Perbandingan Tingkat Keberhasilan Kateter Fleksibel Dan Kaku Dalam Inseminasi Intra Uteri
PERBANDINGAN TINGKAT KEBERHASILAN KATETER FLEKSIBEL DAN KAKU DALAM INSEMINASI INTRA UTERI
Muhammad Rusda, M. Fauzie Sahil, Iman Helmi Effendi, Binarwan Halim, Yostoto B. Kaban, Ray C Barus.
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran – Universitas Sumatera Utara
Medan, Indonesia, Oktober 2013
ABSTRAK Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perbandingan keberhasilan inseminasi intra uteri dengan menggunakan kateter kaku dan kateter fleksibel. Desain penelitian : Penelitian ini menggunakan metode Cohort Study dengan analisa observasional, yang dilakukan di Klinik Fertilitas Halim dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan, dimulai pada Juli 2013 – September 2013. Hasil : Tidak ada perbedaan karakteristik umum antara 60 kasus yang menggunakan kateter kaku dan kateter fleksibel, baik dari segi umur pasangan wanita, durasi infertil, dan jenis infertilitas. Begitu juga halnya dalam karakteristik siklus inseminasi, tidak dijumpai perbedaan bermakna dari jumlah folikel, ketebalan endometrium dan jumlah sperma yang digunakan pada kedua kelompok. Darah pada kateter lebih banyak dijumpai pada kelompok kateter kaku 18 (60%) dibandingkan dengan kateter fleksibel 17 (56.7%), tetapi tidak dijumpai perbedaan bermakna melalui uji Chi-Square dengan p>0.05. Refluks lebih banyak dijumpai pada kelompok kateter kaku 8 (26.7%), sebaliknya hanya dijumpai pada 1 kasus yang menggunakan kateter fleksibel (3.3%). Dijumpai perbedaan bermakna pada keadaan ini melalui uji Chi-square dimana didapatkan p value 0.05 . Reflux more common in rigid catheter group 8 ( 26.7 % ) , whereas only found in 1 case using a flexible catheter ( 3.3 % ) . We found significant differences through the Chi-square test with p value < 0.05 level. Intra-uterine insemination success rate obtained higher in flexible catheter group ( 26.7 % ) compared with rigid catheter ( 20 % ) , but we found no significant differences by Chi - Square test whereas p value 0.542. Higher success also earned in the group without the presence of blood on the tip after insertion, but there is no significant differences between groups in the presence of blood or not . Conclusion : There is no difference in the success rate of intra-uterine insemination using either rigid or flexible catheter. However, it is better if clinicians still consider inconvenience or uncomfortable conditions caused by one type of catheter during insertion procedure. Key Words : Intra uterine insemination, Rigid Catheter, Flexible catheter.
Universitas Sumatera Utara
LATAR BELAKANG Infertilitas adalah salah satu masalah yang mempengaruhi semua lapisan masyarakatdi seluruh duniameskipun penyebab dan angka kejadiannya bervariasi sesuai dengan geografis dan tingkat sosial ekonominya. Menurut WHO, satu dari empat pasangan di seluruh dunia merupakan pasangan infertil. Pada tahun 2010, estimasi dari 190 negara di dunia didapatkan 1,9% wanita usia 20-44 tahun mengalami infertilitas primer selama 5 tahun dan 10,5% mengalami infertilitas sekunder.1 Sekarang diperkirakan bahwa 60-80 jutapasangan menderita infertilitas setiap tahunnyasecara global. Di India dilaporkan telah mencapai 15-20 juta pasangan infertil. Sedangkan di Inggris, 1 dari 7 pasangan mengalami infertilitas dimana 25% disebabkan oleh faktor pria dan 25% disebabkan oleh faktor unexplained.2 Tehnik seperti IIU atau Inseminasi Artifisial (IA), telah menjadi terapi andalan untuk pasangan yang menderita berbagai bentuk infertilitas. Bahkan saat ini, walaupunIn Vitro Fertilization (IVF) dan Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) mempunyai angka keberhasilan yang baik namun IIU lebih sering digunakan di seluruh dunia dan terapi lini pertama karena biayanya lebih murah dan prosedurnya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan IVF/ICSI. Inseminasi intrauteri adalah terapi dengan menempatkan sperma yang sudah dicuci melalui transervikal ke dalam kavum uteri dengan menggunakan kateter inseminasi, dengan pemikiran bahwa semakin banyak spermatozoa motil yang mendekati atau mencapai sel telur.4Tehnik IIU
