Rancangan Penelitian Pelaksanaan Penelitian

Prosedur yang dilakukan untuk melihat motilitas individu spermatozoa sebagai berikut: 1. meneteskan sampel semen diatas object glass kemudian ditutup dengan cover glass; 2. mengamati motilitas spermatozoa menggunakan mikroskop dengan perbesaran lemah 10 × 10 atau perbesaran sedang 10 × 40; 3. menentukan persentase motilitas spermatozoa sesuai dengan kriteria penilaian gerakan individu spermatozoa menurut Toelihere 1981 sebagai berikut: : spermatozoa tidak bergerak; − 30 : gerakan berputar ditempat, pergerakan progresif; 30 − 50 : gerakan berayun atau melingkar, pergerakan progresif; 50 − 80 : ada gerakan massa, pergerakan progresif; 80 − 90 : ada gelombang, pergerakan progresif; 90 − 100 : gelombang sangat cepat, pergerakan sangat progresif; Prosedur yang dilakukan untuk menghitung persentase spermatozoa hidup sebagai berikut: 1. melakukan thawing; 2. meneteskan semen beku pada salah satu ujung gelas obyek; 3. menambahkan satu tetes eosin 2 pada bagian yang sama; 4. menempelkan ujung gelas obyek yang lain pada kedua cairan sehingga keduanya bercampur, kemudian didorong ke ujung gelas obyek; 5. mengeringkan preparat ulas tersebut menggunakan hair dryer; 6. setelah kering, melakukan pemeriksaan spermatozoa yang hidup dan mati dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran sedang 10 × 40 atau kuat 10 × 100, spermatozoa yang hidup tetap tidak berwarna sedangkan spermatozoa yang mati akan berwarna merah atau merah muda. 7. menghitung persentase spermatozoa hidup dengan rumus berikut. Spermatozoa hidup =

F. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup.

V. SIMPULAN DAN SARAN A.

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan: 1. variasi waktu pre freezing tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup setelah pre freezing, tetapi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap persentase motilitas spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup post thawing; 2. waktu pre freezing terbaik yang dapat mempertahankan motilitas individu spermatozoa dan persentase spermatozoa hidup semen beku Sapi Simmental yang menggunakan pengencer Andromed ® terdapat pada perlakuan pre- freezing selama 9 menit.

B. Saran

Saran yang diberikan adalah: 1. perlu dilakukan penelitian yang serupa dengan waktu pre freezing yang lebih lama dari 9 menit sehingga dapat diketahui kualitas spermatozoa maksimum yang dapat meningkatkan keberhasilan IB; 2. melakukan proses pre freezing selama 9 menit agar diperoleh kualitas terbaik dari semen beku Sapi Simmental yang menggunakan pengencer Andromed ® . DAFTAR PUSTAKA Bearden, H. J., and J. W. Fuquay. 2000. Applied Animal Reproduction 5 th Ed. Prentice Hall. Upper Saddle River. New Jersey Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan Edisi ke-4. Terjemahan: B. Srigandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Direktorat Jenderal Peternakan. 2007. Petunjuk Teknis Produksi dan Distribusi Semen Beku. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung Garner, D. L. and E. S. E. Hafez. 2000. Spermatozoa and Seminal Plasma in Reproduction in Farm Animals Edited by E. S. E. Hafez. 7 th Ed. Lippincott Wiliams and Wilkins. Philadelphia Hafez, E. S. E. 1993. Reproduction in Farm Animal 5 th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation in Reproduction In Farm Animals 7 th Ed. Lippincott Wiliams and Wilkins. Philadelphia Herdis, M. Surachman, Yulnawati, M. Rizal dan H. Maheshwari. 2008. Viabilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa epididimis kerbau belang pada penambahan maltosa dalam pengencer andromed ® . Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. http:eprints.undip.ac.id18998133282292008p101- 106.pdf. Diakses 14 September 2013. 332: 101 – 106 Hunter, R. H. F. 1995. Fisiologi dan Teknologi Reproduksi Hewan Betina Domestik. Alih bahasa oleh D. K. Harya Putra. Institut Teknologi Bandung. Bandung Kusuma, D. L. 1990. Pengaruh Berbagai Pengencer Susu dan Lahan Penyimpanan Terhadap Daya Hidup Sperma Domba Oris Aries. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan Kuswanto, S. Suharyati dan P. E. Santoso. 2007. Pengaruh Penggunaan Andromed ® , Stock Solution, dan Susu Skim Sebagai Bahan Pengencer Terhadap Kualitas Semen Cair Sapi Limousin Selama Penyimpanan. Kumpulan Abstrak Skripsi. Jurusan Peternakan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung Lindsay, K. W., Entwistle dan A. Winantea. 1982. Reproduksi Ternak di Indonesia. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang Maxwell, W. M. C. and P. F. Watson. 1996. Recent progress in the preservation of ram semen. J. Anim. Reprod. Sci. 42: 55 − 65 Minitub. 2001. Certificate Andromed. Minitub Abfullund Labortechnik GmbH and Co KG. Germany Nilna. 2010. Standar Operasional Pekerjaan Prosesing Semen. Pengawas Mutu Bibit Ternak pada Dinas peternakan. Sumatera Barat Pane, I. 1993. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia Utama. Jakarta Pangestu, M. 2002. Preservation of spermatozoa: methods and applications. Indonesian Forum on Reproduction. Journal on Reproduction. 12: 55 − 56 Parrish, J. 2003. Techniques in domestic animal reproduction-evaluation and freezing of semen. http:www.wisc.eduansci_repro. Diakses 14 September 2013 Partodiharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara. Jakarta Ridwan, 2008. Pengaruh jenis pengecer semen terhadap motilitas, abnormalitas dan daya tahan hidup spermatozoa ayam buras pada penyimpanan suhu 5 o C. Jurnal Agroland. 153: 229 − 235 Rizal, M. dan Herdis. 2008. Inseminasi Buatan pada Domba. Rineka Cipta. Jakarta Salisbury, G. W. dan N. L. VanDenmark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Penerjemah R. Januar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Samsudewa, D. 2006. Pengaruh Jumlah Spermatozoa Per Inseminasi Terhadap Kualitas Semen Beku dan Penampilan Kesuburan Pada Kambing Peranakan Etawa. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang