Pengetahuan dan Perilaku Dukun Bayi Tentang Kasus Resiko Tinggi dan Rujukan Puskesmas

(1)

PEN GETAH UAN D AN PERI LAKU D UKUN BAYI TEN TAN G KASUS RESI KO TI N GGI D AN RUJUKAN PUSKESM AS

SETELAH M EN D APAT LATI H AN D EN GAN M ETOD E PEM AI N AN SI M ULASI SYARI FAH

Fa k u lt a s Ke se ha t a n M a sya r a k a t Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

ABSTRACT

The role of t rsdional Birt h At t endant s ( TBAs) am ong rural com m unit ies is st ill a highly regarded one. The int ent ion of t his st udy w as t o know wet her t he gam e sim ulat ion m et hod was m ore effect ive. The design of t his st udy w as “ The non random pre t est – post t est design. The sam pel w as divided int o four group. One groups was assigned t o becom e t he second t he t reat m ent group who was given t he st im ulat ion m et hod, t he second was given t he lect ure m et hod and t he ort her t wo were t he groups wit h no t reat m ent . This st udy was execut e in t he areas of sum berrej o, Mej uwed, Baureno and Gunung Sari Healt h Cent er, Kabupat en Boj onegoro.

The result of t his st udy show ed t hat : 1. There is a significant difference of know ledge before and aft er sim ulat ion.2. There is also a significant difference of know ledge aft er sim ulat ion and lect ure.3. There is also a significant of know ledge of t he groups wit h no t reat m ent and t he groups who were given sim u significant difference before and aft er sim ulat ion. But t here is no significant difference bet ween t he st im ulat ion group and t hose who were lect ured . About s referrals, observ at ion showed t hat t he group who were given sim ulat ion have higher level t han t he group who were lect ured.

PEN D AH ULUAN

Dit engah kem aj uan t eknologi yang t inggi dewasa ini, t ernyat a m asih t erdapat suat u t at a cara perawat an kesehat an t radisonal yang dit olong oleh dukun bayi. Dukun bayi di I ndonesia m asih cukup banyak nam un j um lah yang past i t idak dapat diket ahui, sebab bayak yang t idak t ercat at dan j uga m asih selalu t im bul dukun baru.

Sebagai gam baran di Jawa Tim ur t erdapat 19.670 dukun bayi, dengan rincian : dukun t erlat ih 16.492 ( 83,84 % ) , dan 1.269 ( 6,42% ) sedang dilat ih, dan 1.909 ( 9,71% ) dukun t idak t ercat at . Dari keseluruhan persalinan diket ahui hanya 117.865 ( 30,16% ) yang dit olong oleh t enaga kesehat an dan 253.128 ( 64,78% ) dit olong oleh dukun t erlat ih dan selebihnya oleh dukun yang t idak t erlat ih. ( 1)

Tinggi peranan dukun bayi dalam m asyarakat ant ara lain karena dukun bayi pada um um nya bersal dar i m asayrakat set em pat yang t elah lam a dikenal, m em punyai nilai – nilai, sim bol – sim bol, bahasa dan kepercayaan yang sam a. Sehubungan dengan kepercayaan dibeberapa t em pat dilaporkan pula bahwa dukun bayi t idak hanya m enolong persalinan saj a t et api j uga berperan dalam upacara – upacar sedekah dan alam supra alam iah yang dapat m em eberikan ket engan pada pasiennya segala t indakannya dihubungkan dengan alam supra alam iah yang m enurut kepercayaan m ereka dapat m em pengaruhi kehidupan m anusia. ( 2,3,4)

Sej ak t ahun 1951 lat ihan dukun bayi sudah silakukan dan t uj uan lat ihan agar dukun bayi m em iliki penget ahuan yang baik dalam perawat an keham ilan,


(2)

pert olongan persalinan, perawat an ibu m enyusui, sert a perw at an bayi dan anak. Disam ping it u diharapkan pula dukun dapat m eruj uk sedini dan secepat m ungkin khususnya kasus – kasus resiko t inggi. ( 5,6,7,8,) Meskipun dem ikian penget ahuan dukun bayi m asih selalu dipert anyakan.

Sem ent ara it u angaka kem at ian ibu oleh WHO diaj ukan sebagai salah sat u indikat or dasr st at us kesehat an m asyarakat dit ahun 2000. Angaka kem at ian ibu di I ndonesia berdasarkan dat a – dat a yang diperoleh dari rum ah sakit ruj ukan t ahun 1977 – 1980, diket ahui bahwa angka kem at ian ibu bersalin rat a – rat a 37,4 perseribu dengan rent angan6,9 – 11,4. Terdapat t iga penyulit yang beneyak m enyebabkan kem at ian ibu bersalin yait u pendarahan, infeksi dan eklam si. ( 9,10) .Sedangkan m enurut hasil survey t um ah t angga t ahun 1986 angaka kem at ian ibu adalah 4,5 perseribu kelahiran hidup ( 11) .

Meskipun dew asa ini t elah diadakan penam bahan j um lah bidan dalam wakt u singkat peranan dukun bayi dalam m asyarakat t erut am a dalam hal persalinan, t idak dapat diabaikan . Unt uk m engat asi m asalah t ingginya ngaka kem at ian ibu m aka dirasa m asih perlu usaha peningkat an penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus resiko t inggi dan ruj ukan ke Puskesm as . Salah sat u m et ode yang sesesuai unt uk m elat ih dukun bayi yang dapat dilak ukan pada pert em uan di puskesm as dengan bidan, t anpa biaya yang banyak at au dapat dilakukan saat supervisi dukun bayi adalah m et ode sim ulasi, sehinga perm asalahan yang ingin diket ahui adalah : bagaim anakah penget ahuan dan perilaku ruj ukan dukun bayi kasus risiko t inggi set elah m endapat lat ihan dengan m et ode perm ainan sim ulasi?.

