Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica)

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica)
Endarti*, Fauzia*, dan Erly Zuliana**
* Departemen Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta
** Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta

th

subyects. 30 th subjects in the study group have to raise with
extract siwak twice daily and 10 subjects in the control group have to brush the teeth with
convensional tooth brush withouth tooth paste for eight days. The plaque index, plaque pH and
saliva pH were measured in the 1st, 4 th and 8 th day. It is concluded that siwak as mouthrinse is
not effective to reduce the plaque index, but can effective in increasing the plaque pH and saliva
pH.
Keywords: extract siwak, oral hygiene
th

PENDAHULUAN
Siwak sudah digunakan berabad–abad
tahun yang lalu pada masa kekaisaran Yunani
dan Romawi. Kemudian berkembang siwak
semakin dikenal di wilayah Timur Tengah dan

1,2,3.
Amerika Selatan.
Penyakit yang sering terjadi di rongga
mulut adalah karies dan periodentitis. Sebagai
penyebabnya adalah plak bakteri baik sebagai
pencetus maupun faktor yang memperparah
1,2
kondisi penyakit dirongga mulut.
Penggunaan obat kumur adalah salah satu
cara yang dianggap cukup berhasil dalam
4.5
menjaga kebersihan rongga mulut.
Larutan ekstrak siwak berbeda dengan
obat kumur lain karena ekstrak siwak tidak
mengandung bahan kimia dan tidak mengan
6
dung alkohol.

Salah satu indikator untuk melihat status
higiene mulut adalah dengan melihat indeks

plak. Semakin rendah indeks plak berarti
semakin baik status higiene mulut individu
yang bersangkutan.
Adanya kandungan minyak esensial di dalam
batang siwak dapat merangsang aliran saliva.
Dengan adanya aliran saliva yang cepat ini,
penurunan pH plak dapat dihambat, karena di
dalam saliva ditemukan adanya bufer utama yaitu
bikarbonat yang merupakan pertahanan efektif
7
terhadap produksi asam dari bakteri kariogenik.
Siwak mempunyai efek bakterisida terhadap
beberapa bakteri yang ada di dalam plak,
termasuk di antaranya bakteri penghasil asam.
Sehingga metabolisme makanan oleh bakteri
tersebut tidak terjadi, yang mengakibatkan
produk asam tidak terbentuk, sehingga pH plak
7
tidak mengalami penurunan.


Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 1 y Maret 2007

Universitas Sumatera Utara29

Karangan Asli

Bikarbonat adalah sistem bufer yang
terpenting di dalam saliva. Konsentrasi
bikarbonat dalam saliva berbanding lurus
dengan kecepatan sekresi saliva yang artinya
semakin tinggi konsentrasi bikarbonat, semakin
tinggi kapasitas bufernya yang mengakibatkan
8
semakin tinggi pula pH saliva. Siwak, seperti
telah diungkapkan di atas, mengandung minyak
esensial yang berfungsi meningkatkan aliran
saliva. Peningkatan aliran saliva ini akan
meningkatkan aktivitas bufer saliva sehingga pH
8
saliva juga akan meningkat.

Plak gigi adalah lapisan berwarna putih
kekuningan yang melekat pada permukaan
gigi
di
bagian
bukal,
lingual,
dan
interproksimal gigi.
Indeks Plak (modifikasi Spolsky 1996;
Joelimar 1997) adalah jumlah deposit bakteri
pada empat permukaan gigi yaitu bukal atau
fasial, mesial, lingual atau palatal, dan distal
semua gigi yang ada.
HIPOTESIS
1. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dua kali sehari dapat menghambat
pembentukan plak supragingival.
2. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dua kali sehari dapat menurunkan indeks

plak.
3. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dua kali sehari dapat meningkatkan pH
plak.
4. Berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dua kali sehari dapat meningkatkan pH
saliva.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
dimulai
dengan
mengumpulkan 40 orang sukarelawan yang
bersedia dijadikan obyek dalam penelitian dan
mencari siwak untuk ekstrak siwak. Siwak
didapat dari Jedah dalam satu ikatan berasal
dari satu pohon. Dari 40 orang sukarelawan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Kelompok yang berkumur 2 kali sehari
dengan larutan ekstrak siwak setelah

makan pagi dan sebelum tidur malam
tanpa menyikat gigi.
b. Kelompok kontrol yang menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional tanpa pasta
gigi.

