Evaluasi Karakter Vegetatif Hoya (Apocynaceae) di Kebun Raya Bogor

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF HOYA
(APOCYNACEAE) DI KEBUN RAYA BOGOR

YULAD GUNARIA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Karakter
Vegetatif Hoya (Apocynaceae) di Kebun Raya Bogor adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Yulad Gunaria
NIM G34090121

ABSTRAK
YULAD GUNARIA. Evaluasi Karakter Vegetatif Hoya (Apocynaceae) di Kebun
Raya Bogor. Dibimbing oleh TATIK CHIKMAWATI dan SRI RAHAYU.
Hoya adalah tumbuhan epifit, litofit yang merambat, atau semak. Informasi
keragaman morfologi sangat penting untuk pengembangannya sebagai tanaman
hias. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman morfologi organ
vegetatif Hoya koleksi Kebun Raya Bogor, guna memudahkan identifikasi di
lapang. Hasil dari penelitian ini menyediakan data dasar keragaman karakter
vegetatif Hoya sebagai salah satu pustaka acuan dan menyediakan kunci
identifikasi Hoya berdasarkan karakter vegetatif. Karakterisasi dilakukan terhadap
karakter kualitatif dan kuantitatif organ vegetatif dari 26 spesies Hoya, selanjutnya
data ditabulasi dan dibuat kunci identifikasi tipe sejajar. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa Hoya bervariasi pada karakter bentuk helaian, ukuran,
pangkal dan ujung daun, bentuk pertulangan daun, indumentum helaian daun,
warna helaian daun, bentuk tangkai daun, indumentum, ukuran dan warna batang.

Berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif, karakter yang paling baik digunakan
untuk membedakan antara spesies Hoya adalah bentuk helaian dan pertulangan
daun. Beberapa spesies memiliki karakter unik yang dapat digunakan untuk
membedakan antara spesies Hoya, contoh H. imbricata memiliki duduk daun
menyirap (imbricate), bentuk reniform dan warna indumentum abaksial ungu dan
H. finlaysonii memiliki pertulangan adaksial pinnate dengan warna yang kontras
antara pertulangan daun dan helaiannya. Ciri spesifik masing-masing jenis lainnya
didiskusikan lebih lanjut dalam skripsi ini.
Kata kunci: Hoya, morfologi, karakter vegetatif, kunci identifikasi

ABSTRACT
YULAD GUNARIA. Evaluation of Vegetative Characters of Hoya
(Apocynaceae) in Bogor Botanical Garden. Supervised by TATIK
CHIKMAWATI and SRI RAHAYU.
Hoya is epiphyte, lithophyte plant, or shrub. Information of morphological
diversity is essential to it’s development as an ornamental plant. The aim of this
research was to study the morphological diversity of vegetative characters of
Hoya that are collected in Bogor Botanical Garden, in order to facilitate
identification in the field. This research provides the diversity of vegetative
characters of Hoya as one of the library reference, and provides a Hoya

identification key based on vegetative characters. Twenty six Hoya species were
morphologically characterized their vegetative organs. The data then were
tabulated, and used for constructing an identification key. The results showed that
Hoya has variation in several vegetative characters i.e shape, size, base and tip of
the leaf, vein shape of leaf, leaf blade surface (indumentum), leaf blade color,
petiole shape, indumentum, size and color of the stem. The best characters for
distinguishing among Hoya species were the form of the leaf blade and leaf
venation. Some species have some unique characters that can be used to
distinguish among species of Hoya, for example H. imbricata has imbricate leaf
arrengement, reniform shape and purple abaksial surface. The leaf venation of H.
finlaysonii is pinnate that has contrast color between venation and blade. The
specific features of other species will be discussed further in this paper.
Keywords: Hoya, morphology, vegetative characters, identification key

EVALUASI KARAKTER VEGETATIF HOYA
(APOCYNACEAE) DI KEBUN RAYA BOGOR

YULAD GUNARIA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Evaluasi Karakter Vegetatif Hoya (Apocynaceae) di Kebun Raya
Bogor
Nama
: Yulad Gunaria
NIM
: G34090121

Disetujui oleh


Dr Ir Tatik Chikmawati, MSi
Pembimbing I

Dr Ir Sri Rahayu, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang
berjudul “Evaluasi Karakter Vegetatif Hoya (Apocynaceae) di Kebun Raya
Bogor”. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada
bulan Februari 2013 sampai Agustus 2013 di Rumah Kaca Pusat Konservasi
Tumbuhan (PKT) Hoya Kebun Raya Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan,
dukungan, dan kerjasama yang telah diberikan oleh Ibu Dr Ir Tatik Chikmawati
MSi selaku pembimbing I dan Ibu Dr Ir Sri Rahayu MSi selaku pembimbing II.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr Kanthi Arum
Widayati MSi sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saransaran dalam penyusunan skripsi ini. Karya sekaligus ungkapan terima kasih ini
dipersembahkan kepada Ayah, Ibu, serta keluarga yang senantiasa memberikan
dorongan moral dan materi demi terlaksananya penelitian ini. Ucapan terima kasih
disampaikan pula kepada Pak Yusuf dan Pak Fredy di rumah kaca koleksi Hoya,
Kak Eva, Kak Azizah, Kak Larasati, Kak Susan, Kak Fahmi yang telah membantu,
memberi masukan dan semangat, saran, kebersamaan, serta kepada seluruh
teman-teman di angkatan 46 dan wisma Al-Fath yang selalu memberikan
semangat.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Yulad Gunaria

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR


viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian
METODE

1
2
2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Bahan Tanaman


2

Alat

2

Prosedur Penelitian

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

3

Kondisi Umum Tempat Pengamatan

3

Keanekaragaman Morfologi Vegetatif Hoya


3

SIMPULAN DAN SARAN

14

Simpulan

14

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN


16

RIWAYAT HIDUP

36

DAFTAR GAMBAR
1 Duduk daun (a) imbricate (H. imbricata), (b) decussate (H. densifolia)
2 Bentuk petiole Hoya (a) terete (H. carnosa), (b) semi terete (H.
camphorifolia), (c) canaliculate (H. campanulata)
3 Distribusi frekuensi bentuk helaian daun spesies Hoya
4 Bentuk helaian daun Hoya (a) lance-ovate (H. latifolia), (b) widely
elliptic (H. bandaensis), (c) ovate (H. dolichosparte), (d) oblanceolate
(H. maxima), (e) lanceolate (H. purpureofusca), (f) elliptic (H.
revoluta), (g) orbicular (H. bilobata)
5 Bentuk pangkal daun Hoya (a) cuneate (H. diversifolia), (b) narrowly
cuneate (H. diversifolia), (c) obtuse (H. vitellina), (d) cordate (H.
bandaensis), (e) rounded (H. dolichosparte), (f) attenuate (H. revoluta)
6 Distribusi frekuensi bentuk pangkal daun spesies Hoya
7 Bentuk ujung daun Hoya (a) acuminate (H. purpureofusca), (b)

cuspidate (H. bandaensis), (c) acute (H. densifolia), (d) rounded (H.
bilobata), (e) apiculate (H. campanulata), (f) mucronate (H.
diversifolia)
8 Distribusi frekuensi bentuk ujung daun spesies Hoya
9 Tipe pertulangan daun (a) basal acrodromous (H. camphorifolia), (b)
suprabasal acrodromous (H. latifolia), (c) suprabasal actinodromous (H.
erythrina), (d) basal actinodromous (H. vitellina), (e) pinnate (H.
bandaensis), (f) flabellate (H. anulata)
10 Distribusi frekuensi bentuk pertulangan adaksial dan abaksial daun
spesies Hoya
(pinnate),
(basal acrodromous),
(basal
actinodromous),
(suprabasal acrodromous),
(suprabasal
actinodromous),
(flabellate),
(tidak jelas terlihat)
11 Distribusi frekuensi indumentum helaian daun spesies Hoya
pilosus,
villosus,
glabrous,
glabrous sampai pilosus

5
5
6

6

7
7

8
8

9

9
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Nama spesies Hoya dan asal tumbuhan
Glosarium
Gambar bentuk helaian daun
Gambar bentuk pangkal daun
Gambar bentuk ujung daun
Pengukuran suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya
Deskripsi morfologi karakter vegetatif Hoya

16
17
19
19
20
20
21

PENDAHULUAN
Hoya merupakan salah satu dari 499 genera yang terdapat dalam subfamili
Asclepiadoideae dan famili Apocynaceae (Endress & Stevens 2001). Marga Hoya
tersebar di daerah Asia Tenggara dan sekitarnya, mulai dari Sri Lanka, India
(Himalaya), Cina, Jepang Selatan, Indocina, kawasan Malesia, kepulauan Fiji dan
Samoa, serta daerah tropis Australia (Albers & Meve 2002). Hoya tumbuh sebagai
epifit atau litofit yang merambat atau menempel (Rahayu 1998) serta menyukai
lokasi dengan kelembaban tinggi dan cukup mendapatkan sinar matahari (Rintz
1980) seperti daerah pinggiran sungai, pinggir pantai, rawa dan danau (Rahayu
1999).
Sekitar 150-200 jenis Hoya diperkirakan terdapat di dunia (Burton 1992),
dan sekitar 50-60 spesies diantaranya terdapat di Indonesia (Rahayu 2006). Hoya
mengalami ancaman gangguan di habitat alaminya akibat deforestasi yang dapat
menimbulkan penyusutan populasi sehingga konservasi secara ex-situ menjadi
tindakan yang penting dilakukan terutama Kebun Raya (Rahayu 2010). Sekitar 32
jenis dari seluruh jenis yang terdapat di Indonesia telah dikoleksi dan
dikonservasikan di Kebun Raya Bogor (Rahayu 1999) sebagai tumbuhan hidup di
Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor.
Tanaman Hoya sangat berpotensi sebagai tanaman hias baik dari bunga
maupun daunnya (Rahayu 2010). Oleh karena itu pengetahuan akan jenis-jenis
Hoya yang terdapat di Indonesia dapat digunakan sebagai data dasar bagi
pengembangan potensinya sebagai tanaman hias. Hoya memiliki tubuh berlapis
lilin pada hampir seluruh permukaannya. Tumbuhan ini juga menghasilkan lateks,
dan getah putih atau bening. Batang Hoya umumnya kecil dengan diameter antara
2-8 mm, sebagian spesies berbatang terbatas (determinate) dan yang lain
berbatang tidak terbatas (indeterminate). Spesies indeterminate memiliki akar
adventif yang tumbuh dari seluruh bagian batang, terutama sekitar daerah
perbukuan. Beberapa spesies memiliki batang cenderung berkayu dan yang lain
herba. Ukuran, tekstur, warna dan bentuk pada daun Hoya bervariasi bergantung
pada spesiesnya. Hoya memiliki tipe daun sukulen dan non sukulen (Rahayu
2010).
Melihat prospek yang cukup baik untuk pengembangan tanaman Hoya,
maka perlu adanya suatu penelitian yang mengkaji aspek morfologi pada organ
vegetatif yaitu batang, tangkai dan helaian daun. Hasil penelitian ini
menggambarkan pengetahuan mengenai keanekaragaman karakter vegetatif
tumbuhan Hoya yang diharapkan memberikan informasi ilmiah tentang
kemungkinan penggunaan karakter morfologi untuk identifikasi spesies,
khususnya genus Hoya dan dapat menjadi data dasar bagi penelitian-penelitian
selanjutnya serta dapat digunakan lebih lanjut sebagai bahan seleksi untuk
tanaman hias daun.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman morfologi organ
vegetatif Hoya koleksi Kebun Raya Bogor, guna memudahkan identifikasi di
lapang. Hasil dari penelitian ini menyediakan data dasar keragaman karakter
vegetatif Hoya sebagai salah satu pustaka acuan dan menyediakan kunci
identifikasi Hoya berdasarkan karakter vegetatif.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Agustus 2013.
Pengamatan karakter kualitatif dan kuantitatif bagian vegetatif Hoya dilakukan di
rumah kaca Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) dan laboratorium Threub Kebun
Raya Bogor.

