Populasi, Habitat dan Perilaku Jalak Putih (Sturnus melonepterus Daudin 1800) di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
POPULASI, HABITAT DAN PERILAKU JALAK PUTIH
(Sturnus melanopterus Daudin 1800) DI SAVANA BEKOL
TAMAN NASIONAL BALURAN
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Populasi, Habitat dan
Perilaku Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Pratiwi Primatirta Widyaningrum
NIM E34100087
ABSTRAK
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM. Populasi, Habitat dan Perilaku
Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol, Taman
Nasional Baluran. Dibimbing oleh JARWADI BUDI HERNOWO dan ANI
MARDIASTUTI.
Jalak putih yang terdapat di Taman Nasional Baluran termasuk subspesies
Sturnus melanopterus tricolor. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan
menghitung pendugaan populasi, mengkaji kondisi habitat alami jalak putih serta
mendiskripsikan perilaku jalak putih untuk dasar pertimbangan pengelolaan di
Taman Nasional Baluran. Pendugaan populasi dilakukan dengan metode
concentration count, kondisi habitat jalak putih menggunakan metode analisis
vegetasi, sedangkan perilaku jalak putih diamati dengan metode focal animal
sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan pendugaan populasi jalak putih pada
pagi hari (3 ± 2.7) individu dan sore hari (6 ± 3.1) individu. Perjumpaan
maksimum jalak putih adalah 12 individu. Habitat yang sering digunakan jalak
putih di Taman Nasional Baluran yaitu Savana Bekol, sebagai tempat mencari
serangga, tempat minum dan tempat istirahat. Perilaku yang mendominasi selama
pengamatan yaitu perilaku makan (62.50%), istirahat (15.63%) dan berkelompok
(10.42%).
Kata kunci: Habitat, jalak putih, perilaku, populasi, Savana Bekol
ABSTRACT
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM. Black-wing Starling (Sturnus
melanopterus Daudin 1800) Populations, Habitats, and Behavior in Bekol
Savanna, Baluran National Park. Supervised by JARWADI BUDI HERNOWO
and ANI MARDIASTUTI.
The Black-winged starling which lives that live in Taman Nasional Baluran
is a subspecies of Sturnus melanopterus tricolor. The aimed of this study were to
identify and calculate the estimation of Black-winged starling population, identify
the condition of its habitat and its natural behavior in Bekol Savanna, Baluran
National Park. The estimation of Black-winged starling population was estimated
by using concentration count method, Black-winged starling habitat condition was
identified by using vegetative analysis, while the Black-wing starling behavior
was observed by using focal animal sampling method. The result of this study
showed the estimation of black-winged starling population on morning was (3 ±
2.7) individuals and on afternoon was (6 ± 3.1) individuals. The maximum
population found during the study was 12 individuals. The habitat which was
oftenly used by the black-winged starling in the Baluran National Park was the
Bekol Savanna, used for feeding area, drinking area and resting area. Dominating
behavior during the observation were feeding behavior (62.50%), resting behavior
(15.63%) and grouping behavior (10.42%)
Keywords: Behavior, Bekol Savanna, Black-winged starling, habitats, population
POPULASI, HABITAT DAN PERILAKU JALAK PUTIH
(Sturnus melanopterus Daudin 1800) DI SAVANA BEKOL
TAMAN NASIONAL BALURAN
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Populasi, Habitat dan Perilaku Jalak Putih (Sturnus melonepterus
Daudin 1800) di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
Nama
: Pratiwi Primatirta Widyaningrum
NIM
: E34100087
Disetujui oleh
Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo, MScF
Pembimbing I
Prof Dr Ir Ani Mardiastuti, MSc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan
Maret 2014 ini ialah Jalak putih, dengan judul Populasi, Habitat dan Perilaku
Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo,
MScF dan Ibu Prof Dr Ir Ani Mardiastuti, MSc selaku pembimbing. Di samping
itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Balai Taman Nasional Baluran,
khususnya SPTN Wilayah I Bekol, Resort Bama yaitu Bapak Sutadi dan Bapak
Andi selaku PEH di Bekol, Bapak Yusuf kepala Resort Balanan, Mas Joko, Mas
Swiss, Pak Toha untuk arahan dan bantuannya, seluruh outsourching yang ada di
Bekol dan Bama yang telah membantu selama pengumpulan data di lapangan,
serta rekan PKLP saya (Aldi, Dendi, Yoga, dan Ocha) yang telah membantu dan
memberikan semangat selama pengambilan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan dan keluarga di
Fakultas Kehutanan IPB, khususnya Departemen KSHE (mahasiswa, alumni, dosen,
staf, mamang dan bibi), keluarga besar KSHE-47 “Nepenthes rafflesiana‟ dan
HIMAKOVA, sahabat yang telah membantu yaitu Serrly, Novi, Nova, Amelia L
Puhili, Agatha Devi Phina, dan Sarah Raisa. Selain itu, terima kasih kepada keluarga
Bapak Komaruddin Effendi atas motivasinya dan keluarga di Jawa Timur atas segala
doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2015
Pratiwi Primatirta Widyaningrum
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
2
Lokasi dan Waktu
2
Alat dan Bahan
2
Metode Pengumpulan Data
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
5
5
20
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
DAFTAR TABEL
1 Dugaan jumlah populasi jalak putih di Savana Bekol
2 Hasil pengamatan lapangan: perbedaan jalak putih jantan dan betina di
Savana Bekol
3 Daftar jenis tumbuhan dengan indeks nilai penting tertinggi tiap tingkat
vegetasi
4 Daftar jenis tumbuhan bawah di tempat makan jalak putih
5 Tiga jenis tumbuhan bawah yang memiliki indeks nilai penting tertinggi
di Savana Bekol
6 Kelimpahan dan dominasi jenis serangga di Savana Bekol
7 Frekuensi jalak putih dalam memanfaatkan pohon di Savana Bekol
8 Kriteria membedakan jenis kelamin jalak putih jantan dan betina
5
6
7
10
11
11
13
21
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian
2 Diagram profil pohon habitat jalak putih di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran
3 Sebaran penggunaan habitat jalak putih di Savana Bekol
4 Jalak putih memakan kutu
5 Sumber pakan jalak putih
6 Sumber air buatan di Savana Bekol
7 Pohon istirahat jalak putih di Savana Bekol
8 Pohon pilang sebagai tempat tidur jalak putih
9 Bekas sarang jalak putih pada pohon gebang (Coripha utan)
10 Persentase perilaku jalak putih di Savana Bekol
11 Peta sebaran lokal jalak putih di Savana Bekol
12 Penggunaan nestbox buatan oleh satwa di sekitar Savana Bekol
13 Nestbox nomor 27
14 Nestbox jalak putih yang dimanfaatkan oleh satwa lain
15 Aktivitas manusia dalam penyemprotan dan pencabutan seedling akasia
di Savana Bekol
2
8
9
11
12
12
13
14
15
15
17
18
18
19
19
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di Sumber air buatan
Kapal Selam-Pojok Savana
Populasi Jalak Putih dengan metode konsentrasi di Tower TengahDerbus
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di Sumber air buatan
Kolam Renang
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di S perner air buatan
Permanen-Jalur Bama Bekol HM 12
Perhitungan dugaan populasi jalak putih pada pengamatan pagi dan sore
hari
Hasil analisis vegetasi untuk tingkat tingkat tumbuhan bawah, semai dan
pancang
Hasil analisis vegetasi untuk tingkat tiang dan pohon
Jenis serangga di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran
Hasil monitoring netsbox di Savana Bekol
28
28
29
29
29
30
31
31
32
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalak putih merupakan jenis burung endemik Jawa, Bali dan Lombok. Jalak
putih memiliki subspesies yaitu Sturnus melanopterus tertius yang terdapat di
daerah Bali, Sturnus melanopterus tricolor di daerah Jawa ujung Timur dan
Sturnus melanopterus melanopterus di daerah Jawa bagian barat dan Madura.
Jalak putih yang terdapat di Taman Nasional Baluran termasuk subspesies Sturnus
melanopterus tricolor. Burung tersebut terus mengalami penurunan jumlah
individu, sehingga keadaan populasinya terus merosot tajam menuju kepunahan
dengan status keterancamannya sampai pada kategori kritis (critical endangered)
dan juga masuk dalam Appendix II CITES (IUCN 2012). Penetapan IUCN
terhadap kondisi jalak putih menjadi kritis karena populasi di alam terus mengecil
sehingga memerlukan tindakan konservasi dengan segera.
Kondisi habitat yang telah mengalami perubahan merupakan salah satu
penyebab dari merosotnya populasi jalak putih di alam. Jalak putih menyukai dan
menggunakan habitat berupa daerah dataran rendah terbuka (padang rumput, herba
dan semak, daerah pertanian), perkebunan. Kondisi jalak putih saat ini hanya
terkonsentrasi di Padang Rumput Sadengan (Taman Nasional Alas Purwo) dan
Teluk Brumbun (Taman Nasional Bali Barat) untuk bagian Jawa Timur dan Bali.
Menurut Winnasis et al. (2009), jalak putih di Taman Nasional Baluran
penyebarannya hanya terbatas di Bekol (sekitar tower tengah dan Hm 118 Jalan
Batangan-Bekol pojok savana) dan sekali teramati di hutan pantai Blok
Lempuyang.
Jalak putih adalah salah satu jenis burung yang populasinya terus menurun di
alam liar, pada setiap perjumpaan tidak lebih dari dua ekor burung yang dapat
dilihat di Savana Bekol (Winnasis et al. 2009). Keberadaan jalak putih yang sering
mengunjungi savana (dataran rendah terbuka) sehubungan dengan upaya
pemenuhan kebutuhan hidupnya merupakan perilaku pemilihan habitat oleh seekor
satwa dapat berkaitan dengan peluang keberhasilan reproduksinya (Alcock 2005).
Perilaku jalak putih di alam yang dulunya sering kali terlihat bersama dengan
kerbau ataupun sapi di lahan pertanian menunjukkan adanya perilaku persaingan
dan kerjasama dan hal ini cukup menarik untuk diteliti yang nantinya sebagai dasar
pertimbangan pengelolaan jalak putih di alam.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung pendugaan
populasi, mengkaji kondisi habitat alami jalak putih serta mendiskripsikan perilaku
jalak putih untuk dasar pertimbangan pengelolaan di Taman Nasional Baluran.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data terbaru
mengenai populasi, kondisi habitat dan perilaku dalam rangka kelestarian jalak
putih di Savana Bekol, Taman Nasinal Baluran. Secara umum, data dan informasi
dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
2
penyusunan perencanaan dan pengelolaan pelestarian dan konservasi jalak putih di
Taman Nasional Baluran
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian populasi, habitat dan perilaku jalak putih dilakukan dengan focus
di Savana Bekol, Resort Bama, SPTN Wilayah I Bekol, Taman Nasional Baluran,
Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur (Gambar 1). Pelaksanaan kegiatan
penelitian pada bulan Februari-April 2014.