30

Kriteria inklusi:
- Dewasa muda (18-28 tahun).
- Keadaan umum baik.
- Bersedia mengisi informed consent.
- Bersedia untuk tidak menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional yang
digunakan bersama pasta gigi selama
waktu penelitian bagi kelompok
perlakuan
dan
bersedia
hanya

menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensional tanpa pasta gigi.
- Gigi anterior rahang atas dan rahang
bawah teratur atau berjejal derajat
ringan.
Kriteria eksklusi:
- Memiliki kelainan sistemik (diabetes
melitus, penyakit jantung, dll).
- Memiliki kelainan periodontal.
- Menggunakan protesa atau alat
ortodonti.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Sedang memakai obat kumur.
-

Pengukuran pH Plak
Derajat keasaman plak yang didapat dengan
cara melarutkan 0,5 mg plak dari masing-masing
individu ke dalam 5 ml aquades kemudian
diukur dengan menggunakan alat pH meter.

-

Pengukuran pH Saliva
Derajat keasaman saliva yang didapat
dengan cara mengumpulkan saliva istirahat
dari masing-masing individu hingga + 5 ml,
kemudian diukur dengan menggunakan alat
pH meter.
- Pengukuran Indeks Plak (modifikasi
Spolsky 1996; Joelimar 1997)
Skor 0 : Tidak ada plak
Skor 1 : Plak tidak terlihat mata tapi
terambil oleh probe pada saat
sondasi
Skor 2 : Plak terlihat mata
Skor 3 : Jumlah plak banyak
Kemudian skor tersebut dijumlahkan
menjadi indeks plak individu yang bersangkutan.
Nilai setiap individu bervariasi antara (0-3) x 4
permukaan x 32 gigi atau 0-384.

Skor 0 – 128
= kriteria rendah
Skor 129 – 256 = kriteria sedang
Skor 257 – 384 = kriteria tinggi

Majalah Kedokteran Nusantara Volume
40 y No.
1 y Maret
2007
Universitas
Sumatera
Utara

Endarti dkk.

-

Pembuatan Larutan Ekstrak Siwak
Batang-batang siwak yang masih segar
dipotong-potong hingga halus. Kemudian

dibiarkan dalam ruangan dengan suhu kamar
selama dua hari. Setelah itu, timbang siwak
yang sudah dihaluskan tadi sebanyak 10 gram
dan rendam dalam aqua deionisasi selama 48
o
jam dengan temperatur 4 C, pisahkan dengan
sentrifugasi selama 10 menit, ambil cairan
supernatannya dan saring kembali dengan
saringan 0,45 μm/saringan Whatman. Lalu buat
konsentrasi 50%, artinya larutan tersebut
diencerkan 2 kali. Tambahkan bahan anti jamur
atau pengawet karena pemakaian larutan lebih
dari 7 hari. Pengawet yang digunakan adalah
methyl paraben, dengan konsentrasi 0,1-0,2%.5
PENELITIAN
1. Peserta dalam penelitian diberi penjelasan
terlebih dahulu mengenai kegiatan atau
tindakan yang akan dilakukan terhadap
dirinya
selama

penelitian.
Apabila
menyetujuinya maka dapat mengisi
lembar persetujuan (informed consent)
untuk kemudian mendapat perlakuan.
2. Pada masa penelitian, kelompok perlakuan
tidak diperkenankan untuk menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional selama 8 hari.
Penelitian dilakukan pada 40 orang dibagi
menjadi dua kelompok:
a. Kelompok perlakuan yang berkumur 2
kali sehari dengan larutan ekstrak siwak.
b. Kelompok kontrol yang menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional tanpa
pasta gigi.
Kepada kelompok yang berkumur dengan
larutan ekstrak siwak diberi penjelasan untuk
berkumur 2 kali sehari setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam. Setiap kali berkumur
dilakukan selama 30 detik sebanyak 10 ml.
Mula-mula, masukkan obat kumur sebanyak 5
ml ke dalam mulut, lalu dengan tekanan kuat,
arahkan ke seluruh permukaan dan lekuk gigi
selama kurang lebih 15 detik. Dilanjutkan
dengan 5 ml obat kumur sisanya dengan cara
yang sama.
Pengambilan data dilakukan pada hari
pertama penelitian sebelum mulai berkumur
dengan larutan ekstrak siwak, hari keempat, dan
hari kedelapan untuk melihat perkembangan

