Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Keberhasilan Inseminasi Intra Uteri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KEBERHASILAN INSEMINASI INTRA UTERI
M. Fidel G. Siregar, Letta S. Lintang, M. Rhiza Z. Tala, Yostoto B. Kaban, M. Fauzie Sahil
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 2011 Abstrak
Tujuan : Untuk menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan IIU. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat survey analitik melalui pendekatan dengan metode pengumpulan data dari rekam medik Halim Fertility Center (HFC) bagian Obstetri dan ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan di Halim Fertility Center (HFC) Klinik Bayi Tabung Divisi Fertilisasi, Endokrinologi dan Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik medan mulai bulan November 2010 sampai selesai. Wanita infertil dan subfertil yang telah mengikuti program inseminasi intra uteri di Halim Fertility Center Klinik Bayi Tabung Divisi Fertilisasi, Endokrinologi dan Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik medan periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Semua wanita infertil dan subfertil yang menjadi populasi penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi wanita infertil dan subfertil yang telah mengikuti program inseminasi intra uteri di Halim Fertility Center Klinik Bayi Tabung Divisi Fertilisasi, Endokrinologi dan Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik medan, tercatat dalam rekam medik periode januari 2008 sampai dengan Desember 2010.Kriteria ekslusi catatan rekam medik hilang, tidak lengkap dan tidak jelas. Hasil : Dapat dilihat bahwa keberhasilan IIU pada kelompok durasi infertilitas ≤3 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dengan durasi infertilitas >3 tahun (20,7% vs 18%). Dapat dilihat bahwa keberhasilan IIU pada ketebalan endometrium >13 mm lebih tinggi (23,8%) daripada kelompok lainnya, yaitu kelompok dengan ketebalan endometrium≤7 mm (14,9%), kelompok dengan ketebalan endometrium 7,1-9 mm (20,0%), kelompok dengan ketebalan endometrium 9,1-11 mm (19,4%), dan kelompok dengan ketebalan endometrium 11,1-13 mm (20,0%). Dilihat dari berbagai aspek bahwa atas dapat dilihat bahwa keberhasilan IIU pada kelompok jumlah folikel 1 (21,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok jumlah folikel lainnya, yaitu kelompok jumlah folikel 2 (20,2%), kelompok jumlah folikel 3 (18,9%), dan kelompok jumlah folikel ≥4 (8,1%). Kesimpulan: pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara motilitas sperma, konsentrasi sperma dengan keberhasilan IIU.Dari penelitian ini faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan IIU adalah usia, yaitu sebesar 1,44 kali. Kata Kunci : Inseminasi, Intra Uterin, Endometrium
Universitas Sumatera Utara

LATAR BELAKANG Keinginan seorang wanita untuk memiliki anak terkadang melebihi ketertarikannya terhadap kecantikan dan bahkan dapat melebihi tuntutan karirnya. Ketidakhadiran seorang anak menjadi sebuah tragedi bagi wanita yang menikah, dan keadaan ini dapat menimbulkan kekecewaan dalam suatu pernikahan. Pentingnya kehadiran seorang anak diilustrasikan dengan adanya fakta di Inggris dan Wales bahwa duapertiga dari jumlah pasangan yang bercerai, tidak memiliki anak atau hanya memiliki seorang anak.1 Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan suami – istri untuk mencapai konsepsi / kehamilan setelah satu tahun melakukan sanggama teratur tanpa kontrasepsi atau ketidakmampuan untuk hamil sampai melahirkan bayi yang mampu hidup. Data dari National Survey of Family Growth (1995) menunjukkan bahwa dari 7% pasangan yang menikah, dimana pasangan wanitanya masih berada pada usia reproduktif, tidak mendapatkan kehamilan setelah 12 bulan melakukan senggama teratur tanpa kontrasepsi.6 Terdapat 5 faktor penyebab infertilitas yang mendasar, yaitu faktor pasangan pria, faktor servikal, disfungsi ovulasi, adanya masalah pada rahim atau organ pelvis pasangan wanita ataupun keduanya, dan penyebab yang tidak dapat dijelaskan.6

