Pemasangan Kabel IP Address

interferensi. Jenis kabel STP yang paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jeniskategori.

2.2.7.6.4. Serat Optik Fiber Optik

Gambar 2.25 Kabel FO Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat optik. Kabel serat optik mempunyai keuntungan yang menonjol dibandingkan dengan semua pilihan kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan transmisi data tercepat dan lebih reliable, karena jarang terjadi kehilangan data yang disebabkan oleh interferensi listrik. Kabel serat optik juga sangat tipis dan fleksibel sehingga lebih mudah dipindahkan dari pada kabel tembaga yang berat.

2.2.8. Pemasangan Kabel

Kabel yang digunakan adalah kabel UTP Unshield Twisted pair dengan konektornya yaitu RJ-45 Registered Jack . Pemasangan kabel UTP ke konektor RJ-45 yaitu dengan metode cross untuk menghubungkan antar sejenis hardware, baik komputer ke komputer ataupun swich-hub ke swich-hub. Dalam hal ini kabel cross digunakan untuk menghubungkan switch-hub ke switch-hub. Selain metode cross, metode Straight through juga digunakan dalam jaringan di PT. PERTAMINA UPms III Balongan untuk menghubungkan antara switch-switch dengan komputer. Adapun susunan warna kabel dari metode cross dan straight throught, yaitu : 1. Straight trought Untuk menyusun warna dari kabel UTPke dalam RJ-45, kedua sisi dari tiap kabel memiliki susunan kabel yang sama terhadap RJ-45. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. Gambar 2.26 Susunan Kabel Straight Trought 2. Cross Over Untuk penyusunan kabel Cross secara satu sisi dengan yang lain sama saja hanya dibedakan dari sisi kedua dari kabel. Apabila straight keduanya sama maka dalam cross sisi keduanya dibedakan atas urutan penyusunan kabelnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. Gambar 2.27 Susunan Kabel Cross Over

2.2.9. IP Address

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik dotted-decimal notation, yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8- bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai. Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:  Network IdentifierNetID atau Network Address alamat jaringan yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.  Host IdentifierHostID atau Host address alamat host yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.

2.2.9.1. Kelas IP Address

2.2.9.1.1. Kelas A

Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 nol. Tujuh bit berikutnya untuk melengkapi oktet pertama akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya atau tiga oktet terakhir merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication IPC di dalam mesin yang bersangkutan. 2.2.9.1.2. Kelas B Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya untuk melengkapi dua oktet pertama, akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya dua oktet terakhir merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya. 2.2.9.1.3. Kelas C Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya untuk melengkapi tiga oktet pertama akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya sebagai oktet terakhir akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya. 2.2.9.1.4. Kelas D Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4. 2.2.9.1.5. Kelas E Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat eksperimental atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. 35 BAB III PEMBAHASAN Local Area Network LAN pada Kantor PT. Pertamina UPms III Balongan dihubungkan dengan kabel-kabel melalui switch. Pusat dari LAN di Kantor ini berada di ruang kontrol yang biasa disebut Ruang Komlek Komunikasi Elektronik. Namun belum lama ini ruangan tersebut berganti nama menjadi Ruang IT Region II. Didalam ruangan ini terdapat banyak kabel-kabel yang menghubungkan komputer-komputer dan printer-printer yang terinstalasi di dalam gedung. Gedung ini terdiri dari dua lantai. Terdapat beberapa ruangan di tiap lantainya. Didalam ruangan tersebut terdapat beberapa komputer yang terhubung dalam jaringan.

3.1. Fungsi Local Area Network LAN di Kantor PT. Pertamina UPms III