Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai sumber pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor

(1)

PEMANFAATAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SUMBER

PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SMA BINA INSANI

BOGOR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Geografi.

Oleh

Febrillian Gemilang Putra

NIM: 1110015000097

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Febrillian Gemilang Putra. (NIM: 1110015000097). Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sampel populasi dari penelitian ini adalah siswa/siswi SMA Bina Insani ( Kelas X - IPS 1 ) tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 19 orang dan guru geografi SMA Bina Insani Bogor. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi , wawancara, dan observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk melakukan pendataan siswa-siswi Kelas X - IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani Bogor serta pendataan tentang gambaran umum SMA Bina Insani Bogor. Observasi digunakan untuk mengungkap serta mengetahui kegiatan belajar siswa-siswi Kelas X - IPS 1 dengan memanfaatkan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran Geografi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani lebih sering melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran geografi di dalam kelas yang dikarenakan guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku paket pelajaran geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi tersebut juga menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan sebagainya. akibatnya peserta didik kelas X – IPS 1 merasa bosan atau jenuh, bahkan ada yang mendapatkan hasil belajar geografi yang rendah sehingga pada akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor.


(6)

ii

Setelah siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, rata – rata para peserta didik menjadi senang, karena para peserta didik tersebut bisa belajar sambil refreshing. Selain itu, para peserta didik juga cepat menangkap materi geografi juga, karena yang dari teori di buku geografi bisa langsung dipraktekkan dan dilihat oleh para peserta didik secara langsung.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat dan salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada:

1. Nurlena Rifai, M. A Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Iwan Purwanto M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Drs. Syaripulloh selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan.

3. Bapak Andri Noor Ardiyansyah, M. Si dan Bapak M. Noviadi Nugroho, M. Pd Selaku dosen pembimbing skrispsi yang telah memberikan motivasi dan meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Bapak/Ibu dosen program studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan pengetahuannya selama perkuliahan.

5. Kedua orang tua tercinta Farid Wajdi, S.H. dan Sulastri Sitorus yang tidak lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a -do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril maupun materil yang selalu diberikan selama ini. Dan tak lupa keluarga


(8)

iv

tercinta, Adik-adikku , paman dan bibiku, sepupuku dan Nenek tercinta H. Sofiah atas segala doa dan dukungannya selama ini.

6. Pimpinan Yayasan Bina Insani Bogor atau Sekolah Bina Insani Bogor Bapak Dedi Supriyadi, S.Ag , para pengurus serta para tutor dan siswa – siswi SMA Bina Insani Bogor Kelas XI – IPS 1 yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian hingga selesai.

7. Teman-teman seperjuangan Penddidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 2010, Geografi 2010, ATK Fam’s, dan lain – lain Atas kebersamaan dan canda tawa yang selalu tercipta selama masa perkuliahan.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh kebaikan, jasa, dan doanya yang telah diberikan kepada penulis menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan.

Ciputat, 12 Februari 2015

Penulis Febrillian Gemilang Putra


(9)

v

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ... viii

DAFTAR TABEL ………ix

DAFTAR GAMBAR ………xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. PerumusanMasalah ...9

E. Tujuan Penelitian ...10

F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis ...10

b. Manfaat Praktis ...10

BAB II KAJIAN TEORI A. Pemanfaatan ……….………...…...11

B. Sejarah Kebun Raya Bogor ……… ...12

C. Sumber Belajar 1. Pengertian Sumber Belajar ……... 13


(10)

vi

3. Memilih Sumber Belajar...19

4. Fungsi Sumber Belajar ...21

D. Penelitian Yang Relevan ………...…...22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat danWaktu Penelitian ...24

B. Metode Penelitian ...24

C. Sumber data ...25

D. Objek Penelitian ...25

E. Teknik Pengumpulan Data ...26

1. Observasi ...26

2. Wawancara ...26

3. Dokumentasi ...26

F. Tahap Persiapan Penelitian ...27

1. Menyusun rancangan penelitian ...27

2. Memilih lapangan ...27

3. Mengurus perizinan ...27

4. Menjajagi dan menilai keadaan ...28

5. Memilih dan memanfaatkan informan ...28

6. Menyiapkan instrumen penelitian ...28

G. Teknik Analisis Data ...29

1. Analisis sebelum ke / di lapangan ...29

2. Penyajian data ...29

3. Verifikasi data ...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Bina Insani 1. Mukadimah ...31

2. Visi Dan Misi ...31

A. VISI ...31


(11)

vii

3. Kurikulum ...32

4. Tenaga Pendidik ...32

5. Fasilitas ...33

6. Data Siswa Kelas X – IPS 1 ...33

B. Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ...34

1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Observasi ) ...35

a. Pertemuan Pertama ...35

b. Pertemuan Kedua ...37

2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Wawancara ) ...40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ...42

B. SARAN ...43

DAFTAR PUSTAKA ...44 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Transkip Wawancara ……….47

2. Lembar Jawaban Observasi Siswa Sebelum Ke Kebun Raya Bogor …...56 3. Lembar Jawaban Observasi Siswa Sesudah Ke Kebun Raya Bogor …...57 4. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor ………..58 5. Lembar Uji Referensi ………65


(13)

ix

DAFTAR TABEL

I. Tabel.1.1. Data Siswa Kelas X – IPS 1 ...34 II. Observasi Siswa Sebelum Ke Kebun Raya Bogor

Tabel.2.1. Jawaban Annisa M. ...56 III. Observasi Siswa Sesudah Ke Kebun Raya Bogor


(14)

x

DAFTAR GAMBAR

1. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor hari Jum’at …...58 2. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor hari Selasa …....61


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi ini, pendidikan merupakan salah satu sarana yang vital untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kecerdasan bangsa adalah salah satu tujuan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebgaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 yaitu : “Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.”1

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari semakin kerasnya kehidupan dan dari berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupakan awal bangsa yang maju. Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

1

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya (Bandung :Fermana, 2006), 1


(16)

2

kepribadian, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara2.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Melalui proses pembelajaran setiap pengetahuan, ketrampilan dan sikap manusia dibentuk dan dikembangkan.