baru-baru ini menjadi salah satu prosedur yang mendapatkan lisensidari Human Infertilization and Embriology Authority di Inggris dan tehnik ini merupakan tehnik FERT (Fertility Treatment Other Than ART) yang paling banyak digunakan dalam teknologi reproduksi diseluruh dunia.5 Hanya beberapa penelitian yang dilakukan untuk menilai pengaruh dari trauma endometrium dan hubungannya dengan keberhasilan IIU. Rata-rata kehamilan dengan terapi IIU dilaporkan sekitar 10-20 kehamilan berdasarkan etiologi infertilitas dan angka tertinggi yang dilaporkan ketika IIU digunakan pada pasien yang sedang menjalani induksi ovulasi.10Penelitian yang dilakukan Karen dkk tahun 2002 melaporkan dari180 siklus IIU pada kelompok yang menggunakan kateter fleksibel angka keberhasilan IIU 16,4% dibandingkan dengan 184 siklus IIUpada kelompok yang menggunakan kateter fleksibeldimana angka keberhasilannya sekitar 18,1%. Begitu pula dengan penelitian Teraporn dkktahun 2003 di Thailand yang melaporkan 77 orang wanita yang menggunakan kateter fleksibel angka keberhasilan kehamilannya sekitar 11,4% sedangkan yang menggunakan kateter kaku sekitar 12,9% dari 89 orang wanita yang diteliti dan dihasilkan nilai p = 0,714 yang menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kateter tersebut.8 Penelitian oleh Ahmed dkk pada tahun 2006 mendapatkan hasil dimana perbedaan antara penggunaan kateter fleksibel dengan kateter kaku tidak bermakna.PenelitianolehAhmed ini mendukung penelitian sebelumnya.2
Universitas Sumatera Utara
METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain analitik observasional dan menggunakan metode Cohort Study untuk mengetahui perbandingan mengenai angka keberhasilan inseminasi antara penggunaan kateter fleksibel dibandingkan dengan penggunaan kateter kaku. Penelitian dilakukan di Klinik Halim Fertility Center, Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi FKUSU. Penelitian akan dimulai dari bulan Juli 2013 sampai September 2013. Populasi penelitian ini adalah pasien dengan riwayat infertil yang akan direncanakan untuk menjalani inseminasi intrauteri di Klinik Halim Fertility Center,Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi FK-USU. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Metode pangambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan periode waktu, dimana sampel diambil dari mulai bulan Juli sampai September 2013. Kriteria sampel adalah pasien infertile yang mempunyai indikasi untuk dilakukannya inseminasi intrauteri dengan indikasi faktor pria dan unexplained serta bersedia menandatangani surat informed consent
CARA KERJA 1. Dilakukan stimulasi ovarium pada
pasangan wanita: 2. Kemudian pada pasangan pria, 1-2 jam
sebelum dilakukan inseminasi dilakukan penampungan sperma di wadah yang telah
disediakan. Pemilihan sperma yang akan diinseminasi dilakukan dengan metode “direct swim up”. 3. Pasien dibaringkan dengan posisi dorso litotomi. 4. Spekulum cocor bebek dibilas dengan NaCl hangat. 5. Masukkan spekulum tersebut ukuran standar ke dalam vagina sampai serviks terlihat dengan jelas. 6. Serviks diusapkan dengan NaCl hangat memakai kasa yang sudah disediakan. 7. Sementara pasien disiapkan, sperma yang sudah preparasi di laboratorium dimasukkan ke dalamspuit yang terhubung dengan kateter kaku (Tom Cat) atau fleksibel (Wallace). Pasien yang diinseminasi dengan kateter kaku atau fleksibel dipilih secara random oleh spesialis yang melakukan inseminasi. 8. Volume medium inseminasi yang akan dimasukkan ke dalam kavum uteri adalah 0,2-0,4 ml (rata-rata 0,3 ml). 9. Masukkan kateter yang sudah berisi medium dan sperma melalui ostium uteri eksterna, kanalis servikalis, sampai ke dalam kavum uteri sesuai dengan arah uterus. 10. Jika ditemukan kesulitan, terkadang
diperlukan pemasangan tenakulum untuk menarik serviks pada saat memasukkan kateter. 11. Jarang diperlukan anestesi (paraservikal) pada waktu inseminasi. 12. Prosedur inseminasi ini harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati untuk mengurangi cedera pada endometrium
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mengakibatkan perdarahan
sehingga mengurangi viabilitas dari
sperma.
13. Setelah ujung kateter mencapai fundus,
tarik keluar sekitar 1 cm sehingga ujung
kateter berada pada kavum uteri yang
terluas. Selanjutnya, medium dan sperma
disemprotkan ke dalam kavum uteri.
