Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga Menggunakan Program

74 E p x I p = 1,99.1011 kgcm 2 = 199000 kNm 2 maka : � = � �ℎ ��.�� � 15 = � 1386 199000 � 15 = 0,37 � .� = 0,370 . 20 m = 7,4 m maka : Defleksi lateral yang terjadi sebesar : y � = 0,93.� �ℎ 3 5 ��.�� 2 5 y � = 0,93.10,13 1386 35 199000 25 y � = 9 x 10-3 m y � = 0,90 cm………………. 1 cm defleksi maksimum yang diperbolehkan

4.4 Perhitungan dengan Metode Elemen Hingga Menggunakan Program

Plaxis Model tanah yang digunakan pada pemodelan ini adalah Mohr Coulomb dengan analisis axisymmetric, yaitu kondisi awal digambarkan setengah namun sudah mewakili sisi yang lain karena dianggap simetris. Parameter – parameter yang dibutuhkan dalam pemodelan ini yaitu : Modulus Young, E stiffness modulus, Poisson’s ratio υ, kohesi c, sudut geser dalam tanah ϕ, sudut dilantansi Ψ dan berat isi tanah γ. Parameter tanah dari hasil uji SPT dan laboratorium ini diambil dari penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh CV. JASA PERSADA 75 KONSULTAN. Karena keterbatasan data, maka sebagian parameter tanah pada lapisan tertentu diasumsikan berdasarkan buku referensi teori mekanika tanah. 1. Untuk koefisien rembesan k x , k y diambil dari nilai koefisien permeabilitas tanah pada berbagai jenis tanah tabel 2.11 2. Untuk modulus elastisitas E dapat dilihat pada tabel 2.8 dan 2.9 3. Untuk angka poisson μ, diambil dari tabel hubungan jenis tanah, konsistensi dan poisson ratio μ, yaitu tabel 2.10 4. Untuk berat isi γ dihitung dengan menggunakan aplikasi AllPile Tabel 4.3 Keterangan Data pada Bore Hole 3 No . Keterangan Nilai 1 Lokasi Bore Hole 3 2 Jenis Pondasi Bored Pile 3 Diameter Tiang m 1 4 Luas Penampang m 2 0,78 5 Panjang Tiang m 20 m 76 Tabel 4.4 Parameter tanah pada lokasi Bore Hole 3 No. Lap Jenis Tanah Dan Konsistensi Tanah Tebal Lap m MAT m γ dry kNm 3 γ wet kNm 3 Kx mday ky mday Es’ kNm 2 µ C’ kNm 2 ϕ Ψ 1 Pasir Berkerikil N = 3 0,00-0,30 2 17,4 17,4 0,0008 0,0008 3447,4 0,5 18 2 Lempung Berpasir N = 5 0,30-2,00 8,9 18,7 0,0008 0,0008 7170,6 0,5 29,9 18 3 Pasir Halus Ke Sedang N = 12 Loose 2,00-4,50 7,6 17,4 0,0008 0,0008 3585,3 0,5 18 4 pasir Kasar Berkerikil N = 17 Loose 4,50-6,00 8.9 18,7 0,0008 0,0008 7170,6 0,5 29,9 5 Pasir Berbatu Apung N = 7 Medium Dense 6,00-9,50 7,6 17,4 8,64 8,64 3033,7 0.4 31,3 1,3 6 Lempung Lunak N = 11 Soft 9,50-12,00 8,4 18,2 8,64 8,64 7584,3 0.35 33,5 3,5 77 7 Pasir Berlempung N = 17 Loose 12,00-16,00 9,3 19,1 0,864 0,864 7584,3 0.35 36,4 6,4 8 Pasir Berbatu Apung N = 44 Loose to Medium Dense 16,00-19,50 7,6 17,4 8,64 8,64 3033,7 0.4 31,3 1,3 9 Pasir Halus Ke Sedang N = 51 Very Dense 19,50-26,5 10,8 20,6 0,864 0,864 37921 0,2 40,3 10 10 Pasir Berbatu Apung N = 49 Very Dense 26,5-30,45 11,5 21,3 0,0008 0,0008 14341 0,4 179,6 78