Tujuan pendidikan nasional secara umum adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlepas dari hal itu, penanaman nilai-nilai melalui sikap dan perilaku kepada siswa sesuai dengan norma-norma bangsa Indonesia yang sesuai dengan ideologi Pancasila juga menjadi tujuan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut juga dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.3

Tujuan akhir dari pendidikan adalah terwujudnya suatu tatanan masyarakat dengan ditandai adanya budi pekerti luhur pada setiap diri individu dan keadilan dalam negara dalam segi kehidupan. Begitu juga dengan tujuan pendidikan di Sekolah Dasar, sekolah selalu dituntut untuk mengacu kepada tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap karakteristik perkembangan siswa; kesesuaian dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah; arah pembangunan nasional; serta

2

Sanjaya.2010.Perencanaan danDesainSistemPembelajaran.Jakartat: Kencana

3


(17)

3

memperhatikan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan kehidupan umat manusia secara global.4

Saat ini pendidikan dihadapkan oleh beberapa persoalan. Beberapa persoalan itu antara lain berkaitan dengan rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran. Persoalan rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah satunya disebabkan oleh rendahnya dedikasi dan kreativitas para guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. dalam hal ini guru belum menerapkan PAIKEM GEMBROT ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Menyenangkan, Gembira, Berbobot). Pembelajaran memang harus tidak dilakukan secara sembarangan, diperlukan mulai dari perencanaan yang matang, pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan.

Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar anak didik adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran. Sikap besar pengaruhnya, Misalnya siswa yang bersikap positif mau mendukung pelajaran tertentu sehingga membantu siswa itu sendiri dalam mengikuti dan menyerap materi pelajaran yang diberikan guru. Sikap positif seseorang terhadap suatu objek merupakan titik awal munculnya tindakan – tindakan positif misalnya siswa lebih giat membaca, berlatih soal, mempelajari kembali pelajaran yang telah diperoleh dan berusaha meningkatkan prestasinya. Hal ini menyatakan bahwa sikap secara umum selalu terkait dengan objek tertentu dan ditandai dengan sikap terhadap objek tersebut sikap siswa yang positif terhadap suatu pelajaran akan membantu siswa itu sendiri selama mengikuti dan menyerap materi pelajaran yang diberikan guru sedangkan siswa yang bersikap negatif terhadap suatu mata pelajaran tentu akan mengalami sebaliknya.5

4

Syaiful Sagala. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung : Alfabeta 5


(18)

4

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara di masa mendatang6. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Namun masih banyak kenyataannya anak usia sekolah yang tidak atau belum bisa menikmati bangku sekolah sehingga merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama antara pemerintah dan warga negaranya.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Adanya pendidikan dasar 9 tahun menunjukkan bahwa pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. PP. No.28/1990 tentang Pendidikan Dasar mengemukakan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan tidak hanya cukup sampai pada tingkat dasar saja tetapi masih ada jenjang pendidikan di atasnya berupa pendidikan menengah yang harus ditempuh oleh siswa.

Bertolak pada urgensi pendidikan di atas, pembelajaran merupakan hal yang vital dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran yang optimal tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru. Guru berperan penting dalam usaha mendewasakan anak didik agar nantinya dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Disamping itu guru

6


(19)

5

harus memehami hal-hal yang bersifat filiosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.

Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka kaya teori tetapi miskin aplikasi. Gejala semacam ini merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan di negeri ini. Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak siswa dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk membangun dan menumbuhkan karakter serta potensi yang dimiliki. Proses pendidikan tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas).

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)


(20)

6

beralih dan berpusat pada peserta didik (student centered); metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti menjadi partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Satu hal lagi bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis.Guru harus bijaksana dalam menentukan suatu strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal. Melalui pembelajaran, nantinya akan diperoleh pengetahuan yang luas, keterampilan yang kompleks, dan sikap yang berkarakter.

Pembelajaran merupakan proses yang kompleks meliputi perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai penilaian dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7 Mulyasa perencanaan menyangkut perumusan tujuan dan kompetensi serta memperkirakan cara pencapaian tujuan dan pembentukan kompetensi tersebut. Kemudian, pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program

7


(21)

7

pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter, dan mencapai tujuan yang diinginkan. 8Terakhir, penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan tersebut, pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar. Pembelajaran melibatkan interaksi antara guru dengan siswa. Guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang belajar. Pertama, mengenai guru. Dalam pembelajaran, guru memunyai peran yang sangat penting. Guru harus mampu mengarahkan semua potensi siswanya dengan baik, tidak bertindak menyampaikan materi saja untuk mengembangkan kompetensi siswa, tetapi bertindak sebagai agen pembentuk kepribadian siswa seperti dikatakan oleh

Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kedua, mengenai siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam pembelajaran. Siswa dituntut aktif menerima dan merespons segala pelajaran yang diberikan oleh guru supayamereka mendapatkan pengalaman belajar yang berarti, tidak hanya menerima materi pembelajaran tanpa aktif berpikir.9

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar10. Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan

8

Mulyasa. H.E. ( 2013 ). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

9

Sanjaya, Wina. 2011.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

10

Nasution,S, (1994), Berbagai Pedekatan Dalam Proses belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta


(22)

8

direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran karena perencanaan tersebut adalah fungsi pedagogi yang penting untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran dan mungkin sekali untuk memotivasi guru11. Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu pada kurikulum.

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan siswa di bawah pengajaran dan pengawasan guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran, terkandung aspek integral yang di dalamnya harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah persiapan terhadap situasi di kelas, siswa dengan sajian materi yang diajarkan guru, model pengajaran yang diterapkan, tujuan yang ingin dicapai, teknik penilaian yang akan digunakan, dan kemungkinan hambatan yang ada serta berbagai cara mengatasinya.

Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan12. Seorang guru dituntut untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap yang professional dalam membelajarkan siswa.

11

Wawan S. Suherman. 2001.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani.Yogyakarta. FIK UNY.