M e t ode Pe n e lit ia n

Penelit ian ini dilaksanakan di 4 puskesm as di dua Kecam at an yakni kecam at an Sum berrej o, dan Baurno Kabupat en Boj onegoro Jawa Tim ur t ahun 1989. Secara um um penelit ian ini bert uj uan : m enerapkan suat u m odel sim ulasi k asus risiko t inggi pada dukun bayi unt uk m eningkat kan penget ahuan dan perilaku ruj ukan dukun bayi sebagai salh sat u upaya unt uk m enurunkan angaka kem at ian ibu.

Tuj uan khusus :

1. Menyusun dan m enguj i coba m odel sim ulasi kasus risiko t inggi kepada dukun bayi

2. Mem bandingkan penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus risiko t inggi sebelum dan sesudah sim ulasi.

3. Mem bandingkan penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus risiko t inggi pada kelom pok sim ulasi dan ceram ah

4. Mem bandingkan penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus resiko t inggi pada kelom pok t anpa perilakuan

5. Menilai penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus risiko t inggi ant ar kelom pok : yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi, ceram ah dan t anpa perlakuan.

M e t ode Pe n e lit ia n

Penelit ian ini adalah penelit ian eksperim en sem u ( Quasi eksperim ent al) dengan rancangan “ The Non Random ized Kont rol Pret est Post t es Design” .

sam pel penelit ian dibagi at as 4 kelom pok yakni kelom pok yang diberi lat ihan sim ulasi dan kelom pok kont rol t anpa diber i lat ihan sam a sekali, dan kelom pok y ang diberi lat ihan dengan m et ode ( ceram ah) . Dilakukan t es awal pada sem ua kelom pok dan pada akhir penelit ian lakukan t es akhir unt uk m em bandingkan t ingkat penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam kasus resiko t inggi dan ruj ukan puskesm as. Disam ping it u j uga dibandingkan penget ahuan dan perilaku dukun bayi ant ar kelom pok.


(3)

Popu la si

Populasi penelit ian ini adalah dukun bayi t erlat ih yang t erdapat di w ilayah kerj a puskesm as

Sa m pe l

Sem ua dukun bayi t erlat ih yang t erdapat si wilayah kerj a Puskesm as, dan pada saat penelit ian ini akt if ke puskesm as, sehingga sam pel dalam penelit ian ini sej um lah 49 dengan rincian : puskesm as Suberrej o 17 or ang, Puskesm as Mej uwed 6 orang, Puskesm as Baurno 10 orang, Puskesm as Gunung Sari 10 orang.

I n st r um e n Pe n e lit ia n

1. Model sim ulasi, 2. Pedom an wawancara unt uk m enget ahui penget ahuan dan perilaku dukun bayi.3. Daft ar observasi sebagai t es perilaku dukun bayi. Kart u ruj ukan dukun bayi yang dikem bangkan oleh depkes , unt uk m elihat j um lah ruj ukan dukun bayi, Jum lah ruj ukan dilihat ecara prospekt ik 3 bulan set elah lat ihan.

Pe n gum pula n g D a t a

Pada aw al penelit ian sebelum dilakukan lat ihan sim ulasi dan ceram ah, dilakukan t es awal m engenai penget ahuan dan perilak u dukun bayi dalam kasus risiko t inggi t erhadap sem ua sam pel set elah lat ihan selesai dilakukan t es akhir dengan pernyat aan yang sam a. Pewancara diam bil dari t ugas Puskesm as yang t elah dilat ih oleh penelit i sebelum nya.

Unt uk m elengkapi dat a yang diperoleh dari wawancara m aka dilakukan observasi m engenai ket eram pilan sukun bayi dalam m engenal kasus – kasus keham ilan risiko t inggi. Dalam hal ini dukun bayi m eem riksa langsung kasus ( ibu ham il) , daft ar observasi t elah t ersedia dan dinilai oleh bidan sera dianalisis oleh penelit i. Selam a pengam bilan dat a dan lat ihan berlangsung penelit i t et ap m engam at i/ m engobservasi proses penelit ian sera m engadakan wawancara t erbuka dengan bidan.

Ana lisis D a t a

Dat a yang t elah dikum pulkan dari lapangan diolah dengan kom put er. Analisa yang digunakan adalah :

1. Unt uk analisis dat a sebelum dan sesudah lat ihan digunakan uj i Wilcoxon Signed Rank Test . 2. Unt uk m em ebandingkan perbedaan penget ahuan dan perilaku ant ara kelom pok yang diberi lat ihan sim ulasi dan ceram ah digunakan uj i Wilcoxon Sum Rank Test . 3. Unt uk analisa dat a t ent ang pengaruh lat ihan ant ar kelom pok, digunakan uj i Kruskal Wallis. Unt uk m em bandingkan perbedaan penget ahuan dan perilaku dukun bayi yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi dan ceram ah dilakukan analisa persent at if. Penget ahuan dinyat akan baik j ik a dukun dapat m enj awab pert anyaan benar t et api lebih dari 50% , penget ahuan cukup bila dukun bayi m endapat 30% - 50% , sedangkan penget ahuan kurang j ika dukun m enj aw ab pert anyaan lebih kecil dari 30% . Dem ikian j uga halnya dengan perilaku m enggunakan kit eria yang sam a.


