. PENDAHULUAN DASAR TEORI PERALATAN DAN PENGUKURAN BOUYANCY SISTEM KERJA DAN PENGUKURAN LEVEL KESIMPULAN DAN SARAN ANALISA PENGUKURAN LEVEL PADA MENARA

1.6. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan penyusun membuat sistematika penulisan dengan urutan sebagai berikut:

BAB I . PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan pembahasan, batasan masalah, tinjauan pustaka,metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.

BAB II. DASAR TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang pengukuran tinggi cairan, metode pengukuran tinggi permukaan,Prinsip kerja Bouyancy.

BAB III. PERALATAN DAN PENGUKURAN BOUYANCY

Pada bab ini menjelaskan Bagian-bagian pengukuran level dengan menggunakan Bouyancy, alat-alat ukur level,sistematika kerja.

BAB IV. SISTEM KERJA DAN PENGUKURAN LEVEL

Pada bab ini menjelaskan tentang pengukuran level terhadap tabung kaca, mekanisme kerja, pengaruh volume air pada tabung poros.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran mengenai isi dari pada Karya Akhir. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI

II.1. Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan

Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom seperti:Tangki, Drum, Tabung Silinder. Tujuan dari pada pengukuran dan pengendalian level adalah untuk mencegah agar peralatan Instrumentasi pada suatu lapangan tidak mengalami kelebihan kekurangan fluida yang akhirnya dapat merusak peralatan – peralatan instrument tersebut.

II.2. Metode Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan

Metoda-metoda pengukuran level perlu dilakukan untuk mendapatkan data analisa. Karena itu, kesalahan kecil saja dapat mengakibatkan kerugian yang besar dalam kurun waktu yang lama. Dalam pengukuran level ada banyak cara, mulai dari elemen perasa sensor hingga penunjukannya dalam berbagai tampilan. Elemen dasar dan sistem yang digunakan untuk pengukuran level banyak sekali ragamnya. Dari ragam tersebut yang dapat digunakan biasanya tergantung pada proses, kemampuan, dan segi harga. Secara garis besar ada beberapa metoda pengukuran level yaitu: Universitas Sumatera Utara

II.2.1. Metode Pengukuran Langsung

Tinggi level dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya tanpa harus mengalami proses pengubahan bentuk bacaan dari hasil pengukuran, seperti Gambar 2.1. ini dikarenakan oleh mekanisme tertentu yang secara langsung dapat diamati. Biasanya metoda pengukuran langsung ini dipakai oleh industri yang memerlukan tempat penampungan atau tangki yang berukuran kecil, dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang meter. Dengan diketahuinya tinggi level maka volume dari cairan yang diukur dapat diketahui bila diinginkan. Gambar 2.1. Pengukuran Langsung Pengukuran level secara visual atau secara langsung dapat dilihat dengan bantuan alat ukur instrument maka dapatlah diketahui level dari media yang diukur.

1. Gelas Penduga level gauge methode

Gelas penduga yang dapat menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam suatu bejana atau drum dan tangki secara langsung ada dua macam gelas penduga yang digunakan : gelas penduga tebuka dan gelas penduga tertutup. Gelas penduga digunakan pada tangki yang TINGGI CAIRAN DILIHAT LANGSUNG Universitas Sumatera Utara tidak bertekanan, sedangkan yang tertutup digunakan pada tangki yang bertekanan. Dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut. a. Level Glass Terbuka b. Level Glass Tertutup Gambar 2.2 Pengukuran Level dengan Glass Prinsip yang digunakan pada gelas penduga adalah prinsip bejana berhubungan. Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi level dalam suatu bejana secara langsung. Gelas penduga ujung terbuka pemasangannya sangat sederhana. Pada gelas penduga ujung terbuka, tinggi level yang diukur pada tangki atau bejana akan sama dengan yang ditunjukkan pada gelas penduga, karena merupakan dua bejana yang saling berhubungan. Gelas penduga ujung terbuka biasanya digunakan pada tangki yang tidak bertekanan yang tinggi. Gelas penduga ujung tertutup digunakan untuk bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung gelas penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian Universitas Sumatera Utara bejana berisi cairan, sedangkan ujung bagian atas tersambung dengan bagian bejana beisi uap kosong. Adapun faktor – faktor yang dapat merusak penampilan alat ukur tinggi level pada