12

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, cetakan pertama, 2005)


(23)

9

SMA Bosowa Bina Insani adalah salah satu sekolah menengah atas swasta di Indonesia. SMA Bosowa Bina Insani (sering disingkat menjadi SMA Bina Insani saja atau disingkat sebagai "SMABI") berdiri sejak tahun 1995.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa yang bernama Afri Fahrezi Aryansyah bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran geografi terasa membosankan karena mereka hanya menggunakan satu sumber belajar berupa buku paket atau modul belajar dalam proses pembelajaran geografi sehingga menyebabkan hasil belajar mereka menjadi rendah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul“ Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran IPS ( Geografi ) yang dirasa oleh peserta didik menjenuhkan.

2. Hasil belajar pada mata pelajaran IPS ( Geografi ) di SMA Bina Insani Bogor masih dibawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka Pembatasan Masalah dari penelitian ini adalah: Hanya membatasi pada“ Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografipada SMA Bina Insani Bogor ”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ?


(24)

10

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Menganalisis Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu: a. Manfaat Teoritis

1. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengembangan kemampuan analisis tentang Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapat gelar sarjana.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan.

2. Bagi SMA Bina Insani Bogor, penelitian ini bisa dijadikan sumber dalam mata pelajaran geografi .

3. Bagi pengelola Kebun Raya Bogor, penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan dalam pengelolaan kawasan Kebun Raya Bogor.


(25)

11

BAB II KAJIAN TEORI

A.

PEMANFAATAN

1. Pengertian Pemanfaatan

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Pemanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan memanfaatkan.13”

Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar 14.

Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: Media sebagai teknologi mesin; Media sebagai tutor ; Media sebagai pengubah perilaku ; Media sebagai pemotivasi belajar ; Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.

Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan15.

Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat bermteraksi dengan bahan belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan binibingan selama kegiatan belajar, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.

13

Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern English Press

14

Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.12

15

Chin, Todd. 1995.The Condition of Learning. Diambil dari http : // forum .upi. edu /v3/index. php?PHPSESSID/. Di unduh pada tanggal 10 November 2011 jam 15.45


(26)

12

B. SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Hingga tahun 1927, sedemikian banyak tanaman yang telah diintroduksikan hingga terjadi kekurangan lahan. Oleh karena itu wilayah di sebelah timur ditambahkan. Bagian selatandari areal ini ditanami serupa dengan bagian utama kebun Raya Bogor, sisanya dibiarkan sebagai padang rumput, jalan besar, kolam-kolam, rumah kaca untuk anggrek, dan kedai-kopi, Cafe Botanicus.

Pada tahun 1962, Kebun Raya Bogor menjadi bagian dari Lembaga Biologi Nasional ( LBN ), dimana Otto Soemarwoto diangkat menjadi direkturnya pada tahun 1964. Beliau mendorong dilakukannya penelitian ilmiah murni, juga mengembangkan Kebun Raya sebagai Lembaga Penelitian Biologi Tropika, yang pada akhirnya memberikan beragam keuntungan bagi bidang pertanian, industri farmasi, dan kesehatan.

Sekitar tahun 1980an, Lembaga Biologi Nasional ditata-ulang dan dipecah menjadi Puslitbang Biologi dan Kebun Raya. Pada tahun 1990, Sampurno Kadarsan menyerahkan manajemen Puslitbang Biologi pada Soetikno Wirjoatmodjo dan Suhirman menjadi kepala Kebun Raya. Dengan berlalunya waktu, Kebun Raya Bogor mengalami banyak perubahan : gedung baru dibangun dan koleksi tanaman bertambah. Perubahan alami juga terjadi, pohon dan tanaman baru tumbuh dan pohon-pohon tumbang dimakan usia, rayap, atau karena angin. Kebun Raya Bogor menjadi tempat rekreasi bagi penduduk sekitar dan wisatawan. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan pariwisata. Sebagai upaya mengatasi masalah peningkatan jumlah pengunjung, pada tahun 1996 Rotary Club Bogor mengawali kampanye untuk meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya menjaga kebersihan Kebun Raya.16

16

Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg, Empat Rute jalan Kaki Dengan Panduan kebun Raya Bogor, ( Bogor: PT. Bogorindo Botanicus),


(27)

13

C. SUMBER BELAJAR 1. Pengertian Sumber Belajar

Belajar tidak harus dihadiri oleh guru. Dalam belajar siswa dapat menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku-buku, majalah, perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan lain yang dapat menjadi sumber belajar. siswa harus aktif mencari dan berinteraksi dengan sumber belajar.

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya. Oleh karena itu, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual.

Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagat raya ini.

Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan/ AECT, sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas ( kemudahan) belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Sumber belajar adalah “ Segala daya yang dapat dimanfaatkan guru memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya “. 17

Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber belajar itu meliputi pesan (Message), orang ( people ), bahan ( materials ),

17


(28)

14

alat ( device ), teknik ( tehnique ), lingkungan ( setting ), dan lainnya yang bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar dan pengetahuannya. Dengan sumber belajar tersebut, maka siswa mendapatkan fasilitas yang dapat memungkinkan untuk belajar dengan baik. 18

Jenis-jenis sumber belajar diantaranya adalah :

a. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik.

b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, pustakawan, instruktur, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.

c. Bahan adalah merupakan perangkat lunak (Software) yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya buku teks, modul, OHP, kaset program video, kaset program audio, program slide suara, pembelajaran berbasi komputer, film, dan lain-lain.

d. Alat adalah perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya, OHP, proyektor slide, tape recorder, video/ CD player, komputer, proyektor film, dan lain-lain.

e. Teknik adalah prosedur atau langkah – langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan, dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/ jarak jauh, tutorial tatap muka, dan sebagainya.

18

Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) h 208 – 209.


(29)

15

f. Latar/lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain – lain. Sedangkan lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang belajar, ventilasi udara, cuaca, suasana lingkungan belajar dan lain – lain. 19

Menurut Donald P. Ely, sumber belajar adalah data, orang, dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang – barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Dengan demikian sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang sering disebut media pembelajaran. 20

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar dan mengajar. 21

Selain itu sumber belajar adalah segala macam sumberyang ada diluar diri seseorang ( peserta didik ) dan yang memungkinkan ( memudahkan ) terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria, yaitu : ekonomis, praktis, sederhana, mudah diperoleh,

19

Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h 209 – 210.

20

Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008)Cet I, h 210 – 211.