(4)

H a sil Pe m ba ha sa n

Tabel I . Penget ahuan Dukun Bayi Pada Pre t est dan post Test dianalisa dengan Krusal Wallis:

Pr e Te st Post Te st

H = 3,456 DF = 3 Prob = 0, 32 Alfa 0,05 P > 0,05

H = 34,976 DF = 3

Prob = 3,254EO7 Alfa 0,05 P< 0,05

Tidak ada perbedaan penget ahuan dukun bayi ant ar kelom pok. Sehingga dapat disim pulkan bahwa pengelom pokan responden t idak m em bedakan t ingkat penget ahuan Dukun Bayi. Set elah Perlakuan ( Post t est ) m enunj ukan pada alfa 0.05 P< 0.05 berart i t erdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi ant ar kelom pok.

Tabel I I . Perbedaan Penget ahuan Dukun Bayi Pre dan Post Test Masing – Masing sam pel Dianlaisa dengan analisis Wilcoxon Sigened Rank Test .

Ke lom pok H a sil Pr ob Ana lisis

Sim ulasi Kont rol Ceram ah Kont rol

z = 3,621 z = 1,572 z = 3,561 z = 0,663

1,465 SE – 04 0, 597

2,189 E – 04 0,2538

Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0,05 Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0.05 Terdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah diberi lat ihan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah P< 0.05. Sedangkan kelom pok yang t idak diberi per lakuan t idak ada perbedaan penget ahuan pada pre t es m aupun pos t es P> 0,05.

Tabel I I I perbedaan Tingkat penget ahuan Dukun Bayi Ant ra Kelom pok Yang Diberi Lat ihan dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah analisis Wilcoxon Rank – Sum Tes.

H a sil Pr ob Ana lisis

z = 4,305 8,364 – 6 Alfa 0,05 P < 0.05

Terdapat perbedaan penget ahuan ant ara kelom pok yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulais dan ceram ah.


(5)

Tabel I V Pengingkat an Penget ahuan Dukun Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah.

M e t ode Tin gk a t Pe n ge t a h ua n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Pe n in gk a t a n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Sim ulasi ( pre t est ) ( post t est )

82,35 17,65 0

0 35,29 64,70 17,64 64,70 Ceram ah

( pre t est ) ( pos t est )

87,5 6,25 6,25

18,75 75 6,25 68,75 0 Perilaku Dukun Bayi

Tabel V. Perilaku Dukun Bayi Pada Test dan Pos Test di analisa dengan Kruskal Wallis

Pr e Te st Post Te st

H = 4,819 DF = 3 Prob = 0,1856 Alfa 0,05 P > 0,05

H = 15,105 DF = 3

Prob = 3,729 E 03 Alfa 0,05 P < 0,05

Pada pre t est t idak t erdapat perbedaan yang berm akna perilaku dukun bayi ant ar kelom pok. Sehingga dapat disim pulkan bahwapengelom pokan responden t idak m em bedakan t ingkat perilaku. Sedangkan perilaku Dukun Bayi Set alh Perlakuan ( Post Test ) m enunj ukan pada alfa 0,05 P < 0,05 berart i dapat disim pulkan bahwa lat ihan da[ pat m eningkat kan perilaku dukun bayi

Tabel VI . Perbedaan Perilaku Dukun Bayi Pre dan Post Test m asing – m asing sam pael analisis Wilcoxon Sigened Rank Test

Ke lom pok H a sil Pr ob Ana lisis

Sim ulasi Kont rol Ceram ah Kont rol

z = 3,33 z = 0,943 z = 3,361 z = 0,663

4,229 E – 04 0, 1727 3,889 E – 04 0,2538

Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0,05 Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0.05 Terdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah diberi lat ihan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah. Sedangkan kelom pok yang t idak diberika perlakuan t idak ada perbedaan.

Tabel VI I . Perbedaan Tingkat perilaku Dukun Bayi Ant ara kelom pok Yang diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah Analisis Wilcoxon Rank – Sum Tes

H a sil Pr ob Ana lisis


(6)

Tidak t erdapat perbedaan perilaku sukun bayi pada kelom pok yang diberi lat ihan sengan sim ulasi dan ceram ah. perbedaan hanya t erlihat dari observasi sert a dat a – dat a ruj ukan dan dari dat a sebelum dan sesudah perlakuan dengan m et ode sim ulasi dan ceram ah, sepert i pada t abel berikut :

Tabel VI I I . Peningkat an Perilaku Dukun Bayi Sebelum dan Sesudah Diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah.

M e t ode Tin gk a t Pe n ge t a h ua n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Pe n in gk a t a n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Sim ulasi ( pre t est ) ( post t est )

23,53 70,58 0

0 88,23 11,70 17,64 64,70 Ceram ah

( pre t est ) ( pos t est )

100 6,25

87,50 12,58 68,75 0 Ket erangan : angka dalam present ase

Pe m ba ha sa n

Dari t abel I t ernyat a t erdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah lat ihan. Jadi dapat disim pulkan bahw a lat ihan dapat m eningkat kan penget ahuan dan perilaku dukun bayi, baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah. Bila dideskripsikan secara persent at if ( t abel I V) m aka peningkat an lebih t inggi pada responden yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi, t erlihat dari adanya peningkat an sebanyak 65,70% , unt uk penget ahuan baik sedangkan pada m et ode ceram ah t idak t erdapat peningkat an penget ahuan baik. Tingkat penget ahuan yang dim aksud dalam pem bahsan ini adalah t ingkat penget ahuan yang diharapkan ( 100% ) .

