karakterisasi morfologi Hoya diversifolia Blume yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor

1 KARAKTERISASI MORFOLOGI Hoya diversifolia Blume YANG
TUMBUH SPONTAN DI KEBUN RAYA BOGOR

BINTI NUR AZIZAH

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul „Karakterisasi
Morfologi Hoya diversifolia Blume yang Tumbuh Spontan di Kebun Raya
Bogor‟ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Binti Nur Azizah
NIM G34080078

ii

ABSTRAK
BINTI NUR AZIZAH. Karakterisasi morfologi Hoya diversifolia yang
tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor. Dibimbing oleh TATIK CHIKMAWATI
dan SRI RAHAYU.
Hoya diversifolia merupakan tumbuhan epifit yang tumbuh subur pada
berbagai inang dengan karakter batang berkulit tebal, kasar, dan retak– retak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tumbuhan H. diversifolia dan
menyeleksi tumbuhan H. diversifolia terbaik yang tumbuh spontan di Kebun
Raya Bogor untuk dikembangkan sebagai tanaman hias. Karakterisasi
dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif organ vegetatif dan
generatif dari 30 individu H. diversifolia. Selanjutnya data ditabulasikan

dalam bentuk matrik dan digunakan untuk membangun dendogram dengan
index RT (Rogers and Tanimoto) dan metode UPGMA. Hoya diversifolia
bervariasi pada warna dan ukuran bunga, daun, dan batang. Berdasarkan
karakter kualitatif dan kuantitatif, ditemukan individu H. diversifolia yang
berpotensi dikembangkan sebagai tanaman hias. Individu ini memiliki
sembilan pedunkel dengan rata- rata 18 pedicel disetiap pedunkel.

Kata kunci: Hoya diversifolia Blume, morfologi, Kebun Raya Bogor.

ABSTRACT
BINTI NUR AZIZAH. Morphological characterization of Hoya
diversifolia Blume growing spontaneously in Bogor Botanical Garden.
Supervised by TATIK CHIKMAWATI and SRI RAHAYU.
Hoya diversifolia is an epiphytic plant that thrives on various of host
stem with thick-skinned, rough, and cracked character. This study aimed to
characterize H. diversifolia plants and selecting the best plants that grow
spontaneously in the Bogor Botanical Garden to be developed as an
ornamental plant. Morphological characterization of qualitatif and
quantitative characters was observed from vegetative and generative organs of
30 individuals of H. diversifolia. Furthermore, the data were tabulated and

used to construct a dendogram using index RT (Rogers and Tanimoto) and
UPGMA method. H. diversifolia varied in color and size of flowers, leaves,
and stems. Based on qualitative and quantitative characters, there was an
individual of H. diversifolia potentially to be developed as an ornamental
plant. This variant had nice peduncle with 19 pedicel each peduncle.
Keywords: Hoya diversifolia Blume, Morphology, Bogor Botanical Garden.

KARAKTERISASI MORFOLOGI Hoya diversifolia Blume
YANG TUMBUH SPONTAN DI KEBUN RAYA BOGOR

BINTI NUR AZIZAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iv

Judul Skripsi : Karakterisasi Morfologi Hoya diversifolia Blume yang
Tumbuh Spontan di Kebun Raya Bogor
Nama
: Binti Nur Azizah
NIM
: G34080078

Disetujui oleh

Dr Ir Tatik Chikmawati,MSi
Pembimbing I

Dr Ir Sri Rahayu, MSi
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013
hingga bulan Mei 2013 ini ialah Karakterisasi Hoya diversifolia, dengan judul
Karakterisasi Morfologi Hoya diversifolia yang Tumbuh Spontan di Kebun
Raya Bogor. Penelitian dilakukan di area tumbuhan koleksi dan Laboratorium
Treub Kebun Raya Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada
1. Dr Ir Tatik Chikmawati, MSi. dan Dr Ir Sri Rahayu, MSi. sebagai

pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan
arahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Dr. Kanthi Arum Widayati, MSi. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi.
3. Ir Machmud Natasaputra sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis menuntut ilmu di
Departemen Biologi.
4. Ayah dan Ibu, kakakku Muhamad Yahya dan Binti Fatimatu Zahra,
keponakanku (Danial Zaki Ahmad, Rifa Alifatunisa, Jihan Alya
Yahya), atas dukungan, perhatian, cinta, doa, dan kasih sayangnya.
5. Susan Helmi, serta keluarga besar Kebun Raya Bogor yang telah
memberikan tenaga dan semangat selama penelitian berlangsung.
6. Dewi, Laela, Gita, Ana, atas semangat, keceriaan dan kebersamaannya
selama di kontrakan.
7. Gina, Inggit, Puspa, Nia, Evi, Senja, dan keluarga besar Biologi 45
atas semangat, keceriaan dan kebersamaannya.
Bogor, Agustus 2014
Binti Nur Azizah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2


METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Bahan Tanaman

2

Peralatan Penelitian

2

Prosedur Penelitian

2


Prosedur Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Tumbuhan Forofit

4

Pengamatan Faktor Eksternal

5

Variasi Karakter Morfologi Tumbuhan Hoya diversifolia

7


Hasil Analisis kemiripan Tumbuhan Hoya diversifolia di KRB

12

Simpulan

13

Saran

14

LAMPIRAN

16

viii

DAFTAR TABEL
1


Tumbuhan forofit H. diversifolia

2

Faktor Eksternal Tumbuhan H. diversifolia di Kebun Raya
Bogor

6
10

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

4
5

6

7
8

9
10
11

Bunga H. diversifolia
H. diversifolia, A. Batang berwarna hiaju kuning B. Batang
berwarna hijau
Tangkai daun H. diversifolia tidak ada variasi, semua
condong ke atas. A. Tangkai daun pada batang B. Tangkai
daun H. diversifolia sudah terpisah dari batang, tangkai daun
berada di dalam lingkaran
Bentuk daun H. diversifolia; A. Lonjong B. Bundar telur C.
Bundar D. Bundar telur terbalik
Warna atas dan bawah daun H. diversifolia ; A. Hijau
Kuning (YG144A) B. Hijau (GreenN137A) C. Hijau Kuning
(YG144A) D. Hijau (GreenN137A)