4.4.1 Proses Pemodelan pada Program Plaxis

1. Langkah pertama dalam pemodelan tanah pada program plaxis adalah mengatur parameter dasar dari model elemen hingga. Hal ini dilakukan pada jendela pengaturan global general setting. Gambar 4.2 Pengaturan Global general setting pada Plaxis 2. Langkah selanjutnya adalah menggambarkan struktur tanah yang ingin dianalisa. Pilih garis geometri geometry line dengan mengambil lebar sebesar 20d d = diameter tiang dan kedalaman tanah sebesar 30 m. Gambarkanlah struktur tanah tersebut sesuai dengan kedalaman lapisan-lapisan tanah di lapangan. 3. Gambarkan tiang pancang yang berfungsi sebagai dinding diafragma diaphragm wall dengan menggunakan tombol pelat plate . Gambarkan sampai kedalaman 20 m kedalaman pemancangan. 4. Gunakan tombol interface . Bentuk kursor akan berubah menjadi sebuah tanda salib dengan tanda panah di setiap kuadrannya. Pindahkan kursor dengan memilih puncak tiang pancang 5,0 menuju ke dasar tiang pancang 5, -20 dan gerakkan kembali kursor menuju ke puncak tiang pancang 5,0. 79 5. Gambarkan beban permukaan surface load dengan memilih sistem beban terpusat A point loads .Masukkan nilai beban dengan mengklik ujung beban. 6. Langkah selanjutnya adalah dengan membuat kondisi batas boundary conditions, dengan mengklik tombol standard fixities . Sebagai hasilnya, program akan mendefenisikan tanah seperti mengalami kondisi tumpuan jepit penuh pada bagian dasar dan kondisi tumpuan jepit – rol pada sisi vertikal. 7. Setelah membuat kondisi batas boundary conditions, masukkan data material material properties dengan menggunakan tombol material sets . Pilih soil interface pada set type untuk data tanah , dan pilih plates untuk data tiang. Gambar 4.3 Input Data Material Set Data Lapisan Tanah 80 Gambar 4.4 Input Data Spesifikasi Pondasi bored pile Gambar 4.5 Pemberian beban aksial yang bekerja di atas tiang pancang 8. Klik pada tombol generate mesh, akan tampil distribusi elemen mesh pada jendela Output. Klik tombol Update untuk kembali pada tampilan awal. boundary conditions 81 Gambar 4.6 Generated mesh tanah pada lokasi yang ditinjau 9. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. A 82 B C Gambar 4.7 Hasil output dari metode elemen hingga yang diperoleh berdasarkan data input A initial water pressure B pore pressuretekanan air tanah pada lokasi C Tegangan efektif tanah pada lokasi yang ditinjau 10.Klik tombol kalkulasi calculate untuk memulai perhitungan daya dukung tiang pancang. Gambar 4.8 Pemilihan Titik Node Node A Node B 83 Gambar 4.9 Proses Kalkulasi Titik Bore Hole 3 Gambar 4.10 Nilai Phi Reduction Titik Bore Hole 3 pada Fase 2 sebelum konsolidasi Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Program Plaxis didapat nilai Σ Msf fase 2 sebelum konsolidasi sebesar 1,9507. Maka nilai Qu titik bore hole 3 adalah Q u = Σ Msf x 3300 kN = 1,9507 x 3300 kN = 6437,31 kN = 643,73 Ton Nilai Phi Reduction 84 Gambar 4.11 Nilai Phi Reduction Titik Bore Hole 3 pada Fase 4 setelah konsolidasi Nilai Σ Msf fase 4 setelah konsolidasi sebesar 1,9631. Q u titik bore hole 3 adalah Q u = Σ Msf x 3300 kN = 1,9631 x 3300 kN = 6478,23 kN = 647,82 Ton

4.4.2 Pemodelan Tanah, Pondasi dan Beban pada Program Plaxis

Perhitungan daya dukung menggunakan Plaxis harus menggunakan data- data tanah, tiang pancang dan pemodelan beban harus dimasukkan kedalam program sebagai input data. Pada pemodelan, lapisan tanah diasumsikan dengan memasukkan parameter pada BH-3. Nilai Phi Reduction 85 Gambar 4.12 Geometri dan Material pada Pemodelan Plaxis

4.4.3 Perhitungan Pada Plaxis

Proses kalkulasi perhitungan penurunan akibat loading test pada Plaxis, harus disesuaikan dengan kondisi staged construction di lapangan. Berikut ini gambar dari tahapan pemberian beban sesuai dengan siklus IV di lapangan. Gambar 4.13 Pemilihan Titik Node Interface antara pondasi bored pile dengan tanah Beban load Multiplier Pondasi bored pile Node A Node B 86 Gambar 4.14 Proses Kalkulasi untuk Meghitung Penurunan akibat pembebanan siklus IV Pada tahapan perhitungan di atas, pembebanan dilakukan dengan menggunakan Total Multiplier dengan mengubah total Mload A sesuai dengan kondisi beban yang diberikan di lapangan.

4.4.4 Hasil Perhitungan Program Plaxis

Setelah proses perhitungan selesai, maka didapatkan hasil kurva hubungan antara beban dan penurunan seperti berikut. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 50 100 150 200 250 300 350 se tt le m e n t m m Load Ton load vs settlement Beban pada saat pembebanan 200 87 Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Hubungan Beban – Penurunan dengan Pemodelan Plaxis Tabel 4.5 Penurunan dengan Perhitungan program Plaxis Load settlement mm Ton Plaxis 1.53 50 82.5 3.42 100 165 5.34 150 247.5 7.29 175 288.75 8.27 200 330 9.25 175 288.75 8.31 150 247.5 7.36 100 165 5.47 50 82.5 3.58 1.69 Dari perhitungan penurunan dengan mengguankan program metode elemen hingga plaxis didapat penurunan dengan beban maksimum 200 sebesar 9,25 mm. Maka , besarnya penurunan tersebut dikatakan aman karena lebih kecil dari 25 mm.

4.5 Evaluasi hasil Daya Dukung Bored pile