14. Tarik kembali kateter perlahan-lahan
sambil memutarnya.
15. Pasien diminta berbaring terlentang
selama 15 menit pasca inseminasi.
Selanjutnya, diperbolehkan pulang dan
melakukan aktivitas seperti biasa.
16. Hubungan seksual dianjurkan 24 jam
pasca inseminasi.
17. Pada fase luteal, diberikan progesteron 3
x 100 mg pasca inseminasi. Jika perlu
periksa kadar progesterone.
18. Setelah 14 hari dilakukan tes kehamilan.
Dan jika hasil tes kehamilan (+), 2
minggu
kemudian
dilakukan
ultrasonografi untuk melihat kantong
gestasi, fetal pole dan denyut jantung janin.
ANALISA DATA Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Umur pasangan wanita, jenis dan lama infertilitas indikasi IIU, jenis induksi ovulasi, banyak folik≥e1l 7 mm, jumlah sperma yang motil yang digunakan untuk IIU, tebal endometrium dan keluaran IIU dicatat. Chi square digunakan untuk membandingkan proporsi dan p-value 0,05, yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan kehamilan antara kedua kateter. Berdasarkan kondisi ini maka hipotesis penelitian tentang tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan
kehamilan yang menggunakan kateter fleksibel dengan kateter kaku diterima.
KESIMPULAN Keberhasilan inseminasi berdasarkan jenis kateter kaku dan fleksibel yang digunakan didapatkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistika, berdasarkan adanya darah di kateter didapatkan tidak adanya perbedaan bermakna secara statistika dan berdasarkan adanya refluks didapatkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistika. Hipotesis penelitian tentang tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan kehamilan yang menggunakan kateter fleksibel dengan kateter kaku diterima
SARAN Diharapkan bagi para klinisi mempertimbangkanaspek ketidaknyamanan pada kateter kaku meskipun tidak ada perbedaan keberhasilan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Stephen, E.H. and A. Chandra. Hse of
infertility services in the United States. Family Planning Perspective, l32: 132137:2000 2. Abou Setta AM, Al Inany HG, Mansour RT, Serour GI, Aboulghar MA. Soft versus firm embryo transfer catheters for assisted reproduction: a systematic review and meta-analysis.Human Reproduction 2005;20(11):3114–21.
Universitas Sumatera Utara
3. Voorhis, V., A.F. Sparks and B.D. Allen.
Cost effectiveness of infertility treatment.
Fertile. Steril., 67: 830-860. ISBN: 1749-
6632; 1997.
4. Abdelkader, A.M. and J. Yen. The
potential use of intrauterine insemination
as a basic option for infertility. Rev.
Technol. Int. 11: 609-622; 2009.
5. Andersen, A.N., V. Goossens and A.P.
Ferraritti,. Assisted reproductive
technology in Europe hum. Report, 23:
756-771. 2008.
6. Pandian Z, Bhattacharya S, Vale L,
Templeton A. In vitro fertilisation for
unexplained subfertility. Cochrane
Database of Systematic Reviews 2005,
Issue 2.
7. Steures P, van der Steeg JW, Hompes PG,
Habbema JD, et al. Intrauterine
insemination with controlled ovarian
hyperstimulation versus expectant
management for couples with
unexplained subfertility and an
intermediate prognosis: a randomised
clinical trial. Lancet:2006;368:216–221.
8. TerapornV., Sreshthaputra,O et
al.Comparison of Tom Cat and PIVET
Catheter
for Intrauterine
Insemination:Thai Journal of Obstetrics
and Gynaecology December 2003, Vol.
15, pp. 223-229.
9. Karen L, Smith, R. Daniel.Does Catheter
Type Effect Pregnancy Rate in
Intrauterine Insemination Cycles?:Journal
of Assisted Reproduction and Genetics,
Vol. 19, No. 2, February 2002.
10. Kamil.N, Mohammed B.Efficacy of Intra
Uterine Insemination in the Treatment of
Infertility:American Medical Journal 2
(1): 47-50, 2011.
11. Cohen MR. Intrauterine insemination.Int
J Fertil 1962;7:235–240.
12. Zegers-Hochschild F, Nygren KG,
Adamson GD, et al.On behalf of The
International Committee Monitoring
Assisted Reproductive Technologies. The
ICMART glossary on ART
terminology.Hum
Reprod
2006a;21:1968–1970.
13. Andersen AN, Gianaroli L, Felberbaum
R, et al. Assisted reproductive technology
in Europe, 2001. Results generated from
European registers by ESHRE. Hum
Reprod2005;20:1158–1176.
