BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mutu CPO Pada Tangki Penimbunan
Analisa Minyak dari tangki penimbunan sangat penting dilakukan mengingat minyak sawit yang menpunyai rantai karbon yang panjang, maka akan
mudah terjadi Hidrolisa. Untuk penentuan Kualitas minyak yang disimpan dan akan dipasarkan maka dilakukan dengan pengambilan sampel, yang diambil
sebanyak 200 ml dari tangki minyak dilakukan setiap pagi sebelum dimulai proses produksi selanjutnya.pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan alat
pengambilan sampel dan satu sampel harus diambil dari kedalam 1 Meter dari atas, satu dari tengah dan satu lagi diambil pada 1 Meter dari dasar tangki. Semua
sampel harus dicampur benar – benar untuk membentuk satu sampel dari setiap tangki.
Bahan reaksi yang diperlukan untun menentukan Free Fatty Acid FFA adalah : Larutan Penolpthalein AR 1 diperoleh dengan cara menimbang 1gr
Penopthalein kemudian dilarutan dalam 100 ml Ethanol. Sodium Hidroxide NaOH AR 0,1 N dan Denaturated Iso – Propanol IPA . Iso Propanol
digunakan sebagai bahan pelarut. Dari penuntun Laboratorium diperoleh metode pelaksanaannya dilakukan
dengan cara : 1. Timbang 5gr minyak sampai 0,0001 gr terdekat untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat dalam labu erlenmeyer. 2. Diukur 50 ml IPA dan dimasukkan kedalam erlenmeyer kapasitas 250 ml,
ditambahkan 4 tetes Penolpthalein dan dicampur dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Ditambahkan titrasi dengan 0.1 N NaOH sampai menjadi warna Jingga pucat.
4. Kemudian dipindahkan Alkohol yang telah dinetralisir kedalam labu erlenmeyer yang berisi minyak.
5. Letakkan Labu dan isinya pada hot plate dan biarkan campuran tersebut panas perlahan – lahan. Sementara itu goyang secukupnya agar minyak
terdispersi menjadi bagian – bagian kecil. 6. Titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH, goyang terus – menerus, sehingga
timbul warna jingga yang akan nampak selama30 menit. Tabel 2.1. Standar Mutu minyak kelapa sawit, minyak inti sawit dan inti sawit.
Karakteristik Minyak sawit
Inti Sawit Minyak Inti
Sawit Keterangan
Kadar Asam Lemak bebas
Kadar kotoran Kadar Zat menguap
Bilangan peroksida Bilangan iodine
Kadar logam Fe – Cu
Lovibond Kadar minyak
Kontaminasi Kadar pecah
5 0,5
0,5 6 meq
44 – 58 mgg 10 ppm
3 – 4 R -
- -
3,5 0,02
7,5 -
- -
- 47
6 15
3,5 0,02
0,2 2,2 meq
10,5 – 18,5 mgg -
- -
- -
Maksimal Maksimal
Maksimal Maksimal
- -
- Maksimal
Maksimal Maksimal
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 1989 Kadar air didalam minyaklemak sangat mempengaruhi pembentukan asam
lemak bebas Free fatty Acid . Semakin tinggi kadar air yang terdapat didalam minyak maka kemungkinan terbentuknya asam lemak bebas juga akan semakin
cepat dan dapat juga mengakibatkan terjadinya korosi pada dinding Storage Tank. Analisa kadar air dilakukan terlebih dahulu terhadap minyak sawit dengan
pemanasan pada suhu 55 – 60
o
C yang telah Homogen.
Universitas Sumatera Utara
Analisa terhadap kadar air dilakukan dengan metode sebagai berikut : 1. Letakkan cawan bersih dalam oven selama 15 menit pada 105
o
2. Biarkan menjadi dingin dalam desicator selama ½ jam. C.
3. Timbang cawan yang kering ini sampai 0,0001 gr terdekat W1 . 4. Timbang kira – kira 20 gr + 0,1 gr dari minyak cair pada cawan.
5. Timbang cawan dan isinya sampai 0.001 gr terdekay W2 . 6. Keringkan minyak dalam oven selama 6 jam pada temperatur 105
o
7. Angkat cawan dan biarkan menjadi dingin dalam desicator selama ½ jam sebelum ditimbang kembali W3 .
C.
Minyak sawit merupakan asam lemak yang sangat mudah terjadi Hidrolisis sehingga batas dibawah 10. Dengan adanya asam lemak bebas akan
menurunkan mutu minyak. Kadar air telah ditetapkan 0,2, bila kadar air tinggi maka dilakukan pemanasan agar air dalam minyak dapat menguap.
Kadar kotoran menpengaruhi mutu CPO yang berdampak pada saat pemasaran hasil produksi, yaitu kotoran 0,02 maka harga jual CPO menjadi
lebih rendah, konsumen akan mengalami kesulitan dalam pengolahan lebih lanjut dan menambah kerja konsumen dan memakan waktu lebih lama.
Sebelum memasuki Storage Tank minyak melalui proses klarifikasi yang telah meminimalkan kadar kotoran yang berupa solid dan kadar air. Didalam
Storage Tank juga telah dilengkapi Steamer yang akan menpengaruhi Sg Spesific Gravity minyak. Suhu didalam Storage Tank dijaga sedemikian rupa
untuk menghindari terjadinya oksidasi, hidrolisa enzimatik maupun non enzimatik, kekentalan minyak juga semakin rendah sehingga kemungkinan
kotoran untuk mengendap didalam Storage Tank lebih mudah.
Universitas Sumatera Utara
Kadar kotoran dapat ditentukan dengan cara : 1. Contoh minyak di cairkan pada suhu 55 – 60
o
2. Diletakkan disaringan Fibre glass pada sebuah krusibel gooch dan guci kira – kira 10 ml hexane.
C dan homogenkan sebelum dijadikan sub sampel.
3. Keringkan kertas saringan berikut krusibel pada 105
o
4. Didinginkan dalam Desicator selama ½ jam dan timbang sampai 0,0001 gr terdekat W2 .
C selama 30 menit.
5. Timbang kira – kira 20 gr minyak kedalam Erlenmeyer W3 . 6. Ditambah 100ml larutan panas dan goyang agar di peroleh homogenitas
yang sempurna. 7. Dibiarkan selama 5 menit sampai semua larutan terlarut dapat terpisah
kebawah. 8. Dituang secara hati – hati larutan tadi pada krusibel Gooch dengan
mnggunakan vakum. 9. Pergunakan larutan baru untuk memimdahkan semua minyak dan benda
yang tidak larut pada ktusibel Gooch dan guci dengan beberapa bagian dari 10 ml larutan sampai seluruh minyak yang telah ada terangkut keluar.
10. Bila semua larutan pencuci telah melewati saringan, lepaskan kembali vakum.
11. Keringkan dalam Oven selama ½ jam pada 105
o
12. Didinginkan dalan Desicator dan ditimbang krusibel Gooch dengan isinya W4 .
C.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Jenis – Jenis Tangki