Meskipun peningkat an penget ahuan yang dicpai dengan m enggunakan m et ode sim ulasi belum m encapai t ingkat yang diharapkan. Hal ini ant ara lain disenbabkan karena diket ahui bahwa kem am puan orang dewasa sebagai pelaj ar sem akin t ua sem akin kurang. Sesuai pula dengan pendapat Verner dan Davison ( 12) bahwa secara fisiologik orang dewasa sebagai pelaj ar t elah m engalam i kekurangan – kekurangan sert a m em punyai ciri – ciri karakt erist ik t ersendiri.

Sesuai dengan penelit ian Soekidj o Not oat m odj o ( 13 diKecam at an Pasar Rebo bahwa m et ode perm ainan sim ulasi lebih efekt if dalam peningkat an penget ahuan, t erut am a pada kelom pok belaj ar y ang sudah m em asuki t ahap kensadaran ( int erest ) . Pendapat ini t idak berbeda dengan pendapat Greebalt ( 14) yang m engungkapkan bahwa m et ode sim ulat ion gam es lebih efekt if dalam pengaj aran pada pendidikan kesehat an.

Dari hasil survey Tabel VI diket ahui bahwa t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi sebelum dan sesudah lat ihan. Bila dideskripsikan secara represent at if m aka perubahan t ersebut sebagai berikut ( Tabel VI I I ) : Pada pre t es dengan m et ode sim ulasi perilaku kurang 23,53% , perilaku cukup 70,58 % dan perilaku baik 5,88% . Pada pos t eees t er j adi peningkat an perilaku yait u yang perilaku kurang m enj adi t idak ada, dan berperilaku cukup m enj adi 88,23 % sert a yang berperilaku baik m enj adi 11,74 % . peningkat an ini sebesar 17,65 unt uk perilaku cukup dan 5,86% pada perilaku baik.


(7)

Pada lat ihan dengan m et de ceram ah dari hasil pre t es seluruhnya ( 100% ) berperilaku cukup. Pada pos t es t erj adi peningkat an perilaku yait u yang berperilaku baik m enj adi 12,5% peningkat an ini sebesar 12,5% .Tingkat perilaku yang dim aksud dalam pem bahasan ini adalah t ingakat perilak u yang diharapkan ( 100% ) .

Berdasarkan analisis secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah ( t abel VI I ) . perbedaan hanya t erj adi pada perilaku sebelum dan sesudah perlakuan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun dengan m et ode ceram ah sepert i yang t elah diuraikan diat as. Hal ini kit a sadari bahwa perubahan perilaku m em ang dam paknya t idak langsung sera dapat diket ahui.

Meskipun dem ikian dari hasil observasi diket ahui bahwa ket eram pilan dukun bayi dalam m endet eksi keham ilan risiko t inggi dan cara – cara m eruj uk kasus risiko t inggi lebih t inggi dari m et ode ceram ah. Jum lah ruj ukan keham ilan dan persalinan j uga lebih t inggi pada kelom pok yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi. Ruj ukan keham ilan 24,35% dari ibu ham il di daerah dan pada m et ode ceram ah ( 10,15% ) , sedangakan ruj ukan persalinan unt uk sim ulasi 13,33% dan ceram ah 6,49% ( dat a t erlam pir ) , cara m eruj uk kasus j uga lebih t epat dan lebih dini ( t epat w akt u) . Hal ini t erj adi ant ara lain disebabkan karena dalam beberan sim ulasi dukun bayi dapat m elihat secara j elas bagaim ana kasus resiko t inggi, saat yang t epat unt uk m eruj uknya dan m ereka dapat m elakukan ruj ukan karena penget ahuan yang diperolehnya diperankan at au didem onst rasikan dalam bent uk perm ainan sehingga lekat dalam ingat annya dan diprak t ekan dalam bent uk perilaku ruj ukan. Meskipun hasil ruj ukan belum begit u t inggi nam un dat a ruj ukan t erebut sudah m enunj ukan kem aj uan dari sebelum nya.

Bila dilihat dari j enis ruj ukan kelahiran m aka j ika ciri- ciri keham ilan risik o t inggi hanya karena usia, t inggi/ berat badan, j um lah anak m aka kasus dem ikian t idak langsung diruj uk sebelum m elahirkan. Ruj ukan dilakukan j ika dukun bay i sudah berusaha m engat asinya sendiri dan t idak m engalam i kem aj uan. Set elah ada lat ihan sim ulasi ruj ukan baru pada t ahap m em anggil Bidan set elah persalinan berj alan lancar diserahkan kem bali kepada dukun bayi.

Set elah diobservasi secara m endalam m aka rendahnya ruj ukan dukun bayi um um nya t idak hanya disebabkan karena dukun bayi sendiri, hal ini disebabkan pula oleh m asyarakat it u sendiri yang t idak m au diruj uk ke Puskesm as dengan alasan biaya, let ak, dan adanya anggapan bahwa ruj ukan it u dilakukan hanya pada kasus – kasus yang sudah t erlalu parah saj a. I ni sesuai dengan t eori Healt h belief m odel dim ana perepsi seseorang akan kerent anan dirinya t erhadap suat u penyakit m erupakan dasar t indakan at au perilaku unt uk m encari pencegahan dan pengobat an penyakit . Sedangkan John B. Mchinlay ( 15) . Tent ang pencarian peraw at an kesehat an t erdiri dari beberapa fase pert am a, fase dim aan pasien m eraskan adanya problem sym t on dan kedua reaksi sym t ons kem uadaian m encari perawat kesehat an aw am ( Lay concult at ion) . Sepert i dukun bayi, j ika dukun bayi m ersa t idak m am pu m engat asinya t ahap selanj ut nya diruj uk kepelayanan kesehat an m odern. Sedangkan fost er ( 16) m engat akan pencarian perawat an kesehat an dim uali dari fase adanya sym t ons, peran sakit , pengesahan dari keluarga selanj ut nya ke perawat an kesehat an awam ( Lay consult at ion) , sehingga ruj ukan selalu t erlam bat . Pada fase lay consult at ion inilah diharapkan dukun bayi cepat - cepat m eruj uk kasus – kasus persalinan resiko t inggi.Lat ihan dengan dengan m enggunakan m et ode perm ainan sim ulasi pada saat - saat supervisi dukun dapat m em perkuat prilaku ruj ukan dukun bayi sesuai dengan yang diharapakan pet ugas kesehat an dan m em perlem ah kekuat an penahan karena berm ain adalah hakekat hidup m anusia t anpa m engenal usia, dengan dem ikian ruj ukan oleh dukun sem akin m eningkat .