14. Bensdorp AJ, Cohlen BJ, Heineman
MJ,et al. Intra Uterine Insemination for
male subfertility. Cochrane Database Syst
Rev;2007.
15. Andersen AN, Gianaroli L, Felberbaum
R, de Mouzon J, Nygren KG.Assisted
reproductive technology in Europe, 2001.
Results generatedfrom European registers
by ESHRE. Hum Reprod2005;20:1158–
1176.
16. ESHRE Capri Workshop Group.
Intrauterine Insemination. Human
Reproduction Update, Vol.15, No.3 pp.
265–277, 2009.
17. Andersen AN, Goossens V, Ferraretti AP,
et al, The European IVF monitoring
(EIM)Consortium, for the European
Society of Human
ReproductionEmbryology (ESHRE).
Universitas Sumatera Utara
Assisted reproductive technology in
Europe,2004: results generated from
European registers by ESHRE.
HumReprod2008;23:756–771.
18. Aboubakr
M.Insemination
intrauterine:Middle East Fertility Society
Journal;Vol. 9, No. 2, 2004.
19. Boomsma, C.M., M.J. Heineman and B.J.
Cohlen. Semen preparation techniques for
intrauterine insemination. Cochrane
Database Syst. Rev. nm7: 1223-1235;
2007.
20. Van Voorhis BJ, Barnett MR, Sparks AE,
et al. Effect of the total motile sperm
count on the efficacy and cost
effectiveness of intrauterine insemination
andin vitro fertilization. Fertil
Steril2001;75:661–668.
21. Duran HE, Morshedi M, Kruger T,
Oehninger S. Intrauterine insemination: a
systematic review on determinants of
success. Human Reproduction Update
2002;8(4):373–84.
22. Van Weering HGI, Schats R, McDonnell
J, et al. The impact of the embryo transfer
catheter on the pregnancy rate in IVF.
Hum Reprod 17,666–670; 2002.
23. McDonald JA and Norman RJ. A
randomized controlled trial of a soft
double lumen embryo transfer catheter
versus a firm single lumen catheter:
significant improvements in pregnancy
rates. Hum Reprod: 2002;17,1502–1506.
24. Lavie O, Margalioth EJ, Geva-Eldar T, et
al. Ultrasonographic endometrial changes
after intrauterine insemination: Technical
aspects of intrauterine insemination
catheters :The Cochrane Collaboration. parison of two catheters. Fertility and Sterility 1997;68:731–4. 25. Smith KL, Grow DR, Wiczyk HP, et al. Does catheter type effect pregnancy rate in intrauterine insemination cycles? J Assist Reprod Genet 19,49–52; 2002. 26. Miller PB, Acres ML, Proctor JG, et al. Flexible versus rigid intrauterine insemination catheters: a prospective, randomised, controlled study. Fertil Steril 83,1544–1546; 2005. 27. Ragni G, Alagna F, Brigante C et al. GnRH antagonists and mild ovarian stimulation for intrauterine insemination: a randomized study comparing different gonado-trophin dosages. Hum Reprod 19,54–58. 2004. 28. Fancovits et al, Catheter type does not effect the outcome of intrauterine insemination treatment: prospective randomized study. Fertil Steril 83,699704: 2005. 29. Cantineau AEP, Heineman MJ, Cohlen BJ. Single versus double intrauterine insemination (IUI) in stimulated cycles for subfertile couples. Cochrane Database Syst Rev 2003. 30. WHO.Examination and processing of human semen, WHO laboratory manual 5th edition:164-165; 2010. 31. “Intrauterine Insemination.” In Vitro Fertilization IVF,Web.21 Mar 2011. http://www.fwivf.com/fertilitytreatmentft-worth/intrauterine/insemination .html>.
Universitas Sumatera Utara
32. Reproductive Medicine and Infertility Associates, “Intrauterine Insemination Section”: 3-5; 2010.
33. Farimani M, Amiri I. Analysis of Prognostic Factors for Successful Outcome in Patients Undergoing Intrauterine Insemination. Acta Medica Iranica, Vol. 45, No. 2:2007.
34. Van der Poel N, Farquhar C, Abou-Setta AM. Soft versus firm catheters for intrauterine insemination. Cochrane review: 2010
35. Schoolcraft WB, Surrey ES and Gardner DK. Embryo transfer: techniques and variabels affecting success. Fertil. Steril 76,863–870:2001.
36. NICE guideline Fertility: assessment and treatment for people with fertility problems. Clinical guideline 11. National Institute for Clinical Excellence, February 2004.