Bahan Tanaman
Penelitian menggunakan 26 spesimen hidup Hoya yang merupakan koleksi
Kebun Raya Bogor (KRB) yang telah memperoleh beberapa tindakan budidaya
seperti penyiraman dan pemupukan teratur. Nama spesies dan asal tanaman
disajikan pada Lampiran 1.

Alat
Alat-alat yang digunakan selama penelitian ini antara lain thermohygrometer, lightmeter, digital caliper, colour chart RHS (Royal Holticultural
Society) edisi ke-5, lup (kaca pembesar), silet atau cutter, penggaris dan meteran,
kertas label, kamera digital dan alat tulis.

Prosedur Penelitian
Organ Vegetatif
Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif bagian
vegetatif Hoya. Pengamatan dilakukan pada tiga bagian tanaman yaitu pangkal,
tengah dan ujung. Pengamatan kuantitatif daun pada tiap bagian tanaman
dilakukan dengan mengambil beberapa sampel yaitu rata-rata lima daun pada
bagian pangkal, sepuluh daun pada bagian tengah dan lima daun pada bagian
ujung tanaman. Pengamatan karakter kualitatif batang dan tangkai daun meliputi
bentuk, warna dan tipe indumentum. Warna dikelompokkan berdasarkan grup
colour chart. Karakter kualitatif daun yang diamati meliputi bentuk daun, pangkal
daun, ujung daun, tepi daun, permukaan daun, warna daun, susunan tulang daun,
daging daun (intervenium), dan tata letak daun pada batang (phyllotaxis)

3
(Tjitrosoepomo 1985). Pengamatan kualitatif vegetatif berdasarkan buku panduan
Manual of Leaf Architecture (Ellis et al. 2009) dan Plant Systematics (Simpson
2006). Penulisan istilah ke dalam Bahasa Indonesia mengacu pada buku
Glosarium Biologi (Rifai MA dan Ermitati 1995).
Karakter kuantitatif organ vegetatif yang diukur pada batang meliputi
panjang antar ruas dan diameter. Karakter kuantitatif yang diamati pada tangkai
daun adalah panjang dan diameter, sedangkan pada daun meliputi panjang, lebar
dan ketebalan helaian. Panjang daun diukur dari pangkal daun hingga ujung daun
dan lebar daun diukur pada bagian daun yang paling lebar. Terminologi yang
digunakan dalam penelitian disajikan dalam Lampiran 2, 3, 4 dan 5.
Data Pendukung
Data lingkungan yang diamati meliputi suhu, kelembaban, dan intensitas
cahaya. Pengukuran suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya ruang rumah kaca
dilakukan dengan menggunakan thermo-hygrometer,light meter digital tipe
Lutron LM 8000. Pengukuran dilakukan setiap minggu.
Kunci Identifikasi
Data pengamatan disusun menjadi deskripsi singkat dan selanjutnya disusun
ke dalam bentuk tabel untuk masing-masing spesies dan karakter yang diamati.
Pengamatan kualitatif dan kuantitatif morfologi vegetatif dilakukan pada bagian
pangkal, tengah dan ujung tumbuhan. Ciri morfologi vegetatif kemudian
digunakan untuk membuat kunci identifikasi sejajar sebagai dasar dalam
membedakan satu spesies dengan spesies lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Tempat Pengamatan
Secara umum kondisi pertanaman Hoya di dalam rumah kaca selama
penelitian cukup baik. Temperatur maksimum rata-rata 29.75 oC sedangkan
temperatur minimum rata-rata 28.96 0C dengan kelembaban maksimum rata-rata
76.87% dan kelembaban minimum rata-rata 73.58%. Pengukuran intensitas
cahaya dalam rumah kaca pada kondisi tumbuhan tidak terkena cahaya matahari
secara langsung dapat mencapai nilai terendah yaitu 339 lux sedangkan nilai
intensitas cahaya pada tumbuhan yang terkena cahaya matahari secara langsung
dapat mencapai nilai 10.000 lux (10 Klux) (Lampiran 6).