7
8

9
9

9

Permukaan daun dan tulang lateral daun H. diversifolia ; A.
Daun tidak mengkilap dan urat tidak terlihat jelas B. Daun
mengkilap dan urat terlihat jelas

9

Perbungaan H. diversifolia A. Perbungaan B. Pedunkel
hijau kuning (YGN144A) C. Pedunkel hijau (Green143B)

10

Bunga H. diversifolia A. Mahkota merah ungu (RP63D) B.
Mahkota merah abu- abu (GR182C) C. Korona pink muda
(RP58B) D. Korona pink kehitaman (RP64A) E. Pedicel
hijau abu- abu (GG195B) F. Pedicel hijau kuning (YG193A)
G. Kelopak hijau abu- abu (GG195B) G. Kelopak Hijau
kuning (GR182C) I. Polinia H. diversifolia
Bunga H. diversifolia individu no 22

11
12

Dendogram dengan metode UPGMA Berdasarkan karakter
mahkota bunga Hoya diversifolia. 1-30 : individu
Variasi Mahkota A. Merah u ngu B. Merah abu- abu

12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Karakter Daun H. diversifolia
Karakter Bunga H. diversifolia
Matrik mahkota Hoya diversifolia
Peta Kebun Raya Bogor (1)
Gambar peta Kebun Raya Bogor (2)

16
17
19
20
21

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Marga Hoya dari suku Apocynaceae (anak suku Asclepiadoideae)
merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai tanaman hias. Sekitar 32 jenis Hoya di Indonesia telah
dikoleksi dan dikonservasikan di Kebun Raya Bogor (Rahayu 1999). Hoya
spp. dipasar Internasional dipasarkan dengan harga berkisar U$$ 3.75- 30.00
untuk satu stek sepanjang dua ruas (8-10 cm) (Winn 2005), akan tetapi di
Indonesia Hoya belum banyak dikenal. Potensi Hoya terletak pada bentuk
bunganya yang indah dan beraroma harum (Griffiths 1994). Sebagai tanaman
asli Indonesia, Hoya merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan
diperbanyak, relatif bebas serangan hama dan penyakit serta tidak
memerlukan budidaya yang intensif (Rahayu 2001).
Hoya adalah tumbuhan tropis dengan pusat keragaman tertinggi di
Semenanjung Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Papua Nugini (Goyder 1990).
Sekitar 200 spesies Hoya tersebar luas, dengan penyebaran meliputi bagian
Selatan Himalaya, bagian Selatan China dan Jepang, Kepulauan Fiji,
Kepulauan Samoa, bagian Tropis Australia, hingga Madagaskar. Tumbuhan
Hoya hidup sebagai epifit yang menumpang pada tumbuhan lainnya (forofit)
(Bezing 2008).
Salah satu jenis Hoya yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai
tanaman hias adalah Hoya diversifolia Blume. Tumbuhan ini tersebar di India,
Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaysia, dan
Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Madura, dan Sulawesi (Hoffmann et. al,
2002). Hoya diversifolia memiliki daun tebal (sukulen). Permukaan tumbuhan
ini dilapisi lilin dan menghasilkan getah putih seperti susu. Daunnya terletak
berhadapan, berbentuk bulat telur terbalik. Tumbuhan ini memiliki bunga
majemuk yang tersusun dalam perbungaan berbentuk payung (umbel) dengan
kuntum bunga berbentuk bintang dan mempunyai ornamen tambahan (korona)
yang berbentuk bintang. Mahkota pada bunga H. diversifolia Bl. memiliki
warna merah muda yang lembut (warna dadu) dan permukaannya seperti
beludru, sedangkan koronanya mempunyai warna senada yang lebih tua
terkesan padat seperti lilin ( Rahayu 1998).
Dengan penampilan dan bunganya yang menarik, jenis ini banyak
diminati sebagai tanaman hias dalam pot. Hoya diversifolia memiliki
perbungaan bunga berurutan di ujung percabangan dengan jumlah bunga
banyak sekitar 20 sampai 30 per perbungaan, dan 5 sampai 20 perbungaan per
tangkai (Rahayu 2001). Selain berpotensi sebagai tanaman hias, air rebusan
batang dan daun tumbuhan H. diversifolia dimanfaatkan oleh penduduk di
Malaysia sebagai obat rematik (Burkill 1996).
Seiring meningkatnya industri tanaman hias baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, Hoya diversifolia harus mampu bersaing dengan
tanaman hias yang lainnya. Karakterisasi H. diversifolia diperlukan untuk
menyeleksi varian terbaik untuk dikembangkan sebagai tanaman hias yang

2

unggul, serta sebagai acuan untuk pengembangan penelitian lanjutan
mengenai tanaman H. diversifolia.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi tumbuhan H.
diversifolia dan menyeleksi tumbuhan H. diversifolia terbaik yang tumbuh
spontan di Kebun Raya Bogor untuk dikembangkan sebagai tanaman hias.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi tumbuhan koleksi dan Laboratorium
Treub dan kebun koleksi Kebun Raya Bogor. Penelitian berlangsung dari
bulan Februari hingga Mei 2013. Pengambilan dan pengamatan sampel bunga
dan daun berlangsung pada bulan April hingga Mei 2013.

Bahan Tanaman
Bahan yang digunakan adalah 30 individu H. diversifolia yang tumbuh
spontan pada tanaman inang di Kebun Raya Bogor.

Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah colour chart RHS (Royal
Holticultural Society) edisi ke-5, kalippers, penggaris/ jangka sorong, plastik,
galah, gunting/ cutter, tissue, meteran, label, mikroskop stereo dan kamera.