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak…

indeks plak supragingival, pH plak supragingival,
dan pH saliva.
Plak sebanyak + 0,5 mg diambil dan
dimasukkan ke tabung plastik dengan
menggunakan instrumen plastis, segera
ditutup dan disimpan di dalam termos dengan
dry ice. Lalu saliva dikumpulkan + 5 ml ke
dalam tabung reaksi dan ditutup dengan wrap
plastic. Selanjutnya sampel ini disimpan dalam
lemari es hingga saat pengukuran.
Pengambilan Data
Plak yang diperoleh dari masing-masing
individu diletakkan di atas tabung plastik dan
ditimbang dengan menggunakan timbangan
analitik hingga sebanyak 0,5 mg. Plak tersebut
dilarutkan ke dalam 5 ml aquades. Kemudian
dilakukan pengukuran nilai pH plak dengan
menggunakan alat pH meter.
Pengukuran pH saliva dilakukan dengan cara
mengumpulkan sampel saliva dari masing-masing
individu sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi
dengan menggunakan corong. Saliva yang sudah
terkumpul
kemudian
diukur
dengan
menggunakan alat pH meter.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data interval.
Dilakukan penghitungan apakah distribusi data
tersebut normal atau tidak. Pada data dengan
sebaran normal dilakukan uji T, sedang pada data
dengan sebaran tidak normal dilakukan uji
Wilcoxon untuk analisis inter kelompok dan uji
U-Mann Whitney untuk analisis antar kelompok.
Penghitungan statistik dilakukan dengan derajat
kepercayaan 95% dan dengan program SPSS.
Alat dan Bahan Penelitian
Bahan : Larutan ekstrak siwak dari batang
S.persica Betadine, alkohol, aquadest,
dryes, Gloves, masker, kapas, wrap,

plastic, tissue.
Alat

: Timbangan analitik, pH meter,
Gelas takar, tabung plastik, tabung
reaksi, corong, kaca, sonde, kaca
mulut, instrumen plastik.

HASIL PENELITIAN
Diperoleh sebanyak 40 orang sukarelawan
yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu 30
orang dalam kelompok berkumur dengan
larutan ekstrak siwak 2 kali sehari dan 10

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 1 y Maret 2007

Universitas Sumatera Utara31

Karangan Asli

orang dalam kelompok kontrol yang menyikat
gigi 2 kali sehari tanpa pasta.
Data klinis yang didapat penelitian adalah
indeks plak, pH plak dan pH saliva yang
diperiksa pada hari pertama, keempat dan

kedelapan. Perbedaan data-data yang didapat
dari kedua kelompok dapat dilihat pada
Gambar 1,2,3 dan Tabel 1,2,3,4,5,6.

Gambar 1. Perbedaan rerata indeks plak pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok
Tabel 1.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok I pada setiap saat pengukuran
Mean + SD
Hari ke
1
75,43 + 31,77
I
4
126,37 + 47,97
4
126,37 + 47,97
I
8
129,37 + 43,23
1
75,43 + 31,77
I
8
129,37 + 43,23
Keterangan: Kelompok I Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
* Berbeda bermakna (p < 0,05).
Kelompok

(p)
0,000*
0,709
0,000*

Tabel 2.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok II pada setiap saat pengukuran
Kelompok
II
II
II

Hari ke
1
4
4
8
1
8

Mean + SD
58,6 + 35,85
58,3 + 34,23
58,3 + 34,23
59,6 + 29,66
58,6 + 35,85
59,6 + 29,66

(p)
0,976*
0,867
0,906

Keterangan: Kelompok II Kontrol.

Gambar 2. Perbedaan rerata indeks plak pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok

32

Majalah Kedokteran Nusantara Volume
40 y No.
1 y Maret
2007
Universitas
Sumatera
Utara

Endarti dkk.