21


(30)

16

fleksibel, dan komponen – komponennya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta didik dengan sumber belajar tersebut. Sumber belajar dapat juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk menunjang peserta didik belajar. Dengan demikian, sumber belajar adalah segala sesuatu baik yang disengaja dirancang ( by design ) maupun yang tersedia ( by utilization ) yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik belajar. 22

Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh sejumlah sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan belajar yang tersedia atau dipersiapkan baik langsung maupun tidak langsung yang kongkrit atau abstrak.

2. Klasifikasi Sumber Belajar

Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran dan garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi : a. Manusia, b. Bahan, c. Lingkungan, d. Alat dan Peralatan, e. Aktivitas, f. Pesat, g. Tehnik.

a. Manusia

Yang dimaksud manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung : seperti guru konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan sengaja untuk kepentingan belajar ( by design ). Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, tidak

22

Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h 211 – 212.


(31)

17

termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengolahan sumber belajar, misalnya guru pembina, tutor, murid, pemain, pembicara tidak termasuk tim guru pembimbing kurikulum, peneliti, produser, tehnisi, dan lain – lain. Di samping itu ada pula orang yang tidak diniati untuk kepentingan proses belajar mengajar tetapi memiliki sesuatu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan proses belajar mengajar, misalnya pemimpin perusahaan, pengurus koperasi, dan sebagainya. Orang – orang tersebut tidak diniati tetapi sewaktu – waktu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.

b. Bahan

Bahan yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran : baik yang diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafi, buku paket, dan sebagainya, yang biasanya disebut sebagai media pengajaran ( instructional media ), maupun bahan yang bersifat umum.

c. Lingkungan

Lingkungan yaitu ruang dan tempat dimana sumber – sumber dapat berinteraksi dengan para pesert didik. Ruang dan tempat yang diniati secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang micro teaching, dan sebagainya. Di samping itu, ada pula ruang dan tempat yang tidak diniati untuk kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan ; misalnya museum, kebun binatang, kebun raya, candi, dan tempat – tempat beribadah. d. Alat dan Peralatan

Alat adalah sesuatu ( biasa pula disebut hard ware atau perangkat keras ) yang diberikan untuk menyampaikan pesan. Atau dengan kata lain alat dan peralatan adalah sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan sumber – sumber lain. Alat dan peralatan untuk produksi menghasilkan misalnya kamera untuk produksi foto dan tape recorder. Sedangkan alat dan peralatan yang digunakan untuk memainkan


(32)

18

sumber lain misalnya proyektor, film, pesawat televisi, pesawat radio, dan sebagainya.

e. Aktivitas

Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antar suatu tehnik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar, misalnya pengajaran berprogama merupakan kombinasi antara teknik penyajian bahan dengan buku, contoh lain seperti simulasi dan karya wisata.

f. Pesan

Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh kompenen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, atau data. Contoh : Semua bidang studi atau mata pelajaran seperti IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi, Logika, Etika, Kesehatan dan lain – lain.

g. Tehnik

Teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya pengajaran terprogram, belajar sendiri, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya jawab.

Sedangkan klasifikasi yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai yaitu :

1. Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, poster, denah, ensiklopedi, kamus, dan lain – lain.

2. Sumber belajar non cetak : film, video, model, audio cassete, transparansi, realita, objek, dan lain – lain.

3. Sumber belajar yang terbentuk fasilitas : perpustakaan, laboratorium, ruang belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain – lain.

4. Sumber belajar yang berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain – lain.


(33)

19

5. Sumber belajar yang berupa lingkungan masyarakat : taman, terminal, toko, pasar , pabrik, museum, dan lain – lain.

Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar meliputi banyak jenis. Sumber belajar merupakan salah satu alat pendidikan baik dalam bentuk lingkungan atau situasi dimana bila dimanfaatkan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah pengetahuan.

3. Memilih Sumber Belajar

Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu, yaitu “ kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai “. Kriteria – kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kriteria Umum

a. Ekonomi dalam pengertian murah

Ekonomi tidak berarti harganya rendah, dapat juga dana untuk pengadaan sumber belajar cukup tinggi namun karena pemanfaatannya untuk jangka panjang sehingga terhitung murah. Misalnya video, tape recorder.

b. Praktis dalam sederhana

Praktis maksudnya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana maksudnya tidak memerlukan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, akan semakin diprioritaskan untuk dipilih dan dimanfaatkan.

c. Mudah diperoleh

Sumber belajar sedapat mungkin berada di dekat tempat kegiatan belajar berlangsung, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko. Sumber belajar yang tidak dirancang mudah diperoleh dan dapat dicari di lingkungan sekitar.

d. Bersifat fleksibel

Sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pendidikan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya


(34)

20

kemajuan teknologi, nilai budaya, berbagai keinginan pemakai sumber belajar itu sendiri. Contohnya : kaset video bersifat fleksibel karena dapat dipakai untuk beberapa program instrusional.

e. Komponen – komponen yang sesuai dengan tujuan.

Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau, karena di luar kemampuan yang disebabkan oleh biaya yang tinggi dan memakan waktu lama.

2. Kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai

Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain :

a. Sumber belajar untuk memotivasi

Sumber belajar untuk memotivasi terutama berguna untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan. Misalnya dengan memanfaatkan gambar – gambar yang menarik, darmawisata.

b. Sumber belajar untuk pengajaran

Yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang biasanya dipakai oleh guru untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka bahan yang sistematis.

c. Sumber belajar untuk penelitian

Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung di tengah masyarakat atau lingkungan. Sedangkan sumber belajar yang dirancang dapat dibentuk melalui rekaman video ataupun audio. d. Sumber belajar untuk memecahkan masalah

Beberapa ciri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum dimulai perlu diketahui apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga dapat diperoleh sumber belajar yang tepat. Apakah sumber belajar memungkinkan didapat atau disediakan dan


(35)

21

dimanakah dapat diperoleh. Apakah sumber belajar tersebut masih aktual, seperti apa jenisnya, dan apakah sumber belajar lain dapat dipakai. Kemudian dapat dibuat kesimpulan benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu. e. Sumber belajar untuk presentasi

Sumber belajar macam inilebih ditekankan sebagai alat metode atau strategi untuk menyampaikan pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai metode, tehnik, atau strategi. Jadi sumber belajar merupakan perantara dari pesan siswa.23

Jadi dapat disimpulkan bahwa memilih sumber belajar yang tepat sangat perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat menyerap ilmu dan melakukan belajar yang baik. Jadi pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh sembarangan dan pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dari macam – macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat cepat dan mudah dalam menyerap pengetahuan dan belajarnya. 24

4. Fungsi Sumber Belajar

Dalam keragaman sifat – sifat dan kegunaan sumber belajar dapat dirumuskan kegunaannya sebagai berikut :

1. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang ditempuh.

