1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Jawa jika ditinjau dari Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang mata pelajaran
bahasa daerah sebagai muatan lokal wajib di sekolah madrasah. Pada pasal 1 dijelaskan bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang
digunakan secara turun - temurun oleh masyarakat Jawa Timur yang terdiri dari Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Sesuai dengan
Peraturan Gubernur maksud dan tujuannya yakni sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan etika, estetika moral,
spiritual, dan karakter. Sehingga pembelajaran Bahasa Jawa sangatlah penting dalam membentuk karakter dan moral peserta
didik, selaras dengan kurikulum yang berlaku sekarang yakni kurikulum 2013 yang mengedepankan nilai-nilai moral dan sikap
peserta didik. Dilihat dari Kurikulum yang berlaku pada saat ini yakni
kurikulum 2013 yang tujuan pembelajaran dirumuskan pada seperangkat kompetensi. Maka setiap kompetensi mengandung
beberapa aspek sebagai tujuan yang akan dicapai, menurut Novan 2013:93-94 aspek yang harus dicapai adalah pengetahuan
knowledge yaitu kemampuan bidang konitif pada peserta didik. kemudian pemahaman understanding, yaitu kedalaman
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu. Kemahiran Skill, yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik
tentang tugas yang diberikan kepadanya. Selanjutnya nilai value yaitu norma-norma yang bersifat didaktik bagi peserta didik. Sikap
attitude yaitu pandangan individu terhadap sesuatu. Dan minat
interest, yaitu kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu.
Minat merupakan aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang melakukan suatu aktivitas.
Sehingga peran seorang guru dalam memahami tujuan pembelajaran dapat dijadikan suatu acuan untuk merancang
pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru adalah kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
termasuk dalam hal perancangan media pembelajaran. Dalam dunia pendidikan media pembelajaran sangatlah dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar. Menurut Pupuh 2010:10 media memiliki andil dalam hal menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-
hal yang tersembunyi. Walaupun begitu media tetap tidak bisa mengeser peran guru dalam pengajaran karena media merupakan alat
bantu dalam pengajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan dapat diketahui bahwa pada
fakta dilapangan media pembelajaran yang ada khususnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa sangatlah terbatas. Guru hanya
mengunakan media pada umunya saja seperti, buku paket, gambar ataupun lingkungan sekitar. Pada proses wawancara guru kelas juga
menjelaskan mengenai kemampuan siswa kelas rendah yang hanya mampu memahami materi yang bersifat konkret dan tidak terampil
dalam membaca ataupun dalam berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa. Dalam berbicara siswa lebih terbiasa menggunakan
bahasa ibu yaitu dengan mengunakan Bahasa Indonesia, sehingga siswa tidak terbiasa berbicara menggunakan Bahasa Jawa. Siswa
juga kurang memahami materi yang diberikan karena terkendala dalam memahami bahasa. Pada proses wawancara juga guru
memaparkan tentang tema dirasa sulit oleh siswa yakni Tema 7 Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku karena pada tema
tersebut banyak kosa kata Bahasa Jawa yang harus dikuasai oleh siswa. Nama-nama benda, hewan dan tumbuhan dalam bahasa Jawa
juga harus dikuasai siswa. Contohnya seperti semangka, kuthuk, nggaru
dan sebagainya. Sehingga diperlukan sebuah media untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dapat diketahui dari dahulu bentuk bahan ajar yang sering digunakan didalam sekolah yaitu bahan ajar cetak atau yang biasa
kita sebut buku. Buku tersebut termasuk media yang sudah umum dan dapat dijumpai dimanapun, namun buku yang yang ada saat ini
kurang menarik minat membaca siswa dikarenakan dari segi visual, warnanya kurang menarik dan hanya memuat materi, contoh dan
soal saja. Padahal menurut S. Danim 2008:7 mengemukakan
bahwa, media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Menurut Helyantini 2009:21 buku merupakan salah satu
benda yang istimewa, buku mampu menciptakan ikatan emosional antara orang yang sama-sama menyukai buku. Anak-anak usia dini
sangat menikmati buku-buku yang memiliki gambar berwarna, dengan satu atau dua kalimat pendek yang bermakna pada tiap
halamanya. Sebuah buku dengan urutan cerita yang jelas memiliki awal, pertengahan dan akhir kisah dan dilengkapi gambar yang
memberi keterangan jelas tentang arti kata-kata dibawahnya sangatlah berguna bagi anak.
Gambar merupakan suatu teknik yang biasa dilakukan oleh guru untuk memvisualisasikan suatu pembelajaran yang dianggap
akan dengan mudah dipahami oleh siswa apabila menggunakan gambar. Namun biasanya guru menggambarkannya di papan tulis,
sehingga apabila papan tulis penuh maka gambar tersebut akan dihapus. Munadi 2010:89 mengatakan bahwa gambar merupakan
media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak,
dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan
jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata.
Pada faktanya memori siswa lebih kuat dalam mengingat gambar dari pada tulisan, Munadi 2010:85 gambar secara garis
besar dapat dibagi pada tiga jenis yakni sketsa, lukisan dan photo. Termasuk juga dengan kartun menurut Munadi 2010:88 kartun
merupakan salah satu bentuk komunikasi grafis, yakni suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan
sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Munadi 2010:88
juga menyatakan bahwa kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam
gambar sederhana tampa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat,
kartun dapat menyajikan pesan secara ringkas dan kesannya akan bertahan lama di dalam ingatan.
Berdasarkan observasi awal yang pada hari Rabu 13 Januari 2016 dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Bahasa Jawa
yang ada sangatlah jarang dan terbatas. Sehingga disini peneliti memberikan media alternatif yaitu dengan menggunakan media
buku cerita bergambar karena media tersebut memiliki kelebihan dari segi visual yakni berupa gambar, warna dan bahasa yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Gambar dan warna yang menarik dapat meningkatkan minat siswa untuk
membaca, dan juga melatih siswa agar gemar membaca. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang
pengembangan pendidikan, maka dari itu peneliti mengambil judul: “Pengembangan Media Buku Cerita Bergambar untuk Pembelajaran
Bahasa Jawa Kelas 1 Tema 7 Benda Hewan dan Tanaman di
Sekitarku di SDN Ketawanggede Malang.” 1.2
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah hasil produk pengembangan buku cerita bergambar sebagai media belajar Bahasa Jawa kelas 1 tema 7
Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku di SDN Ketawanggede Malang ?
1.2.2 Bagaimanakah hasil uji validitas dan respon siswa buku cerita bergambar sebagai media belajar Bahasa Jawa kelas 1 Tema 7
Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku di SDN Ketawanggede Malang ?
1.3 Tujuan Penelitian dan Pengembangan