Gambar 1 Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian populasi, habitat dan perilaku jalak
putih diantaranya tali rafia, baterai, spesimen serangga, spesimen tumbuhan bawah,
rumput dan semak yang ada di Savana Bekol. Objek dalam penelitian ini adalah
jalak putih yang ada di Savana Bekol. Alat yang digunakan antara lain buku
panduan pengenalan tumbuhan Taman Nasional Baluran, meteran, kompas, pita
ukur, dan plastik spesimen, kamera, buku panduan burung oleh MacKinnon et al.
3
(2010), binokuler, Global Positioning System (GPS), alat pengukur waktu dan tally
sheeti.
Metode Pengumpulan Data
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi:
Pendugaan populasi jalak putih, meliputi jumlah, nisbah kelamin, struktur
umur dan kepadatan.
Data habitat diantaranya tipe vegetasi dan kondisi komponen habitat seperti
pakan, bekas sarang, cover, dan shelter, serta penggunaan waktu satwaliar
menggunakan fungsi habitat tertentu.
Data perilaku jalak putih yang diambil yaitu berupa aktivitas dan pakan yang
terlihat oleh pengamat selama pengamatan berlangsung di lapangan.
Data penyebaran lokal jalak putih di Savana Bekol.
Data monitoring nestbox yang ada di sekitar Savana Bekol.
Metode pengumpulan data yang digunakan di lapangan adalah:
Orientasi lapangam
Kegiatan ini dilakukan sebelum memulai penelitian selama ± 1 minggu
yaitu 16-23 Februari 2014 di Savana Bekol dan hutan pantai Bama. Orientasi
lapangan dimaksudkan untuk mengetahui tempat-tempat yang biasa digunakan
untuk mencari makan, minum, bersarang, dan tidur oleh jalak putih.
Pendugaan populasi
Metode yang digunakan dalam pengamatan populasi jalak putih di
lapangan yaitu metode consentration count. Metode ini dilakukan dengan
pertimbangan kondisi lokasi pengamatan dan kepekaan jalak putih. Lokasi
penelitian berupa ekosistem savana yaitu di savana Bekol dengan luasan ± 500 ha.
Pengambilan titik konsentrasi pengamatan dilakukan dengan melihat keberadaan
jalak putih yang ada di Savana Bekol. Pendugaan populasi dilakukan pada 6 titik
konsentrasi yaitu Pojok Savana, Sumber Air Buatan Kapal Selam, Sumber Air
Buatan Kolam Renang, Sumber Air Buatan Permanen, Tower Tengah dan derbus.
Pengukuran habitat
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode garis berpetak secara
random sampling, yang merupakan gabungan antara metode plot dan metode
transek, yaitu dengan jalan melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur,
sebanyak 25 petak contoh yang dianalisis dan diambil secara acak sepanjang jalur
pengamatan. Penentuan plot analisis vegetasi dilakukan berdasarkan keterangan
pengelola dan hasil orientasi lapangan, hal ini terkait dengan lokasi penemuan
jalak putih di Savana Bekol. Penggunaan habitat oleh satwaliar menggunakan
metode timebudget dengan menggunakan teknik sampling dengan lokasi terpilih
yang dapat menggambarkan penggunaan fungsi habitat tertentu oleh satwaliar.
Pengamat juga mengidentifikasi dan menganalis potensi pakan jalak putih yaitu
serangga yang ada di Savana Bekol. Data yang diambil berupa jenis dan jumlah
serangga pada tiap petak contoh.
4
Perilaku jalak putih
Metode perilaku dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada jalak
putih yang teramati dan dicatat dalam tally sheet, seperti perilaku makan,
beristirahat, berkelompok, pembentukan pasangan dan minum. Metode yang
digunakan yaitu focal animal sampling, metode ini dilakukan dengan cara
mengamati satu individu sebagai fokus pengamatan selama waktu tertentu dan
mencatat waktu pengamatan serta waktu per individu teramati.
Monitoring nestbox jalak putih
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan
mengecek setiap nestbox yang ada di sekitar Savana Bekol. Monitoring juga
dimaksudkan untuk melihat keefektifan penggunaan sarang buatan oleh jalak putih
dan gangguan yang ada. Pengambilan data juga menggunakan 3 buah camera trap
dengan waktu 14 hari. Camera trap diletakkan pada:
1. Pohon widoro bukol (Zyzyphus rotundifolia) yang pernah disinggahi jalak
putih dan oleh pengamat diletakkan telur puyuh untuk melihat gangguan
yang ada.
2. Pohon pilang (Acacia leucophloea) yang diduga sebagai tempat tidur jalak
putih.
Analisis Data
Pendugaan populasi
Persamaan penduga ukuran populasi yang digunakan adalah sebagai
berikut (Bismark 2011 ):
∑
Keterangan:
P
= dugaan ukuran populasi
xi
= jumlah individu yang dijumpai pada pengamatan ke-i (individu)
n
= jumlah ulangan pengamatan (Bismark 2011)
Analisis vegetasi
Analisis vegetasi habitat
(Soerianegara dan Indrawan 2008)
diukur
dengan
besaran-besaran
INP tumbuhan bawah, semai dan pancang = KR+FR
INP tiang dan pohon
= KR+FR+DR
berikut
5
Pengukuran penggunaan waktu satwaliar dalam menggunakan fungsi habitat
dianalisis secara deskriptif berdasarkan lamanya atau frekuensi satwaliar dalam
menggunakan suatu habitat.
Perilaku jalak putih
Analisis perilaku jalak putih dilakukan secara deskriptif pada rangkaian
perilaku setiap sistem perilaku yang ditunjukan selama pengamatan. Perilaku jalak
putih juga dapat dihitung secara kuantitatif dengan perhitunan presentasi frekuensi
setiap perilaku. Presentasi frekuensi setiap perilaku dapat dihitung dengan
mengacu Martin dan Bateson (1988), yaitu:
Persentase frekuensi perilaku (%) =
Keterangan:
A : Jumlah frekuensi suatu perilaku
B : Jumlah seluruh frekuensi perilaku
Monitoring nestbox jalak putih
Hasil dari monitoring nestbox jalak putih dilakukan secara deskriptif
dengan menguraikan kondisi nestbox dan pemanfaatannya. Pemanfaatan nestbox di
sekitar Savana Bekol juga digambarkan dengan diagram agar terlihat satwa jenis
lain yang paling banyak menggunakan sarang buatan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Populasi jalak putih
Data populasi jalak putih yang dikumpulkan selama penelitian didapatkan
kisaran populasi pagi dan sore hari yaitu 3 dan 6 individu, terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Dugaan jumlah populasi (P) jalak putih di Savana Bekol
1
Waktu
pengamatan
Pagi
Jumlah
Ulangan
30
Jumlah
Tertinggi
11
Jumlah
Terendah
1
2
Sore
30
12
1
No
P ± SD
3 ± 2.7
6 ± 3.1
Berdasarkan perbandingan waktu pengamatan populasi jalak putih pagi dan
sore hari menunjukkan bahwa perjumpaan populasi jalak putih pada sore hari lebih
banyak teramati dibandingkan pada pagi hari (±3.1 > 2.7). Data pengamatan
populasi jalak putih pada pagi hari memiliki fluktuasi yang besar sehingga untuk
menggambarkan indikasi populasi dengan standard deviasi yang tinggi belum bisa
dikatakan tepat, berbeda dengan data pengamatan pada sore hari dengan standard
deviasi rendah maka nilai tersebut lebih mendekati akurat.
6
Berdasarkan pengamatan lapangan (2 kali) ditemukan secara langsung jalak
putih sebanyak 12 individu. Kondisi tersebut paling banyak dijumpai selama
penelitian. Jumlah populasi di alam tersebut dapat dikatakan kecil dengan jumlah
hanya 12 individu. Kepadatan populasi jalak putih di Savana Bekol adalah 0.024
ekor/ha (luasan Savana Bekol 500 ha). Kondisi populasi tersebut mengindikasikan
bahwa pengelolaan atau pelestarian jalak putih sudah seharusnya mendapatkan
perhatian yang serius.
Hasil pengamatan jalak putih di Savana Bekol belum bisa menunjukkan
secara pasti perbedaan jantan dan betina. Jalak putih merupakan salah satu jenis
burung yang memiliki ciri-ciri morfologi baik jantan maupun betina yang hampir
sama, sehingga pengamat cukup sulit membedakan jenis kelamin jantan dan betina.
Berdasarkan hasil dari pengamatan di lapangan, perbedaan jalak putih jantan dan
betina disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pengamatan lapangan: perbedaan jalak putih jantan dan betina di
Savana Bekol
Pembeda
Ukuran tubuh
Kicauan
Lur
Jambul
Jantan
Lebih besar
Terdengar nyaring dan keras
Kuning menyala
Terlihat mengembang
Betina
Lebih ramping
Tidak terdengar
Kuning pucat
Tidak terlihat
Foto
(gambar)
a. Jantan dewasa
b. Betina dewasa
Struktur umur jalak putih berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa dari 12 individu diduga berumur dewasa. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan warna bulu, warna kulit di sekitar mata (lur), ukuran tubuh dan
perilaku yang teramati. Struktur umur anakan tidak ditemukan dalam pengamatan,
karena diduga anakan yang menetas pada tahun lalu sudah menuju fase dewasa, hal
ini didasarkan pada musim kawin jalak putih di Savana Bekol yaitu pada bulan
April-Juni. Selang waktu ±7 bulan dari masa perkembangbiakan diasumsikan
bahwa anak jalak putih sudah menuju fase dewasa.
7
Struktur dan komposisi vegetasi
Taman Nasional Baluran merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Pulau Jawa yang memiliki ciri khas yaitu berupa hamparan savana alami dan
keanekaragaman satwa yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang
telah dilakukan di Savana Bekol menunjukkan bahwa data kuantitatif yang
diperoleh dapat menunjukkan kemampuan jenis tumbuhan dalam bersaing dan
peranan ekologinya yang disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Daftar jenis tumbuhan dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi tiap
tingkat vegetasi
Tingkat Vegetasi
Pohon
Tiang
Pancang
Semai
Nama Lokal
Widoro bukol
Mimbo
Asam
Mimbo
Widoro bukol
Pilang
Mimbo
Widoro bukol
Akasia
Widoro bukol
Mimbo
Akasia
Nama Ilmiah
Zyzyphus rotundifolia
Azadirachta indica
Tamarindus indica
Azadirachta indica
Zyzyphus rotundifolia
Acacia leucophloea
Azadirachta indica
Zyzyphus rotundifolia
Vechellia nilotica
Zyzyphus rotundifolia
Azadirachta indica
Vechellia nilotica
INP (%)
74.71
49.04
59.40
165.64
88.62
23.08
110.98
50.66
38.36
117.80
52.03
30.17
Pohon yang mendominasi habitat jalak putih merupakan pohon yang sering
digunakan jalak putih untuk beristirahat, tidur, bertengger, berjemur seperti pohon
widoro bukol, mimbo dan asam. Regenerasi tingkat semai, pancang dan tiang
didominasi oleh jenis tumbuhan mimbo dan widoro bukol. Hal ini dikarenakan
kedua jenis tumbuhan tersebut memiliki buah yang dimanfaatkan satwaliar untuk
salah satu pakannya. Buah mimbo dimakan oleh monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) yang bijinya tersebar di Savana Bekol. Demikian juga buah widoro
bukol yang dimakan oleh burung. Persebaran jenis tumbuhan ini cukup
mendominasi Savana Bekol.