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak…

Tabel 3.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok I pada setiap saat pengukuran
Mean + SD
Hari ke
1
6,32 + 0,40
I
4
7,12 + 0,23
4
7,12 + 0,23
I
8
6,90 + 0,38
1
6,32 + 0,40
I
8
6,90 + 0,38
Keterangan: Kelompok I Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
* Berbeda bermakna (p < 0,05).
Kelompok

(p)
0,000*
0,001*
0,000*

Tabel 4.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok II pada setiap saat pengukuran
Kelompok

Mean + SD
7,04 + 0,38
7,16 + 0,40
7,16 + 0,40
6,86 + 0,29
7,04 + 0,38
6,86 + 0,29

Hari ke
1
4
4
8
1
8

II
II
II

(p)
0,758
0,539
0,610

R erata pH s aliv a

Keterangan: Kelompok II Kontrol.

7.6
7.4
7.2
7
6.8
6.6
6.4

Berkumur
Kontrol
1

4

8

Hari pemeriksaan
Gambar 3. Perbedaan rerata pH saliva pada hari pemeriksaan ke-1, ke-4, ke-8 pada kedua kelompok
Tabel 5.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok I pada setiap saat pengukuran
Mean + SD
Hari ke
1
6,83 + 0,44
4
7,47 + 0,24
4
7,47 + 0,24
I
8
7,56 + 0,26
1
6,83 + 0,44
I
8
7,56 + 0,26
Keterangan: Kelompok I Berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
* Berbeda bermakna (p < 0,05)
Kelompok

(p)

I

0,002*
0,006*
0,000*

Tabel 6.
Perbedaan rerata dan simpang baku indeks plak kelompok II pada setiap saat pengukuran
Kelompok
II
II
II

Hari ke
1
4
4
8
1
8

Mean + SD
7,46 + 0,38
7,57 + 0,53
7,57 + 0,53
7,38 + 0,33
7,46 + 0,38
7,38 + 0,33

(p)
0,438
0,074
0,386

Keterangan: Kelompok II: Kontrol.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 1 y Maret 2007

Universitas Sumatera Utara33

Karangan Asli

Dari Gambar 1, dapat dilihat adanya
perbedaan rerata indeks plak pada kelompok
yang berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2
kali sehari lebih tinggi daripada kelompok
kontrol, baik pada pemeriksaan hari ke-1, ke4, ke-8. Dengan uji T dapatkan bahwa
perubahan rata-rata indeks plak kelompok I
antara pemeriksaan hari ke-1 dan ke-4 serta
antara hari ke-1 dan ke-8 tidak bermakna (p <
0,005) (Tabel 1). Tetapi dalam kelompok II
ditemukan perubahan tidak bermakna dari
indeks plak antara hari-hari pemeriksaan (p >
0,005) (Tabel 2).
Dari Gambar 2 menunjukkan bahwa ratarata pH plak pada hari ke-1 dan ke-4 kelompok
I lebih rendah dibandingkan kelompok II. Pada
hari ke-8 rata-rata pH plak kelompok I lebih
tinggi dibandingkan kelompok II. Pada rata-rata
indeks plak antara hari-hari pemeriksaan
kelompok I dengan uji Wilcoxon menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p < 0,005) (Tabel
3). Namun analisis uji T terhadap perubahan
yang terjadi dalam kelompok II antara hari-hari
pemeriksaan menunjukkan tidak berbeda
bermakna (Tabel 4).
Dari Gambar 3 terlihat bahwa rata-rata pH
saliva pada pemeriksaan hari ke-4 kelompok 1

lebih tinggi dari hari ke-1, namun keduanya
masih lebih rendah dari pada kelompok II.
Sedangkan rata-rata pH saliva kelompok II
relatif sama pada setiap saat pemeriksaan. Hasil
analisis uji T terhadap perbedaan rata-rata pH
saliva kelompok I antara hari-hari pemeriksaan
menunjukkkan perubahan yang bermakna (p <
0,005) (Tabel 5). Sedangkan uji T terhadap
perbedaan rerata pH saliva kelompok II antara
hari-hari pemeriksaan menunjukkan perubahan
yang tidak bermakna (Tabel 6).
Analisis Statistik
Untuk mengetahui perbedaan indeks plak,
pH plak dan pH saliva antara kedua kelompok,
dilakukan uji T untuk data dengan sebaran
normal, uji U-Mann Whitney untuk analisis
antar kelompok dan uji Wilcoxon untuk
analisis inter kelompok. Data indeks plak kedua
kelompok pada hari pemeriksaan ke-4 dan ke-8
menunjukkan adanya perbedaan bermakna.
Demikian pula mengenai data pH plak kedua
kelompok pada hari pemeriksaan ke-1 serta
data pH saliva kedua kelompok pada hari
pemeriksaan ke-1.