Keanekaragaman Morfologi Vegetatif Hoya
Sebanyak 25 karakter vegetatif Hoya berhasil dicatat berdasarkan
pengamatan morfologi terhadap 26 spesies Hoya sampel. Variasi karakter
vegetatif ditemukan pada semua karakter yang diamati. Helaian daun antara jenis
Hoya umumnya bervariasi pada karakter bentuk helaian, pangkal, dan ujung
helaian daun, tipe pertulangan, warna, indumentum dan ukuran helaian. Tangkai
daun dari berbagai spesies yang diamati bervariasi pada karakter bentuk, warna,

4
panjang tangkai dan indumentum. Variasi juga terlihat pada batang baik dalam
karakter kuantitatif maupun kualitatif.
Batang
Ukuran Batang
Hoya merupakan tanaman yang tumbuh merambat, membelit atau semak.
Batang Hoya tebal berlilin dan bergetah putih. Bentuk batang 26 spesies Hoya
yang diamati adalah terete (bulat). Hoya memiliki diameter batang 0.95-6.81 mm,
dan hanya H. obtusifolia yang memiliki diameter atau ketebalan batang >8 mm
(8.19-9.84 mm). Panjang ruas batang bervariasi dari bagian pangkal sampai ujung.
Pada umumnya, jarak antar daun (panjang ruas) menjadi lebih besar ke arah
terminal batang. Hoya memiliki panjang ruas batang berkisar 2.5-23.6 cm. Hoya
dengan ruas terpanjang dimiliki oleh H. imbricata dengan panjang 17.8-23.6 cm
sedangkan ruas terpendek dimiliki oleh H. multiflora dengan panjang 1.6-5.7 cm.
Warna dan Indumentum Batang
Secara umum spesies yang diamati memiliki warna batang kuning abu-abu
dan hijau kuning, diikuti oleh warna hijau, putih hijau dan jingga abu-abu. Ratarata warna batang pada satu spesies menunjukkan adanya perbedaan warna antara
bagian pangkal, tengah maupun ujung, contoh H. camphorifolia memiliki warna
batang kuning abu-abu (greeyed-yellow group no. 160A,B,C) pada batang bagian
pangkal dan tengah, sementara batang bagian ujung berwarna putih hijau (greenwhite group no. 157A) dan kuning hijau (yellow-green group no.144D).
Indumentum batang yang tampak pada Hoya dikelompokkan ke dalam
indumentum glabrous (gundul), pilosus (berambut halus dan jarang), dan villosus
(berambut halus dan rapat). Pada umumnya permukaan batang Hoya adalah
glabrous, tetapi terdapat beberapa spesies Hoya yang memiliki indumentum
batang villosus yaitu H. ciliata, sedangkan indumentum pilosus ditemukan pada H.
bilobata, H. campanulata, H. coriacea, H. densifolia, dan H. lacunosa.
Indumentum lepas kerak pada batang (bagian kulit yang mati seperti terlihat pada
jambu biji) ditemukan pada H. camphorifolia. Beberapa jenis Hoya juga
memperlihatkan pada sebagian besar ruas batangnya ditumbuhi akar penunjang
seperti diantaranya H. carnosa, H. bandaensis, H. imbricata, H. maxima, H.
lacunosa, dan H. verticillata.
Tata Letak Daun (Duduk Daun) pada Batang
Hoya memiliki karakter duduk daun opposite decussate (duduk daun
berseling berhadapan). Namun terdapat satu spesies Hoya memiliki duduk daun
imbricate (menyirap) yaitu H. imbricata (Gambar 1).

5

(b)
(a)
Gambar 1 Duduk daun (a) imbricate (H. imbricata), (b) decussate (H. densifolia)
Tangkai Daun (Petiole)
Tangkai daun dengan bentuk terete merupakan karakter yang paling banyak
ditemukan, diikuti semi terete (setengah bulat) yang dimiliki oleh H.
camphorifolia dan H. multiflora dan bentuk canaliculate (bersaluran) yang
dimiliki oleh H. campanulata dan H. densifolia (Gambar 2). Tangkai daun Hoya
pada umumnya memiliki panjang 0.4-4.8 cm dan diameter 1.01-6.03 mm, tetapi H.
latifolia memiliki helaian daun berukuran besar dengan diameter tangkai daun
7.37 mm. Warna dominan tangkai daun dari spesies Hoya yang diamati
menunjukkan keragaman, mulai dari warna hijau kuning maupun hijau muda dan
tua. Beberapa warna lain ditemukan pada spesies tertentu, contohnya H. carnosa
memiliki tangkai daun yang berwarna hijau keputihan (green-white group no.
157A) sampai abu-abu keunguan (greeyed-purple group no. 183A, 187A) dan H.
oblanceolata, H. purpureofusca, H. verticillata berwarna abu-abu kekuningan
(greeyed-yellow group no. 160 B,C,D, 162 B,C).

(a)

(b)

(c)

Gambar 2 Bentuk petiole Hoya (a) terete (H. purpureofusca), (b) semi terete (H.
camphorifolia), (c) canaliculate (H. campanulata)
Helaian Daun
Bentuk Helaian Daun
Bentuk daun umumnya bervariasi antara spesies Hoya meliputi elliptic
(menjorong), narrowly elliptic (menjorong sempit), widely elliptic (menjorong
lebar), lanceolate (melanset), lance-ovate, ovate (membundar telur), oblanceolate
(melanset sungsang), narrowly oblong (melonjong sempit), oblance-ovate, oblong
(melonjong), reniform (mengginjal), orbicular (bundar). Sebagian besar spesies
Hoya memiliki daun berbentuk ovate seperti H. anulata, H. ciliata, H.
dolichosparte dan elliptic seperti H. campanulata, H. coriacea, H. densifolia, H.