(8)

Ke sim pu la n da n Sa r a n

A. Ke sim pu la n

1. Terdapat peningkat an penget ahuan dukun bayi set elah m endapat lat ihan dengan m et ode sim ulasi, dem ikian j uga dibandingkan dengan m et ode ceram ah m aka peningkat an penget ahuan yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi lebih t inggi.

2. Perilaku dukun bayi yang m endapat lat ihan dengan m et ode sim ulasi berbeda dari sebelum beri lat ihan.

3. Secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi yang m endapat t erj adi pada sebelum dan sesudah lat ihan, dengan dem ikian lat ihan m em ang selalu dibut uhkan dukun bayi unt uk m eningkat kan perilak u. Disam ping it u dari dat a sekunder m aupun observasi t elihat ada perbedaan, perilaku ruj ukan dukun bayi yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi lebih t inggi dari ceram ah. Ruj ukan keham ilan lebih t inggi daripada ruj ukan persalinan, cara m eruj uk kasus persalinan baru pada t ahap m em anggil bidan.

B. Sa r a n

1. Perlu dit ingkat kan penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam upaya m enaggulangi kasus – kasus resiko t inggi secara t erpadu dan t erint egrasi

2. Beberan sim usi resiko t inggi set elah disem purnaka lebihj auh dan disesuaikan unt uk daerah set em pat , dapat diperluas penggunaannya m engingat penggunaannya lebih m udah, prakt is dan dapat dilakukan pada wakt u- wakt u luang.

D a ft a r Pu st a k a

Dinas Kesehat an Propinsi Jawa Tim ur, Laporan kegiat an KI A, Surabaya, 1987

Nief Borken, Ant ropologi Media dan Dukun Bayi Maj alah Berit a Ant ropologi t ahun 1975

Lem baga Penelit ian Masyarakat Fakult as I lm u I lm u Penget ahuan Sosial , Laporan Survei Dukun bayi di dua kecam at an di Jawa Tengah, Universit as I ndonesia Jakart a, 1971

Trihandayani, Yit ni A, Apa kat a dukun bayi rekam an w aw ancara di Ngagelik Yogyakart a. Pusat penelit ian kependudukan, Jakart a, 1971

Depart em en Kesehat an RI , Kurikulum Lat ihan Dukun Bayi.

Depart em en Kesehat an RI , Buku Pegangan I bu dan Anak, Buku I , Jakart a Depart em en Kesehat an RI , Buku pint ar dukun , Jakart a


(9)

Mart odipuro S, Penggunaan Modul KI A unt uk Meningkat kan Pelaj aran Kesehat an I bu dan anak di pedesaan, disert asi universit as Air Langga, Surabaya : 1988 Surj adi, Charles [ dan] Paulus,Soesilo, I dent ifikasi keham ilan resiko t inggi dalam

upaya m enurunkan kem at ian ibu, At m aj aya Jakart a : 1985

Budiarso, RL, Survei kesehat an rum ah t angga, Badan Penelit ian dan Pengem bangan Kesehat an, Pusat Penelit ian ekologi Kesehat an Jakart a: 1985

Lunadi AG, Pendidikan orang dewasa , Gram edia Jakart a : 1987

Nyot oadm odj o, soekidj o, Pengaruh m et ode perm ainan sim ulasi dan ceram ah dalam pendidikan gizi m asyarakat t erhadap kasus gizi anak bayi, disert asi Universit as I ndonesia, Jakarat a : 1988

Greenblat Chat y St ain, Gam e sim ulat ion and healt h educat ion and over view, Heat h Educat ion Monographs : 1977 vol.5 supplem ent 1

Mckinlay B, Social Net w ork influences on m orbid episuades and t he career helph seeking, t he relevant of social sciences for m edicine D. Reidel publiching com pany : 1981

Foet es/ Anderson, Ant ropologi k esehat an , t erj em ahan Suryadarm a PP, Hat t a Swasono MF, UI Press , Jakart a 1986


(1)

H a sil Pe m ba ha sa n

Tabel I . Penget ahuan Dukun Bayi Pada Pre t est dan post Test dianalisa dengan Krusal Wallis:

Pr e Te st Post Te st

H = 3,456 DF = 3 Prob = 0, 32 Alfa 0,05 P > 0,05

H = 34,976 DF = 3

Prob = 3,254EO7 Alfa 0,05 P< 0,05

Tidak ada perbedaan penget ahuan dukun bayi ant ar kelom pok. Sehingga dapat disim pulkan bahwa pengelom pokan responden t idak m em bedakan t ingkat penget ahuan Dukun Bayi. Set elah Perlakuan ( Post t est ) m enunj ukan pada alfa 0.05 P< 0.05 berart i t erdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi ant ar kelom pok.