Tabel 7.
Analisis data indeks plak antara kelompok I dan kelompok II pada setiap saat pemeriksaan
Kelompok
I
II
1
75, 43 + 31,77
58,6 + 35,85
4
126,37 + 47,97
58,3 + 34,23
8
129,37 + 43,23
59,6 + 29,66
Keterangan: Kelompok I berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
Kelompok II kontrol
* Berbeda bermakna (p < 0,05).
Hari ke-

(p)
0,207
0,000*
0,000*

Tabel 8.
Analisis data pH plak antara kelompok I dan kelompok II pada setiap saat pemeriksaan
Hari ke-

Kelompok
I

II

1
6,32 + 0,40
7,04 + 0,38
4
7,12 + 0,23
7,16 + 0,40
6,86 + 0,29
8
6,90 + 0,38
Keterangan: Kelompok I berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
Kelompok II kontrol
* Berbeda bermakna (p < 0,05).

(p)
0,001*
0,435
0,472

Tabel 9.
Analisis data pH saliva antara kelompok I dan kelompok II pada setiap saat pemeriksaan
Kelompok
I
II
7,46 + 0,38
1
6,83 + 0,44
7,57 + 0,53
4
7,47 + 0,24
8
7,56 + 0,26
6,38 + 0,33
Keterangan: Kelompok I berkumur dengan larutan ekstrak siwak 2 kali sehari
Kelompok II: kontrol
* Berbeda bermakna (p < 0,05).
Hari ke-

34

(p)
0,000
0,590
0,195

Majalah Kedokteran Nusantara Volume
40 y No.
1 y Maret
2007
Universitas
Sumatera
Utara

Endarti dkk.

PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, sukarelawan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang
berkumur dengan larutan siwak 2 kali sehari
sebanyak 30 orang dan kelompok kontrol
yang menyikat gigi tanpa pasta sebanyak 10
orang. Selama tiga kali pemeriksaan, ratarata indeks plak pada hari ke-1, ke-4, ke-8,
kelompok yang berkumur dengan larutan
ekstrak siwak 2 kali sehari mengalami
peningkatan. Secara statistik rata-rata indeks
plak pada hari ke-1 dibandingkan hari ke-4
juga antara hari ke-1 dibandingkan dengan hari
ke-8 menunjukkan peningkatan hari ke-8 juga
menunjukkan peningkatan, namun tidak
bermakna. Sedangkan pada kelompok yang
menyikat gigi tanpa pasta, rata-rata indeks plak
relatif sama. Pemeriksaan indeks plak pada hari
ke-1, ke-4, dan ke-8 antara kelompok yang
berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dibandingkan dengan kelompok kontrol juga
menunjukkan adanya perbedaan. Namun pada
uji statistik hanya rata-rata indeks plak pada
pemeriksaan hari ke-4 dan ke-8 yang
menunjukkan
adanya
perbedaan
yang
bermakna (p < 0,05) antara kelompok yang
berkumur dengan larutan ekstrak siwak
dibandingkan kelompok kontrol.
Peran obat kumur sebagai kontrol plak
hanya sebagai penunjang dari perlakuan
mekanis. Pada penelitian ini, akumulasi plak
pada kelompok yang berkumur dengan larutan
ekstrak siwak mengalami peningkatan. Bahkan
pada hari ke-4 sudah terlihat perbedaan
bermakna antara hanya berkumur dengan
larutan ekstrak siwak dengan mekanik
penyikatan
gigi
dengan
sikat
gigi
konvensional. Berarti pembersihan geligi
dengan cara mekanik tetap diperlukan, dan
tidak dapat digantikan dengan cara hanya
berkumur. Hal ini berbeda dengan yang
dituliskan oleh Almas mengenai penelitian
yang
dilakukan
oleh
Mostafa
yang
menyatakan bahwa penggunaan siwak
sebagai obat kumur dapat mereduksi jumlah
plak.9
Lampiran
1
memperlihatkan
hasil
pemeriksaan pH plak selama 8 hari pada
kelompok berkumur dengan larutan ekstrak
siwak 2 kali sehari. Uji statistik yang digunakan
adalah uji non-parametrik Wilcoxon. Hasil yang
didapat menunjukkan nilai rata-rata pH plak
antara hari ke-1 dan hari ke-4 mengalami
peningkatan yang bermakna. Hal yang sama