2. Merupakan pemandu teknis dan langkah – langkah operasional untuk menelusuri secara teliti guna penguasaan keilmuan tuntas.

3. Memberikan ilustrasi dan contoh – contoh yang berkaitan dengan aspek – aspek bidang keilmuan yang dipelajari.

4. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya.

5. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu.

23

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai . Tehnologi Pengajaran, ( Bandung : Sinar Baru, 2001 ) . 24


(36)

22

6. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul dan merupakan konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam bidang tersebut. 25

D. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Lely Halimah dalam Jumal Penelitian Pendidikan Dasar Nomor 5 Tahun 11 1998 Edisi Khusus Penelitian Tindakan Kelas yang diterbitkan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta dengan judul Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, menyimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran inkuiri akrab lingkungan merupakan tindakan yang secara kolaboratif inkuiri reflektif temyata dapat meningkatkan kemandirian profesional guru dan beberapa perubahan peran guru, seperti: (1) Dari peran guru sebagai sumber informasi berubah menjadi peran guru selaku fasilitator belajar peserta didik (siswa) melalui pemanfaatan sumber - sumber belajar yang terdapat di sekitar lingkungan siswa; (2) Guru terlatih untuk melakukan inkuiri refleksi terhadap kinerjanya dan mencari solusi untuk lebih meningkatkan aktivitaspembelajarannya.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Hadiyah tahun 2004 mengungkapkan bahwa lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan social ( IPS ) kelas IV sekolah dasar ( SD ) negeri Kleco II Surakarta. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, hubungan sesama siswa, maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik.Melalui kegiatan tersebut ternyata menumbuhkan semangat dan motivasi siswa untuk mempelajari IPS, terutama sejarah semakin meningkat. 3. Hasil penelitian yang dilakukan Edhy Nooryono tahun 2009

mengungkapkan bahwa Lingkungan sebagai sumber belajar dalam

25

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 ) h 19 - 20


(37)

23

rangka meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA 2 Bae Kudus. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, hubungan sesama siswa, maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik.Melalui kegiatan tersebut ternyata menumbuhkan semangat motivasi dan minat siswa untuk mempelajari IPS, terutama sejarah menjadi terus meningkat walaupun belum sepenuhnya optimal.


(38)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Bina Insani, lebih tepatnya pada peserta didik SMA Bina Insani. Adapun waktu penelitian tersebut yaitu dilakukan pada bulan April 2015.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memenfaatkan metode alamiah26. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif27.

Kemudian dalam Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian kualitatif dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan – temuannya tidak diperoleh dari prosedur penelitian secara statistik28.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian naturalistik, disusun secara induktif, dan penjelasannya dilakukan secara deskriptif.

26

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 6.

27

http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian kualitatif, diakses tanggal 1 desember 2011

28

Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian kualitatif, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 ), h.22


(39)

25

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan. Untuk mempermudahkan mengidentifikasi sumber data, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto29. mengklasifikasikannya menjadi tiga, yaitu :

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Person dalam penelitian ini adalah guru geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1.

2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam ( ruangan kelas, fasilitas kelas, sumber belajar, dan lain – lain ) dan bergerak ( kegiatan belajar – mengajar, aktivitas, dan lain - lain ). Keduanya merupakan objek untuk penggunaan metode observasi. Place dalam penelitian ini adalah aktivitas belasar siswa Kelas X – IPS 1 SMA Bina Insani.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda – tanda berupa huruf, angka, dan lain – lain. Paper dalam penelitian ini adalah profil SMA Bina Insani dan beberapa dokumen penting lainnya. Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber person yakni siswa – siswi SMA Bina Insani dan sumber paper yang berasal dari data – data yang terkait seperti profil SMA Bina Insani Bogor, data siswa – siswi SMA Bina Insani kelas X – IPS 1, dan lain – lain.

D. Objek Penelitian

Dalam penelitian diperlukan adanya obyek yang akan menjadi sasaran penelitian yang biasa disebut dengan populasi. Populasi adalah

29

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta.


(40)

26

keseluruhan objek penelitian30. Berdasarkan sumber data yang diatas,

maka populasi objek penelitian tersebut adalah peserta didik kelas X – IPS 1 yang berjumlah sekitar 19 orang .

Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari populasi itu”31

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah beberapa peserta didik kelas X – IPS 1 dan guru geografi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini , teknikpengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Nasition ( 1988 ) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan32. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Instrumen dalam observasi ini adalah lembar observasi.

2. Wawancara atau Interview

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.

Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak – gerik tubuh yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal. Dengan interview dapat diketahui tingkat penguasaan materi. Instrumen dalam wawancara ini adalah pedoman wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data

30

Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta. h 173.

31

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

32


(41)

27

tentang gambaran SMA Bina Insani Bogor dan Siswa-siswi Kelas X – IPS 1 SMA Bina Insani Bogor .

F. Tahap persiapan penelitian

1). Menyusun rancangan penelitian

Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.

2). Memilih lapangan

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya. 3). Mengurus perizinan

Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.


(42)

28

4). Menjajagi dan menilai keadaan

Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.

5). Memilih dan memanfaatkan informan

Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja sebagai “mata kedua” kita yang dapat memberikan informasi banyak tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara kepentingan penelitian atau kepentingan karier.

6). Menyiapkan instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut :

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian; b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan

yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus;

c. Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh;


(43)

29

d. Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami oleh pengetahuan semata-mata;

e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh;

f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh;

g. Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat perhatian yang seksama. 33

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, teknik analisis data, melalui tahapan dibawah ini : 1. Analisis sebelum ke / di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan34.

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut35.