Prosedur Penelitian
Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan di
seluruh area Kebun Raya Bogor, kemudian dilakukan tagging atau penandaan
tumbuhan H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor pada
tiga puluh individu yang berbunga atau siap berbunga.
Sampel tumbuhan diambil dengan galah, kemudian dibawa ke
Laboratorium Treub untuk diamati dan diukur. Pengambilan sampel dimulai
dengan tumbuhan yang sudah berbunga. Sampel dipotong di bagian tengah
tumbuhan yang berbunga, dan dipotong dari ujung hingga akhir batas
terdapatnya pedunkel (tangkai perbungaan). Setiap tumbuhan diambil 10 daun
dan batang sepanjang 10 ruas untuk diamati.

3

Pengamatan
Pengamatan faktor eksternal
Data lingkungan yang diamati meliputi suhu, kelembapan, intensitas
cahaya, dan naungan. Pengukuran suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya
dilakukan dengan menggunakan thermo-hygrometer, light meter digital tipe
Lutron LM 8000.
Pengamatan tumbuhan
Masing-masing individu tumbuhan diambil bunga, daun dan ruas
batang dalam keadaan segar untuk diamati. Karakterisasi morfologi pada
karakter vegetatif dan karakter generatif secara kualitatif dan kuantitatif
mengikuti deskriptor dari Kidyu et al. (2005). Color chart digunakan untuk
pengamatan warna.
Pengamatan karakter vegetatif meliputi bagian batang dan daun.
Karakter batang yang diamati meliputi panjang, diameter, dan warna. Daun
terdiri dari tangkai dan helaian daun. Karakter tangkai daun yang diamati
terdiri dari diameter, panjang, bentuk, dan warna. Karakter helaian daun yang
diamati adalah bentuk bangun ujung, pangkal, dan tepi, ukuran panjang, lebar,
dan tebal, permukaan pertulangan dan warna adaksial dan abaksial helaian.
Karakter perbungaan (infloresen) yang diamati adalah tipe perbungaan,
ukuran perbungaan, letak, ukuran panjang tangkai, jumlah bunga per
perbungaan. Karakter bunga (gantilan) yang diamati terdiri dari: bentuk, dan
warna tangkai; panjang; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna, dan
indumentum daun kelopak; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna
indumentum daun mahkota; jumlah, bentuk, ukuran panjang dan lebar, warna,
dan indumentum korona; jumlah, bentuk, ukuran, warna benangsari; jumlah,
bentuk, ukuran, warna putik; bentuk, ukuran, warna kuncup. Bagian bunga
diamati secara langsung dengan bantuan mikroskop stereo dan selanjutnya
difoto.
Prosedur Analisis Data
Data karakter morfologi dibuat deskripsi (Lampiran 1 dan 2), dan
ditabulasikan dalam bentuk matriks (Lampiran 3). Selanjutnya data digunakan
untuk analisis kemiripan dengan indeks kemiripan RT (Rogers and Tanimoto)
dan digunakan untuk mengkonstruksi cluster dengan metode UPGMA dan
ditampilkan dalam dendogram. Semua data diolah dengan program NTSYS
ver 2.1.

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tumbuhan Forofit
Tumbuhan H. diversifolia merupakan tumbuhan epifit yang merambat
di pohon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi pada tumbuhan
forofit (Tabel 1).
Tabel 1 Tumbuhan forofit H. diversifolia
No
sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Jenis Pohon
Bactris gasipaes
Plumeria acuminata
Plumeria acuminata
Plumeria acuminata
Pandanus odoratissitimus
Pandanus odoratissitimus
Plumeria acuminata
Nephelium lappaceum
Ganophyllum falcatum
Pandanus odoratissitimus
Castanopsis cuspidata
schottky
Ardisia humilis
Litsea glutinosa
Areca sp.
Plumeria acuminata
Adina trichotoma
Coffea laurentii
Pandanus odoratissitimus
Markhamia cauda- felina
Stifftia chrysantha
Pandanus odoratissitimus
Clerodendrum hastatum
Thespesia populnea
Hymenopyramis brachiate
Kigelia africana
Araliacea
Phoenix sylvestris
Sabal domingensis
Plumeria acuminata
Albizia maranguensis

Lokasi di KRB
(Lampiran 4)
XIV.A. Arec.
XXI.A.
XXI.A.
Orchidarium
XG.Rub
XG.Rub
XI.B.
III.I.Sapind
III.I.Sapind
II.D. Pand

Letak di pohon
Batang +
Batang
Cabang





Tajuk











XI.B.



XX.C.Myrs
XX.B.Laur.
XXIII.Mus.
Rumah Kaca
X.G.Rub
X.G.Rub
II.D. Pand
XI.I
XI.H.Verb.
II.D. Pand
XI.G.Verb
XI.G.
XI.J.
XI.J.
XIII.J.Aral
XII.L Arec
XII.L Arec
XG.Rub
LK.Leg