Universitas Sumatera Utara
Muhammad Rusda, M. Fauzie Sahil, Iman Helmi Effendi, Binarwan Halim, Yostoto B. Kaban, Ray C Barus.
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran – Universitas Sumatera Utara
Medan, Indonesia, Oktober 2013
ABSTRAK Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perbandingan keberhasilan inseminasi intra uteri dengan menggunakan kateter kaku dan kateter fleksibel. Desain penelitian : Penelitian ini menggunakan metode Cohort Study dengan analisa observasional, yang dilakukan di Klinik Fertilitas Halim dan Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan, dimulai pada Juli 2013 – September 2013. Hasil : Tidak ada perbedaan karakteristik umum antara 60 kasus yang menggunakan kateter kaku dan kateter fleksibel, baik dari segi umur pasangan wanita, durasi infertil, dan jenis infertilitas. Begitu juga halnya dalam karakteristik siklus inseminasi, tidak dijumpai perbedaan bermakna dari jumlah folikel, ketebalan endometrium dan jumlah sperma yang digunakan pada kedua kelompok. Darah pada kateter lebih banyak dijumpai pada kelompok kateter kaku 18 (60%) dibandingkan dengan kateter fleksibel 17 (56.7%), tetapi tidak dijumpai perbedaan bermakna melalui uji Chi-Square dengan p>0.05. Refluks lebih banyak dijumpai pada kelompok kateter kaku 8 (26.7%), sebaliknya hanya dijumpai pada 1 kasus yang menggunakan kateter fleksibel (3.3%). Dijumpai perbedaan bermakna pada keadaan ini melalui uji Chi-square dimana didapatkan p value 0.05 . Reflux more common in rigid catheter group 8 ( 26.7 % ) , whereas only found in 1 case using a flexible catheter ( 3.3 % ) . We found significant differences through the Chi-square test with p value < 0.05 level. Intra-uterine insemination success rate obtained higher in flexible catheter group ( 26.7 % ) compared with rigid catheter ( 20 % ) , but we found no significant differences by Chi - Square test whereas p value 0.542. Higher success also earned in the group without the presence of blood on the tip after insertion, but there is no significant differences between groups in the presence of blood or not . Conclusion : There is no difference in the success rate of intra-uterine insemination using either rigid or flexible catheter. However, it is better if clinicians still consider inconvenience or uncomfortable conditions caused by one type of catheter during insertion procedure. Key Words : Intra uterine insemination, Rigid Catheter, Flexible catheter.
Universitas Sumatera Utara
LATAR BELAKANG Infertilitas adalah salah satu masalah yang mempengaruhi semua lapisan masyarakatdi seluruh duniameskipun penyebab dan angka kejadiannya bervariasi sesuai dengan geografis dan tingkat sosial ekonominya. Menurut WHO, satu dari empat pasangan di seluruh dunia merupakan pasangan infertil. Pada tahun 2010, estimasi dari 190 negara di dunia didapatkan 1,9% wanita usia 20-44 tahun mengalami infertilitas primer selama 5 tahun dan 10,5% mengalami infertilitas sekunder.1 Sekarang diperkirakan bahwa 60-80 jutapasangan menderita infertilitas setiap tahunnyasecara global. Di India dilaporkan telah mencapai 15-20 juta pasangan infertil. Sedangkan di Inggris, 1 dari 7 pasangan mengalami infertilitas dimana 25% disebabkan oleh faktor pria dan 25% disebabkan oleh faktor unexplained.2 Tehnik seperti IIU atau Inseminasi Artifisial (IA), telah menjadi terapi andalan untuk pasangan yang menderita berbagai bentuk infertilitas. Bahkan saat ini, walaupunIn Vitro Fertilization (IVF) dan Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) mempunyai angka keberhasilan yang baik namun IIU lebih sering digunakan di seluruh dunia dan terapi lini pertama karena biayanya lebih murah dan prosedurnya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan IVF/ICSI. Inseminasi intrauteri adalah terapi dengan menempatkan sperma yang sudah dicuci melalui transervikal ke dalam kavum uteri dengan menggunakan kateter inseminasi, dengan pemikiran bahwa semakin banyak spermatozoa motil yang mendekati atau mencapai sel telur.4Tehnik IIU