33

Faisal, Sanafiah, (1990), Penelitian Kualitatif ; dasar dan aplikasi, Malang : Y A 3 Malang.

34

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. h 245.

35

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. h 249.


(44)

30

3. Verifikasi data

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel36.

36

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA h 252.


(45)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Bina Insani

1. Mukadimah

Sekolah Bosowa Bina Insani adalah sekolah umum yang berciri khas yang berada dibawah Yayasan Bosowa Bina Insani. Sekolah Bosowa Bina Insani dahulu bernama Sekolah Bina Insani, terhitung sejak tanggal 1 April 2012, manajemen Sekolah Bina Insani dipegang oleh Yayasan Bosowa Bina Insani (Yayasan BBI). Yayasan ini didirikan oleh Bosowa Foundation, sayap kegiatan sosial Bosowa Group, sebuah kelompok bisnis nasional terkemuka yang didirikan dan dikembangkan oleh Bpk Aksa Mahmud. Yayasan Bosowa Bina Insani berkomitmen untuk terus memajukan Sekolah Bina Insani menjadi sekolah yang bermutu dan islami, yang tidak hanya berbicara di level Bogor, tapi juga nasional, bahkan internasional.

Sekolah Bosowa Bina Insani memiliki 4 unit sekolah, yaitu unit Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Bina Insani (Berdiri tahun 1990), Sekolah Dasar Bina Insani (Berdiri tahun 1990), Sekolah Menengah Pertama Bina Insani (Berdiri tahun 1992) dan Sekolah Menengah Atas Bina Insani (Berdiri tahun 1995). Seluruh unit memiliki program reguler dan internasional, kecuali Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.

2. Visi Dan Misi A. VISI

“ Menjadi lembaga pendidikan Islam terdepan dalam melahirkan generasi yang smart, islami, disiplin, inovatif, dan competitif dalam kancah kehidupan global.


(46)

32

B. MISI

1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif dengan lingkungan yang nyaman.

2. Mengembangkan sekolah yang bernafaskan islam.

3. Menumbuhkan sikap dan jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan kepekaan sosial dalam integritas pribadi yang tangguh dan sabar.

4. Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan selaras denga tuntutan dan perubahan zaman.

5. Menumbuhkan semangat dan budaya belajar yang tinggi dalam meraih prestasi.

3. Kurikulum

Kurikulum Sekolah Bosowa Bina Insani merupakan hasil pengembangan kurikulum nasional yang sudah dipadukan dengan nilai-nilai kekhasan Bina Insani, typical kurikulum of bina insane ( Islamic studies ) dan Cambridge curriculum. Islamic studies merupakan kurikulum keagamaan ( kekhasan ) yang digunakan di Bina Insani dari PG/TK sampai SMA secara terpadu dan berkesinambungan. Cambridge curriculum merupakan kurikulum yang diadopsi SD, SMP, dan SMA untuk memberikan layanan khusus kepada para siswa yang memilih program dual degree.

4. Tenaga Pendidik

Sekolah Bosowa Bina Insani ditunjang tenaga-tenaga pendidik yang profesional dalam bidangnya sehingga turut mempercepat optimalisasi konsep pengembangan pendidikan yang ada di Sekolah Bosowa Bina Insani. Tenaga pendidik sekolah bosowa bina insani memiliki empat kompetensi wajib, yaitu:


(47)

33

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

5. Fasilitas

Sekolah Bosowa Bina Insani memiliki fasilitas yang sangat representatif yaitu: Ruang kelas ber – AC, Masjid, Laboratorium Terpadu ( Lab. Multimedia, Lab. Sains, Perpustakaan, Musik dll ), lapangan Olahraga dan halaman bermain yang asri dan nyaman. Penataan gedung, taman dan halaman yang seimbang memberikan keleluasaan gerak bagi peserta didik, sehingga kebutuhan akan oksigen bagi peserta didik dapat terpenuhi.

6. Data Siswa Kelas X – IPS 1

No NAMA SISWA

1 Afri Fahrezi Aryansyah 2 Annisa Medina Yusuf 3 Asyraf Aulia Rakhman 4 Cathlya Virzani

5 Denisa Fahira 6 Fahira Nabila 7 Fatimah Anandati 8 Hanif Dwi Putra

9 Hanifah Amnisnoro Najamudin Putri 10 Julian Fernando

11 Muhammad Daffa Nugraha 12 Muhammad Rizky

13 Mutiara Nabila Putri 14 Nieken Aprieliandhary 15 Rafa Putera Pamungkas 16 Rheasya Ristanty 17 Rizal Firmansyah


(48)

34

Tabel.1.1. Data Siswa Kelas X – IPS 1

B. Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor

Proses penelitian ini dilakukan melalui wawancara pada guru dan beberapa peserta didik kelas X – IPS 1 di SMA Bina Insani Bogor dan melakukan observasi kegiatan belajar siswa di Kebun Raya Bogor selama 2 kali pertemuan atau selama 2 minggu, di bulan april.

Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas X – IPS 1 yang berjumlah sekitar 19 orang dan guru geografi SMA Bina Insani. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum melakukan observasi di Kebun Raya Bogor, baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani, penelitian menyimpulkan bahwa sebelum siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani lebih sering melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran geografi di dalam kelas. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor, pembelajaran geografi masih berpusat pada guru geografi dan siswa belum dijadikan subjek belajar. Hal ini terjadi dikarenakan guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku paket pelajaran geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi tersebut juga menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan sebagainya. Selain itu, Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor, pembelajaran geografi lebih banyak menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau menjawab pertanyaan guru, akibatnya peserta didik kelas X – IPS 1 merasa bosan atau jenuh, bahkan ada yang mendapatkan hasil belajar geografi yang rendah sehingga pada akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1

18 Salwa Sihab Muhibin 19 Saskia Ramadhanti


(49)

35

untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor pada tanggal 17 April dan 21 April 2015. Setelah melakukan observasi siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani yang melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, penelitian juga menyimpulkan bahwa setelah siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor mereka merasa senang karena selain bisa belajar sambil refreshing, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga mendapatkan banyak sekali ilmu geografi yang tidak hanya dari sumber belajar berupa buku paket geografi saja.