Keterangan : √ : Tanda untuk tempat tumbuh epifit






















5

Jenis ini tumbuh pada beberapa jenis tumbuhan forofit, tetapi lebih
banyak pada Plumeria acuminate dan Pandanus odoratissitimus. Forofit
tumbuhan H. diversifolia memiliki kesamaan dalam karakter batang dan sifat
perawakan. Pohon- pohon yang dijumpai sebagai forofit di Kebun Raya Bogor
umumnya memiliki ciri fisik yang sama, yaitu memiliki kulit luar yang tebal,
kasar dan retak- retak. Kondisi fisik ini memungkinkan penimbunan serasah
atau humus dan berkaitan erat dengan ketersediaan air dan hara bagi
tumbuhan epifit. Forofit H diversifolia kebanyakan berupa pohon dan berkayu
keras. Tumbuhan H. diversifolia banyak tumbuh pada bagian tajuk dan
batang, tetapi lebih banyak tumbuh pada bagian tajuk. Hal serupa
diungkapkan oleh Sujalu dan Puliasih (2010), bahwa jenis ini termasuk
tumbuhan epifit berkayu yang banyak tumbuh pada tumbuhan dengan
karakter batang berkayu, dan banyak tumbuh pada bagian tajuk dan batang.
Migenis (1993) mengungkapkan bahwa kehadiran dan penyebaran
epifit umumnya melimpah di bagian tajuk (dahan dan cabang), terutama yang
tumbuh dengan posisi relatif mendatar atau miring pada berbagai ketinggian
tajuk pohon, dan sangat jarang ditemukan epifit yang tumbuh pada batang
bebas cabang dan pangkal batang setinggi dada. Namun di Kebun Raya
Bogor, ada beberapa Individu H. diversifolia yang tumbuh pada pangkal
batang yang sangat rendah (kurang dari satu meter dari pangkal batang) pada
tanaman yang terpapar sinar matahari langsung sepanjang hari tanpa adan ya
naungan. Pengaruh cahaya langsung yang mengenai seluruh bagian forofit H.
diversifolia membuat tumbuhan ini tumbuh menyebar tidak hanya menuju
tajuk tetapi juga menuju pangkal yang terkena sinar matahari.
Pengamatan Faktor Eksternal
Hasil pengamatan terhadap faktor lingkungan menunjukkan bahwa
tumbuhan H. diversifolia dapat tumbuh pada kisaran intensitas cahaya 633,3
Lux hingga 12720 Lux, pada kisaran suhu 29 °C hingga 31.2 °C, dengan
kisaran kelembapan 67.3% hingga 74%. dan kecepatan angin berkisar pada 0
hingga 0.2, atau tidak banyak angin yang bertiup di Kebun Raya Bogor pada
waktu pengamatan (Tabel 2).
Pada penelitian ini individu tumbuhan yang memperoleh intensitas
cahaya yang tinggi dan kelembapan terendah, memiliki jumlah pedunkel yang
banyak, dengan jumlah kuntum yang banyak per pedunkel. Contoh individu
H. diversifolia no 2, memiliki 9 pedunkel dengan jumlah rata- rata umbel 13
per pedunkel. Tumbuhan dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan
tinggi memiliki pedunkel sebanyak lima buah, dengan rata- rata enam pedicel
per pedunkel, jauh lebih sedikit dibandingkan individu H. diversifolia yang
mendapat intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
intensitas cahaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan bunga H.
diversifolia
Intensitas cahaya yang diterima setiap individu yang diamati
bervariasi, kemungkinan karena intensitas cahaya dipengaruhi oleh adanya
naungan yang menyebabkan matahari tidak mengenai langsung pada individu
tumbuhan. Sebagian individu tumbuhan ada yang ternaungi sepanjang hari
ada juga yang tidak, atau hanya ternaungi pada waktu tertentu tergantung

6

pergerakan sinar matahari dan posisi tumbuhan. Daerah yang ternaungi oleh
pohon yang lebat akan memiliki intensitas cahaya yang rendah dan suhu yang
rendah, sedangkan daerah yang terpapar sinar matahari sepanjang hari
memiliki intensitas cahaya yang tinggi. Menurut Sugito (1999) Intensitas
cahaya mempengaruhi laju pertumbuhan dan perbungaan tumbuhan karena
berkaitan dengan metabolisme tubuh tumbuhan, sehingga mengakibatkan
morfologi tumbuhan yang berbeda.
Tabel 2 Faktor Eksternal Tumbuhan H. diversifolia di Kebun Raya Bogor
No.
Sampel

Intensitas
cahaya (Lux)

Suhu°C
(celcius)

RH
(%)

Kecepatan
angin

Naungan
Pagi Siang

Sore

Jumlah
Pedunkel

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

3863,3
12720
8673,3
9233,3
5027
2867
5303,3
3293,3
8280
5663,3
2790,3
740
1015,3
4223,3
4950
1030,2
3540
4767
1117
440,1
6323,3
1163,3
633,3
2767
1400
651
1365
4200
8880
3033,3

29
30,1
32
31
29,4
30,1
30,2
29
29,1
30
30
31
31,2
31
30,1
31
31
31
30
31
31
30
30
30
30
29,1
29,1
29
30
29

74,0
67,3
65,0
69,1
73,3
70,0
71,0
74,0
74,0
72,2
74,1
68,1
67,4
72,3
72,1
68,0
69,0
71,0
73,3
69,0
69,0
73,0
74,4
74,0
73,4
73,1
76,0
74,1
74,0
76,0

0,1
0,1
0
0
0
0
0,1
0
0,2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1
0
0






































-

5
9
4
8
2
6
5
6
1
5
7
4
4
4
2
9
5
2
2
8
3
9
5
5
4
3
2
3
6
1






























Pada kisaran intensitas cahaya sedang dan kelembapan sedang,
ditemukan individu H. diversifolia (no 22) yang memiliki 9 pedunkel dengan
rata- rata 18 bunga per pedunkel. Kondisi cahaya dan kelembapan sedang
berpengaruh lebih baik untuk pertumbuhan H. diversifolia. Namun pengaruh
intensitas cahaya terhadap pembungaan beberapa spesies tanaman tidak sama
(Kinet et al. 1985). Pada azalea, pembentukan bunga meningkat pada
intensitas cahaya tinggi. Penyebab utama yang mungkin adalah bahwa