2. Metode pemberat dan pita stick

pengukuran level ini begitu sederhana dimana dapat dipergunakan untuk mengukur cairan atau lainnya dengan mempergunakan pita pemberat yang terbuat dari baja. Baja tersebut dicelupkan kedalam cairan maka level dapat dibaca secara langsung. Kekurangan dari pengukuran dengan pita pemberat ini tidak dapat dipergunakan di industri proses dan disarankan untuk tidak digunakan pada tangki yang bertekanan. Pada gambar 2.3. dapat dilihat alat pengukuran level dengan pita dan pemberat. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. pengukuran level dengan pita dan pemberat

II.2.2. Alat ukur menurut metoda mekanik

metode ini pada prinsipnya memanfaatkan gaya yang dihasilkan oleh penggerak fluida cairan, kemudian gerak ini akan dirubah kepada pembentuk gerak mekanik. Penggerak mekanik ini kemudian dikalibrasiakan kedalam bentuk angka-angka. Ada beberapa macam metode mekanik :

II.2.2.1. menurut gaya apung bouyant

ada banyak cara mengukur level dengan menggunakan pelampung, tetapi prinsipnya semua sama dimana pelampung akan terapung diatas permukaan cairan yang banyak posisinya akan sesuai dengan perbandingan perubahan level dari cairan yang diukur. Umumnya cara pengukuran cara seperti ini tidaklah begitu cocok untuk lapangan industri. Pada gambar 2.3. dapat dilihat prinsip kerja pengukuran level dengan pengapung. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. pengukuran level dengan pengapung

II.2.3 . Metode tidak Langsung

Dalam metoda tidak langsung, perubahan tinggi rendahnya level yang terjadi dialihkan dengan penggunaan mekanisme tertentu, sehingga besaran sinyal dapat diamati. Gaya pada cairan menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasikan kedalam bentuk angka- angka. Mekanisme pengalihan perubahan tinggi rendahnya level yang terjadi menhadi suatu besaran sinyal, seperti pada Gambar 2.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5. Metode Pengukuran Secara Tidak Langsung a. Metode timbanganweigh methode metode ini sangat baik untuk pengukuran secara tidak langsung. Metode ini juga dinamai dengan load cells sebab timbangan dipasang pada bagian bawah tangki. Metode ini memiliki beberapa keuntungan pada penerapannya: - Nilai pengukuran yang konstan - Nilai density konstan - Langsung dapat membuka kapasitas produk yang ada pada gambar 2.6. dapat dilihat prinsip kerja pengukuran level dengan timbangan. TINGGI CAIRAN GERAK MEKANIK KALIBRASI Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. pengukuran level dengan metode timbangan c Metode Getaran Vibration Damping Methode Metode ini cocok digunakan untuk level switch. Peralatannya terdiri dari garpu tala yang dibuat beresonansi diudara, yang mana media garpu tala tersebut berhubungan dengan media yang diukur. Hasil dari resonansi garpu tala tersebut akan diterima oleh transmitter dan diubah dalam bentuk sinyal yang diinginkan. Pada gambar2.7.. dapat dilihat prinsip kerja pengukuran dengan getaran. Gambar 2.7. pengukuran level dengan getaran Universitas Sumatera Utara b. Metode Gaya Tekanan 1. Gaya Tekan Gelembung Buble sistem Metode ini menggunakan tekanan hidrostatik yang ditimbulkan oleh media didalam tangki, dengan cara memasukkan pipa kecil kedalam media dan memberikan tekanan udara pada pipa tadi sehingga terjadi gelembung udara. Dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut. Gambar 2.8. pengukuran level dengan gelembung udara 2. Metode Tekanan Statis Diffrensial Preasure Metode ini menggunakan sebuah transmitter diffrensial preasure, yang mana transmitter ini pemasangannya dipasang serendah mungkin. Transmitter ini bekerja berdasarkan adanya perbedaan tekanan, yaitu tekanan high dan low. Berdasarkan perbedaan tekanan ini maka Universitas Sumatera Utara dapatlah diukur tinggi permukaan cairan dari tangki tersebut. Pada gambar 2.9. dapat dilihat prinsip kerja pengukuran level dengan perbedaan tekanan. Gambar 2.9. pengukuran level dengan perbedaan tekanan Keterangan gambar .: Po=Tekanan Atsmosfir P1=Tekanan High P2=Tekanan Low H=Tinggi permukaan cairan ρ =Density Cairan Universitas Sumatera Utara

II.3. Prinsip Kerja Bouyancy

prinsip : satu ujung dari taung poros yang dihubungkan dengan kerangka pada pemasangan skrup. Ujung yang lain dari tabung poros adalah disambungkan kelengan poros yang didukung oleh sebuah titik tumpuan tabung poros pada suatu keadaan berputar yang konstan. Seperti menaikkan levelzat cair, daya apung yang terlatih padakenaikkan pengapung pada hasil dari hasil gaya keatas yang indah melalui lengan poros dan titik tumpuan berbentuk mata pisau ketabung poros karena itu menukarkan gaya putaran yang terpakai ketabung poros tersebut. Akibatnya, batang poros berputar dan dipindahkan gerak putar yang dideteksi dalam suatu sinyal arus yang mana memberikan level zat cair. Universitas Sumatera Utara Tabung Poros Lengan Poros Air Proses Sinyal PV Proses Sinyal Body Instrument Transmitter Tabung Transmitter kaca MV Bouyancy Gambar 2.12.Prinsip Kerja Bouyancy LRC W 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Universitas Sumatera Utara Ketelitian kalibrasi dari transmitter level zat cair adalah ditunjukkan oleh berikut ini : N W h H A g F = − − = . ρ dimana : F = Gaya N ρ = Kgm 3 g = Gravitasi mdet 2 A = luas permukaan m H = Level ketinggian air cm h = Tinggi permukaan cairan cm W = berat pelampung Kg ms 2 Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISA PENGUKURAN LEVEL PADA MENARA