1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Observasi ) a. Pertemuan Pertama

Kegiatan belajar mengajar di Kebun Raya Bogor di kelas X – IPS 1 pada hari jum’at 17 April 2015 dimulai pukul 13. 30 – 14.15 guru geografi hadir untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan pada saat itu.

Perjalanan ke Kebun Raya Bogor dimulai setelah sholat jum’at , yaitu dari pukul 12.50 – 13.25. Dalam perjalanan ke Kebun Raya Bogor, para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak ceria, karena selain menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga merasa tidak membosankan dan tidak merasa jenuh pada mata pelajaran geografi yang dikarenakan guru geografi tersebut memang hanya menggunakan buku geografi sebagai sumber belajar geografi sehingga guru geografi tersebut menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses pembelajaran geografi yang dilakukan diluar lingkungan SMA Bina Insani Bogor. Setelah kami sampai di Kebun Raya Bogor, guru geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1 pun langsung memulai proses pembelajaran geografi.

Proses pembelajarannya diawali dengan pembukaan, yaitu guru menyapa siswa kemudian mengabsen. Sebelum proses pembelajaran dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah – langkah proses pembelajaran dengan menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai


(50)

36

sumber belajarnya. Setelah itu, guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan, yaitu materi tentang jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor, dan manfaat jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor, serta menyampaikan tujuan pembelajaran tentang jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor. Kemudian dilanjutkan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada para peserta didik dengan tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa ataupun siswa mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu, guru menyajikan materi tentang jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor yang dimulai dengan menyampaikan keseluruhan indikator pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan pertama. Kemudian guru juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok. Setiap masing – masing kelompok, mereka mengidentifikasi dan mencatat jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di Kebun Raya Bogor yang berdurasi sekitar 30 – 40 menit. Setelah mereka melakukan identifikasi dan mencatat jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di Kebun Raya Bogor, mereka akan melakukan analisa hasil catatan serta mengumpulkan laporan catatan tentang jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor.

Tahap selanjutnya selama 10 – 15 menit guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik dan peserta didik mendemonstrasikan terkait dengan materi yang disampaikan pada pertemuan pertama, hal ini dilakukan agar peserta didik berani dan termotivasi untuk mengemukakan pendapat dan memahami materi.

Setelah itu, kami semua pulang dari Kebun Raya Bogor pada pukul 14. 40. Dalam perjalanan pulang dari Kebun Raya Bogor, para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak puas, karena selain menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga mendapatkan


(51)

37

banyak sekali ilmu geografi yang membahas jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor pada mata pelajaran geografi dan dikarenakan guru geografi tersebut telah menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses pembelajaran geografi yang dilakukan diluar lingkungan SMA Bina Insani Bogor supaya para peserta didik dan tidak merasa jenuh dan bosan pada mata pelajaran geografi .

b. Pertemuan kedua

Kegiatan belajar mengajar di Kebun Raya Bogor pada pertemuan kedua di kelas X – IPS 1 pada hari selasa 21 April 2015 dimulai pukul 10. 00 – 11.30 guru geografi hadir untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan pada saat itu.

Perjalanan ke Kebun Raya Bogor dimulai pada pagi hari, yaitu dari pukul 09.05 – 09.55. Dalam perjalanan ke Kebun Raya Bogor, para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak ceria, karena selain menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga merasa lebih bersemangat dan lebih serius pada mata pelajaran geografi yang dikarenakan guru geografi tersebut telah menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses pembelajaran geografi pada pertemuan kedua yang sebelumnya dilakukan pada pertemuan pertama diluar lingkungan SMA Bina Insani Bogor. Setelah kami sampai di Kebun Raya Bogor, guru geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1 pun langsung memulai proses pembelajaran geografi.

Pada pertemuan kedua ini, proses pembelajaran dilakukan dengan melanjutkan materi pembelajaran yang sudah dilakukan pada pertemuan pertama, yang diawali dengan pembukaan, yaitu guru menyapa siswa kemudian mengabsen. Seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama, Sebelum proses pembelajaran dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah – langkah proses


(52)

38

pembelajaran dengan menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya pada pertemuan kedua. Setelah itu, guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan pada pertemuan kedua, yaitu materi tentang pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) yang terjadi di sekitar Kebun Raya Bogor, serta menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor. Kemudian dilanjutkan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada para peserta didik dengan tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa ataupun siswa mengungkapkan pendapatnya.

Setelah itu, guru menyajikan materi tentang pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) yang terjadi di sekitar Kebun Raya Bogor yang dimulai dengan menyampaikan keseluruhan indikator pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan kedua. Kemudian guru juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru kembali membagi kelompok menjadi 2 kelompok. Setiap masing – masing kelompok, mereka mengidentifikasi dan mencatat tentang perubahan iklim global ketika terjadi pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor yang berdurasi sekitar 30 – 40 menit dengan dibimbing oleh guru geografi. Setelah mereka melakukan identifikasi dan mencatat tentang perubahan iklim global ketika terjadi pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor, mereka akan melakukan analisa hasil catatan serta mengumpulkan laporan catatan tentang perubahan iklim global ketika terjadi pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor.

Tahap selanjutnya selama 10 sampai 15 menit guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik dan peserta didik mendemonstrasikan terkait dengan materi yang disampaikan pada


(53)

39

pertemuan pertama, hal ini dilakukan agar peserta didik berani dan termotivasi untuk mengemukakan pendapat dan memahami materi.

Setelah itu, kami semua pulang dari Kebun Raya Bogor pada pukul 11. 40. Dalam perjalanan pulang dari Kebun Raya Bogor, para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak puas, karena selain menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga mendapatkan banyak sekali ilmu geografi yang membahas pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor pada mata pelajaran geografi dan dikarenakan untuk kedua kalinya, guru geografi tersebut telah menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses pembelajaran geografi yang dilakukan diluar lingkungan SMA Bina Insani Bogor supaya para peserta didik lebih bersemangat dan lebih serius pada mata pelajaran geografi .