baru-baru ini menjadi salah satu prosedur yang mendapatkan lisensidari Human Infertilization and Embriology Authority di Inggris dan tehnik ini merupakan tehnik FERT (Fertility Treatment Other Than ART) yang paling banyak digunakan dalam teknologi reproduksi diseluruh dunia.5 Hanya beberapa penelitian yang dilakukan untuk menilai pengaruh dari trauma endometrium dan hubungannya dengan keberhasilan IIU. Rata-rata kehamilan dengan terapi IIU dilaporkan sekitar 10-20 kehamilan berdasarkan etiologi infertilitas dan angka tertinggi yang dilaporkan ketika IIU digunakan pada pasien yang sedang menjalani induksi ovulasi.10Penelitian yang dilakukan Karen dkk tahun 2002 melaporkan dari180 siklus IIU pada kelompok yang menggunakan kateter fleksibel angka keberhasilan IIU 16,4% dibandingkan dengan 184 siklus IIUpada kelompok yang menggunakan kateter fleksibeldimana angka keberhasilannya sekitar 18,1%. Begitu pula dengan penelitian Teraporn dkktahun 2003 di Thailand yang melaporkan 77 orang wanita yang menggunakan kateter fleksibel angka keberhasilan kehamilannya sekitar 11,4% sedangkan yang menggunakan kateter kaku sekitar 12,9% dari 89 orang wanita yang diteliti dan dihasilkan nilai p = 0,714 yang menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kateter tersebut.8 Penelitian oleh Ahmed dkk pada tahun 2006 mendapatkan hasil dimana perbedaan antara penggunaan kateter fleksibel dengan kateter kaku tidak bermakna.PenelitianolehAhmed ini mendukung penelitian sebelumnya.2
Universitas Sumatera Utara
METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain analitik observasional dan menggunakan metode Cohort Study untuk mengetahui perbandingan mengenai angka keberhasilan inseminasi antara penggunaan kateter fleksibel dibandingkan dengan penggunaan kateter kaku. Penelitian dilakukan di Klinik Halim Fertility Center, Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi FKUSU. Penelitian akan dimulai dari bulan Juli 2013 sampai September 2013. Populasi penelitian ini adalah pasien dengan riwayat infertil yang akan direncanakan untuk menjalani inseminasi intrauteri di Klinik Halim Fertility Center,Rumah Sakit Ibu dan Anak Stella Maris Medan Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi FK-USU. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Metode pangambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan periode waktu, dimana sampel diambil dari mulai bulan Juli sampai September 2013. Kriteria sampel adalah pasien infertile yang mempunyai indikasi untuk dilakukannya inseminasi intrauteri dengan indikasi faktor pria dan unexplained serta bersedia menandatangani surat informed consent
CARA KERJA 1. Dilakukan stimulasi ovarium pada
pasangan wanita: 2. Kemudian pada pasangan pria, 1-2 jam
sebelum dilakukan inseminasi dilakukan penampungan sperma di wadah yang telah
disediakan. Pemilihan sperma yang akan diinseminasi dilakukan dengan metode “direct swim up”. 3. Pasien dibaringkan dengan posisi dorso litotomi. 4. Spekulum cocor bebek dibilas dengan NaCl hangat. 5. Masukkan spekulum tersebut ukuran standar ke dalam vagina sampai serviks terlihat dengan jelas. 6. Serviks diusapkan dengan NaCl hangat memakai kasa yang sudah disediakan. 7. Sementara pasien disiapkan, sperma yang sudah preparasi di laboratorium dimasukkan ke dalamspuit yang terhubung dengan kateter kaku (Tom Cat) atau fleksibel (Wallace). Pasien yang diinseminasi dengan kateter kaku atau fleksibel dipilih secara random oleh spesialis yang melakukan inseminasi. 8. Volume medium inseminasi yang akan dimasukkan ke dalam kavum uteri adalah 0,2-0,4 ml (rata-rata 0,3 ml). 9. Masukkan kateter yang sudah berisi medium dan sperma melalui ostium uteri eksterna, kanalis servikalis, sampai ke dalam kavum uteri sesuai dengan arah uterus. 10. Jika ditemukan kesulitan, terkadang
diperlukan pemasangan tenakulum untuk menarik serviks pada saat memasukkan kateter. 11. Jarang diperlukan anestesi (paraservikal) pada waktu inseminasi. 12. Prosedur inseminasi ini harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati untuk mengurangi cedera pada endometrium
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mengakibatkan perdarahan
sehingga mengurangi viabilitas dari
sperma.
13. Setelah ujung kateter mencapai fundus,
tarik keluar sekitar 1 cm sehingga ujung
kateter berada pada kavum uteri yang
terluas. Selanjutnya, medium dan sperma
disemprotkan ke dalam kavum uteri.
14. Tarik kembali kateter perlahan-lahan
sambil memutarnya.