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak…

juga terjadi antara nilai rata-rata pH plak hari
ke-1 dan hari ke-8. Sedangkan antara hari
ke-4 dan hari ke-8, nilai rata-rata pH plak
mengalami penurunan yang juga bermakna.
Keadaan rata-rata nilai pH plak pada
hari pemeriksaan ke-1, ke-4, dan ke-8 pada
kelompok berkumur dengan larutan ekstrak
siwak dibandingkan dengan kelompok
kontrol menunjukkkan perbedaan bermakna.
Hasil uji U-Mann Whitney mengenai ratarata pH plak antara kedua kelompok baik
pada hari pemeriksaan ke-4, dan ke-8 tidak
menunjukkan adanya perbedaan bermakna.
Sedangkan uji T yang dilakukan pada hari
ke-1, menunjukkan adanya perbedaan
bermakna. Namun hal tersebut dapat
diabaikan mengingat saat itu belum ada
perlakuan apapun atau belum ada pengaruh
siwak saat itu. Bahkan penemuan perbedaan
bermakna ini menunjukkan keadaan dasar
individu kedua kelompok sudah berbeda.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa
penggunaan larutan ekstrak siwak selama 4
hari sudah dapat menaikkan pH plak
individu yang bersangkutan. Sedangkan
penyikatan gigi cara konvensional tanpa
pasta gigi tidak berpengaruh sama sekali
terhadap pH plak (Gambar 2, Tabel 4).
Penurunan pH plak yang terjadi antara hari
ke-4 dan ke-8, dipengaruhi banyak faktor.
Antara lain, kepatuhan sukarelawan. Mengingat
masa penelitian yang relatif cukup lama, yang
mengharuskan sukarelawan untuk tidak
menyikat gigi selama delapan hari, ada
kemungkinan sukarelawan tidak meneruskan
penggunaan obat kumur secara teratur dan
dengan teknik yang benar.
Analisis statistik yang dilakukan pada
pemeriksaan pH saliva hari ke-1, ke-4, ke-8,
pada kelompok yang berkumur dengan
larutan
ekstrak
siwak
menunjukkan
peningkatan yang bermakna. Uji statistik
yang digunakan adalah uji T dan uji U-Mann
Whitney.
Nilai rata-rata pH saliva kelompok
kontrol dibandingkan dengan kelompok
berkumur dengan larutan ekstrak siwak
menunjukkan adanya perbedaan. Namun
berdasarkan uji statistik, perbedaan pada hari
ke-4 dan ke-8 tidak bermakna (p > 0,05).
Sedangkan pada hari ke-1 memperlihatkan
perbedaan yang bermakna. Seperti yang
terjadi pada pH plak, kemaknaan ini dapat

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 1 y Maret 2007

Universitas Sumatera Utara35

Karangan Asli

diabaikan
karena
sukarelawan
belum
menerima perlakuan apapun.
Perbedaan nilai pH plak dan pH saliva yang
bermakna pada pemeriksaan hari ke-1, yaitu saat
sukarelawan belum menerima perlakuan, dapat
dihubungkan dengan macam makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Orang yang banyak
mengkonsumsi karbohidrat olahan cenderung
memiliki nilai pH plak dan pH saliva lebih
rendah bila dibandingkan dengan yang banyak
mengkonsumsi makanan berserat
KESIMPULAN
- Dari analisis data yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan
obat kumur larutan ekstrak siwak 2 kali
sehari efektif dalam meningkatkan pH
plak dan meningkatkan pH saliva namun
tidak efektif dalam menurunkan indeks
plak supragingival.
- Penggunaan obat kumur larutan ekstrak
siwak harus digunakan bersama alat
penyikat gigi untuk memberikan aksi
mekanis. Karena, obat kumur hanya
memiliki aksi kimiawi saja yang
berfungsi sebagai pelengkap dalam usaha
meningkatkan status higiene mulut.
SARAN
1. Memberikan pengarahan yang jelas
kepada peserta mengenai ketepatan
menggunakan larutan obat kumur dan
mengenai cara berkumur yang benar.
2. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan
teknik dan prosedur pengambilan data.
3. Diharapkan dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai manfaat lain dari siwak.
4. Apabila saat pengambilan plak dan saliva
tidak segera dilakukan pengukuran pH,
sebaiknya sampel disimpan di dalam
kulkas atau wadah berisi dry ice, agar
tidak terjadi penurunan pH.
5. Dilakukan penelitian serupa pada dua
kelompok berbeda dengan jumlah
sukarelawan yang sama, namun setiap
kelompok pada selang waktu berbeda
menjadi kelompok kontranya, untuk
mempertegas hasil penelitian ini, karena
terlihat adanya basis yang berbeda sejak
awal penelitian sebelum diberikan
perlakuan.