6

Jumlah spesies

diversifolia (Gambar 3). Bentuk lanceolate hanya terlihat pada H. purpureofusca,
oblong hanya terlihat pada H. obtusifolia, reniform hanya dimiliki oleh H.
imbricata, bentuk oblance-ovate dimiliki oleh H. meredithii, dan bentuk orbicular
hanya terlihat pada H. bilobata (Gambar 4).
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

Bentuk helaian daun
Gambar 3 Distribusi frekuensi bentuk helaian daun spesies Hoya

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g)

Gambar 4 Bentuk helaian daun Hoya (a) lance-ovate (H. latifolia), (b) widely
elliptic (H. bandaensis), (c) ovate (H. dolichosparte), (d) oblanceolate
(H. maxima), (e) lanceolate (H. purpureofusca), (f) elliptic (H.
revoluta), (g) orbicular (H. bilobata)
Bentuk pangkal (basis) dan ujung (apex) daun
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pangkal daun, Hoya
memiliki bentuk pangkal yang bervariasi yaitu attenuate (menirus), cuneate
(membaji), narrowly cuneate (membaji sempit), cordate (menjantung), obtuse
(menumpul), rounded (membundar) (Gambar 5). Hoya memiliki bentuk pangkal
daun paling banyak adalah cuneate dan diikuti oleh bentuk obtuse, rounded dan
cordate (Gambar 6). H. lacunosa dan H. verticillata memiliki bentuk pangkal

7
yang bervariasi yaitu cuneate sampai obtuse. H. finlaysonii memiliki bentuk
pangkal daun attenuate pada daun bagian pangkal sedangkan bentuk cuneate pada
daun bagian ke tengah dan ujung.

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

Jumlah spesies

Gambar 5 Bentuk pangkal daun Hoya (a) cuneate (H. diversifolia), (b) narrowly
cuneate (H. diversifolia), (c) obtuse (H. vitellina), (d) cordate (H.
bandaensis), (e) rounded (H. dolichosparte), (f) attenuate (H.
revoluta)
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Bentuk pangkal daun
Gambar 6 Distribusi frekuensi bentuk pangkal daun spesies Hoya
Bentuk ujung daun Hoya yang teramati paling banyak memiliki bentuk
cuspidate (bertaring) dan mucronate (bertusuk), diikuti bentuk acuminate
(melancip), mucronulate, acute (meruncing), rounded (membundar) dan apiculate
(berembang) (Gambar 7 & 8). Bentuk cuspidate diantaranya terlihat pada H.
carnosa, H. anulata dan H. multiflora, sedangkan bentuk mucronate diantaranya
terlihat pada H. densifolia, H. diversifolia, H. dolichosparte, H. erythrina, dan H.
finlaysonii. Bentuk ujung apiculate hanya terlihat pada H. campanulata. Bentuk
ujung yang bervariasi pada satu jenis tampak diantaranya pada H. lacunosa dan H.
revoluta yang memiliki bentuk ujung acuminate sampai cuspidate, H. maxima dan
H. meredithii memiliki bentuk ujung mucronate sampai cuspidate.

8

(f)
(e)
(b)
(c)
(d)
(a)
Gambar 7 Bentuk ujung daun Hoya (a) acuminate (H. purpureofusca) , (b)
cuspidate (H. bandaensis), (c) acute (H. densifolia), (d) rounded (H.
bilobata), (e) apiculate (H. campanulata), (f) mucronate (H.
diversifolia)

Jumlah spesies

6
5
4
3
2
1
0

Bentuk ujung daun
Gambar 8 Distribusi frekuensi bentuk ujung daun spesies Hoya
Pertulangan daun
Tipe pertulangan daun dilihat pada dua sisi bagian helaian daun yaitu bagian
adaksial dan abaksial. Tipe pertulangan yang terlihat adalah pinnate (menyirip),
basal acrodromous, suprabasal acrodromous, suprabasal actinodromous, basal
actinodromous, dan flabellate (mengipas) (Gambar 9). Bagian adaksial sebagian
besar daun Hoya memiliki tipe pertulangan daun pinnate seperti H. bandaensis, H.
campanulata, H. finlaysonii dan paling sedikit satu tipe pertulangan untuk satu
spesies Hoya yaitu basal actinodromous, suprabasal actinodromous, dan flabellate
masing-masing pada H.vitellina, H. erythrina, dan H. anulata. Dua spesies Hoya
memiliki tipe pertulangan daun tidak jelas yaitu H. imbricata dan H. revoluta
(Gambar 10). Tipe pertulangan daun pada bagian permukaan abaksial rata-rata
sama seperti yang tampak pada bagian adaksial tetapi terdapat beberapa spesies

9
Hoya yang tipe pertulangan daunnya tidak jelas terlihat pada bagian abaksial
sementara tampak jelas pada bagian adaksial, contoh H. carnosa, H. bilobata, H.
dolichosparte, H. lacunosa, dan H. verticillata. Bentuk pertulangan daun
flabellate hanya terlihat pada H. anulata.

(a)

(b)

(d)

(e)

(c)

(f)

Gambar 9 Tipe pertulangan daun (a) basal acrodromous (H. camphorifolia), (b)
suprabasal acrodromous (H. latifolia), (c) suprabasal actinodromous
(H. erythrina), (d) basal actinodromous (H. vitellina), (e) pinnate (H.
bandaensis), (f) flabellate (H. anulata)
16

Jumlah spesies

14
12
10
8
6
4
2
0

Adaksial

Abaksial
Bentuk pertulangan daun

Gambar 10 Distribusi frekuensi bentuk pertulangan adaksial dan abaksial daun
spesies Hoya
(pinnate),
(basal acrodromous),
(basal
actinodromous),
(suprabasal acrodromous),
(suprabasal
actinodromous),
(flabellate),
(tidak jelas terlihat)