7

intensitas cahaya yang rendah mengurangi suplai karbohidrat ke apeks,
padahal karbohidrat, terutama sukrosa, memegang peranan penting dalam
transisi juvenil ke dewasa (Taiz dan Zeiger 2002).
Nilai estetika tanaman hias berbunga, selain ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas bunga, juga dipengaruhi oleh penampilan keseluruhan tanaman
termasuk bagian vegetatifnya (batang dan daun) (Ardie 2006). Tumbuhan H.
diversifolia yang baik untuk tanaman hias adalah tumbuhan dengan jumlah
bunga yang banyak dan daun yang hijau. Dari individu yang diamati, Individu
no 22 memiliki nilai estetika yang tinggi sebagai tanaman hias berbunga,
dengan jumlah bunga yang banyak dan daun yang berwarna hijau.
Variasi Karakter Morfologi Tumbuhan Hoya diversifolia

Gambar 1 Bunga H. diversifolia
Hasil pengamatan karakter morfologi H. diversifolia di Kebun Raya
Bogor menunjukkan bahwa terdapat variasi morfologi pada warna dan ukuran
organ tumbuhan, tetapi untuk karakter bentuk baik pada batang, daun, dan
bunga relatif sama.
Batang
Tumbuhan H. diversifolia memiliki panjang, diameter, dan warna batang
yang bervariasi. Panjang batang H. diversifolia terpendek 102.7 dan tertinggi
260,4 cm. Panjang ruas batang terpendek 11.5 cm dan terpanjang 26.0 cm.
Diameter batang terendah adalah 3.0 mm dan tertinggi adalah 5.5 mm. Batang
H. diversifolia memiliki dua variasi warna yaitu hijau kuning / yellow green
(YG152A) dan hijau / Green (Green143C), yang didominasi oleh kuning hijau
(Gambar 2).

8

Gambar 2 H. diversifolia, A. Batang berwarna kuning hijau B. Batang
berwarna hijau
Daun
Daun H. diversifolia bervariasi pada bentuk dan ukuran helaian serta
tangkainya, keberadaan tulang lateral daun, dan tingkat kemengkilapan daun.
Tipe pertumbuhan tangkai daun H. diversifolia adalah datar dan condong ke
atas (Gambar 3). Bentuk tangkai daun tidak bervariasi, berbentuk bulat
(terette). Diameter tangkai daun H. diversifolia bervariasi, diameter terendah
2.7 mm dan tertinggi 4.3 mm. Panjang tangkai daun bervariasi, panjang
tangkai terendah 1.3 cm dan tertinggi 2.6 cm. Warna tangkai daun memiliki
dua variasi yaitu hijau kuning (YG144C) dan hijau (GreenN137D), yang
didominasi oleh hijau kuning.
Helaian daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, yaitu bundar
(orbicukar), lonjong (elliptical), bundar telur (ovate) dan bundar telur terbalik
(obovate) (Gambar 4). Ujung helaian daun memiliki variasi obtuse (tumpul)
dan rounded (bundar). Pangkal helaian daun juga memiliki dua variasi yaitu,
rounded dan acute (runcing). Tepi helaian daun tidak bervariasi, semua
berbentuk rata (entire). Ukuran helaian daun H. diversifolia bervariasi pada
panjang, lebar, dan tebal. Panjang helaian daun terendah 6.1 cm dan tertinggi
11.5 cm. Lebar Helaian daun terendah 4.1 cm dan tertinggi 6.7 cm. Tebal
Helaian daun terendah 1.5 cm dan tertinggi 3.6 cm. Warna helaian daun
memiliki dua variasi, bagian atas berwarna hijau kuning (YG144A) dan hijau
(GreenN137A) yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar 5), bagian bawah
berwarna hijau kuning dan hijau yang didominasi oleh hijau kuning (Gambar
5). Tulang lateral sebagian daun terlihat jelas dan yang lain tidak terlihat, dan
sebagian besar memiliki tulang lateral daun yang jelas (Gambar 6).
Permukaan daun sebagian mengkilap dan tidak, sebagian besar tidak
mengkilap (Gambar 6), dan tidak berbulu.

Gambar 3 Tangkai daun H. diversifolia tidak ada variasi, semua condong ke
atas. A. Tangkai daun pada batang B. Tangkai daun H. Diversifolia
sudah terpisah dari batang, tangkai daun dalam lingkaran.

9

Gambar 4 Bentuk daun H. diversifolia; A. Lonjong B. Bundar telur
C. Bundar D. Bundar telur terbalik

Gambar 5 Warna atas (A-B) dan bawah (C-D) daun H. diversifolia; A. Hijau
kuning (YG144A) B. Hijau (GreenN137A) C. Hijau kuning
(YG144A) D. Hijau (GreenN137A)

Gambar 6 Permukaan daun dan tulang lateral daun H. diversifolia ; A. Daun
tidak mengkilap dan urat tidak terlihat jelas B. Daun mengkilap dan
urat terlihat jelas
Perbungaan dan Bunga
Bunga H. diversifolia bervariasi pada pedunkel, pedicel, mahkota, dan
korona. Variasi tersebut terlihat pada ukuran dan warna, sedangkan untuk
bentuk perbungaannya relatif sama yaitu, berbentuk majemuk payung dan
tidak berbulu, kecuali mahkota dan kelopak. Pedunkel tumbuh dari ketiak
daun (Gambar 7). Panjang batang individu berbunga terendah 7.2 cm dan
tertinggi 240,5 cm. Panjang antar ruas berbunga terendah 7.2 cm dan tertinggi
27.2 cm. Bunga H. diversifolia memiliki jumlah pedunkel terendah satu buah
dan tertinggi sembilan buah pada setiap satu tangkai perbungaan. Ukuran
rata- rata panjang pedunkel bervariasi terendah 2.2 cm dan tertinggi 10.6 cm.
Warna pedunkel memiliki dua variasi yaitu hijau kuning / yellow green
(YGN144A) dan hijau / Green (Green143B), yang didominasi oleh hijau
kuning (Gambar 7). Pedicel/ tangkai kuntum bunga per infloresen bervariasi
pada jumlah, ukuran, dan warna. Jumlah tangkai kuntum bunga H. diversofila
terendah pada setiap perbungaan adalah empat kuntum dan tertinggi 18
kuntum.

10

Panjang tangkai kuntum bunga bervariasi 0.9 cm - 2.1 cm. Diameter
tangkai kuntum bunga bervariasi 0.7 cm sampai 0.9 cm. Kuntum bunga
memiliki dua variasi warna yaitu hijau abu- abu / greyed green (GG195B) dan
hijau kuning / yellow green (YG193A), didominasi oleh hijau abu (Gambar
8). Kelopak bunga bervariasi pada warna, sedangkan untuk jumlah,
perlekatan, dan ukuran relatif sama. Warna kelopak bunga hijau abu- abu
(GG195B) dan hijau kuning (YG195B), yang didominasi oleh hijau kuning
(Gambar 8).
Daun kelopak setiap kuntum bunga berjumlah empat buah, melekat pada
tangkai bunga, permukaan sedikit berbulu, tertutup oleh mahkota, dengan
ukuran bervariasi 0.1cm - 0.3 cm. Mahkota bunga berbentuk bintang,
memiliki rambut yang lebat pada permukaan, diameter 1 - 1.2 cm sehingga
terlihat sama. Mahkota bunga memiliki variasi pada warna, yaitu ungu merah
/ red purple (RP63D) dan merah abu- abu / greyed red (GR182C), didominasi
oleh merah ungu (Gambar 8). Korona bunga H. diversifolia melekat pada
mahkota, berbentuk bintang, dengan diameter 0.5 cm, serta memiliki dua
variasi warna yaitu pink muda (RP58B) dan pink kehitaman (RP64A),
didominasi oleh pink muda (Gambar 8). Benang sari dan putik tidak terlihat
langsung, tersembunyi dibawah korona. Serbuk sari memadat membentuk
polinia, berjumlah lima, berukuran relatif sama, berbentuk seperti kupukupu, berwarna kuning, dan tersebar diantara korona (Gambar 8), sedangkan
putik terletak di tengah / sebelah dalam kelopak sehingga tidak terlihat
langsung.

Gambar 7 Perbungaan H. diversifolia A. Perbungaan B. Pedunkel hijau
kuning (YGN144A) C. Pedunkel hijau (Green143B)

11

Gambar 8 Bunga H. diversifolia A. Mahkota Ungu Merah (RP63D)
B.Mahkota merah abu- abu (GR182C) C. Korona pink muda
(RP58B) D. Korona pink kehitaman (RP64A) E. Pedicel hijau abuabu (GG195B) F. Pedicel hijau kuning (YG193A) G. Kelopak
hijau abu- abu (YG195B) G. Kelopak Hijau kuning (YG195B)
I. Polinia H. diversifolia
Hasil pengamatan terhadap 30 individu H. diversifolia yang tumbuh
spontan di Kebun Raya Bogor menemukan varian pada jumlah perbungaan
bunga per tangkai. Terdapat tiga individu (no 2, 16, dan 22) yang memiliki
pedunkel dengan jumlah terbanyak (sembilan pedunkel) dengan kuntum,
panjang batang berbunga, dan ruas antar pedunkel yang berbeda. Tiga
individu tersebut juga memiliki perbedaan pada panjang batang yang berdaun.
Individu no 2 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum berjumlah 12 per
pedunkel, panjang batang berbunga 172,3 cm, dengan rata- rata ruas 19, 1 cm,
dan panjang batang yang berdaun 260,4 cm dengan rata- rata ruas 26 cm.
Individu no 16 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum 8 buah per
pedunkel, panjang batang berbunga 240 cm dengan jarak rata- rata antar ruas
26.7 cm, dan panjang batang berdaun 184,1 cm dengan jarak rata- rata antar
ruas 18,4 cm. Individu no 22 memiliki sembilan pedunkel dengan kuntum
berjumlah 18 buah per pedunkel, panjang batang berbunga 132.7 cm dengan
rata- rata ruas 16.6 cm, dan panjang batang berdaun 145,5 cm dengan jarak
rata- rata antar ruas 14,6 cm. Hal ini menunjukkan bahwa individu no 22
memiliki bunga terbaik, karena memiliki pedunkel yang banyak dengan
kuntum yang banyak per pedunkel dengan jarak antar ruas pendek, dan
panjang batang berdaun yang pendek dengan jarak antar ruas daun yang
pendek, sehingga bunga akan terlihat indah (Gambar 9).
Ketiga individu tersebut tumbuh pada inang Plumeria acuminata,
Adina trichotoma, dan Clerodendrum hastatum dengan karakter batang
berkulit tebal, retak- retak dan kasar. Jumlah pedunkel bunga terkecil terdapat
pada forofit Ganophyllum falcatum dan Albizia marangensis. Hal ini
menunjukkan bahwa variasi jumlah pedunkel bunga pada tumbuhan H.
diversifolia tidak dipengaruhi oleh forofit, karena dapat tumbuh di berbagai

12

forofit, tidak spesifik pada satu forofit. Sesuai dengan Sujalu dan Puliasih
(2010), bahwa penyebab terjadinya perbedaan komposisi dan penyebaran
epifit secara vertikal pada setiap jenis pohon sangat luas dan kompleks.

Gambar 9 Bunga H. diversifolia individu no 22
Hasil Analisis kemiripan Tumbuhan Hoya diversifolia di KRB
Analisis kemiripan dilakukan dengan menggunakan karakter mahkota
bunga H. diversifolia. Hal ini karena mahkota bunga H. diversifolia
merupakan ciri yang menonjol yang dapat diamati. Selain itu karakter lain
tidak bisa dipakai untuk analisis kemiripan secara bersamaan, karena saling
tumpang tindih, sehingga tidak terdapat ciri yang spesifik. Analisis kemiripan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemiripan H. diversifolia yang tumbuh
spontan di Kebun Raya Bogor.
Hasil analisis pengelompokan (Gambar 10) berdasarkan karakter warna
mahkota mengelompokkan 30 individu H. diversifolia menjadi dua kelompok
besar H. diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor. Kelompok
A terdiri atas 26 individu H. diversifolia dan kelompok B terdiri dari lima
individu H. diversifolia. Kelompok A memiliki mahkota bunga berwarna
Ungu merah (A) dan kelompok B memiliki mahkota berwarna Merah abu- abu
(B). Dari dendogram dapat diketahui bahwa mahkota berwarna ungu merah
lebih dominan tumbuh di Kebun Raya Bogor.