Tabel I I . Perbedaan Penget ahuan Dukun Bayi Pre dan Post Test Masing – Masing sam pel Dianlaisa dengan analisis Wilcoxon Sigened Rank Test .

Ke lom pok H a sil Pr ob Ana lisis

Sim ulasi Kont rol Ceram ah Kont rol

z = 3,621 z = 1,572 z = 3,561 z = 0,663

1,465 SE – 04 0, 597

2,189 E – 04 0,2538

Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0,05 Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0.05 Terdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah diberi lat ihan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah P< 0.05. Sedangkan kelom pok yang t idak diberi per lakuan t idak ada perbedaan penget ahuan pada pre t es m aupun pos t es P> 0,05.

Tabel I I I perbedaan Tingkat penget ahuan Dukun Bayi Ant ra Kelom pok Yang Diberi Lat ihan dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah analisis Wilcoxon Rank – Sum Tes.

H a sil Pr ob Ana lisis

z = 4,305 8,364 – 6 Alfa 0,05 P < 0.05

Terdapat perbedaan penget ahuan ant ara kelom pok yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulais dan ceram ah.


(2)

Tabel I V Pengingkat an Penget ahuan Dukun Bayi Sebelum Dan Sesudah Diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah.

M e t ode Tin gk a t Pe n ge t a h ua n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Pe n in gk a t a n Ku r a n g Cuk u p Ba ik Sim ulasi

( pre t est ) ( post t est )

82,35 17,65 0

0 35,29 64,70 17,64 64,70 Ceram ah

( pre t est ) ( pos t est )

87,5 6,25 6,25

18,75 75 6,25 68,75 0 Perilaku Dukun Bayi

Tabel V. Perilaku Dukun Bayi Pada Test dan Pos Test di analisa dengan Kruskal Wallis

Pr e Te st Post Te st

H = 4,819 DF = 3 Prob = 0,1856 Alfa 0,05 P > 0,05

H = 15,105 DF = 3

Prob = 3,729 E 03 Alfa 0,05 P < 0,05

Pada pre t est t idak t erdapat perbedaan yang berm akna perilaku dukun bayi ant ar kelom pok. Sehingga dapat disim pulkan bahwapengelom pokan responden t idak m em bedakan t ingkat perilaku. Sedangkan perilaku Dukun Bayi Set alh Perlakuan ( Post Test ) m enunj ukan pada alfa 0,05 P < 0,05 berart i dapat disim pulkan bahwa lat ihan da[ pat m eningkat kan perilaku dukun bayi

Tabel VI . Perbedaan Perilaku Dukun Bayi Pre dan Post Test m asing – m asing sam pael analisis Wilcoxon Sigened Rank Test

Ke lom pok H a sil Pr ob Ana lisis

Sim ulasi Kont rol Ceram ah Kont rol

z = 3,33 z = 0,943 z = 3,361 z = 0,663

4,229 E – 04 0, 1727 3,889 E – 04 0,2538

Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0,05 Alfa 0,05 P< 0,05 Alfa 0,05 P> 0.05 Terdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah diberi lat ihan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah. Sedangkan kelom pok yang t idak diberika perlakuan t idak ada perbedaan.

Tabel VI I . Perbedaan Tingkat perilaku Dukun Bayi Ant ara kelom pok Yang diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah Analisis Wilcoxon Rank – Sum Tes

H a sil Pr ob Ana lisis


(3)

Tidak t erdapat perbedaan perilaku sukun bayi pada kelom pok yang diberi lat ihan sengan sim ulasi dan ceram ah. perbedaan hanya t erlihat dari observasi sert a dat a – dat a ruj ukan dan dari dat a sebelum dan sesudah perlakuan dengan m et ode sim ulasi dan ceram ah, sepert i pada t abel berikut :

Tabel VI I I . Peningkat an Perilaku Dukun Bayi Sebelum dan Sesudah Diberi Lat ihan Dengan Met ode Sim ulasi dan Ceram ah.

M e t ode Tin gk a t Pe n ge t a h ua n Ku r a n g Cuk u p Ba ik

Pe n in gk a t a n Ku r a n g Cuk u p Ba ik Sim ulasi

( pre t est ) ( post t est )

23,53 70,58 0

0 88,23 11,70 17,64 64,70 Ceram ah

( pre t est ) ( pos t est )

100 6,25

87,50 12,58 68,75 0 Ket erangan : angka dalam present ase

Pe m ba ha sa n

Dari t abel I t ernyat a t erdapat perbedaan penget ahuan dukun bayi sebelum dan sesudah lat ihan. Jadi dapat disim pulkan bahw a lat ihan dapat m eningkat kan penget ahuan dan perilaku dukun bayi, baik dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah. Bila dideskripsikan secara persent at if ( t abel I V) m aka peningkat an lebih t inggi pada responden yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi, t erlihat dari adanya peningkat an sebanyak 65,70% , unt uk penget ahuan baik sedangkan pada m et ode ceram ah t idak t erdapat peningkat an penget ahuan baik. Tingkat penget ahuan yang dim aksud dalam pem bahsan ini adalah t ingkat penget ahuan yang diharapkan ( 100% ) .

Meskipun peningkat an penget ahuan yang dicpai dengan m enggunakan m et ode sim ulasi belum m encapai t ingkat yang diharapkan. Hal ini ant ara lain disenbabkan karena diket ahui bahwa kem am puan orang dewasa sebagai pelaj ar sem akin t ua sem akin kurang. Sesuai pula dengan pendapat Verner dan Davison ( 12) bahwa secara fisiologik orang dewasa sebagai pelaj ar t elah m engalam i kekurangan – kekurangan sert a m em punyai ciri – ciri karakt erist ik t ersendiri.

Sesuai dengan penelit ian Soekidj o Not oat m odj o ( 13 diKecam at an Pasar Rebo bahwa m et ode perm ainan sim ulasi lebih efekt if dalam peningkat an penget ahuan, t erut am a pada kelom pok belaj ar y ang sudah m em asuki t ahap kensadaran ( int erest ) . Pendapat ini t idak berbeda dengan pendapat Greebalt ( 14) yang m engungkapkan bahwa m et ode sim ulat ion gam es lebih efekt if dalam pengaj aran pada pendidikan kesehat an.

Dari hasil survey Tabel VI diket ahui bahwa t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi sebelum dan sesudah lat ihan. Bila dideskripsikan secara represent at if m aka perubahan t ersebut sebagai berikut ( Tabel VI I I ) : Pada pre t es dengan m et ode sim ulasi perilaku kurang 23,53% , perilaku cukup 70,58 % dan perilaku baik 5,88% . Pada pos t eees t er j adi peningkat an perilaku yait u yang perilaku kurang m enj adi t idak ada, dan berperilaku cukup m enj adi 88,23 % sert a yang berperilaku baik m enj adi 11,74 % . peningkat an ini sebesar 17,65 unt uk perilaku cukup dan 5,86% pada perilaku baik.


(4)

Pada lat ihan dengan m et de ceram ah dari hasil pre t es seluruhnya ( 100% ) berperilaku cukup. Pada pos t es t erj adi peningkat an perilaku yait u yang berperilaku baik m enj adi 12,5% peningkat an ini sebesar 12,5% .Tingkat perilaku yang dim aksud dalam pem bahasan ini adalah t ingakat perilak u yang diharapkan ( 100% ) .

Berdasarkan analisis secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi m aupun ceram ah ( t abel VI I ) . perbedaan hanya t erj adi pada perilaku sebelum dan sesudah perlakuan baik dengan m et ode sim ulasi m aupun dengan m et ode ceram ah sepert i yang t elah diuraikan diat as. Hal ini kit a sadari bahwa perubahan perilaku m em ang dam paknya t idak langsung sera dapat diket ahui.

Meskipun dem ikian dari hasil observasi diket ahui bahwa ket eram pilan dukun bayi dalam m endet eksi keham ilan risiko t inggi dan cara – cara m eruj uk kasus risiko t inggi lebih t inggi dari m et ode ceram ah. Jum lah ruj ukan keham ilan dan persalinan j uga lebih t inggi pada kelom pok yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi. Ruj ukan keham ilan 24,35% dari ibu ham il di daerah dan pada m et ode ceram ah ( 10,15% ) , sedangakan ruj ukan persalinan unt uk sim ulasi 13,33% dan ceram ah 6,49% ( dat a t erlam pir ) , cara m eruj uk kasus j uga lebih t epat dan lebih dini ( t epat w akt u) . Hal ini t erj adi ant ara lain disebabkan karena dalam beberan sim ulasi dukun bayi dapat m elihat secara j elas bagaim ana kasus resiko t inggi, saat yang t epat unt uk m eruj uknya dan m ereka dapat m elakukan ruj ukan karena penget ahuan yang diperolehnya diperankan at au didem onst rasikan dalam bent uk perm ainan sehingga lekat dalam ingat annya dan diprak t ekan dalam bent uk perilaku ruj ukan. Meskipun hasil ruj ukan belum begit u t inggi nam un dat a ruj ukan t erebut sudah m enunj ukan kem aj uan dari sebelum nya.

Bila dilihat dari j enis ruj ukan kelahiran m aka j ika ciri- ciri keham ilan risik o t inggi hanya karena usia, t inggi/ berat badan, j um lah anak m aka kasus dem ikian t idak langsung diruj uk sebelum m elahirkan. Ruj ukan dilakukan j ika dukun bay i sudah berusaha m engat asinya sendiri dan t idak m engalam i kem aj uan. Set elah ada lat ihan sim ulasi ruj ukan baru pada t ahap m em anggil Bidan set elah persalinan berj alan lancar diserahkan kem bali kepada dukun bayi.

Set elah diobservasi secara m endalam m aka rendahnya ruj ukan dukun bayi um um nya t idak hanya disebabkan karena dukun bayi sendiri, hal ini disebabkan pula oleh m asyarakat it u sendiri yang t idak m au diruj uk ke Puskesm as dengan alasan biaya, let ak, dan adanya anggapan bahwa ruj ukan it u dilakukan hanya pada kasus – kasus yang sudah t erlalu parah saj a. I ni sesuai dengan t eori Healt h belief m odel dim ana perepsi seseorang akan kerent anan dirinya t erhadap suat u penyakit m erupakan dasar t indakan at au perilaku unt uk m encari pencegahan dan pengobat an penyakit . Sedangkan John B. Mchinlay ( 15) . Tent ang pencarian peraw at an kesehat an t erdiri dari beberapa fase pert am a, fase dim aan pasien m eraskan adanya problem sym t on dan kedua reaksi sym t ons kem uadaian m encari perawat kesehat an aw am ( Lay concult at ion) . Sepert i dukun bayi, j ika dukun bayi m ersa t idak m am pu m engat asinya t ahap selanj ut nya diruj uk kepelayanan kesehat an m odern. Sedangkan fost er ( 16) m engat akan pencarian perawat an kesehat an dim uali dari fase adanya sym t ons, peran sakit , pengesahan dari keluarga selanj ut nya ke perawat an kesehat an awam ( Lay consult at ion) , sehingga ruj ukan selalu t erlam bat . Pada fase lay consult at ion inilah diharapkan dukun bayi cepat - cepat m eruj uk kasus – kasus persalinan resiko t inggi.Lat ihan dengan dengan m enggunakan m et ode perm ainan sim ulasi pada saat - saat supervisi dukun dapat m em perkuat prilaku ruj ukan dukun bayi sesuai dengan yang diharapakan pet ugas kesehat an dan m em perlem ah kekuat an penahan karena berm ain adalah hakekat hidup m anusia t anpa m engenal usia, dengan dem ikian ruj ukan oleh dukun sem akin m eningkat .