Dari pembahasan Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Observasi ) diatas, dapat dijelaskan bahwa, guru geografi dan siswa

– siswi kelas X – IPS 1 menggunakan jenis sumber belajar yang berupa latar/lingkungan, yaitu lingkungan fisik. Selain itu, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 juga menggunakan sumber belajar yang berupa aktivitas, seperti karyawisata. Di sisi lain, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber belajar yang berdasarkan kriteria, baik kriteria umum maupun kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan kriteria umum, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber belajar yang berupa Kebun Raya Bogor, yang dikarenakan sumber belajar tersebut mudah diperoleh. Sedangkan, berdasarkan kriteria khusus, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber belajar yang berupa Kebun Raya Bogor, yang dikarenakan sumber belajar tersebut memiliki kriteria yang berdasarkan tujuan, antara lain : untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta untuk penelitian yang dimana siswa – siswi kelas X – IPS 1 tersebut meneliti dan mengidentifikasi serta mencatat tentang keadaan alam


(54)

40

sekitar Kebun Raya Bogor, seperti pemanasan global dan lain sebagainya. Di sisi lain pula, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber belajar yang berupa Kebun Raya Bogor memiliki fungsi, yang diantaranya :

1. Sebagai pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses belajar mengajar yang ditempuh.

2. Sebagai petunjuk dan gambaran yang berkaitan dengan aspek – aspek bidang keilmuan yang dipelajari.

Itulah penjelasan Hasil Pengamatan ( Observasi ) tentang pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajar geografi pada SMA Bina Insani Bogor.

2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Wawancara )

Hasil wawancara pada guru dan beberapa siswa kelas X – IPS 1 SMA Bina Insani menunjukkan bahwa Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor, guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku paket pelajaran geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi tersebut juga menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan sebagainya. Supaya peserta didik kelas X – IPS 1 tidak merasa bosan atau jenuh dan mendapatkan hasil belajar geografi yang tinggi, maka pada akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor yang terkait pada materi tentang vegetasi alam dan pemanasan global ( El nino dan La nina ). Guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor karena guru geografi mendapatkan inspirasi dari dari artikel buku yang membahas tentang “ Biosfer “ atau kumpulan jenis vegetasi alam. Selain itu, Proses pembelajaran ketika di Kebun Raya Bogor yang pada awalnya tidak kondusif, tetapi lambat laun para peserta didik tersebut bisa dikontrol yang dikarenakan para peserta didik menjadi lebih fresh dalam belajar geografi


(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani

b. Kelas : X

c. Semester : 2

d. Program : Ilmu Sosial e. Mata Pelajaran : Geografi

f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 5 ) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer 3. KOMPETENSI DASA : 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya

terhadap kehidupan di muka bumi 4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi ( berpikir kritis, inovatif, mandiri)

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :

a. Mengidentifikasi unsur-unsur siklus hidrologi dan jenis-jenis perairan 6. MATERI AJAR

Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup 7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit

8. METODE PEMBELAJARAN  Diskusi

 Tanya jawab  Penugasan


(2)

9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Pertemuan V

No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)

1. Pendahuluan

 Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.  Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan

diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 Menit

2. Kegiatan Inti :  Eksplorasi

 Guru memberikan penjelasan tentang Hidrosfer.  Elaborasi

 Secara individu, mengidentifikasi unsure utama siklus hidrologi dari berbagai referensi

 Menggambar bagan siklus hidrologi  Konfirmasi

Guru menjelaskan benang merah dari hidrosfer.

30 menit

3. Penutup

 Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.


(3)

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR Penilaian Performance/Sikap

Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.

Indikator Nilai

kualitatif

Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan) Pengetahuan tentang siklus hidrologi dan

jenis-jenis perairan

Pemahaman tentang siklus hidrologi dan jenis-jenis perairan

Kemampuan melakukan analisis terhadap pernyataan

Kemampuan menyampaikan pendapat Partisipasi dalam diskusi

Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis

Nilai rata-rata Komentar

Keterangan:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

11. SUMBER BELAJAR

Buku geografi, majalah, koran, dan internet

Bogor, 28 April 2015 Mengetahui,

Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran


(4)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. IDENTITAS MATA PELAJARAN

a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani

b. Kelas : X

c. Semester : 2

d. Program : Ilmu Sosial e. Mata Pelajaran : Geografi

f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 6 ) 2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer 3. KOMPETENSI DASA : 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya

terhadap kehidupan di muka bumi 4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mengidentifikasi berbagai jenis parairan darat (berpikir kritis) 2. Menentukan jenis air tanah berdasarkan letaknya (berpikir kritis)

3. Mengklasifikasi jenis-jenis pola aliran sungai (mandiri, tanggung jawab, inovatif)

5. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu : a. Menjelaskan DAS, potensi air permukaan, dan air tanah

6. MATERI AJAR

Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup 7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit

8. METODE PEMBELAJARAN  Diskusi

 Tanya jawab  Penugasan


(5)

9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Pertemuan VI

No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)

1. Pendahuluan

 Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.  Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan

diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 Menit

2. Kegiatan Inti :  Eksplorasi

Guru memberikan penjelasan tentang Perairan darat.

 Elaborasi

 Membaca referensi tentang berbagai jenis perairan darat

 Secara kelompok, diskusi menentukan jenis air tanah berdasarkan letaknya dari struktur lapisan air tanah

 Mengamati ciri-ciri sungai menurut profil memanjang di daerah aliran sungai lingkungan sekitar

 Mengamati gambar pola aliran sungai musi  Konfirmasi

Siswa membuat rangkuman tentang perairan darat.

30 menit

3. Penutup

 Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.


(6)

10. PENILAIAN HASIL BELAJAR Penilaian Performance/Sikap

Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.

Indikator Nilai

kualitatif

Nilai kuantitatif Deskripsi (Alasan) Pengetahuan tentang DAS, potensi air

permukaan, dan air tanah

Pemahaman tentang DAS, potensi air permukaan, dan air tanah

Kemampuan melakukan analisis terhadap pernyataan

Kemampuan menyampaikan pendapat Partisipasi dalam diskusi

Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam analisis

Nilai rata-rata Komentar

Keterangan:

Nilai kualitatif Nilai kuantitatif Memuaskan 4 > 80

Baik 3 68 - 79

Cukup 2 56 - 67

Kurang 1 < 55

11. SUMBER BELAJAR

Buku geografi, majalah, koran, dan internet

Bogor, 5 Mei 2015 Mengetahui,

Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran