Pengantar Efektivitas Konseling Sebaya untuk Mengurangi Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja

merupakan konselor dalam PIK-KRR di sekolah, adapun langkah-langkah konseling sebaya BKKBN, 2008, yaitu:

1. SA : Salam, memberi perhatian dan menciptakan hubungan dan situasi

nyaman.

2. T : Tanya, mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan,

pengetahuan dan perasan konseli tentang masalah yang dihadapi dan latar belakangnya. Indentifikasi efek dari masalah terhadap konseli.

3. U : Uraikan, uraikan dan tawarkan informasi umum mengenai alternatif

pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan

4. TU : Bantu konseli untuk mengambil keputusan yang diinginkan. Beri

waktu dan dorong konseli untuk berpendapat.

5. J : Jelaskan secara rinci mengenai alternatif pemecahan masalah yang

telah dipilih konseli, konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi. Ajukan pertanyaan apakah konseli sudah mengerti apa yang disampaikan agar bisa membuat keputusan tanpa tekanan.

6. U : Rencanakan kunjugan ulang atau rujuk ketempat pelayanan konseling

bila diperlukan.

c. Syarat Konselor KRR

Adapun syarat-syarat yang dimasukkan peneliti untuk konselor yang melakukan konseling dalam penelitian ini adalah BKKBN, 2008: 1. Sudah pernah menjadi pendidik sebaya 2. Memiliki pengetahuan mengenai seksualitas dan konsekuensi hubungan seks pranikah. 3. Memiliki kemauan yang kuat untuk membantu teman yang memiliki masalah mengenai seksualitas. 4. Anggota dalam PIK sekolah. 5. Telah mengikuti pelatihan konseling sebaya atau telah mempelajari modul konseling sebaya KRR.

d. Sikap Konselor KRR

Sikap konselor KRR dalam melakukan konseling sebaya adalah BKKBN, 2008, yaitu; 1. S : Smile, duduk menghadap ke konseli, berikan anggukan atau senyuman

2. O : Open and Non Judgemental Facial Expression, ekspresi muka

menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai. 3. L : Lean towards Cliens, tubuh condong ke konseli 4. E : Eye Contact, kontak sesuai cara yang diterima budaya setempat

5. R : Relaxes and Friendly manner, santai dan sikap bersahabat.

36

e. Tahapan Konseling Behavioral Counseling

Adapun tahapan konseling dibagi menjadi 6 tahap Tohirin, 2011: 1. Tahap eksplorasi masalah Pada tahap ini konselor sebaya menciptakan hubungan yang baik dengan konseli, membangun kepercayaan, menggali pengalaman-pengalaman konseli terkait dengan berpacaran, menggali perhatian konseli lebih dalam mengenai kegiatan berpacaran, merespon isi dan perasaan terkait apa yang diceritakan konseli.

2. Tahap perumusan masalah

Konselor sebaya dan konseli pada tahap ini merumuskan masalah dan menyepakati masalah tersebut adalah masalah yang dihadapi konseli dan konseli ingin menyelesaikannya.

3. Tahap indetifikasi alternatif

Pada tahap ini konselor dan konseli bersama-sama menemukan alternatif- alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi perilaku seksual pranikah yang dihadapi konseli, selain alternatif pada tahap ini konseli bersama- sama dengan konselor sebaya juga berusaha menemukan konsekuensi- konsekuensi yang akan diterima ketika menjalankan alternatif.

4. Tahap perencanaan

Pada tahap ini klie sudah menemukan salah satu alternatif yang dipilih sendiri oleh konseli, kemudian selanjutnya konseli bersama-sama dengan konselor menyusun rencana apa yang dilakukan, bagaimana caranya, serta kapan mulai dilakukan rencana tersebut.

5. Tahap tindakan atau komitmen

Pada tahap ini konseli melakukan tindakan atau operasi dari apa yang didapatnya dari konseling, pada tahap ini konselor perlu untuk mendorong konseli supaya berkomitmen dengan tindakannya karena konseling tanpa tindakan tidak akan berhasil dilakukan.

6. Tahap penilaian atau umpan balik

Pada tahap ini konselor menanyakan evaluasi dari tidakan yang ditugaskan kepada konseli. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan post-test oleh peneliti untuk melihat keberhasilan dari proses konseling sebaya.

C. Tujuan Intervensi

Tujuan intervensi dengan menggunakan konseling sebaya adalah untuk mengurangi perilaku seksual pra nikah pada remaja khususnya siswa SMA. 37