Rumusan Masalah Batasan Penelitian
sekelompok orang yang sama-sama memiliki sifat rasional ekonomis yang termotivasi oleh kepentingan pribadi mereka.
Asumsi di atas diperkuat oleh Eisenhardt 1989. Dijelaskan bahwa teori
keagenan dibangun berdasarkan beberapa asumsi Tabel 1. Di antara asumsi- asumsi tersebut adalah asumsi prilaku, asumsi organisasional dan asumsi
informasi. Asumsi tersebut menjelaskan timbulnya masalah dari proses kontrak antara prinsipal dan agen.
Tabel 2.1. Asumsi Pembangun Teori Keagenan
Keterangan Pembahasan
Ide Kunci Hubungan prinsipal dan agen harus mencerminkan
organisasi informasi yang efektif dan biaya berbasis risiko
Unit Analisis Kontrak antara prinsipal dan agen
Asumsi Perilaku Kepentingan sendiri, Pembatasan rasionalisasi,
Menghindari risiko
Asumsi Organisasional
Konflik sebagian tujuan di antara pesertanya, Efisiensi sebagai kriteria keefektifan, Asimetri informasi antara
prinsipal dan agen
Asumsi Informasi Informasi sebagai komoditas yang dapat diperjual-
belikan
Masalah Proses Kontrak
Masalah keagenan moral hazard dan adverse selection, Berbagi risiko
Bidang masalah Hubungan di mana prinsipal dan agen secara parsial
berbeda tujuan dan pilihan risiko: Kompensasi, Regulasi, Kepemimpinan, Whistle-blowing, Integrasi vertical,
Harga transfer
Sumber: Eisenhardt 1989. The Academy of Management Review, Vol. 14, No. 1, hal. 59 diadaptasi dari Hadiprajitno 2013.
Hubungan keagenan tersebut dilihat berdasarkan struktur kepemilikan yang sahamnya dimiliki oleh publik atau menyebar. Dominasi saham yang dimiliki
publik merupakan solusi dari masalah keagenan ini. Akan tetapi masih banyak perusahaan yang baik pemilik perusahaan maupun para manajer tidak dapat
mengendalikan satu sama lain sehingga terjadi asimetri informasi antara mereka. Asimetri informasi inilah yang menimbulkan konflik keagenan Jensen dan
Meckling, 1976. Selain asimetri informasi yang terjadi. Teori keagenan dapat menjelaskan
perusahaan sebagai pusat dari berbagai kontrak nexus of contracts, yaitu perusahaan merupakan organisasi besar yang menerima banyak kontrak
persetujuan yang terlibat dengan perusahaan. Banyaknya kontrak yang terlibat mengakibatkan perusahaan berusaha untuk meminimalkan biaya kontrak
contrating cost yang timbul. Biaya kontrak tersebut adalah seperti biaya negosiasi, biaya pemantauan kinerja, biaya pemantau kebangkrutan atau biaya
kegagalan kontrak. Biaya kontrak tersebut akan menimbulkan akun-akun baru dalam laporan keuangan. Pemilihan kebijakan akuntansi merupakan bentuk
aktivitas manajer yang digunakan untuk meminimalkan biaya tersebut. Kedua hal itulah yang menjadi dasar pemikiran bahwa struktur kepemilikan dan
pemilihan kebijakan akuntansi akan mempengaruhi kualitas informasi laba yang dilaporkan. Givoly et al. 2010 menyebutkan bahwa pola dalam informasi laba
yang terjadi dapat disebabkan dari faktor operasional pemilik perusahaan daripada konflik manajemen laba yang mengutamakan rasional ekonomis
mereka sendiri.