(5)

Ke sim pu la n da n Sa r a n

A. Ke sim pu la n

1. Terdapat peningkat an penget ahuan dukun bayi set elah m endapat lat ihan dengan m et ode sim ulasi, dem ikian j uga dibandingkan dengan m et ode ceram ah m aka peningkat an penget ahuan yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi lebih t inggi.

2. Perilaku dukun bayi yang m endapat lat ihan dengan m et ode sim ulasi berbeda dari sebelum beri lat ihan.

3. Secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan perilaku dukun bayi yang m endapat t erj adi pada sebelum dan sesudah lat ihan, dengan dem ikian lat ihan m em ang selalu dibut uhkan dukun bayi unt uk m eningkat kan perilak u. Disam ping it u dari dat a sekunder m aupun observasi t elihat ada perbedaan, perilaku ruj ukan dukun bayi yang diberi lat ihan dengan m et ode sim ulasi lebih t inggi dari ceram ah. Ruj ukan keham ilan lebih t inggi daripada ruj ukan persalinan, cara m eruj uk kasus persalinan baru pada t ahap m em anggil bidan.

B. Sa r a n

1. Perlu dit ingkat kan penget ahuan dan perilaku dukun bayi dalam upaya m enaggulangi kasus – kasus resiko t inggi secara t erpadu dan t erint egrasi

2. Beberan sim usi resiko t inggi set elah disem purnaka lebihj auh dan disesuaikan unt uk daerah set em pat , dapat diperluas penggunaannya m engingat penggunaannya lebih m udah, prakt is dan dapat dilakukan pada wakt u- wakt u luang.

D a ft a r Pu st a k a

Dinas Kesehat an Propinsi Jawa Tim ur, Laporan kegiat an KI A, Surabaya, 1987

Nief Borken, Ant ropologi Media dan Dukun Bayi Maj alah Berit a Ant ropologi t ahun 1975

Lem baga Penelit ian Masyarakat Fakult as I lm u I lm u Penget ahuan Sosial , Laporan Survei Dukun bayi di dua kecam at an di Jawa Tengah, Universit as I ndonesia Jakart a, 1971

Trihandayani, Yit ni A, Apa kat a dukun bayi rekam an w aw ancara di Ngagelik Yogyakart a. Pusat penelit ian kependudukan, Jakart a, 1971

Depart em en Kesehat an RI , Kurikulum Lat ihan Dukun Bayi.

Depart em en Kesehat an RI , Buku Pegangan I bu dan Anak, Buku I , Jakart a Depart em en Kesehat an RI , Buku pint ar dukun , Jakart a


(6)

Mart odipuro S, Penggunaan Modul KI A unt uk Meningkat kan Pelaj aran Kesehat an I bu dan anak di pedesaan, disert asi universit as Air Langga, Surabaya : 1988 Surj adi, Charles [ dan] Paulus,Soesilo, I dent ifikasi keham ilan resiko t inggi dalam

upaya m enurunkan kem at ian ibu, At m aj aya Jakart a : 1985

Budiarso, RL, Survei kesehat an rum ah t angga, Badan Penelit ian dan Pengem bangan Kesehat an, Pusat Penelit ian ekologi Kesehat an Jakart a: 1985

Lunadi AG, Pendidikan orang dewasa , Gram edia Jakart a : 1987

Nyot oadm odj o, soekidj o, Pengaruh m et ode perm ainan sim ulasi dan ceram ah dalam pendidikan gizi m asyarakat t erhadap kasus gizi anak bayi, disert asi Universit as I ndonesia, Jakarat a : 1988

Greenblat Chat y St ain, Gam e sim ulat ion and healt h educat ion and over view, Heat h Educat ion Monographs : 1977 vol.5 supplem ent 1

Mckinlay B, Social Net w ork influences on m orbid episuades and t he career helph seeking, t he relevant of social sciences for m edicine D. Reidel publiching com pany : 1981

Foet es/ Anderson, Ant ropologi k esehat an , t erj em ahan Suryadarm a PP, Hat t a Swasono MF, UI Press , Jakart a 1986


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Dukun Bayi terhadap Tindakan Pertolongan Persalinan oleh Dukun Bayi di Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara

2 40 79

Bayi Resiko Tinggi

0 40 7

Peranan Dukun Bayi Dalam Perspektif Masyarakat Jawa Terhadap Proses Persalinan Di Dusun Noloprayan Desa Jatirejo Kabupaten Semarang Jawa Tengah (Melalui Pendekatan Teori Solidaritas Mekanik Dan Organik Emile Durkheim)

2 42 131

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DUKUN BAYI DENGAN TINDAKAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS TANGEN DAN PUSKESMAS SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

1 5 39

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR DENGAN PEMILIHAN DUKUN BAYI Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Merawat Bayi Baru Lahir Dengan Pemilihan Dukun Bayi Di Desa Kecapi Kabupaten Jepara.

0 2 15

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

2 14 16

BAB 1 PENDAHULUAN Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 6

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA Pengaruh Pelatihan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN bayi

0 0 2

Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi

0 0 6