15. Pasien diminta berbaring terlentang
selama 15 menit pasca inseminasi.
Selanjutnya, diperbolehkan pulang dan
melakukan aktivitas seperti biasa.
16. Hubungan seksual dianjurkan 24 jam
pasca inseminasi.
17. Pada fase luteal, diberikan progesteron 3
x 100 mg pasca inseminasi. Jika perlu
periksa kadar progesterone.
18. Setelah 14 hari dilakukan tes kehamilan.
Dan jika hasil tes kehamilan (+), 2
minggu
kemudian
dilakukan
ultrasonografi untuk melihat kantong
gestasi, fetal pole dan denyut jantung janin.
ANALISA DATA Analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer meliputi pemasukan data dan tabulasi data. Umur pasangan wanita, jenis dan lama infertilitas indikasi IIU, jenis induksi ovulasi, banyak folik≥e1l 7 mm, jumlah sperma yang motil yang digunakan untuk IIU, tebal endometrium dan keluaran IIU dicatat. Chi square digunakan untuk membandingkan proporsi dan p-value 0,05, yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan kehamilan antara kedua kateter. Berdasarkan kondisi ini maka hipotesis penelitian tentang tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan
kehamilan yang menggunakan kateter fleksibel dengan kateter kaku diterima.
KESIMPULAN Keberhasilan inseminasi berdasarkan jenis kateter kaku dan fleksibel yang digunakan didapatkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistika, berdasarkan adanya darah di kateter didapatkan tidak adanya perbedaan bermakna secara statistika dan berdasarkan adanya refluks didapatkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistika. Hipotesis penelitian tentang tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat keberhasilan kehamilan yang menggunakan kateter fleksibel dengan kateter kaku diterima
SARAN Diharapkan bagi para klinisi mempertimbangkanaspek ketidaknyamanan pada kateter kaku meskipun tidak ada perbedaan keberhasilan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Stephen, E.H. and A. Chandra. Hse of
infertility services in the United States. Family Planning Perspective, l32: 132137:2000 2. Abou Setta AM, Al Inany HG, Mansour RT, Serour GI, Aboulghar MA. Soft versus firm embryo transfer catheters for assisted reproduction: a systematic review and meta-analysis.Human Reproduction 2005;20(11):3114–21.
Universitas Sumatera Utara
3. Voorhis, V., A.F. Sparks and B.D. Allen.
Cost effectiveness of infertility treatment.
Fertile. Steril., 67: 830-860. ISBN: 1749-
6632; 1997.
4. Abdelkader, A.M. and J. Yen. The
potential use of intrauterine insemination
as a basic option for infertility. Rev.
Technol. Int. 11: 609-622; 2009.
5. Andersen, A.N., V. Goossens and A.P.
Ferraritti,. Assisted reproductive
technology in Europe hum. Report, 23:
756-771. 2008.
6. Pandian Z, Bhattacharya S, Vale L,
Templeton A. In vitro fertilisation for
unexplained subfertility. Cochrane
Database of Systematic Reviews 2005,
Issue 2.
7. Steures P, van der Steeg JW, Hompes PG,
Habbema JD, et al. Intrauterine
insemination with controlled ovarian
hyperstimulation versus expectant
management for couples with
unexplained subfertility and an
intermediate prognosis: a randomised
clinical trial. Lancet:2006;368:216–221.
8. TerapornV., Sreshthaputra,O et
al.Comparison of Tom Cat and PIVET
Catheter
for Intrauterine
Insemination:Thai Journal of Obstetrics
and Gynaecology December 2003, Vol.
15, pp. 223-229.
9. Karen L, Smith, R. Daniel.Does Catheter
Type Effect Pregnancy Rate in
Intrauterine Insemination Cycles?:Journal
of Assisted Reproduction and Genetics,
Vol. 19, No. 2, February 2002.
10. Kamil.N, Mohammed B.Efficacy of Intra
Uterine Insemination in the Treatment of
Infertility:American Medical Journal 2
(1): 47-50, 2011.
11. Cohen MR. Intrauterine insemination.Int
J Fertil 1962;7:235–240.
12. Zegers-Hochschild F, Nygren KG,
Adamson GD, et al.On behalf of The
International Committee Monitoring
Assisted Reproductive Technologies. The
ICMART glossary on ART
terminology.Hum
Reprod
2006a;21:1968–1970.
13. Andersen AN, Gianaroli L, Felberbaum
R, et al. Assisted reproductive technology
in Europe, 2001. Results generated from
European registers by ESHRE. Hum
Reprod2005;20:1158–1176.