10
Indumentum Permukaan Helaian Daun
Indumentum daun Hoya pada bagian adaksial bervariasi meliputi glabrous,
pilosus, villosus, dan terdapat juga dua spesies Hoya yang memiliki indumentum
bervariasi dari glabrous sampai pilosus. Secara umum Hoya memiliki karakter
indumentum adaksial glabrous dan terasa licin akan tetapi terdapat satu spesies
Hoya yang memiliki permukaan glabrous dan terasa kasar yaitu H. imbricata.
Hanya satu spesies Hoya yang memiliki indumentum villosus yaitu H. ciliata.
Hoya yang memiliki indumentum glabrous sampai pilosus yaitu H. finlaysonii dan
H. lacunosa. Hoya finlaysonii memiliki indumentum pilosus pada tepi daun yang
terdapat pada bagian ujung. H. lacunosa memiliki permukaan daun pilosus pada
bagian ujung daun tanaman muda. Indumentum daun pada bagian abaksial
bervariasi, meliputi glabrous, glabrous sampai pilosus, dan villosus. Pada
umumnya indumentum abaksial glabrous. Empat spesies Hoya memiliki
indumentum abaksial villosus dengan dua spesies diantaranya memiliki
indumentum adaksial glabrous yaitu H. meredithii, dan H. oblanceolata (Gambar
11).

Jumlah spesies

25
20
15
Glabrous-pilosus
Glabrous

10
5

Villosus

0

Pilosus
Adaksial

Abaksial

Indumentum
Gambar 11

Distribusi frekuensi indumentum helaian daun spesies Hoya
pilosus,
villosus,
glabrous,
glabrous sampai pilosus

Ukuran Helaian Daun
Panjang dan lebar helai daun bervariasi antar spesies, namun secara umum
memiliki panjang rata-rata 9.95 cm dan lebar helaian rata-rata 4.68 cm. Rasio
panjang dan lebar daun Hoya berkisar antara 7.5:8 sampai dengan rasio tertinggi
yaitu 8:2 dengan rata-rata 2.27. Data rasio daun menunjukkan bahwa semakin
tinggi rasio daun, maka bentuk daun akan semakin lonjong. Rasio terbesar
dimiliki oleh H. oblanceolata dengan bentuk helaian daun oblanceolate,
sedangkan rasio terkecil dimiliki oleh H. imbricata dengan bentuk helaian daun
reniform.

11
Warna Permukaan Helaian Daun
Warna permukaan adaksial daun Hoya bervariasi meliputi hijau, kuning
hijau, dan abu-abu merah. Warna permukaan abaksial daun juga bervariasi yang
termasuk ke dalam kelompok warna hijau, kuning hijau, dan abu-abu ungu,
namun warna hijau dan hijau kekuningan lebih umum dijumpai. Warna
permukaan adaksial dan abaksial daun umumnya berwarna hijau tua dan hijau
muda. Warna permukaan adaksial pada umumnya termasuk dalam kelompok
warna hijau sampai hijau kekuningan, namun dua spesies memiliki warna berbeda
yang dapat digunakan sebagai penciri kedua spesies tersebut yaitu H. anulata
memiliki warna adaksial yang mencolok yaitu merah keabuan (greeyed-red group
no. 180A. 181A) ke bagian ujung helaian daun dan H. imbricata memiliki helaian
abaksial berwarna jingga keabuan (greeyed-orange group no. 166A) sampai ungu
keabuan (greeyed-purple group no. N186A, 187A). Variasi warna terjadi karena
adanya pigmen diantaranya kloroplas dan karotenoid. Menurut Fahn (1992),
bahwa warna hijau ditimbulkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas.
Dalam kloroplas juga dijumpai karotenoid yaitu pigmen kuning sampai merah,
tetapi tertutup oleh klorofil. Karotenoid akan tampak jika hanya terdapat sedikit
atau tidak ada klorofil sama sekali.
Perbedaan warna pada spesies Hoya dapat disebabkan oleh sifat genetik atau
pengaruh lingkungan. Seperti yang diketahui bahwa terdapat beberapa
ketidakstabilan suatu karakter morfologi yang secara umum dipengaruhi oleh dua
faktor yang saling berinteraksi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
karena sifat genetik seperti perubahan morfologi selama tahap pertumbuhan dan
karena kemampuan merubah kenampakan morfologi (plastisitas), sedangkan
faktor ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan seperti iklim makro
dan mikro, tanah, cahaya, dan kelembaban (Rasnovi 2001). Contoh terlihat pada
H. diversifolia yang ternaungi atau tidak terpapar cahaya matahari secara langsung
memiliki intesitas warna hijau dan ketebalan daun berbeda (Ardie 2006).
Spesies Hoya koleksi Kebun Raya Bogor dapat dibedakan antar spesies
salah satunya melalui morfologi organ vegetatif yaitu daun, tangkai daun dan
batang. Beberapa karakter diantaranya menjadi ciri khusus untuk beberapa spesies
sehingga dapat dibedakan secara langsung. Berdasarkan data kualitatif dan
kuantitatif, karakter yang paling baik digunakan untuk membedakan spesies Hoya
adalah bentuk helaian daun, pertulangan adaksial dan abaksial daun. Namun
terdapat beberapa karakter unik untuk mengenali dan membedakan satu spesies
dari spesies lainnya yaitu diantaranya H. finlaysonii memiliki pertulangan adaksial
pinnate yang sangat jelas oleh perbedaan warna yang kontras antara pertulangan
daun dan helaiannya, duduk daun imbricate yang hanya dimiliki oleh H. imbricata,
pertulangan daun flabellate dan warna hijau kemerahan pada adaksial daun di
bagian apex yang hanya dimiliki oleh H. anulata dan H. ciliata memiliki daun
bertipe non sukulen dengan indumentum villosus pada batang, petiole dan
daunnya, ujung daun apiculate hanya terlihat pada H. campanulata.

12
Kunci Identifikasi
Mengacu pada uraian deskripsi morfologi organ vegetatif 26 spesies Hoya
(Lampiran 7), dapat disusun kunci identifkasi berdasarkan ciri morfologi pada
tingkat spesies.
1 A
B
2 A
B
3 A
B
4 A
B
5 A
B
6 A
B
7 A
B
8 A
B
9 A

B

10 A
B
11 A
B

12 A
B
13 A

Daun tipis perkamen/kertas/non-sukulen………...…….......................2
Daun tebal seperti kulit/belulang/sukulen….……..……..................…8
Indumentum abaksial daun villosus, indumentum adaksial
daun villosus............................................................................H. ciliata
Indumentum abaksial daun glabrous, indumentum adaksial
daun glabrous, pilosus...........................................................................3
Indumentum adaksial daun pilosus……………….…...… H. densifolia
Indumentum adaksial daun glabrous………………..…………….......4
Pertulangan abaksial tidak jelas terlihat…….......……….H. micrantha
Pertulangan abaksial jelas terlihat…………………..…….............…..5
Pangkal daun cuneate, bentuk tangkai daun semi terete,
indumentum tangkai daun pilosus.........................................................6
Pangkal daun cordate, rounded, bentuk tangkai daun terete
dan canaliculate, indumentum tangkai daun glabrous ……....….....…7
Bentuk daun oblanceolate sampai narrowly oblong,
ujung daun cuspidate…………………………………......H. multiflora
Bentuk daun elliptic, ujung daun acuminate…………....... H. coriacea
Bentuk tangkai daun terete, ujung daun cuspidate,
pangkal daun cordate....................................................... H. bandaensis
Bentuk tangkai canaliculate, ujung daun apiculate,
pangkal daun rounded ………….............…………….H. campanulata
Tepi daun revolute………………………..…………….……………..9
Tepi daun datar……………………………...…………….…………10
Bentuk daun elliptic sampai oblong, ujung daun
mucronulate, indumentum adaksial daun pilosus,
pertulangan daun pinnate, duduk daun decussate,
warna abaksial daun kuning hijau……………………….H. obtusifolia
Bentuk daun reniform, ujung daun rouunded,
indumentum adaksial daun glabrous, pertulangan
daun tidak jelas terlihat, duduk daun imbricate, warna
abaksial daun abu-abu jingga sampai abu-abu ungu……...H. imbricata
Rasio panjang dan lebar >4 yaitu 4.22..........................H. oblanceolata
Rasio panjang dan lebar 8 cm dan lebar >4 cm)……………………...…………….26
Warna batang hijau sampai kuning hijau, panjang
daun rata-rata 8.6 cm dan lebar daun rata-rata
4.45 cm, pangkal cuneate sampai narrowly cuneate …...H. diversifolia
Warna batang abu-abu kuning sampai hijau putih,
panjang daun rata-rata 11.3 cm dan lebar daun
rata-rata 5.83 cm, pangkal cuneate sampai obtuse………H. verticillata

14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penentuan jenis atau identifikasi tumbuhan memerlukan sejumlah ciri yang
digunakan untuk membedakan antar spesies, salah satunya adalah dengan
mempelajari dan evaluasi karakter morfologi organ vegetatif tumbuhan. Dua
puluh enam spesies Hoya koleksi Kebun Raya Bogor bervariasi pada karakterkarakter kualitatif dan kuantitatif daun. Beberapa koleksi dapat langsung dikenali
dengan satu karakter morfologi saja seperti bentuk helaian daun, duduk daun,
pertulangan daun adaksial, namun umumnya koleksi hanya dapat dibedakan
dengan dua atau lebih karakter morfologi. Berdasarkan data kualitatif dan
kuantitatif, karakter yang paling baik digunakan untuk membedakan spesies Hoya
adalah bentuk helaian daun, pertulangan adaksial dan abaksial daun.
Rata-rata spesies Hoya memiliki bentuk daun ovate. Namun, bentuk daun
yang khusus dimiliki oleh satu spesies tertentu yaitu reniform, oblance-ovate dan
orbicular masing-masing pada H. imbricata, H. meredithii dan H. bilobata.
Tangkai daun umumnya berbentuk terete, bentuk canaliculate hanya dimiliki oleh
H. campanulata dan H. densifolia. Hoya memiliki karakter duduk daun decussate,
kecuali H. imbricata dengan duduk daun imbricate. H. anulata mudah dikenali
dari bentuk pertulangan daun flabellate dan warna adaksial daun bagian ujung
hijau kemerahan. H. ciliata memiliki daun bertipe non sukulen dengan
indumentum villosus pada daun dan batangnya. H. finlaysonii memiliki
pertulangan adaksial pinnate yang sangat jelas oleh perbedaan warna yang kontras
antara pertulangan daun yang berwarna lebih gelap (hijau tua) dan helaiannya
berwarna hijau muda. H. lacunosa dikenali dari ukuran daunnya yang kecil
(panjang 4.01 cm dan lebar 1.72 cm). H. obtusifolia memiliki tepi daun tergulung
balik. Dengan demikian, karakter morfologi organ vegetatif dapat digunakan
untuk membedakan antar spesies Hoya.
Saran
Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan juga pengamatan morfologi
organ vegetatif untuk tumbuhan Hoya yang tumbuh liar di lapangan sebagai epifit
untuk melihat perbedaan terhadap pengaruh sifat inang dan pengaruh lingkungan.
Perlu juga dilakukan penelitian lanjutan khususnya pada aspek pengamatan
morfologi organ generatif jenis Hoya koleksi Kebun Raya Bogor supaya spesies
Hoya dapat dikenali lebih tepat pada karakter morfologi tumbuhan Hoya secara
umum.

15

DAFTAR PUSTAKA
Albers F, Meve U. 2002. Illustrated Handbook of Succulent Plants:
Asclepiadaceae. Berlin (GB): Springer.
Ardie SW. 2006. Pengaruh intensitas cahaya dan pemupukan terhadap
pertumbuhan dan pembungaan Hoya diversifolia Blume [thesis]. Bogor (ID):
Institut Petanian Bogor.
Burton CM. 1992. How many Hoyas are there. The Hoyan. 13(3):40.
Ellis B, Daly DC, Hickey LJ, Jhonson KR, Mitchell JD, Wilf P, Wing SL. 2009.
Manual of Leaf Architecture. New York (US): Cornell Univ. Pr.
Endress ME, Stevens WD. 2001. The renaissance of the Apocynaceae s.l.: recent
advances in systematic, phylogeny, and evolution. Ann Missouri Bot Gard. 88:
517-522.
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ed ke-3. Soediarto A, Koesoemaningrat T,
Natasaputra M, Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo SS, editor. Yogyakarta (ID):
UGM Pr. Terjemahan dari: Plant Anatomy.
Fahn A. 1992. Anatomi Tumbuhan Ed ke-3. Yogyakarta (ID): UGM Pr.
Fahn A. 1995. Anatomi Tumbuhan. Soediarto A, Koesoemaningrat T, Natasaputra
M, Akmal H, penerjemah; Tjitrosomo SS, editor. Yogyakarta (ID): UGM Pr.
Terjemahan dari: Plant Anatomy.
Hansen DM, Olesen JM, Mione T, Johnson SD, Muller CB. 2007. Coloured
nectar: distribution, ecology and evolution of an enigmatic floral trait. Biol Rev.
82:83-111.
Rahayu S. 1998. Pertumbuhan dan perkembangan Hoya diversifolia Bl.
(Asclepiadaceae) di Kebun Raya Bogor. Bul KRI. 8 (4):131-138.
Rahayu S. 1999. Eksplorasi dan pembudidayaan Hoya (Asclepiadaceae) dalam
rangka konservasi plasma nutfah. Prosiding Seminar Nasional Konservasi
Flora Nusantara.UPT BP Kebun Raya-LIPI Bogor, 2-3 Juli 1997.
Rahayu S. 2006. Keanekaragaman jenis Hoya (Asclepiadaceae) di hutan lindung
Bukit Batikap, Kalimantan Tengah. Biodiversitas. 7(2):139-142.
Rahayu S. 2010. Sebaran dan keragaman genetik populasi Hoya multiflora Blume
(Asclepiadaceae) di taman Sukamantri Taman Nasional Gunung Halimun
Salak [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rasnovi S. 2001. Kajian pemakaian morfologi daun untuk identifikasi jenis pada
beberapa famili dikotiledon berhabitus pohon di Sumatera [thesis]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Rifai MA, Ermitati. 1995. Glosarium Biologi. Jakarta (ID): Balai Pustaka.
Rintz RE. 1980. The biology and cultivation of Hoyas. Asclepiadaceae. 19:9-17.
Simpson MG. 2006. Plant Systematics. London (UK): Elsevier Academic Pr.
Tjitrosoepomo G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta (ID): UGM Pr.
Zotz G, Heitz P. 2001. The physiology of vascular epiphytes: Experiment Bot.
52:2067-2078.

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 Nama spesies Hoya dan asal tumbuhan
No.

Nama spesies

Asal

1

Hoya anulata Schltr.

Maluku

2

Hoya bandaensis Schltr.

Maluku

3

Hoya bilobata Schltr.

Sulawesi

4

Hoya campanulata Blume

Riau

5

Hoya camphorifolia Warb

Sulawesi

6

Hoya carnosa R.Br

Maluku

7

Hoya ciliata Elmer

Maluku

8

Hoya coriacea Blume

Kalimantan

9

Hoya densifolia Turcz.

Jawa

10

Hoya diversifolia Blume

Jawa

11

Hoya dolichosparte Schltr.

Sulawesi

12

Hoya erythrina Rintz

Kalimantan

13

Hoya finlaysonii Wight

Kalimantan

14

Hoya imbricata Decne.

Sulawesi

15

Hoya lacunosa Blume

Jawa

16

Hoya latifolia G.Don

Jawa

17

Hoya maxima Warb

Sulawesi

18

Hoya meredithii T.Green

Kalimantan

19

Hoya micrantha Hook.f.

Kalimantan

20

Hoya multiflora Blume

Jawa

21

Hoya oblanceolata Hook.f.

Sumatera

22

Hoya obtusifolia Wight

Kalimantan

23

Hoya purpureofusca Hook.

Jawa

24

Hoya revoluta Hook.f.

Kalimantan

25

Hoya verticillata G.Don

Jawa

26

Hoya vitellina Blume

Jawa

17
Lampiran 2 Glosarium
Acrodromous

Actinodromous
Acuminate

Acute
Adaksial
Apiculate
Attenuate

Basal acrodromous
Cordate

Cuneate
Cuspidate
Decussate
Elliptic

Entire
Flabellate
Glabrous
Imbricate
Margin
Mucronate

Oblong

Dua atau lebih ibu tulang ataupun tulang daun
sekunder yang berkembang dengan baik mengarah
kebagian ujung daun dalam bentuk lengkungan
yang mengumpul dengan lengkungan tidak
membelok pada pangkal daunnya
Tiga atau lebih ibu tulang daun yang menyebar
secara radial dari satu titik asal
Melancip, ujung daun runcing, titik pertemuan
kedua tepi daun membentuk sudut yang tajam
sehingga ujung daun tampak sempit, panjang dan
runcing, sudut perpotongan