36

DAFTAR PUSTAKA
1. Almas K, Al-Sadhan RI. Miswak
(Chewing Stick): A Cultural and
Scientific Heritage. Saudi Dent I 1999;
11: 80-7.
2. Almas K, Al-Sadhan RI. Miswak
(Chewing Stick): A Cultural and
Scientific Heritage. Saudi Dent I 1999;
11: 80-7.
3. Almas K. The Effect of Salvadora Persica

Extract (Miswak) and Chlorhexidine
Glucunateon Human Dentin. Available in
http://www.thejcdp.com/issue011/alma
th
s/almas.pdf. Accepted on March, 5
2004.
4. Haake SK. Periodontal Microbiology.
Dalam: Carranza FA Jr, Newman MG,
eds. Carranza’s Clinical Periodontology,
th
8 ed. Philadelphia: Saunders, 1996: 84102
5. Darout IA. Miswak as an Alternative to

the modern Toothbrush in Preventing
Oral
Diseases.
Available
in
http://www.ssgrr.it/en/ssgr2003w/paper
s/102ceo.pdf. Accepted on February,
th
18 2004.
6. El Rahman HF, Skaug N, Francis GW.
In Vitro Antimicrobial Effects of Crude
Miswak Extract on Oral Pathogens.
Saudi Dent J 2002; 14: 26-32.
7. El Rahman HF, Skaug N, Francis GW.
In Vitro Antimicrobial Effects of Crude
Miswak Extract on Oral Pathogens.
Saudi Dent J 2002; 14: 26-32.
8. Zaenab. Penapisan Kandungan Kimia

dan Uji Antibakteri Siwak (Salvadora
persica Linn). Terhadap Streptococcus
mutans
dan
Bacteroides
melaninogenicus. FMIPA ISTN. Jakarta,
2002.
9. Almas K. The Antimicrobial Effects of

seven Different Types of Asian Chewing
Sticks.
Available
in
http://www.santetropicale.com/resume/
nd
49604.pdf. Accepted on April, 2 2004.

Majalah Kedokteran Nusantara Volume
40 y No.
1 y Maret
2007
Universitas
Sumatera
Utara

Endarti dkk.

Manfaat Berkumur dengan Larutan Ekstrak Siwak…

LAMPIRAN A
Tabel 1.
Tabel induk kelompok berkumur larutan ekstra siwak 2 kali sehari
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Umur
21
21
19
21
21
20
23
20
20
20
22
21
20
20
20
21
20
20
20
20
22
20
23
21
28
24
22
21
21
22

Pemeriksaan hari ke-1
PI I
pH plak
pH Saliva
56
5.99
6.91
125
6.27
6.99
53
5.84
7.32
78
6.12
6.58
66
6.7
6.4
98
6.1
6.45
76
5.84
7.26
128
6.4
5.93
79
6.64
7
85
6.1
7.16
171
6
7.05
79
6.02
6.76
41
6.71
5.97
80
6.15
6.64
51
6.03
6.94
93
5.87
6.22
97
6.07
6.55
90
6.21
6.58
66
5.89
7.09
98
6.14
5.95
58
6.04
6.96
94
6.08
7.62
79
6.47
6.62
48
6.25
6.67
66
6.99
7.06
88
7.18
7.36
29
6.93
7.29
32
6.87
7.21
28
6.85
7.14
31
7.01
7.24