Dewasa ini, telah banyak kemajuan yang dicapai dalam penanganan infertilitas. Metode pembedahan yang dahulunya digunakan untuk pengobatan infertilitas telah menurun jumlahnya. Metode pembedahan ini telah diganti dengan Assisted reproduction technology (ART). Beberapa teknik konsepsi dibantu (associated conception) dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan hamil jika cara-cara konvensional tidak berhasil setelah dicoba dalam kurun waktu tertentu. Ada 3 cara dari teknik konsepsi dibantu yaitu inseminasi intra uteri, fertilisasi invitro, injeksi sperma intra sitoplasma. Berdasarkan etiologi dari infertilitas, keberhasilan tertinggi yang dilaporkan ketika IIU digunakan pada pasien dengan anovulasi yang dilakukan induksi ovulasi. kemudian pada infertilitas karena faktor pria dan infertilitas yang tidak dapat dijelaskan, sedangkan angka kehamilan terendah pada pasien endometriosis.12 Dari data diatas dapat kita lihat bahwa angka keberhasilan IIU sangat rendah. Untuk meningkatkan keberhasilan IIU perlu diketahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan IIU. Di bagian obstetri ginekologi fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H Adam malik, RS jejaring belum pernah dilakukannya penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan IIU.

Universitas Sumatera Utara

METODA PENELITIAN Penelitian ini bersifat survey analitik melalui pendekatan dengan metode pengumpulan data dari rekam medik Halim Fertility Center (HFC) bagian Obstetri dan ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan di Halim Fertility Center (HFC) Klinik Bayi Tabung Divisi Fertilisasi, Endokrinologi dan Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik medan mulai bulan November 2010 sampai selesai. Populasi penelitian adalah wanita infertil dan subfertil yang telah mengikuti program inseminasi intra uteri di Halim Fertility Center Klinik Bayi Tabung Divisi Fertilisasi, Endokrinologi dan Reproduksi bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H. Adam Malik medan periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010 dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel penelitian adalah semua wanita infertil dan subfertil yang menjadi populasi penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

ANALISA DATA Data yang diperoleh diolah dan dirangkum dalam bentuk tabel distribusi Kemudian dilakukan uji statistik Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% untuk menganalisa hubungan antar variable. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh digunakan uji Regresi Logistik Berganda menggunakan perangkat komputer.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survey analitik dengan mengumpulkan data – data dari Halim fertility center (HFC) bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU RSUP H Adam Malik Medan mulai periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2010. Dalam periode Waktu tersebut diatas, dijumpai sebanyak 278 orang wanita infertil dan subfertil dengan 336 siklus IIU yang diikut sertakan dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Hubungan Usia dengan keberhasilan IIU


Kelompok Usia (Tahun)

Keberhasilan IIU

Hamil

%

Tidak Hamil

< 25 25-29

7 46,7 8 24 22,4 83

30-34

18 15,8 96

35-39 ≥40


14 18,7 61 2 8,0 23

Total %
53,3 15 77,6 107 84,2 114 81,3 75 92,0 25

P 0,028

Dari tabel 1. di atas dapat dilihat tingkat keberhasilan IIU pada kelompok usia 3 31 18,0 141

% 79,3 82,0

P Total
164 0,53
172

Dari tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa keberhasilan IIU pada kelompok durasi infertilitas ≤3 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dengan

durasi infertilitas >3 tahun (20,7% vs 18%).

Tabel 3. hubungan motilitas sperma dengan keberhasilan IIU


Keberhasilan IIU

Motilitas sperma

Hamil

%

Tidak Hamil

%

Total p

Universitas Sumatera Utara

< 32% ≥ 32%

4 8,5 43 61 21,1 228


91,5 47 78,9 289

0,027

Secara statistik, terdapat hubungan yang

bermakna antara motilitas sperma dengan

Dari tabel 3. di atas dapat dilihat bahwa

keberhasilan IIU (p= 0,027) dimana hasil

keberhasilan IIU pada kelompok motilitas sperma ≥32% lebih tinggi dibandingkan kelompok motilitas sperma