DESTILASI III.1. Bagian –Bagian Pengukuran Level Dengan Menggunakan Bouyancy Suatu system pengukuran level dengan menggunakan type buoyancy terdiri dari beberapa bagian, yaitu : a. Transmitter dan Ampere meter DC b. Tabung poros c. Tangki d. fluida III.1.1. Transmitter merupakan suatu elemen transmitter dengan suplay tenaga dari luar yang mengubah variable pengukuran fisik kevariabel pengukuran standard. Transmisi digunakan untuk mengubah sinyal input pada suatu system kerja pengukuran level menjadi sinyal standard yang akan ditunjukkan pada pointer petunjuk - transmitter pneumatic yakni mengubah sinyal proses menjadi sinyal pneumatic standar, yang biasanya 3 sampai 15 psi :0,2 – 1,0 kgcm 2 dan dengan suplay instrument 1,4 Kgcm 2 - Transmitter Elektrik . Universitas Sumatera Utara Yakni mengubah sinyal proses menjadi sinyal elektrik standard, yang biasanya 4 samapai 20mA dengan suplay instrument 24 Volt DC. Transmitter dapat dibagi 2 bagian yaitu: a. Bagian Perasa detector Yakni bagian yang berfungsi untuk mengubah sinyal proses kedalam bentuk gerak mekanik. b. Bagian Pengirim Yakni bagian yang berfungsi untuk mengubah gerak mekanik detector kedalam bentuk sinyal elektrik maupun pneumatic. III.1.2. Ampere Meter DC Peralatan ini adalah suatu elemen listrik dengan arus Direct Current DC untuk mendeteksi kuat arus dari sinyal transmitter, dan ditunjukkan dalam satuan mA. Yang menunjukkan output 4-20 mA. III.1.3 Bouyancy dan Tabung poros Dalam pengukuran ini dipergunakan float pengapung dengan type bouyancy, pada pengukuran ini juga menggunakan tabung poros untuk berputar yang digerakkan oleh lengan poros. Pada keterpasangannya terdapat mata pisau pada tabung poros, yang mana satu dari tabung poros yang dihubungkan pada kerangka dengan pemasangan sekrup. Ujung yang lain dari tabung poros tersebut disambungkan kelengan poros yang didukung oleh sebuah titik tumpuan berbentuk mata pisau, lalu pengapung disambungkan kelengan poros. Universitas Sumatera Utara Tabung poros yang dipergunakan mempunyai panjang 28,6 cm. seperti gambar III.1. dibawah ini. Gambar III.1. Konstruksi Tabung Poros A. Tabung dan Fluida Pada pengukuran ini dipergunakan tabung kaca yang berbentuk segi empat. Dan fluida yang dipergunakan adalah air. seperti lampiran III.1.4. Tangki Hal – hal yang perlu diperhatikan terhadap tangki sewaktu pelaksanaan uji opersinya adalah kebocoran. Setiap sambungan yang ada tangki harus benar-benar terpasang dengan rapat, karena dengan adanya kebocoran pada tangki akan mempengaruhi hasil pengukuran level pada tangki tersebut. Adanya kebocoran pada tangki dapat kita ketahui dengan tiga cara, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Pemeriksaan level dengan air yang keluar dari katup dari yang terpasang pada tangki. Pemeriksaan dengan cara ini dapat dilakukan dengan mudah. Air terlebih dahulu diisi dalam tangki sampai tinggi maksimum yang diinginkan, setelah itu lalu kita tutup dari air masuk ke dalam tangki. Kemudian kita lakukan pengamatan dengan memperhatikan setiap katup dari yang terpasang pada tangki apakah ditemukan tetesan air yang keluar dari katup-katup tersebut. Bila hala tersebut ditemukan langka awal yang harus kita lakukan yaitu memperbaiki atau mengganti katup dari yang bocor. 2 Pemeriksaan kebocoran dengan melihat perubahan tinggi level tangki. Pemeriksaan dengan cara ini dapat dilakukan dengan memperhatikan perubahan tinggi level melalui alat ukur tinggi gelas penduga yang terpasang pada tangki. 2 pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan larutan sabun pemeriksaan dengan cara ini dilakukan dengan mengoleskan larutan sabun pada setiap permukaan sambungsan perpipaan yang terdapat pada tangki. Apabila pada sambungan tersebut terdapat kebocoran maka akan terbentuk gelembung udara, semakain deras laju kebocoran maka semakin banyak gelembung udara yang terbentuk. Jadi adanya kebocoran dapat kita ketahui dengan terbentuknya gelembung udara pada larutan sabun. Setelah memeriksa dan mengetahui tempat atau letak kebocoran pada keterpasangan tangki selanjutnya level tangki kita buang sampai habis lalu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mengatasi kebocoran tersebut. Universitas Sumatera Utara III.1.5. Control valve Control Valve adalah valve yang mengendalikan laju arus dengan menambah atau mengurangi luas arus sesuai dengan tekanan udara operasi dari converter atau positioner. Control valve terdiri dari bagian actuator dan badan valve. Ada dua macam actuator yaitu : 1. Jenis diafragma 2. Jenis silinder. Bentuk umum konstruksi sebuah valve dapat dilihat pada gambar . Kerja valve sederhana sekali. Bilamana plug terangkat, fluida proses yang mengalir dari bagian inlet ke bagian outlet .Hanya saja, fluida proses yang mengalir ini bisa bermacam-macam, dari yang paling bersih sampai yang paling kotor, dari yang tidak korosif sampai yang palin korosif,dari tekanan rendah sampai tinggi dan seterusnya. Karena kebutuhan proses yang bermacam-macam itulah,ada banyak sekali kontruksi valve. Dengan demikian aspek yang perlu ditinjau pada waktu memilih juga menjadi luas. Selain itu, perhatian khusus juga diperlukan pada bagian penyekat packing. Karena plug harus bergerak naik-turun sedangkan tekanan di dalam valve body cukup tinggi, diperlukan suatu konstruksi penyekat yang tidak boleh menghambat gerak steam, namum mampu menjaga agar fluida didalam valve tidak