Mengenal Organisasi Pengertian Organisasi

Pendidikan Kewarganegaraan SD kelas 5 59 kepemimpinan di rumah, yaitu ayah. Sedangkan ibu bertugas mengatur rumah tangga. Begitu pula dengan organisasi yang lebih besar lingkup tugasnya seperti partai politik. Organisasi melibatkan banyak orang. Organisasi tidak bisa berjalan jika orang-orang di dalam organisasi tersebut tidak bisa bekerja sama dengan baik. Meski pun berbeda jabatan atau strukturnya, setiap orang dalam organisasi harus mematuhi peraturan bersama atau tata tertib yang sudah dibuat untuk kepentingan seluruh anggota organisasi tersebut. Tak kalah pentingnya bahwa organisasi memiliki satu cita-cita dan tujuan yang sama. Istilah ilmiahnya visi dan misi. Jika terjadi perbedaan tujuan atau kepentingan, maka organisasi tersebut bisa goyah dan akhirnya bubar. Organisasi dapat dibedakan menurut visi dan misinya atau jenis organisasi tersebut. Berikut ini adalah organisasi yang dibedakan menurut jenisnya, yaitu: - Organisasi yang satu bidang, misalnya organisasi profesi Contoh : Ikatan Dokter Indonesia IDI Perhimpunan Humas Indonesia Perhumas Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia Iwapi - Organisasi yang satu fungsi, misalnya organisasi kewanitaan Contoh : Persatuan Istri Tentara Persit - Organisasi yang seagama, misalnya organisasi keagamaan Contoh : Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Persatuan Islam Persis

2. Dasar Hukum Organisasi

Republik Indonesia menjamin kebebasan warga negaranya untuk berorganisasi. Hal itu dijamin secara hukum melalui UUD 1945 Pasal 28 yang berbunyi ‘Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang- undang.” Selanjutnya UUD 1945 amandemen terakhir, Pasal 28E ayat 3, “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Yang berarti semua warga negara dijamin untuk mendirikan organisasi. Selama organisasi itu memiliki manfaat bersama dan tidak bertentangan dengan dasar negara, Pancasila. Pendidikan Kewarganegaraan SD kelas 5 60 Lalu Pasal 28 F yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk berko- munikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Kedua pasal 28 ini termasuk Bab X A yang membahas mengenai Hak Azasi Manusia. Kebebasan untuk berorganisasi, mendirikan organisasi atau menjadi anggota suatu organisasi memang termasuk ke dalam hak azasi manusia. Sehingga negara dalam hal ini pelaksanaannya dijamin oleh pemerintah telah menyediakan dasar hukumnya. Tata cara mengemukakan pendapat dalam berserikat dan berkumpul pun diatur dengan Undang-undang. Misalnya ketika kita memiliki hak dan kebebasan untuk membentuk organisasi, maka kita pun harus bertanggung jawab atas organisasi yang dibuat. Selain itu kebebasan yang bertanggung jawab berarti: - Dalam mengemukakan pendapat tersebut kita tak lupa memperhatikan batas-batas penghargaan terhadap orang lain tidak ingin menang sendiri - Dalam berorganisasi kita harus senantiasa memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat tempat organisasi itu didirikan, misalnya norma agama, kesopanan, hukum yang berlaku dan sebagainya Ketika organisasi sudah dibentuk, maka setiap anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya demi kemajuan organisasi. Setiap warga negara berhak mengikuti organisasi apa pun yang dirasakan bermanfaat untuk dirinya pribadi dan bangsa atau negaranya. Ketika kita berorganisasi maka secara tak langsung kita belajar untuk mengenal berbagai macam karakter manusia dan belajar untuk mengatur keinginan kita agar tidak egois. Dan kepentingan organisasi harus selalu didahulukan daripada kepentingan pribadi tanpa menimbulkan masalah bagi kepentingan masyarakat umum lainnya. Berikut ini beberapa Undang-undang tentang kebebasan berorganisasi dan mengeluarkan pendapat, antara lain: a. UU RI No. 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum b. UU RI No. 31 tahun 2002 tentang partai politik c. UU RI No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran d. UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR Dewan Perwakilan Rakyat, DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan DPD Dewan Perwakilan Daerah