Gambar 10 Dendogram dengan metode UPGMA Berdasarkan karakter
mahkota bunga Hoya diversifolia. 1-30 : individu

13

Kelompok A tumbuh subur pada berbagai jenis tumbuhan forofit, tidak
spesifik pada satu inang. Tumbuh pada berbagai kisaran suhu, dari suhu
rendah hingga suhu tinggi. Tumbuh pada kisaran kelembapan 67% hingga
74%, dari kelembapan rendah ke kelembapan tinggi. Tumbuh dibawah
nanungan yang bervariasi yaitu ada yang ternaungi saat pagi, siang dan sore,
ada yang ternaungi hanya pada sore, siang, atau pagi.

Gambar 11 Variasi Mahkota A. Merah u ngu B. Merah abu- abu
Kelompok B memiliki lima individu H. diversifolia yang mengelompok
menjadi satu tumbuh pada berbagai macam tumbuhan forofit yaitu, Adina
trichotoma, Plumeria accuminata, dan Pandanus odoratissitimus. Hal ini
menunjukkan bahwa H. diversifolia yang berwarna merah abu- abu tumbuh
pada bermacam- macam forofit, tidak spesifik pada satu forofit saja.
Kelompok B tumbuh pada kisaran cahaya yang berbeda- beda, dengan
kisaran suhu 29.4 °C - 32 °C, dengan kisaran RH (kelembaan) 65.5% hingga
73%, serta naungan yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa variasi warna
mahkota H. diversifolia tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cahaya,
suhu, kelembapan, dan nanungan. Perbedaan warna mahkota dikarenakan
faktor genetik.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hoya diversifolia yang tumbuh spontan di Kebun Raya Bogor, memiliki
variasi pada organ vegetatif maupun pada organ generatifnya, meliputi
panjang, diameter, dan warna batang, warna tangkai daun, bentuk, panjang,
lebar, tebal, dan warna helaian daun, tulang lateral daun, jumlah dan ukuran
pedunkel, warna pedunkel per tangkai, warna mahkota, warna korona, warna
tangkai kuntum bunga, dan warna kelopak. Individu yang dianggap berpotensi
untuk dikembangkan lebih lanjut dalam program pemuliaan tanaman adalah
individu no 22, yang memiliki pedunkel dan bunga terbanyak.
Dua variaisi mahkota bunga H. diversifolia ditemukan tumbuh spontan
di Kebun Raya Bogor, yaitu Ungu Merah dan merah abu- abu. Variasi
tersebut mengelompokkan individu H. diversifolia menjadi dua kelompok

14

besar, yang didominasi oleh warna Ungu merah. Variasi warna ini tidak
disebabkan oleh faktor eksternal, melainkan faktor genetik tumbuhan tersebut.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai karakterisasi tumbuhan H.
diversifolia pada tingkat genetika. Perlu dilakukan pengembangan budidaya
tumbuhan H. diversifolia lebih lanjut, agar dihasilkan tanaman H. diversifolia
yang mempunyai nilai estetika yang tinggi, sehingga tingkat ekspor tanaman
hias asal Indonesia meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Ardie SW. 2006. Pengaruh intensitas cahaya dan pemupukan terhadap
pertumbuhan dan pembungaan Hoya diversifolia Blume [tesis].
Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor
Bezing DH. 2008. Vascular Epiphytes. Cambridge : Cambridge Unive. Press.
Burkill IH. 1966. A Dictionary of the Economic Products of the Malay
Peninsula. Vol. I. The Ministry of Agriculture Co- operatives.
Malaysia.
Goyder D. 1990. Hoya multiflora Blume. Kew Magazine 7:3-6.
Griffifths M. 1994. Manual of Climbers and Wall Plants. Mac Millan Press
Ltd. 7London. 282p
Hoffmann C, Donkelaar RV, Albers F. 2002. Hoya. In: Albers F and Meve U.
(Eds.) Illustrated Handbook of Succulent Plants: Asclepiadaceae.
Springer- Verlag, Berlin. Pp. 146- 158.
Kidyue et al. 2005. Numerical taxonomy of Hoya parasitica
9Asclepiadaceae0 complex in
Thailand. Natural History J. Of
Chulalongkorn Univ. 5920;47-59
Kinet JM, G Bernier, Sachs RM. 1985a. The Physiology of Flowering: The
Development of Flowers. Volume III. CRC Press Ima. Jnc. Florida.
274p.
Migenis LE, Ackerman JD. 1993. Orchid-phorophytes relationships in a forest
watershed in Puerto Rico. Journal of Tropical Ecology 9: (231- 234).
Partomihardjo T. 1991 Kajian komunitas epifit di hutan Dipterocarpaceae
Lahan Pamah, Wanariset- Kalimantan Timur sebelum kebakaran
hutan. Media Konservasi Vol. III No. 3. H. 57-66. Jurusan Konservasi
Sumberdaya hutan – Fakultas kehutanan Bogor
Rahayu S. 1998. Pertumbuhan dan perkembangan Hoya diversifolia Bl.
(Asclepidaceae) di Kebun Raya Bogor. Bul. Kebun Raya Ind. 8 (4):
131- 138
Rahayu S. 1999. Eksplorasi dan pembudidayaan Hoya (Asclepiadaceae)
dalam rangka
konservasi
plasma
nutfah.
Prosiding
SeminarNasional Konservasi
Flora Nusantara. UPT BP Kebun
Raya-LIPI
Bogor, 2-3 Juli 1997

15

Rahayu S. 2001. Menjadikan Hoya (Hoya- Asclepidaceae) Asal Sumatra
Sebagai
Tanaman Hias Eksotik Indonesia. Prosiding Seinar
Nasional Hortikultura.
Malang. 7-8 Nop 2001. hal. 301- 310.
Salisbury FB, CW Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan dari:
FB Salisbury and CW Ross. Plant Physiology 4th Edition. Penerbit
ITB Bandung. 173 hal.
Sugito Y. 1999. Ekologi Tanaman. Unibraw Press. Malang.
Sujalu AP, Puliasih AY. 2010. Keanekaragaman epifit berkayu pada hutan
bekas tebangan di hutan penelitian malinau (MRF)- CIFOR[disertasi].
Samarinda
(ID): Universitas 17 Agustus 1945.
Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant Physiology Third Edition. Sinauer Associates
Inc. Publishers. Massachussetts. 690p.
Winn TR. 2005. The Wax Flowers (Hoya) for the 2005 Season.
http://www.glasshouseworks.com [17 Juli 2005, 2:15PM]

18

LAMPIRAN
Lampiran 1 Karakter Daun H. diversifolia

17

Lampiran 2 Karakter Bunga H. diversifolia

17

18

Keterangan:
P
: Panjang
D
: Diameter
W
: Warna
U
: Ujung
L
: Lebar
T
: Tebal
A
: Atas
B
: Bawah
J
: Jumlah
TD : Tebal Daun
HDB : Helaian Daun Bentuk (U= Ujung , P= Pangkal)
HDU : Helaian Daun Ukuran(U= Ujung , P= Pangkal)
HDW : Helaian Daun Warna
TLD : Tulang Lateral Daun
KKPN
: Kemengkilapan Daun
BU : Bunga Umbel / pedunkel
BK : Bunga Kuntum
BM : Bunga Mahkota
BKL : Bunga Kelopak
BKR : Bunga Korona
PTR: Panjang Total Ruas Pendukel
TB : Total Batang (Daun)

19

Lampiran 3 Matrik mahkota Hoya diversifolia

Keterangan : 0 : Mahkota berwarna RP63D (Ungu Merah)
1 : Mahkota berwarna GR182C (Merah abu- abu)

20

Lampiran 4 Peta Kebun Raya Bogor (1)

Keterangan : Skala 1:50000
Keterngan Peta ke 1 diperjelas oleh Peta ke dua

21

Lampiran 6 Gambar Peta Kebun Raya Bogor (2)

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kediri, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 11
September 1989 dari Bapak Sulaiman dan Ibu Siti Munifah. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 1
Pare Kediri pada tahun 2008 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk
IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis masuk
dalam Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi asisten praktikum
mata kuliah Biologi Dasar Tingkat Persiapan Bersama IPB pada tahun
ajaran2011/2012 dan 2012/2013, mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dan
Ekologi Dasar pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis aktif di beberapa
organisasi, diantaranya sebagai Bendahara Dewan Perwakilan Mahasiswa
(DPM) FMIPA IPB pada tahun 2009- 2010. Staf divisi Program Sosial
(Himpunan Beasiswa KSE) pada tahun 2010-2012, Staf community service di
klub sosial Rotaract Buitenzorg pada Tahun 2012, mengajar privat di Bimbel
Salemba Bogor pada Tahun 2011- 2012, mengajar bahasa inggris di bimbel el
rahma Tahun 2013, serta aktif menjadi panitia sebagai Hubungan masyarakat
(Humas) di berbagai kegiatan Kampus IPB. Penulis aktif di berbagai seminar
dan pelatihan yang diadakan oleh Kampus IPB (seperti pelatihan Jurnalistik)
dan diluar Kampus IPB.
Penulis juga aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa,pada tahun
2010 dalam bidang Penelitian dengan judul program “Identifikasi
Mikroorganisme pada Bumbu Dapur „Asam Sunti‟ Asal Belimbing Wuluh”
dan berhasil didanai DIKTI, pada tahun 2011 dalam bidang Penelitian dengan
judul program “Pemanfaatan Getah Biduri (Calotropis Gigantea) Sebagai
Insektisida Botanis Larva Nyamuk Aedes aegypti” dan berhasil didanai
DIKTI, pada tahun 2012 dalam bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul
“Pengembangan Pertanian Organik melalui Introduksi Dekomposer Sampah
Dapur di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor” dan berhasil
didanai DIKTI. Penulis terpilih sebagai salah satu mahasiswa yang mewakili
IPB dalam program “Pemulihan Lahan Pertanian Pasca Erupsi Merapi”,
Magelang- Jawa Timur pada Tahun 2011. Penulis terpilih sebagai kelompok
tervaforit pada program kreativitas mahasiswa Mata Kuliah Komunikasi
Bisnis (SKPM) IPB “Communication day”pada Tahun 2011.
Pada tahun 2010, penulis melakukan Studi Lapang di Taman Wisata
Alam Pangandaran Ciamis, Jawa Barat dengan judul laporan “Ekofisiologi
Tumbuhan Pantai di Cagar Alam Pangandaran”. Pada tahun 2011, penulis
melakukan Praktik Kerja Lapang di PT. Greenfields Indonesia dari bulan Juli
sampai bulan Agustus dengan judul laporan “Pemeriksaan Mikrobiologis Susu
di PT. Greenfields Indonesia”.
Pada Tahun 2013 penulis bekerja magang di Dinas Pariwisata DKI
sebagai asisten Hubungan Masyrakat, yang bertugas berkonsolidasi dengan
Kedubes asing. Pada Bulan April 2014 penulis mengikuti pelatihan Rotary
Youth Leadership Awards, yang bertema dissaster management di Lampung.