, meskipun pada penyakit – penyakit
yang tidak dapat di sembuhkan ( Fahmi, 2007 ).
Dalam hal-hal tersebut diatas dapat di ketahui bahwa pengetahuan suami iastri
dalam kategori cukup, dengan suami sebanyak 40 orang (44,9 %) dan istri sebanyak
42 orang (47,1 %) tentang penyakit menular seksual yang disebabkan oleh kurangnya
informasi tentang penyakit menular seksual. Setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang penyakit menular seksual karena seseorang tidak hanya mengerti tentang
penyakit menular seksual, tapi juga bagaimana penyebab dan jenis penyakit menular
seksual yang semua tersebut membutuhkan informasi tentang penyakit menular
(2)
bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul, maka perlu pengobatan
yang intensif, jika tidak maka akan menyebabkan penyakit menahun ( kronis ) dengan
akibat akhir rusaknya fungsi alat genetalia bagian dalam sehingga menimbulkan kurang
subur atau mandul ( Manuaba, 1999, hal 40 ).
Oleh karena itu untuk menindaklanjuti perlu diadakan penyuluhan/ pendidikan
kesehatan, agar pengetahuan pasangan suami istri menjadi lebih baik dan menurunnya
angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit menular seksual.
a. Keterbatasan Peneliti
Sampel
Pada penelitian ini responden di tetapka sebanyak 89 pasangan suami istri dan
dianalisa secara uni variat. Jumlah responden sebenarnya pada penelitian ini adalah 113
pasangan suami istri. Pada penelitian tidak ada masalah karena responden mau mengisi
kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Pada penelitian ini peneliti merasa kurang puas,
karena peneliti tidak dapat membandingkan hasil penelitian dengan penelitian yang lalu.
Sebenarnya peneliti sudah berusaha mencari namun peneliti tidak dapat menemukannya.
b. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan
Pada pelayanan kebidanan, penelitian ini untuk pelayanan kebidanan sebagai sumber
informasi bagi pelayanan kebidanan dalam praktek memberikan asuhan kebidanan di
(3)
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
5.1Karakteristik responden suami tentang penyakit menular seksual di Lingkungan
IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan denai tahun 2009 yaitu lebih banyak
berusia untuk suami berusia 41-50 sebanyak 40 orang (46%). Sedangkan
pendidikan responden lebih banyak untuk suami adalah SMP sebanyak 25 orang
(28%), Jenis pekerjaan di ketahui bahwa lebih banyak suami adalah wiraswasta
sebanyak 35 orang (39,3%).
5.2Karekteristik istri tentang penyakit menular yaitu lebih banyak untuk istri
berusia 41-50 sebanyak 41 orang (46%). Sedangkan pendidikan responden lebih
banyak istri berpendidikan SLTA sebanyak 29 orang (32,5%). Jenis pekerjaan di
ketahui bahwa lebih banyak istri bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27orang
( 30%).
5.3Pengetahuan suami tentang penyakit menular seksual di Lingkungan IV
Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai yaitu lebih banyak pengetahuan
(4)
B. Saran 1. Peneliti
Di harapkan karya tulis ini lebih membantu dan memberikan informasi tentang
pengetahuan pasangan suami istri tentang penyakit menular seksual di
Lingkungan IV Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
2 Tenaga kesehatan
Bidan dan tenaga kesehatan di harapkan lebih memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penyakit menular seksual.
3. Puskesmas Medan Denai
Puskesmas Medan Denai di harapkan dapat memberikan informasi tentang
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Bunyamin. H. ( 2005). Kesehatan Reproduksi Remaja. Medan: BKKBN.
Charles Suharji, dkk. (2002). Kesehatan Reproduksi Narkoba Dan Kota Sehat, Jakarta Depkes R.I Dan United Nation Population. (2002). Kesehatan Reproduksi, Fund, Jakarta.
……… (2000). Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat ………(1999) AIDS Dan Penanggulangnya, Jakarta
Dharma Adji. ( 2000). AIDS Petunjuk Pencegahan , Jakarta : Arcan.
Direktorat Promosi Kesehatan. (2000), Panduan Promosi Penanggulangan PMS- HIV/AIDS
dr. Hendra T. Laksana. ( 2002 ). Kamus Kedokteran, Jakarta : FKUI
Fahmi. S, Syaiful fahmi, Farida Zubier, Jubiarto Judanarso, Wresti Indriatmi B. ( 2005). Infeksi Menular Seksual, Jakarta : FKUI.
………...(2007). Infeksi Menular seksual, Jakarta : FKUI.
Hurlock. EB. (2002), Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Kehidupan Jakarta : Air Langga.
Llewellyn Derek-Jones. ( 2005). Setiap Wanita, Jakarta. Arcan. Manuaba (2005). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta.
(6)
Maulana, Mirza. (2008) . Panduan Lengkap Kehamilan,Yogyakarta : AR-RUZZ Media Yuni Hastuti Evi (2003). Infeksi HIV pada kehamilan, Jakarta : FKUI.
Analisa, Senin 08 November 2008. 14:00:00 http : //Analisa Daily. Com/ 0-10 htm Livoti, Carol. (2006). Menyikapi tabir yang selama ini tersembunyi tentang vagina,
Jakarta : Indeks