Pemeriksaan hari ke-4
PI I
pH plak
pH Saliva
189
7
7.24
87
6.98
7.58
126
7.14
7.65
140
7.05
7.45
152
7.07
7.56
121
7.16
7.25
100
7.07
7.39
191
7.1
7.36
129
7.02
7.77
147
7.09
7.69
232
7.18
7.58
199
7.11
7.31
110
6.98
7.43
106
6.86
7.67
92
7.06
7.54
75
7.15
7.62
250
7.25
7.67
88
6.8
7.21
121
7.09
7.79
126
6.95
7.21
154
7.11
8.06
124
7.31
7.23
115
6.9
7.68
98
7.41
7.79
83
8.11
6.69
153
6.95
7.31
92
7.06
7.34
59
7.31
7.29
60
7.24
7.32
72
7.16
7.28

Pemeriksaan hari ke-8
PI I
pH plak
pH Saliva
113
6.99
7.67
75
6.76
7.79
95
6.92
7.37
145
6.71
7.22
175
7.27
7.69
132
6.6
8.16
103
6.71
7.69
204
6.73
7.82
97
6.74
7.91
181
6.95
7.82
193
6.69
7.4
107
7.7
7.47
104
6.92
7.62
208
6.56
7.38
91
6.79
7.78
163
6.61
7.75
200
6.84
7.42
57
7.02
7.26
102
6.91
7.81
175
5.83
7.58
158
6.73
7.58
68
6.86
7.5
125
6.71
7.75
159
6.96
7.83
120
8.03
7.12
147
6.36
7.25
103
7.12
7.31
93
7.19
7.33
89
7.26
7.19
99
7.23
7.3

Pemeriksaan hari ke-4
PI I
pH plak
pH Saliva
51
7.14
7.76
20
7.65
7.96
32
7.28
7.39
87
7.21
7.72
47
6.99
8.52
102
7.32
7.62
105
7.12
7.37
24
7.34
7.6
25
7.38
7.34
90
6.12
6.43

Pemeriksaan hari ke-8
PI I
pH plak
pH Saliva
33
6.71
7.59
53
7.03
7.61
51
7.06
7.26
56
6.63
7.37
35
7.12
7.54
105
7.11
7.46
108
6.99
7.26
32
6.25
7.69
36
7.02
7.52
87
6.64
6.53

LAMPIRAN B
Tabel 1.
Tabel induk kelompok kontrol
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Umur
22
20
19
20
21
20
20
20
19
21

Pemeriksaan hari ke-1
PI I
pH plak
pH Saliva
56
6.91
7.22
81
7.4
7.51
31
6.61
6.91
50
6.66
7.53
27
6.69
7.8
124
7.2
7.83
111
7.14
7.54
42
7.51
7.9
16
7.6
7.63
48
6.65
6.78

Majalah Kedokteran Nusantara Volume 40 y No. 1 y Maret 2007

Universitas Sumatera Utara37

Dokumen yang terkait

Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Siwak (Salvadora persica) Dan Larutan Kumur Komersil Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mulut

0 9 72

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG SIWAK (Salvadora persica) SEBAGAI LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN Pemanfaatan Ekstrak Batang Siwak (Salvadora persica) sebagai Larutan Kumur dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis dan Stroberi.

0 3 19

PEMANFAATAN EKSTRAK BATANG SIWAK (Salvadora persica) SEBAGAI LARUTAN KUMUR DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS Pemanfaatan Ekstrak Batang Siwak (Salvadora persica) sebagai Larutan Kumur dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis dan Stroberi.

0 2 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Ekstrak Batang Siwak (Salvadora persica) sebagai Larutan Kumur dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis dan Stroberi.

0 2 6

KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN KADAR KALSIUM LARUTAN KUMUR EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) DENGAN Kualitas Organoleptik dan Kadar Kalsium Larutan Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora persica) dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Purut dan Stroberi.

0 4 15

KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN KADAR KALSIUM LARUTAN KUMUR EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) DENGAN Kualitas Organoleptik dan Kadar Kalsium Larutan Kumur Ekstrak Siwak (Salvadora persica) dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Purut dan Stroberi.

0 2 16

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT.

0 1 9

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT - Repositori Universitas Andalas

0 1 2

PENGARUH BERKUMUR DENGAN LARUTAN EKSTRAK SIWAK (Salvadora persica) TERHADAP pH SALIVA RONGGA MULUT - Repositori Universitas Andalas

1 1 6