14. Bensdorp AJ, Cohlen BJ, Heineman
MJ,et al. Intra Uterine Insemination for
male subfertility. Cochrane Database Syst
Rev;2007.
15. Andersen AN, Gianaroli L, Felberbaum
R, de Mouzon J, Nygren KG.Assisted
reproductive technology in Europe, 2001.
Results generatedfrom European registers
by ESHRE. Hum Reprod2005;20:1158–
1176.
16. ESHRE Capri Workshop Group.
Intrauterine Insemination. Human
Reproduction Update, Vol.15, No.3 pp.
265–277, 2009.
17. Andersen AN, Goossens V, Ferraretti AP,
et al, The European IVF monitoring
(EIM)Consortium, for the European
Society of Human
ReproductionEmbryology (ESHRE).
Universitas Sumatera Utara
Assisted reproductive technology in
Europe,2004: results generated from
European registers by ESHRE.
HumReprod2008;23:756–771.
18. Aboubakr
M.Insemination
intrauterine:Middle East Fertility Society
Journal;Vol. 9, No. 2, 2004.
19. Boomsma, C.M., M.J. Heineman and B.J.
Cohlen. Semen preparation techniques for
intrauterine insemination. Cochrane
Database Syst. Rev. nm7: 1223-1235;
2007.
20. Van Voorhis BJ, Barnett MR, Sparks AE,
et al. Effect of the total motile sperm
count on the efficacy and cost
effectiveness of intrauterine insemination
andin vitro fertilization. Fertil
Steril2001;75:661–668.
21. Duran HE, Morshedi M, Kruger T,
Oehninger S. Intrauterine insemination: a
systematic review on determinants of
success. Human Reproduction Update
2002;8(4):373–84.
22. Van Weering HGI, Schats R, McDonnell
J, et al. The impact of the embryo transfer
catheter on the pregnancy rate in IVF.
Hum Reprod 17,666–670; 2002.
23. McDonald JA and Norman RJ. A
randomized controlled trial of a soft
double lumen embryo transfer catheter
versus a firm single lumen catheter:
significant improvements in pregnancy
rates. Hum Reprod: 2002;17,1502–1506.
24. Lavie O, Margalioth EJ, Geva-Eldar T, et
al. Ultrasonographic endometrial changes
after intrauterine insemination: Technical
aspects of intrauterine insemination
catheters :The Cochrane Collaboration. parison of two catheters. Fertility and Sterility 1997;68:731–4. 25. Smith KL, Grow DR, Wiczyk HP, et al. Does catheter type effect pregnancy rate in intrauterine insemination cycles? J Assist Reprod Genet 19,49–52; 2002. 26. Miller PB, Acres ML, Proctor JG, et al. Flexible versus rigid intrauterine insemination catheters: a prospective, randomised, controlled study. Fertil Steril 83,1544–1546; 2005. 27. Ragni G, Alagna F, Brigante C et al. GnRH antagonists and mild ovarian stimulation for intrauterine insemination: a randomized study comparing different gonado-trophin dosages. Hum Reprod 19,54–58. 2004. 28. Fancovits et al, Catheter type does not effect the outcome of intrauterine insemination treatment: prospective randomized study. Fertil Steril 83,699704: 2005. 29. Cantineau AEP, Heineman MJ, Cohlen BJ. Single versus double intrauterine insemination (IUI) in stimulated cycles for subfertile couples. Cochrane Database Syst Rev 2003. 30. WHO.Examination and processing of human semen, WHO laboratory manual 5th edition:164-165; 2010. 31. “Intrauterine Insemination.” In Vitro Fertilization IVF,Web.21 Mar 2011. http://www.fwivf.com/fertilitytreatmentft-worth/intrauterine/insemination .html>.
Universitas Sumatera Utara
32. Reproductive Medicine and Infertility Associates, “Intrauterine Insemination Section”: 3-5; 2010.
33. Farimani M, Amiri I. Analysis of Prognostic Factors for Successful Outcome in Patients Undergoing Intrauterine Insemination. Acta Medica Iranica, Vol. 45, No. 2:2007.
34. Van der Poel N, Farquhar C, Abou-Setta AM. Soft versus firm catheters for intrauterine insemination. Cochrane review: 2010
35. Schoolcraft WB, Surrey ES and Gardner DK. Embryo transfer: techniques and variabels affecting success. Fertil. Steril 76,863–870:2001.
36. NICE guideline Fertility: assessment and treatment for people with fertility problems. Clinical guideline 11. National Institute for Clinical Excellence, February 2004.
Universitas Sumatera Utara