keluar dari bagian bonnet. Universitas Sumatera Utara Gambar . Valve dan bagian – bagiannya Keterangan : 1. Packing flange nut 2. Packing follower 3. Packing spring 4. Packing box bushing 5. Guide bushing 6. Seat ring 7. Packing flange stud 8. Packing flange 9. Yoke lock nut 10. Packing Universitas Sumatera Utara 11. Valve plug stem 12. Bonnet 13. Valve body 14. Valve plug 15. Bottom flange III.2. Prinsip Pengukuran Level Secara Mendasar Pada metode pengukuran level ini, disebut Displecement, Hal ini disebut Displacement adalah karena pada prinsipnya nilai gerak apung yang dihasilkan oleh displacer, didesain untuk menggantikan nilai volume cairan yang menghasilkan gerak apung tersebut. Dari dasar prinsip pengukuran level ini, kita dapat memahami pada masing-masing type yang dipergunakan, itu semua memiliki satu tujuan pengukuran, pengukuran tersebut telah mempunyai prinsip dasar. Prinsip ini dapat dibuktikan seperti gambar III.2. berikut ini. Gambar III.2. Prinsip pengukuran level. Universitas Sumatera Utara Keterangan: Gambar A: Menunjukkan sebuah penggeser didalam silinder kosong digantung pada sebuah dancing timbangan penunjukkan pada timbangan menunjukkan 3Ib. Gambar B: Air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat pengapung sebesar 1 Ib. Gambar C : Air setinggi 14 inchi mengganti mengurangi berat dari penggeser seberat 2 Ib sehingga berat pengapung penggeser kini hanya 1 Ib. Ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan pada pengukuran level yaitu : 1. Penggeser tidak akan terapung diatas cairan melainkan sebagian akan terbenam, karena penggeser itu sendiri mempunyai berat tertentu dan tarikan pada gantungan support arm. 2. Naiknya tinggi permukaan cairan akan membuat penggeser naik. Karena adanya gaya apung yang lebih besar dari pada cairan, akan tetapi penggerakan dari penggeser hanya kecil sekali dibandingkan dengan tingginya naik permukaan cairan. 3. Perubahan pada kedudukan penggeser akan mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari timbangan. Pada umumnya prinsip kerja dari alat ukur dengan penggeser dapat dikatakan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Perubahan pada tinggi permukaan cairan yang diukur akan mengakibatkan perubahan pada gaya apung dari cairan tersebut. Ini akan membuat penggeser naikturun. 2. Pergerakan penggeser akan menghasilkan gaya memuntir pada tabung pemuntir. 3. Pergerakan dari tabung pemuntir kemudian dipergunakan untuk menghasilkan sinyal pneumaticElektrik. Kemudian sinyal ini dikirim kemeteran penunjuk dapat berupa meteran dengan tabung bourdon. Berikut ini adalah Diagram blok dari proses pengukuran level dengan menggunakan Bouyancy, ialah : Set point Input + PV Out put _ MV Gambar III.3. Diagram Blok Sistem pengukuran Level Controler Proses Actuator Universitas Sumatera Utara Pada Gambar III.3. Bagian controller mempunyai summing junction dengan tanda positif – negatif, dititik inilah langkah membandingkan dilakukan dengan mengurangi besaran set point dengan sinyal measurement variable, hasilnya adalah yang disebut error. Hampir semua pengukuran level selalu dimulai dengan menampilkan blok diagram system pengontrolan otomatis. Secara umum elemen system pada pengukuran ini ialah: 1. Feedback adalah system pengendalian otomatis yang mempunyai dua summing junction yaitu positif feedback dan negative feedback. 2. Proses process adalah peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu. Input proses dapat bermacam-macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dimanipulasi oleh final control element atau control valve agar measurement variable sama dengan set point. Input proses ini juga disebut manipulated variable . 3. Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controller. 4. Set point adalah besaran proses variable yang dikehendaki. Sebuah controller akan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan set point. 5. Error adalah selisih antara set point dikurangi measured variable. Error bisa negative dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari measured variable , error akan menjadi positif, sebaliknya bila set pointnya lebih kecil dari measured variable, error menjadi negative. Universitas Sumatera Utara 6. Kontroller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement variable . III.3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bouyancy Saat Beroperasi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Bouyancy saat beroperasi beberapa hal seperti berikut ini : 1. Getaran Getaran dapat mengganggu Bouyancy, karena getaran ini membuat peralatan yang terkait mengalami gangguan. Getaran ditimbulkan oleh mesin- mesin yang beroperasi disekitar Bouyancy tersebut, hal ini dapat kita lihat pada sensor, apabila sensor bergetar memungkinkan keadaan kaca penutup elektroda pada pipa penghantar menjadi pecah maka sensor tersebut tidak bisa dipergunakan. Untuk menghindari getaran yang terjadi hendaknya transmitter perlu ditempatkan agak jauh dari sumber-sumber getaran. 2. Umur piranti instrumen Semakin tua suatu peralatan, maka efisiensi kerja peralatan tersebut akan semakin menurun, begitu pula dengan Bouyancy semakin lama dipakai maka efisiensi kerjanya menurun. Ini diakibatkan karena peralatan sering mengalami kontak ataupun longgarnya elemen-elemen yang terdapat pada Bouyancy tersebut Universitas Sumatera Utara

BAB IV SISTEM KERJA DAN PENGUKURAN LEVEL