Stratifikasi tajuk pohon habitat jalak putih
Analisis sratifikasi tajuk pohon, pemilihan tempat dilakukan di timur
Savana Bekol. Penentuan lokasi pengambilan data berhubungan dengan tempattempat yang sering digunakan oleh jalak putih untuk mencari makan, beristirahat,
bertengger, minum, dan tidur. Bentuk diagram profil pohon hasil dari penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.
8
8
Gambar 2 Diagram profil pohon habitat jalak putih di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
9
Berdasarkan gambar profil pohon, kondisi Savana Bekol saat ini sudah
mulai didominasi oleh beberapa pohon pada pinggiran savana yaitu daerah yang
berbatasan dengan hutan pantai. Di sisi lain savana terinvasi oleh adanya akasia
sehingga perubahan vegetasi dari savana menjadi invasi akasia yang sampai saat
ini belum bisa teratasi dengan baik permasalahan tersebut, sehingga didapatkan
gambar diagram profil pohon dengan kondisi yang cukup rimbun dengan
pepohonan.
Berdasarkan gambar profil pohon menunjukkan bahwa jalak putih sering
memanfaatkan tumbuhan yang ada di savana pada strata A dan B yaitu pada bagian
pucuk-pucuk pohon. Pohon yang paling sering dikunjungi adalah jenis pohon
widoro bukol, asam dan pilang. Pohon-pohon tersebut dirasa lebih aman dan
nyaman baik dari serangan predator maupun kondisi cuaca yang ada di savana
dengan kondisi dahan yang rimbun. Pohon yang paling sering digunakan untuk
istirahat adalah pohon pilang, asam dan widoro bukol. Pohon tidur yang digunakan
oleh jalak putih yaitu pilang. Jalak putih diduga juga memakan buah yang ada pada
pohon widoro bukol dengan seringnya burung bertengger, berjemur dan berada
pada pohon tersebut.
Kondisi habitat jalak putih
Jalak putih membutuhkan tempat-tempat yang dapat digunakan untuk
mencari makan, minum, istirahat, berlindung dan berkembangbiak. Jalak putih
sering dijumpai di perbatasan antara savana yang terbuka dan formasi hutan
lainnya (invasi akasia dan hutan pantai) yang mempunyai berbagai tingkat vegetasi
mulai tumbuhan bawah sampai pohon yang digunakan sebagai sumber kehidupan
jalak putih (Gambar 3).
Gambar 3 Sebaran penggunaan habitat jalak putih di Savana Bekol
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tempat-tempat yang digunakan
untuk aktivitas jalak putih adalah sebagai berikut:
10
1. Tempat mencari makan
Savana Bekol merupakan tempat yang paling sering digunakan oleh jalak
putih untuk mencari makan. Hasil pengamatan di Savana Bekol (n = 25), terdapat
tumbuhan bawah yang didominasi oleh jenis rumput, tumbuhan bawah dan herba
diperoleh 19 jenis tumbuhan bawah yang disajikan dalam Tabel 4. Savana Bekol
pada saat musim hujan memiliki rumput yang hijau dan tinggi. Rerumputan yang
berbiji dan hijau merupakan salah satu pakan yang disukai oleh satwaliar.
Kondisi pengambilan data yang dilakukan pada saat musim hujan
menyebabkan beragamnya jenis tumbuhan bawah yang didapat dengan jenis
lamuran merah (Heteropogon contortus) merupakan tumbuhan bawah yang
mendominasi Savana Bekol. Lamuran merah juga merupakan salah satu pakan
yang disukai oleh mamalia besar seperti banteng (Bos javanicus), rusa timor (Rusa
timorensis), dan kerbau liar (Bubalus bubalis), sehingga jenis ini memiliki daerah
penyebaran yang luas dengan jumlah yang cukup banyak. Tumbuhan bawah bagi
jalak putih memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai tempat mencari makanan
berupa serangga.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tabel 4 Daftar jenis tumbuhan bawah di tempat makan jalak putih
Nama Jenis
Nama Ilmiah
Dominansi
Lamuran merah
Heteropogon contortus
D
Letak
Sclerachne punctate
D
Kapasan
Thespesia lampas
D
Kacangan
Indigofera sumatrana
SD
Delean
Crotalaria incana
SD
Ketul
Bidens pilosa
SD
Tuton
Echinichloa colonum
SD
Meniran
Phyllanthus urinaria
TD
Nyawon
Vemonia cinerea
TD
Rayapan
Brachiaria reptans
TD
Widuri
Calotopis gigantean
TD
Karetan
Merremia emarginata
TD
Tarum
Indigofera glandulosa
TD
Otok-otok
Flemingea linneata
TD
Mimosa
Aeschynomene Americana
TD
Jerukan
Caparis sepiaria
TD
Aseman
Cassia mimosoides
TD
Patikan
Euphorbia hirta
TD
Jarong
Stachytarpheta jamaicensis
TD
Keterangan: Dominan (D) = > 5%; Subdominan (SD) = 2% - 5%; Tidak dominan (TD) = 0% - 2%
Jalak putih juga memanfaatkan keberadaan rusa timor dan kerbau liar yang
sedang beraktivitas makan dan berkubang di Savana Bekol. Rusa dan kerbau liar
melakukan aktivitas makan pagi dan sore, sehingga jalak putih juga mengikuti
keberadaan rusa timor dan kerbau liar dengan memakan kutu yang ada di
punggung rusa dan kerbau liar sehingga jalak putih dapat memenuhi kebutuhan
makanan berupa serangga (Gambar 4).
11
Gambar 4 Jalak putih memakan kutu a) rusa timor dan b) kerbau liar
Sumber pakan potensial selain kutu pada rusa dan kerbau liar yaitu serangga
yang ada pada tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah di Savana Bekol merupakan
habitat bagi berbagai jenis serangga. Hasil analisis vegetasi pada Tabel 5
menunjukkan bahwa jenis lamuran merah (Heteropogon contortus), letak
(Sclerachne punctata) dan kapasan (Thespesia lampas) mendominasi dengan nilai
penting pada masing-masing jenis yaitu 52.44%, 48.51%, dan 26.43%.
Tabel 5 Tiga jenis tumbuhan bawah yang memiliki indeks nilai penting (INP)
tertinggi di Savana Bekol
No Nama Lokal
Nama Ilmiah
INP (%)
1
Lamuran merah
Heteropogon contortus
52.44
2
Letak
Sclerachne punctate
48.51
3
Kapasan
Thespesia lampas
26.43
Savana Bekol terdapat 14 jenis serangga. Keberadaan serangga merupakan
faktor pendukung ketersediaan pakan jalak putih. Jenis serangga yang paling
banyak di jumpai pada pengamatan di Savana Bekol adalah semut hitam, semut
merah, semut hitam besar, belalang daun dan kepik B dengan nilai kelimpahan (Pi)
dan dominasi (Di) yang cukup tinggi dibandingkan jenis serangga lainnya (Tabel
6).
Tabel 6 Kelimpahan (Pi) dan dominasi (Di) jenis serangga di Savana Bekol
No Nama Lokal Nama Latin
Ordo
Jumlah Pi
Di
1
Semut hitam Camponotus sp. Hymenoptera 174
0.260 25.970
2
Semut merah Solenopsis sp.
Hymenoptera 148
0.221 22.090
Belalang
Phyllium
3
Orthoptera
58
0.087 8.657
daun
crurifolium
Semut hitam Technomyrmex
4
Hymenoptera 58
0.087 8.657
besar
sp.
5
Kepik B
Orious sp.
Hemiptera
38
0.057 5.672
Berbagai jenis serangga yang ada di Savana Bekol berpotensial sebagai
pakan jalak putih. Pakan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung
kehidupan jalak putih sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh jalak putih tercukupi
dengan baik. Musim penghujan pada saat penelitian juga merupakan salah satu
12
faktor pendukung melimpahnya serangga yang ada di Savana Bekol. Belalang
daun dan semut hitam (Gambar 5) adalah salah satu pakan potensial jalak putih
selain kutu pada kerbau liar dan rusa timor yang ada di Savana Bekol.
Gambar 5 (a) Belalang daun dan (b) semut hitam sebagai salah satu sumber pakan
jalak putih
2. Tempat mencari minum
Savana Bekol memiliki 1 sumber air alami dan 3 buatan yang tersebar di
beberapa tempat yang menjadi konsentrasi aktivitas satwa. Ketiga sumber air
buatan yang ada di Savana Bekol yaitu sumber air kapal selam, kolam renang dan
sumber air permanen (Gambar 6). Pada saat musim hujan sumber air di Savana
Bekol cukup melimpah terdapat beberapa sumber air dan cekungan bekas injakan
kerbau liar atau rusa yang terisi air hujan, sedangkan pada musim kemarau, sumber
air berasal dari sumber air-sumber air buatan yang ada Savana Bekol. Jalak putih
merupakan salah satu satwa yang memanfaatkan sumber air yang ada di sekitar
Savana Bekol. Jalak putih membutuhkan air cukup banyak untuk mandi dan
minum.
Tempat yang digunakan jalak putih untuk aktivitas minum adalah
cekungan-cekungan permukaan tanah di savana yang tidak rata, seperti bekas
injakan kerbau liar dan atau rusa. Sumber air buatan yang disediakan oleh
pengelola tersedia sepanjang tahun memungkinkan menjadi tempat minum bagi
jalak putih. Pada saat pengamatan hanya ditemukan 3 kali perjumpaan jalak putih
sedang minum di sumber air permanen, 1 kali di sumber air kapal selam dan 1 kali
di sumber air kolam renang. Aktivitas minum yang dilakukan jalak putih selalu
bersama dengan kerbau liar. Sedangkan belum pernah terlihat jalak putih sedang
minum di sumber air bekas injakan kerbau liar atau rusa timor.
Gambar 6 Sumber air buatan a) Kapal selam, b) Kolam renang, c) Permanen di
Savana Bekol
13
3. Tempat istirahat
Istirahat merupakan aktivitas diam yang meliputi bertengger dan berteduh
dari panas matahari atau hujan. Perbatasan antara savana dan invasi tegakan akasia
merupakan tempat yang sering digunakan jalak putih untuk istirahat. Jenis pohon
yang sering digunakan untuk istirahat yaitu pilang, asem, dan bukol (Gambar 7).
Jalak putih lebih sering mengunjungi pohon pilang dibandingkan jenis pohon
lainnya, frekuensi jalak putih memanfaatkan pohon di Savana Bekol dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Frekuensi jalak putih dalam memanfaatkan pohon untuk tempat istirahat
di Savana Bekol
Nama Lokal
No
Nama Ilmiah
Frekuensi
Pilang
1
Acacia leucophloea
5
Widoro bukol
2
Zyzyphus rofundifolia
3
Asam
3
Tamarindus indica
3
Selain untuk istirahat, pohon-pohon tersebut dimanfaatkan juga oleh jalak
putih untuk tempat berjemur dan bertengger. Pohon pilang, bukol dan asam
termasuk dalam kategori pohon-pohon yang disukai jalak putih, karena memiliki
percabangan yang banyak dan aman untuk istirahat.
Gambar 7 Pohon istirahat jalak putih a) pilang, b) asem, c) widoro bukol di
Savana Bekol
4. Tempat tidur
Jalak putih menyukai tempat untuk tidur di sekitar savana dengan struktur
dan komposisi vegetasi yang dipilih lebih rapat dan kompleks sehingga lebih
menguntungkan bagi jalak putih dari segi keamanan. Pohon yang sering dijadikan
tempat untuk tidur jalak putih antara lain pilang, asam, bukol dan kendal, tetapi
pada saat pengamatan hanya teridentifikasi jalak putih yang menempati pohon
pilang (5 kali) sebagai tempat tidurnya dan lokasi tersebut di sebelah selatan
Savana Bekol.
Ciri-ciri pohon tidur (pilang) jalak putih yang ada di Savana Bekol yaitu
memiliki batang yang berwarna putih, hal ini berpengaruh terhadap kondisi jalak
putih yang memiliki warna bulu mencolok yaitu putih bersih, sehingga apabila
jalak putih tidur di tajuk-tajuk pohon pilang dapat mengelabui para predator dan
merasa cukup aman. Pohon pilang memiliki ketinggian 11-14 m dengan
percabangan yang banyak dan tajuk jarang dengan daun rimbun, hal ini berkaitan
14
dengan faktor keamanan untuk melindungi diri dari berbagai gangguan. Menjelang
matahari terbenam, sekelompok jalak putih terbang bersama-sama menuju selatan
Savana Bekol tetapi untuk pengamatan berikutnya terlihat sekelompok jalak putih
terbang menuju arah utara dan berbelok ke arah tegakan akasia (Vechellia nilotica).
Sekelompok jalak putih terlihat menjumpai pohon pilang selama lima hari
pengamatan pada saat menjelang matahari terbenam dan pohon tersebut
merupakan tempat tidur jalak putih (Gambar 8). Jalak putih terlihat terbang dan
bermain sesama jalak putih dan terdapat tiga ekor srigunting hitam (Dicucrus
macrocercus) yang juga menggunakan pohon tersebut. Sesekali beberapa individu
jalak putih mengitari sekitar pohon pilang yang diduga untuk melihat kondisi
keamanan pohon pilang sebagai tempat tidur.
Gambar 8 Pohon pilang sebagai tempat tidur jalak putih
5. Tempat bersarang
Berdasarkan hasil dari pengataman di lapangan ditemukan tiga pohon bekas
sarang jalak putih dengan kondisi pohon sudah tumbang dan rusak yaitu 2 pohon
gebang (Coripha utan) dan 1 pohon kendal (Cordia obliqua). Penelitian yang
dilakukan kali ini belum memasuki musim bersarang jalak putih, sehingga tidak
ditemukan jalak putih yang sedang bersarang. Musim bersarang burung jalak putih
di Taman Nasional Baluran terjadi pada bulan April-Juni. Pada tahun 2013,
menurut informasi petugas Taman Nasional Baluran ditemukan jalak putih
bersarang pada gebang yang dekat dengan pantai Bama (Gambar 9). Pemilihan
pohon sarang yaitu gebang oleh jalak putih dikarenakan karakteristik pohon yang
yang memiliki ketinggian hingga 20 m dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi
dibandingkan pohon pilang, asam maupun pohon lainnya. Keberhasilan penetasan
telur diduga cukup tinggi apabila sarang diletakkan di tempat yang aman, karena di
Savana Bekol rawan akan gangguan seperti tingginya populasi monyet ekor
panjang, tokek, dan manusia.
15
Gambar 9 Bekas sarang jalak putih pada pohon gebang (Coripha utan)
Perilaku jalak putih
Pengamatan aktivitas jalak putih di alam dipusatkan di Savana Bekol, hal
ini disesuaikan dengan kebiasaan jalak putih yang menyukai dataran rendah
terbuka. Savana Bekol merupakan salah satu habitat penting jalak putih dengan
seringnya burung tersebut mengunjungi dan beraktivitas. Jalak putih beraktivitas di
savana dan sekitarnya karena kebutuhan hidup sudah banyak yang terpenuhi dari
bangun tidur hingga tidur kembali. Jenis perilaku harian yang teridentifikasi selama
pengamatan di lapangan yaitu makan, minum, berkelompok, beristirahat dan
pembentukan pasangan. Waktu pengamatan yang tergolong singkat yaitu 14 hari
dengan jumlah sampel yang teramati yaitu 1 individu hanya menggambarkan
informasi secara umum. Beberapa perilaku dominan yang dilakukan yakni makan,
beristirahat dan berkelompok. Presentase perilaku jalak putih dijelaskan dalam
Gambar 10.
Pembentukan
pasangan
8%
Minum
3%
Berkelompok
10%
Beristirahat
16%
Makan
63%
Gambar 10 Persentase perilaku jalak putih di Savana Bekol
Jenis perilaku dengan persentase tinggi yaitu makan (63%), beristirahat
(16%) dan berkelompok (10%). Ketiga perilaku tersebut sangat mendominasi
perilaku yang teramati. Berdasarkan hasil tersebut aktivitas yang mendominasi
dideskripsikan sebagai berikut:
16
1. Perilaku makan
Makan merupakan perilaku yang memiliki persentasi tertinggi. Jalak putih
lebih banyak makan di atas punggung rusa timor dibandingkan dengan kerbau liar.
Makan diawali dengan menghampiri sumber pakan, menundukkan kepala dan
mematuk-matuk pakan yang sudah didapat. Hal ini dilakukan secara berulang
dengan cara melompat atau terbang rendah dari satu rusa timor ke rusa timor
lainnya dan kemudian berjalan di atas punggung rusa untuk mencari kutu. Jalak
putih lebih sesekali teramati berada di kepala rusa timor atau kerbau liar, hal ini
dikarenakan pada saat mamalia besar tersebut memakan tumbuhan bawah dan
rumput serangga-serangga yang ada dan menempel pada tumbuhan bawah akan
berterbangan sehingga memudahkan jalak putih dalam mencari serangga dan
memakannya. Perilaku ini dapat teramati setiap hari pagi dan sore hari di Savana
Bekol.
Asosiasi jalak putih dengan rusa timor dan kerbau liar merupakan hubungan
yang mutualisme. Simbiosis mutualisme antara jalak putih dengan rusa timor dan
kerbau liar yaitu saling menguntungkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan selama
30 kali pengamatan didapat hubungan antara jalak putih dengan rusa sebanyak 25 kali
sedangkan jalak putih dengan kerbau liar hanya 5 kali. Peran jalak putih yang
memakan serangga (kutu) di tubuh rusa timor dan kerbau liar, sedangkan disatu sisi
rusa timor dan kerbau liar juga membantu jalak putih dalam mencari makan yaitu pada
saat rusa timor dan kerbau liar jalan dan atau memakan tumbuhan bawah serangga
yang ada di tumbuhan tersebut akan berterbangan atau melompat berpindah tempat
sehingga hal ini memudahkan jalak putih untuk mendapatkan makanannya.
2. Perilaku beristirahat
Jalak putih beristirahat untuk berlindung dari terik matahari dan hujan dengan
bertengger di dahan pohon. Perilaku ini diawali dengan menurunkan bagian tubuh
diikuti menurunkan kedua sayap dan melipat kaki pada tenggeran. Istirahat dilakukan
disela-sela aktivitas lain yaitu pada pagi menjelang siang (10.00) dan siang menjelang
sore (14.00). Perilaku ini ditandai dengan pergerakan 2 individu yang terbang menuju
pohon shelter yang kemudian diikuti oleh individu lainnya. Pohon yang dijadikan
tempat istirahat seperti pohon pilang, widoro bukol dan asem. Pohon-pohon tersebut
tersebar di Savana Bekol.
3. Perilaku berkelompok
Pada bulan Maret-April merupakan bulan dimana jalak putih belum
memasuki musim berbiak. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan tersebut,
populasi jalak putih di Savana Bekol membentuk kelompok besar yaitu 8-12
individu. Beberapa aktivitas seperti makan, terbang, berjemur dan bertengger
dilakukan dalam kelompok besar. Jalak putih akan terbang secara bersama-sama
pada saat datang untuk makan dan meninggalkan Savana Bekol untuk menuju
tempat tidur.
Jumlah individu dalam kelompok kecil tidak tetap, hal ini tergantung dari
banyaknya individu yang bergabung dan membentuk suatu kelompok kecil (2-6
individu). Berdasarkan pengamatan, dalam kelompok kecil jalak putih lebih sering
melakukan kegiatan bertengger di ranting pohon akasia bersama dengan kerbau
yang sedang berkubang atau makan.
17
Penyebaran lokal jalak putih
Penyebaran lokal jalak putih di Savana Bekol meliputi daerah peralihan
Savana Bekol dengan hutan pantai, serta invasi tegakan akasia hal ini ditunjukkan
pada Gambar 11. Berdasarkan peta sebaran dapat terlihat bahwa jalak putih
menyebar di daerah yang dekat dengan air dan pepohonan. Pola penyebaran jalak
putih di Savana Bekol termasuk pola sebaran berkelompok. Jalak putih beraktivitas
secara berkelompok besar dengan jumlah 8-12 individu yang kemudian menyebar
membentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 4-6 individu.
Gambar 11 Sebaran lokal jalak putih di Savana Bekol
Tegakan akasia dan hutan pantai juga merupakan tempat yang sering
ditemukan jalak putih, hal ini diduga hutan-hutan tersebut merupakan daerah
sekitar Savana Bekol yang aman dan strategis bagi jalak putih untuk memenuhi
kebutuhannya. Penyebaran jalak putih diduga sangat berkaitan erat dengan
ketersediaan jenis-jenis vegetasi yang berfungsi sebagai habitat serangga yang
merupakan salah satu pakan jalak putih, tempat istirahat, tempat berbiak dan juga
tempat tidur.
Upaya pelestarian dan gangguan terhadap jalak putih
Pemasangan nestbox di Taman Nasional Baluran merupakan salah satu
upaya pihak pengelola untuk melestarikan populasi jalak putih yang ada di Taman
Nasional Baluran. Pada tahun 2013, pengelola memasang 100 buah nestbox yang
tersebar di kawasan Taman Nasional Baluran. Pada saat pengamatan di sekitar
Savana Bekol ditemukan 18 buah nestbox dan sisanya tersebar di seluruh kawasan
Taman Nasional Baluran. Nestbox yang ditemukan dalam keadaan kosong 9 buah,
sedangkan yang terisi oleh tokek 3 buah, terisi oleh lebah 5 buah dan sisanya diisi
oleh semut (Gambar 12). Pengamatan dilakukan baik secara langsung maupun
dengan bantuan camera trap selama 14 hari.
18
6
5
Jumlah satwa
5
4
3
3
2
1
1
0
Apis mellifera
Gekko gecko
Solenopsis sp.
Jenis Satwa
Gambar 12 Penggunaan nestbox buatan oleh satwa di sekitar Savana Bekol
Berdasarkan hasil dari monitoring nestbox tidak ditemukan adanya jalak
putih yang sedang bersarang maupun tanda-tanda nestbox tersebut digunakan oleh
jalak putih, hal ini juga dipengaruhi oleh belum mulainya musim bersarang jalak
putih di Baluran. Hasil dari monitoring pengelola pada awal bulan Maret terlihat
jalak putih berada di nestbox nomor 27 yaitu indukan dan anakan tetapi menurut
hasil pengamatan yang dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali, hasil
yang didapat berbeda dengan pihak pengelola, pada nestbox nomor 27 terdapat
tokek yang memanfaatkan sarang buatan tersebut (Gambar 13).
Gambar 13 Nestbox nomor 27
Lokasi pemasangan nestbox yang dilakukan oleh pengelola sudah tepat
yaitu berada di sekitar hutan pantai dan invasi tegakan akasia yaitu pada pohonpohon di sekitar Savana Bekol seperti pohon pilang, asam, mimbo dan widoro
bukol (Gambar 14). Gangguan yang ada juga cukup besar seperti adanya semut
dan tokek di batang-batang pohon yang kemudian bersarang pada nestbox serta
lebah yang memanfaatkan untuk membuat madu, sehingga saat ini belum terlihat
tanda-tanda keberhasilan jalak putih yang bersarang pada sarang buatan tersebut.
19
(a)
(b)
Gambar 14 Nestbox jalak putih yang dimanfaatkan oleh a) lebah dan b) tokek
Aktivitas manusia yang ada di sekitar Savana Bekol juga dapat
mengganggu baik populasi maupun habitat dari jalak putih (Gambar 15). Salah
satu upaya pengelola dalam pengembalian ekosistem savana seperti tahun 1960-an
sesuai dengan visi Taman Nasional Baluran saat ini yaitu adanya kegiatan
pencabutan seedling akasia, pemberantasan akasia dan pemberantasan kapasan.
Setiap hari 20 orang yang bekerja di savana untuk kegiatan tersebut. Kegiatan
pemberantasan akasia
dan menggunakan zat kimia dikhawatirkan dapat
mengganggu kondisi vegetasi dan satwa yang ada di sana. Zat kimia yang
disemprotkan setiap hari di Savana Bekol dimungkinkan dapat mengganggu
populasi serangga (potensi pakan jalak putih) yang sebelum penyemprotan jenis
dan jumlah serangga melimpah menjadi menyusut drastis, hal ini juga berdampak
pada habitat alami jalak putih yang tercemar dan nantinya dapat menurunkan
populasi jalak putih dalam jangka panjang.
Gambar 15 Aktivitas manusia dalam penyemprotan dan pencabutan seedling
akasia di Savana Bekol
20
Pembahasan
Populasi jalak putih
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa dugaan
jumlah individu terbanyak di Savana Bekol 12 individu untuk setiap perjumpaan.
Purwandana (2000) menyatakan bahwa populasi jalak putih di salah satu habitat
alaminya yakni Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat berjumlah 7 - 24 individu
sedangkan dugaan populasi yang pernah dilakukan oleh Indrajaya (1997) di
Padang Perumputan Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo juga menyebutkan
bahwa ditemukan 14-19 individu jalak putih. Berdasarkan pengamatan dari
penelitian jalak putih, hasil yang didapat pada tempat-tempat tersebut dengan tipe
habitat yang hampir sama menunjukkan bahwa jumlah populasi jalak putih di alam
kondisinya tergolong kecil (
(Sturnus melanopterus Daudin 1800) DI SAVANA BEKOL
TAMAN NASIONAL BALURAN
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Populasi, Habitat dan
Perilaku Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2015
Pratiwi Primatirta Widyaningrum
NIM E34100087
ABSTRAK
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM. Populasi, Habitat dan Perilaku
Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol, Taman
Nasional Baluran. Dibimbing oleh JARWADI BUDI HERNOWO dan ANI
MARDIASTUTI.
Jalak putih yang terdapat di Taman Nasional Baluran termasuk subspesies
Sturnus melanopterus tricolor. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan
menghitung pendugaan populasi, mengkaji kondisi habitat alami jalak putih serta
mendiskripsikan perilaku jalak putih untuk dasar pertimbangan pengelolaan di
Taman Nasional Baluran. Pendugaan populasi dilakukan dengan metode
concentration count, kondisi habitat jalak putih menggunakan metode analisis
vegetasi, sedangkan perilaku jalak putih diamati dengan metode focal animal
sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan pendugaan populasi jalak putih pada
pagi hari (3 ± 2.7) individu dan sore hari (6 ± 3.1) individu. Perjumpaan
maksimum jalak putih adalah 12 individu. Habitat yang sering digunakan jalak
putih di Taman Nasional Baluran yaitu Savana Bekol, sebagai tempat mencari
serangga, tempat minum dan tempat istirahat. Perilaku yang mendominasi selama
pengamatan yaitu perilaku makan (62.50%), istirahat (15.63%) dan berkelompok
(10.42%).
Kata kunci: Habitat, jalak putih, perilaku, populasi, Savana Bekol
ABSTRACT
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM. Black-wing Starling (Sturnus
melanopterus Daudin 1800) Populations, Habitats, and Behavior in Bekol
Savanna, Baluran National Park. Supervised by JARWADI BUDI HERNOWO
and ANI MARDIASTUTI.
The Black-winged starling which lives that live in Taman Nasional Baluran
is a subspecies of Sturnus melanopterus tricolor. The aimed of this study were to
identify and calculate the estimation of Black-winged starling population, identify
the condition of its habitat and its natural behavior in Bekol Savanna, Baluran
National Park. The estimation of Black-winged starling population was estimated
by using concentration count method, Black-winged starling habitat condition was
identified by using vegetative analysis, while the Black-wing starling behavior
was observed by using focal animal sampling method. The result of this study
showed the estimation of black-winged starling population on morning was (3 ±
2.7) individuals and on afternoon was (6 ± 3.1) individuals. The maximum
population found during the study was 12 individuals. The habitat which was
oftenly used by the black-winged starling in the Baluran National Park was the
Bekol Savanna, used for feeding area, drinking area and resting area. Dominating
behavior during the observation were feeding behavior (62.50%), resting behavior
(15.63%) and grouping behavior (10.42%)
Keywords: Behavior, Bekol Savanna, Black-winged starling, habitats, population
POPULASI, HABITAT DAN PERILAKU JALAK PUTIH
(Sturnus melanopterus Daudin 1800) DI SAVANA BEKOL
TAMAN NASIONAL BALURAN
PRATIWI PRIMATIRTA WIDYANINGRUM
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Judul Skripsi : Populasi, Habitat dan Perilaku Jalak Putih (Sturnus melonepterus
Daudin 1800) di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
Nama
: Pratiwi Primatirta Widyaningrum
NIM
: E34100087
Disetujui oleh
Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo, MScF
Pembimbing I
Prof Dr Ir Ani Mardiastuti, MSc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan
Maret 2014 ini ialah Jalak putih, dengan judul Populasi, Habitat dan Perilaku
Jalak Putih (Sturnus melanopterus Daudin 1800) di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Jarwadi Budi Hernowo,
MScF dan Ibu Prof Dr Ir Ani Mardiastuti, MSc selaku pembimbing. Di samping
itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Balai Taman Nasional Baluran,
khususnya SPTN Wilayah I Bekol, Resort Bama yaitu Bapak Sutadi dan Bapak
Andi selaku PEH di Bekol, Bapak Yusuf kepala Resort Balanan, Mas Joko, Mas
Swiss, Pak Toha untuk arahan dan bantuannya, seluruh outsourching yang ada di
Bekol dan Bama yang telah membantu selama pengumpulan data di lapangan,
serta rekan PKLP saya (Aldi, Dendi, Yoga, dan Ocha) yang telah membantu dan
memberikan semangat selama pengambilan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan dan keluarga di
Fakultas Kehutanan IPB, khususnya Departemen KSHE (mahasiswa, alumni, dosen,
staf, mamang dan bibi), keluarga besar KSHE-47 “Nepenthes rafflesiana‟ dan
HIMAKOVA, sahabat yang telah membantu yaitu Serrly, Novi, Nova, Amelia L
Puhili, Agatha Devi Phina, dan Sarah Raisa. Selain itu, terima kasih kepada keluarga
Bapak Komaruddin Effendi atas motivasinya dan keluarga di Jawa Timur atas segala
doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2015
Pratiwi Primatirta Widyaningrum
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
METODE
2
Lokasi dan Waktu
2
Alat dan Bahan
2
Metode Pengumpulan Data
3
Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN
5
5
20
25
Simpulan
25
Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
DAFTAR TABEL
1 Dugaan jumlah populasi jalak putih di Savana Bekol
2 Hasil pengamatan lapangan: perbedaan jalak putih jantan dan betina di
Savana Bekol
3 Daftar jenis tumbuhan dengan indeks nilai penting tertinggi tiap tingkat
vegetasi
4 Daftar jenis tumbuhan bawah di tempat makan jalak putih
5 Tiga jenis tumbuhan bawah yang memiliki indeks nilai penting tertinggi
di Savana Bekol
6 Kelimpahan dan dominasi jenis serangga di Savana Bekol
7 Frekuensi jalak putih dalam memanfaatkan pohon di Savana Bekol
8 Kriteria membedakan jenis kelamin jalak putih jantan dan betina
5
6
7
10
11
11
13
21
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian
2 Diagram profil pohon habitat jalak putih di Savana Bekol Taman
Nasional Baluran
3 Sebaran penggunaan habitat jalak putih di Savana Bekol
4 Jalak putih memakan kutu
5 Sumber pakan jalak putih
6 Sumber air buatan di Savana Bekol
7 Pohon istirahat jalak putih di Savana Bekol
8 Pohon pilang sebagai tempat tidur jalak putih
9 Bekas sarang jalak putih pada pohon gebang (Coripha utan)
10 Persentase perilaku jalak putih di Savana Bekol
11 Peta sebaran lokal jalak putih di Savana Bekol
12 Penggunaan nestbox buatan oleh satwa di sekitar Savana Bekol
13 Nestbox nomor 27
14 Nestbox jalak putih yang dimanfaatkan oleh satwa lain
15 Aktivitas manusia dalam penyemprotan dan pencabutan seedling akasia
di Savana Bekol
2
8
9
11
12
12
13
14
15
15
17
18
18
19
19
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di Sumber air buatan
Kapal Selam-Pojok Savana
Populasi Jalak Putih dengan metode konsentrasi di Tower TengahDerbus
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di Sumber air buatan
Kolam Renang
Populasi jalak putih dengan metode konsentrasi di S perner air buatan
Permanen-Jalur Bama Bekol HM 12
Perhitungan dugaan populasi jalak putih pada pengamatan pagi dan sore
hari
Hasil analisis vegetasi untuk tingkat tingkat tumbuhan bawah, semai dan
pancang
Hasil analisis vegetasi untuk tingkat tiang dan pohon
Jenis serangga di Savana Bekol, Taman Nasional Baluran
Hasil monitoring netsbox di Savana Bekol
28
28
29
29
29
30
31
31
32
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalak putih merupakan jenis burung endemik Jawa, Bali dan Lombok. Jalak
putih memiliki subspesies yaitu Sturnus melanopterus tertius yang terdapat di
daerah Bali, Sturnus melanopterus tricolor di daerah Jawa ujung Timur dan
Sturnus melanopterus melanopterus di daerah Jawa bagian barat dan Madura.
Jalak putih yang terdapat di Taman Nasional Baluran termasuk subspesies Sturnus
melanopterus tricolor. Burung tersebut terus mengalami penurunan jumlah
individu, sehingga keadaan populasinya terus merosot tajam menuju kepunahan
dengan status keterancamannya sampai pada kategori kritis (critical endangered)
dan juga masuk dalam Appendix II CITES (IUCN 2012). Penetapan IUCN
terhadap kondisi jalak putih menjadi kritis karena populasi di alam terus mengecil
sehingga memerlukan tindakan konservasi dengan segera.
Kondisi habitat yang telah mengalami perubahan merupakan salah satu
penyebab dari merosotnya populasi jalak putih di alam. Jalak putih menyukai dan
menggunakan habitat berupa daerah dataran rendah terbuka (padang rumput, herba
dan semak, daerah pertanian), perkebunan. Kondisi jalak putih saat ini hanya
terkonsentrasi di Padang Rumput Sadengan (Taman Nasional Alas Purwo) dan
Teluk Brumbun (Taman Nasional Bali Barat) untuk bagian Jawa Timur dan Bali.
Menurut Winnasis et al. (2009), jalak putih di Taman Nasional Baluran
penyebarannya hanya terbatas di Bekol (sekitar tower tengah dan Hm 118 Jalan
Batangan-Bekol pojok savana) dan sekali teramati di hutan pantai Blok
Lempuyang.
Jalak putih adalah salah satu jenis burung yang populasinya terus menurun di
alam liar, pada setiap perjumpaan tidak lebih dari dua ekor burung yang dapat
dilihat di Savana Bekol (Winnasis et al. 2009). Keberadaan jalak putih yang sering
mengunjungi savana (dataran rendah terbuka) sehubungan dengan upaya
pemenuhan kebutuhan hidupnya merupakan perilaku pemilihan habitat oleh seekor
satwa dapat berkaitan dengan peluang keberhasilan reproduksinya (Alcock 2005).
Perilaku jalak putih di alam yang dulunya sering kali terlihat bersama dengan
kerbau ataupun sapi di lahan pertanian menunjukkan adanya perilaku persaingan
dan kerjasama dan hal ini cukup menarik untuk diteliti yang nantinya sebagai dasar
pertimbangan pengelolaan jalak putih di alam.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung pendugaan
populasi, mengkaji kondisi habitat alami jalak putih serta mendiskripsikan perilaku
jalak putih untuk dasar pertimbangan pengelolaan di Taman Nasional Baluran.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data terbaru
mengenai populasi, kondisi habitat dan perilaku dalam rangka kelestarian jalak
putih di Savana Bekol, Taman Nasinal Baluran. Secara umum, data dan informasi
dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
2
penyusunan perencanaan dan pengelolaan pelestarian dan konservasi jalak putih di
Taman Nasional Baluran
METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian populasi, habitat dan perilaku jalak putih dilakukan dengan focus
di Savana Bekol, Resort Bama, SPTN Wilayah I Bekol, Taman Nasional Baluran,
Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur (Gambar 1). Pelaksanaan kegiatan
penelitian pada bulan Februari-April 2014.
Gambar 1 Peta lokasi penelitian
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian populasi, habitat dan perilaku jalak
putih diantaranya tali rafia, baterai, spesimen serangga, spesimen tumbuhan bawah,
rumput dan semak yang ada di Savana Bekol. Objek dalam penelitian ini adalah
jalak putih yang ada di Savana Bekol. Alat yang digunakan antara lain buku
panduan pengenalan tumbuhan Taman Nasional Baluran, meteran, kompas, pita
ukur, dan plastik spesimen, kamera, buku panduan burung oleh MacKinnon et al.
3
(2010), binokuler, Global Positioning System (GPS), alat pengukur waktu dan tally
sheeti.
Metode Pengumpulan Data
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi:
Pendugaan populasi jalak putih, meliputi jumlah, nisbah kelamin, struktur
umur dan kepadatan.
Data habitat diantaranya tipe vegetasi dan kondisi komponen habitat seperti
pakan, bekas sarang, cover, dan shelter, serta penggunaan waktu satwaliar
menggunakan fungsi habitat tertentu.
Data perilaku jalak putih yang diambil yaitu berupa aktivitas dan pakan yang
terlihat oleh pengamat selama pengamatan berlangsung di lapangan.
Data penyebaran lokal jalak putih di Savana Bekol.
Data monitoring nestbox yang ada di sekitar Savana Bekol.
Metode pengumpulan data yang digunakan di lapangan adalah:
Orientasi lapangam
Kegiatan ini dilakukan sebelum memulai penelitian selama ± 1 minggu
yaitu 16-23 Februari 2014 di Savana Bekol dan hutan pantai Bama. Orientasi
lapangan dimaksudkan untuk mengetahui tempat-tempat yang biasa digunakan
untuk mencari makan, minum, bersarang, dan tidur oleh jalak putih.
Pendugaan populasi
Metode yang digunakan dalam pengamatan populasi jalak putih di
lapangan yaitu metode consentration count. Metode ini dilakukan dengan
pertimbangan kondisi lokasi pengamatan dan kepekaan jalak putih. Lokasi
penelitian berupa ekosistem savana yaitu di savana Bekol dengan luasan ± 500 ha.
Pengambilan titik konsentrasi pengamatan dilakukan dengan melihat keberadaan
jalak putih yang ada di Savana Bekol. Pendugaan populasi dilakukan pada 6 titik
konsentrasi yaitu Pojok Savana, Sumber Air Buatan Kapal Selam, Sumber Air
Buatan Kolam Renang, Sumber Air Buatan Permanen, Tower Tengah dan derbus.
Pengukuran habitat
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode garis berpetak secara
random sampling, yang merupakan gabungan antara metode plot dan metode
transek, yaitu dengan jalan melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur,
sebanyak 25 petak contoh yang dianalisis dan diambil secara acak sepanjang jalur
pengamatan. Penentuan plot analisis vegetasi dilakukan berdasarkan keterangan
pengelola dan hasil orientasi lapangan, hal ini terkait dengan lokasi penemuan
jalak putih di Savana Bekol. Penggunaan habitat oleh satwaliar menggunakan
metode timebudget dengan menggunakan teknik sampling dengan lokasi terpilih
yang dapat menggambarkan penggunaan fungsi habitat tertentu oleh satwaliar.
Pengamat juga mengidentifikasi dan menganalis potensi pakan jalak putih yaitu
serangga yang ada di Savana Bekol. Data yang diambil berupa jenis dan jumlah
serangga pada tiap petak contoh.
4
Perilaku jalak putih
Metode perilaku dilakukan dengan cara pengamatan langsung pada jalak
putih yang teramati dan dicatat dalam tally sheet, seperti perilaku makan,
beristirahat, berkelompok, pembentukan pasangan dan minum. Metode yang
digunakan yaitu focal animal sampling, metode ini dilakukan dengan cara
mengamati satu individu sebagai fokus pengamatan selama waktu tertentu dan
mencatat waktu pengamatan serta waktu per individu teramati.
Monitoring nestbox jalak putih
Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan
mengecek setiap nestbox yang ada di sekitar Savana Bekol. Monitoring juga
dimaksudkan untuk melihat keefektifan penggunaan sarang buatan oleh jalak putih
dan gangguan yang ada. Pengambilan data juga menggunakan 3 buah camera trap
dengan waktu 14 hari. Camera trap diletakkan pada:
1. Pohon widoro bukol (Zyzyphus rotundifolia) yang pernah disinggahi jalak
putih dan oleh pengamat diletakkan telur puyuh untuk melihat gangguan
yang ada.
2. Pohon pilang (Acacia leucophloea) yang diduga sebagai tempat tidur jalak
putih.
Analisis Data
Pendugaan populasi
Persamaan penduga ukuran populasi yang digunakan adalah sebagai
berikut (Bismark 2011 ):
∑
Keterangan:
P
= dugaan ukuran populasi
xi
= jumlah individu yang dijumpai pada pengamatan ke-i (individu)
n
= jumlah ulangan pengamatan (Bismark 2011)
Analisis vegetasi
Analisis vegetasi habitat
(Soerianegara dan Indrawan 2008)
diukur
dengan
besaran-besaran
INP tumbuhan bawah, semai dan pancang = KR+FR
INP tiang dan pohon
= KR+FR+DR
berikut
5
Pengukuran penggunaan waktu satwaliar dalam menggunakan fungsi habitat
dianalisis secara deskriptif berdasarkan lamanya atau frekuensi satwaliar dalam
menggunakan suatu habitat.
Perilaku jalak putih
Analisis perilaku jalak putih dilakukan secara deskriptif pada rangkaian
perilaku setiap sistem perilaku yang ditunjukan selama pengamatan. Perilaku jalak
putih juga dapat dihitung secara kuantitatif dengan perhitunan presentasi frekuensi
setiap perilaku. Presentasi frekuensi setiap perilaku dapat dihitung dengan
mengacu Martin dan Bateson (1988), yaitu:
Persentase frekuensi perilaku (%) =
Keterangan:
A : Jumlah frekuensi suatu perilaku
B : Jumlah seluruh frekuensi perilaku
Monitoring nestbox jalak putih
Hasil dari monitoring nestbox jalak putih dilakukan secara deskriptif
dengan menguraikan kondisi nestbox dan pemanfaatannya. Pemanfaatan nestbox di
sekitar Savana Bekol juga digambarkan dengan diagram agar terlihat satwa jenis
lain yang paling banyak menggunakan sarang buatan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Populasi jalak putih
Data populasi jalak putih yang dikumpulkan selama penelitian didapatkan
kisaran populasi pagi dan sore hari yaitu 3 dan 6 individu, terdapat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Dugaan jumlah populasi (P) jalak putih di Savana Bekol
1
Waktu
pengamatan
Pagi
Jumlah
Ulangan
30
Jumlah
Tertinggi
11
Jumlah
Terendah
1
2
Sore
30
12
1
No
P ± SD
3 ± 2.7
6 ± 3.1
Berdasarkan perbandingan waktu pengamatan populasi jalak putih pagi dan
sore hari menunjukkan bahwa perjumpaan populasi jalak putih pada sore hari lebih
banyak teramati dibandingkan pada pagi hari (±3.1 > 2.7). Data pengamatan
populasi jalak putih pada pagi hari memiliki fluktuasi yang besar sehingga untuk
menggambarkan indikasi populasi dengan standard deviasi yang tinggi belum bisa
dikatakan tepat, berbeda dengan data pengamatan pada sore hari dengan standard
deviasi rendah maka nilai tersebut lebih mendekati akurat.
6
Berdasarkan pengamatan lapangan (2 kali) ditemukan secara langsung jalak
putih sebanyak 12 individu. Kondisi tersebut paling banyak dijumpai selama
penelitian. Jumlah populasi di alam tersebut dapat dikatakan kecil dengan jumlah
hanya 12 individu. Kepadatan populasi jalak putih di Savana Bekol adalah 0.024
ekor/ha (luasan Savana Bekol 500 ha). Kondisi populasi tersebut mengindikasikan
bahwa pengelolaan atau pelestarian jalak putih sudah seharusnya mendapatkan
perhatian yang serius.
Hasil pengamatan jalak putih di Savana Bekol belum bisa menunjukkan
secara pasti perbedaan jantan dan betina. Jalak putih merupakan salah satu jenis
burung yang memiliki ciri-ciri morfologi baik jantan maupun betina yang hampir
sama, sehingga pengamat cukup sulit membedakan jenis kelamin jantan dan betina.
Berdasarkan hasil dari pengamatan di lapangan, perbedaan jalak putih jantan dan
betina disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pengamatan lapangan: perbedaan jalak putih jantan dan betina di
Savana Bekol
Pembeda
Ukuran tubuh
Kicauan
Lur
Jambul
Jantan
Lebih besar
Terdengar nyaring dan keras
Kuning menyala
Terlihat mengembang
Betina
Lebih ramping
Tidak terdengar
Kuning pucat
Tidak terlihat
Foto
(gambar)
a. Jantan dewasa
b. Betina dewasa
Struktur umur jalak putih berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
menunjukkan bahwa dari 12 individu diduga berumur dewasa. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan warna bulu, warna kulit di sekitar mata (lur), ukuran tubuh dan
perilaku yang teramati. Struktur umur anakan tidak ditemukan dalam pengamatan,
karena diduga anakan yang menetas pada tahun lalu sudah menuju fase dewasa, hal
ini didasarkan pada musim kawin jalak putih di Savana Bekol yaitu pada bulan
April-Juni. Selang waktu ±7 bulan dari masa perkembangbiakan diasumsikan
bahwa anak jalak putih sudah menuju fase dewasa.
7
Struktur dan komposisi vegetasi
Taman Nasional Baluran merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Pulau Jawa yang memiliki ciri khas yaitu berupa hamparan savana alami dan
keanekaragaman satwa yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang
telah dilakukan di Savana Bekol menunjukkan bahwa data kuantitatif yang
diperoleh dapat menunjukkan kemampuan jenis tumbuhan dalam bersaing dan
peranan ekologinya yang disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Daftar jenis tumbuhan dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi tiap
tingkat vegetasi
Tingkat Vegetasi
Pohon
Tiang
Pancang
Semai
Nama Lokal
Widoro bukol
Mimbo
Asam
Mimbo
Widoro bukol
Pilang
Mimbo
Widoro bukol
Akasia
Widoro bukol
Mimbo
Akasia
Nama Ilmiah
Zyzyphus rotundifolia
Azadirachta indica
Tamarindus indica
Azadirachta indica
Zyzyphus rotundifolia
Acacia leucophloea
Azadirachta indica
Zyzyphus rotundifolia
Vechellia nilotica
Zyzyphus rotundifolia
Azadirachta indica
Vechellia nilotica
INP (%)
74.71
49.04
59.40
165.64
88.62
23.08
110.98
50.66
38.36
117.80
52.03
30.17
Pohon yang mendominasi habitat jalak putih merupakan pohon yang sering
digunakan jalak putih untuk beristirahat, tidur, bertengger, berjemur seperti pohon
widoro bukol, mimbo dan asam. Regenerasi tingkat semai, pancang dan tiang
didominasi oleh jenis tumbuhan mimbo dan widoro bukol. Hal ini dikarenakan
kedua jenis tumbuhan tersebut memiliki buah yang dimanfaatkan satwaliar untuk
salah satu pakannya. Buah mimbo dimakan oleh monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis) yang bijinya tersebar di Savana Bekol. Demikian juga buah widoro
bukol yang dimakan oleh burung. Persebaran jenis tumbuhan ini cukup
mendominasi Savana Bekol.
Stratifikasi tajuk pohon habitat jalak putih
Analisis sratifikasi tajuk pohon, pemilihan tempat dilakukan di timur
Savana Bekol. Penentuan lokasi pengambilan data berhubungan dengan tempattempat yang sering digunakan oleh jalak putih untuk mencari makan, beristirahat,
bertengger, minum, dan tidur. Bentuk diagram profil pohon hasil dari penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.
8
8
Gambar 2 Diagram profil pohon habitat jalak putih di Savana Bekol Taman Nasional Baluran
9
Berdasarkan gambar profil pohon, kondisi Savana Bekol saat ini sudah
mulai didominasi oleh beberapa pohon pada pinggiran savana yaitu daerah yang
berbatasan dengan hutan pantai. Di sisi lain savana terinvasi oleh adanya akasia
sehingga perubahan vegetasi dari savana menjadi invasi akasia yang sampai saat
ini belum bisa teratasi dengan baik permasalahan tersebut, sehingga didapatkan
gambar diagram profil pohon dengan kondisi yang cukup rimbun dengan
pepohonan.
Berdasarkan gambar profil pohon menunjukkan bahwa jalak putih sering
memanfaatkan tumbuhan yang ada di savana pada strata A dan B yaitu pada bagian
pucuk-pucuk pohon. Pohon yang paling sering dikunjungi adalah jenis pohon
widoro bukol, asam dan pilang. Pohon-pohon tersebut dirasa lebih aman dan
nyaman baik dari serangan predator maupun kondisi cuaca yang ada di savana
dengan kondisi dahan yang rimbun. Pohon yang paling sering digunakan untuk
istirahat adalah pohon pilang, asam dan widoro bukol. Pohon tidur yang digunakan
oleh jalak putih yaitu pilang. Jalak putih diduga juga memakan buah yang ada pada
pohon widoro bukol dengan seringnya burung bertengger, berjemur dan berada
pada pohon tersebut.
Kondisi habitat jalak putih
Jalak putih membutuhkan tempat-tempat yang dapat digunakan untuk
mencari makan, minum, istirahat, berlindung dan berkembangbiak. Jalak putih
sering dijumpai di perbatasan antara savana yang terbuka dan formasi hutan
lainnya (invasi akasia dan hutan pantai) yang mempunyai berbagai tingkat vegetasi
mulai tumbuhan bawah sampai pohon yang digunakan sebagai sumber kehidupan
jalak putih (Gambar 3).
Gambar 3 Sebaran penggunaan habitat jalak putih di Savana Bekol
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tempat-tempat yang digunakan
untuk aktivitas jalak putih adalah sebagai berikut:
10
1. Tempat mencari makan
Savana Bekol merupakan tempat yang paling sering digunakan oleh jalak
putih untuk mencari makan. Hasil pengamatan di Savana Bekol (n = 25), terdapat
tumbuhan bawah yang didominasi oleh jenis rumput, tumbuhan bawah dan herba
diperoleh 19 jenis tumbuhan bawah yang disajikan dalam Tabel 4. Savana Bekol
pada saat musim hujan memiliki rumput yang hijau dan tinggi. Rerumputan yang
berbiji dan hijau merupakan salah satu pakan yang disukai oleh satwaliar.
Kondisi pengambilan data yang dilakukan pada saat musim hujan
menyebabkan beragamnya jenis tumbuhan bawah yang didapat dengan jenis
lamuran merah (Heteropogon contortus) merupakan tumbuhan bawah yang
mendominasi Savana Bekol. Lamuran merah juga merupakan salah satu pakan
yang disukai oleh mamalia besar seperti banteng (Bos javanicus), rusa timor (Rusa
timorensis), dan kerbau liar (Bubalus bubalis), sehingga jenis ini memiliki daerah
penyebaran yang luas dengan jumlah yang cukup banyak. Tumbuhan bawah bagi
jalak putih memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai tempat mencari makanan
berupa serangga.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tabel 4 Daftar jenis tumbuhan bawah di tempat makan jalak putih
Nama Jenis
Nama Ilmiah
Dominansi
Lamuran merah
Heteropogon contortus
D
Letak
Sclerachne punctate
D
Kapasan
Thespesia lampas
D
Kacangan
Indigofera sumatrana
SD
Delean
Crotalaria incana
SD
Ketul
Bidens pilosa
SD
Tuton
Echinichloa colonum
SD
Meniran
Phyllanthus urinaria
TD
Nyawon
Vemonia cinerea
TD
Rayapan
Brachiaria reptans
TD
Widuri
Calotopis gigantean
TD
Karetan
Merremia emarginata
TD
Tarum
Indigofera glandulosa
TD
Otok-otok
Flemingea linneata
TD
Mimosa
Aeschynomene Americana
TD
Jerukan
Caparis sepiaria
TD
Aseman
Cassia mimosoides
TD
Patikan
Euphorbia hirta
TD
Jarong
Stachytarpheta jamaicensis
TD
Keterangan: Dominan (D) = > 5%; Subdominan (SD) = 2% - 5%; Tidak dominan (TD) = 0% - 2%
Jalak putih juga memanfaatkan keberadaan rusa timor dan kerbau liar yang
sedang beraktivitas makan dan berkubang di Savana Bekol. Rusa dan kerbau liar
melakukan aktivitas makan pagi dan sore, sehingga jalak putih juga mengikuti
keberadaan rusa timor dan kerbau liar dengan memakan kutu yang ada di
punggung rusa dan kerbau liar sehingga jalak putih dapat memenuhi kebutuhan
makanan berupa serangga (Gambar 4).
11
Gambar 4 Jalak putih memakan kutu a) rusa timor dan b) kerbau liar
Sumber pakan potensial selain kutu pada rusa dan kerbau liar yaitu serangga
yang ada pada tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah di Savana Bekol merupakan
habitat bagi berbagai jenis serangga. Hasil analisis vegetasi pada Tabel 5
menunjukkan bahwa jenis lamuran merah (Heteropogon contortus), letak
(Sclerachne punctata) dan kapasan (Thespesia lampas) mendominasi dengan nilai
penting pada masing-masing jenis yaitu 52.44%, 48.51%, dan 26.43%.
Tabel 5 Tiga jenis tumbuhan bawah yang memiliki indeks nilai penting (INP)
tertinggi di Savana Bekol
No Nama Lokal
Nama Ilmiah
INP (%)
1
Lamuran merah
Heteropogon contortus
52.44
2
Letak
Sclerachne punctate
48.51
3
Kapasan
Thespesia lampas
26.43
Savana Bekol terdapat 14 jenis serangga. Keberadaan serangga merupakan
faktor pendukung ketersediaan pakan jalak putih. Jenis serangga yang paling
banyak di jumpai pada pengamatan di Savana Bekol adalah semut hitam, semut
merah, semut hitam besar, belalang daun dan kepik B dengan nilai kelimpahan (Pi)
dan dominasi (Di) yang cukup tinggi dibandingkan jenis serangga lainnya (Tabel
6).
Tabel 6 Kelimpahan (Pi) dan dominasi (Di) jenis serangga di Savana Bekol
No Nama Lokal Nama Latin
Ordo
Jumlah Pi
Di
1
Semut hitam Camponotus sp. Hymenoptera 174
0.260 25.970
2
Semut merah Solenopsis sp.
Hymenoptera 148
0.221 22.090
Belalang
Phyllium
3
Orthoptera
58
0.087 8.657
daun
crurifolium
Semut hitam Technomyrmex
4
Hymenoptera 58
0.087 8.657
besar
sp.
5
Kepik B
Orious sp.
Hemiptera
38
0.057 5.672
Berbagai jenis serangga yang ada di Savana Bekol berpotensial sebagai
pakan jalak putih. Pakan merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung
kehidupan jalak putih sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh jalak putih tercukupi
dengan baik. Musim penghujan pada saat penelitian juga merupakan salah satu
12
faktor pendukung melimpahnya serangga yang ada di Savana Bekol. Belalang
daun dan semut hitam (Gambar 5) adalah salah satu pakan potensial jalak putih
selain kutu pada kerbau liar dan rusa timor yang ada di Savana Bekol.
Gambar 5 (a) Belalang daun dan (b) semut hitam sebagai salah satu sumber pakan
jalak putih
2. Tempat mencari minum
Savana Bekol memiliki 1 sumber air alami dan 3 buatan yang tersebar di
beberapa tempat yang menjadi konsentrasi aktivitas satwa. Ketiga sumber air
buatan yang ada di Savana Bekol yaitu sumber air kapal selam, kolam renang dan
sumber air permanen (Gambar 6). Pada saat musim hujan sumber air di Savana
Bekol cukup melimpah terdapat beberapa sumber air dan cekungan bekas injakan
kerbau liar atau rusa yang terisi air hujan, sedangkan pada musim kemarau, sumber
air berasal dari sumber air-sumber air buatan yang ada Savana Bekol. Jalak putih
merupakan salah satu satwa yang memanfaatkan sumber air yang ada di sekitar
Savana Bekol. Jalak putih membutuhkan air cukup banyak untuk mandi dan
minum.
Tempat yang digunakan jalak putih untuk aktivitas minum adalah
cekungan-cekungan permukaan tanah di savana yang tidak rata, seperti bekas
injakan kerbau liar dan atau rusa. Sumber air buatan yang disediakan oleh
pengelola tersedia sepanjang tahun memungkinkan menjadi tempat minum bagi
jalak putih. Pada saat pengamatan hanya ditemukan 3 kali perjumpaan jalak putih
sedang minum di sumber air permanen, 1 kali di sumber air kapal selam dan 1 kali
di sumber air kolam renang. Aktivitas minum yang dilakukan jalak putih selalu
bersama dengan kerbau liar. Sedangkan belum pernah terlihat jalak putih sedang
minum di sumber air bekas injakan kerbau liar atau rusa timor.
Gambar 6 Sumber air buatan a) Kapal selam, b) Kolam renang, c) Permanen di
Savana Bekol
13
3. Tempat istirahat
Istirahat merupakan aktivitas diam yang meliputi bertengger dan berteduh
dari panas matahari atau hujan. Perbatasan antara savana dan invasi tegakan akasia
merupakan tempat yang sering digunakan jalak putih untuk istirahat. Jenis pohon
yang sering digunakan untuk istirahat yaitu pilang, asem, dan bukol (Gambar 7).
Jalak putih lebih sering mengunjungi pohon pilang dibandingkan jenis pohon
lainnya, frekuensi jalak putih memanfaatkan pohon di Savana Bekol dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7 Frekuensi jalak putih dalam memanfaatkan pohon untuk tempat istirahat
di Savana Bekol
Nama Lokal
No
Nama Ilmiah
Frekuensi
Pilang
1
Acacia leucophloea
5
Widoro bukol
2
Zyzyphus rofundifolia
3
Asam
3
Tamarindus indica
3
Selain untuk istirahat, pohon-pohon tersebut dimanfaatkan juga oleh jalak
putih untuk tempat berjemur dan bertengger. Pohon pilang, bukol dan asam
termasuk dalam kategori pohon-pohon yang disukai jalak putih, karena memiliki
percabangan yang banyak dan aman untuk istirahat.
Gambar 7 Pohon istirahat jalak putih a) pilang, b) asem, c) widoro bukol di
Savana Bekol
4. Tempat tidur
Jalak putih menyukai tempat untuk tidur di sekitar savana dengan struktur
dan komposisi vegetasi yang dipilih lebih rapat dan kompleks sehingga lebih
menguntungkan bagi jalak putih dari segi keamanan. Pohon yang sering dijadikan
tempat untuk tidur jalak putih antara lain pilang, asam, bukol dan kendal, tetapi
pada saat pengamatan hanya teridentifikasi jalak putih yang menempati pohon
pilang (5 kali) sebagai tempat tidurnya dan lokasi tersebut di sebelah selatan
Savana Bekol.
Ciri-ciri pohon tidur (pilang) jalak putih yang ada di Savana Bekol yaitu
memiliki batang yang berwarna putih, hal ini berpengaruh terhadap kondisi jalak
putih yang memiliki warna bulu mencolok yaitu putih bersih, sehingga apabila
jalak putih tidur di tajuk-tajuk pohon pilang dapat mengelabui para predator dan
merasa cukup aman. Pohon pilang memiliki ketinggian 11-14 m dengan
percabangan yang banyak dan tajuk jarang dengan daun rimbun, hal ini berkaitan
14
dengan faktor keamanan untuk melindungi diri dari berbagai gangguan. Menjelang
matahari terbenam, sekelompok jalak putih terbang bersama-sama menuju selatan
Savana Bekol tetapi untuk pengamatan berikutnya terlihat sekelompok jalak putih
terbang menuju arah utara dan berbelok ke arah tegakan akasia (Vechellia nilotica).
Sekelompok jalak putih terlihat menjumpai pohon pilang selama lima hari
pengamatan pada saat menjelang matahari terbenam dan pohon tersebut
merupakan tempat tidur jalak putih (Gambar 8). Jalak putih terlihat terbang dan
bermain sesama jalak putih dan terdapat tiga ekor srigunting hitam (Dicucrus
macrocercus) yang juga menggunakan pohon tersebut. Sesekali beberapa individu
jalak putih mengitari sekitar pohon pilang yang diduga untuk melihat kondisi
keamanan pohon pilang sebagai tempat tidur.
Gambar 8 Pohon pilang sebagai tempat tidur jalak putih
5. Tempat bersarang
Berdasarkan hasil dari pengataman di lapangan ditemukan tiga pohon bekas
sarang jalak putih dengan kondisi pohon sudah tumbang dan rusak yaitu 2 pohon
gebang (Coripha utan) dan 1 pohon kendal (Cordia obliqua). Penelitian yang
dilakukan kali ini belum memasuki musim bersarang jalak putih, sehingga tidak
ditemukan jalak putih yang sedang bersarang. Musim bersarang burung jalak putih
di Taman Nasional Baluran terjadi pada bulan April-Juni. Pada tahun 2013,
menurut informasi petugas Taman Nasional Baluran ditemukan jalak putih
bersarang pada gebang yang dekat dengan pantai Bama (Gambar 9). Pemilihan
pohon sarang yaitu gebang oleh jalak putih dikarenakan karakteristik pohon yang
yang memiliki ketinggian hingga 20 m dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi
dibandingkan pohon pilang, asam maupun pohon lainnya. Keberhasilan penetasan
telur diduga cukup tinggi apabila sarang diletakkan di tempat yang aman, karena di
Savana Bekol rawan akan gangguan seperti tingginya populasi monyet ekor
panjang, tokek, dan manusia.
15
Gambar 9 Bekas sarang jalak putih pada pohon gebang (Coripha utan)
Perilaku jalak putih
Pengamatan aktivitas jalak putih di alam dipusatkan di Savana Bekol, hal
ini disesuaikan dengan kebiasaan jalak putih yang menyukai dataran rendah
terbuka. Savana Bekol merupakan salah satu habitat penting jalak putih dengan
seringnya burung tersebut mengunjungi dan beraktivitas. Jalak putih beraktivitas di
savana dan sekitarnya karena kebutuhan hidup sudah banyak yang terpenuhi dari
bangun tidur hingga tidur kembali. Jenis perilaku harian yang teridentifikasi selama
pengamatan di lapangan yaitu makan, minum, berkelompok, beristirahat dan
pembentukan pasangan. Waktu pengamatan yang tergolong singkat yaitu 14 hari
dengan jumlah sampel yang teramati yaitu 1 individu hanya menggambarkan
informasi secara umum. Beberapa perilaku dominan yang dilakukan yakni makan,
beristirahat dan berkelompok. Presentase perilaku jalak putih dijelaskan dalam
Gambar 10.
Pembentukan
pasangan
8%
Minum
3%
Berkelompok
10%
Beristirahat
16%
Makan
63%
Gambar 10 Persentase perilaku jalak putih di Savana Bekol
Jenis perilaku dengan persentase tinggi yaitu makan (63%), beristirahat
(16%) dan berkelompok (10%). Ketiga perilaku tersebut sangat mendominasi
perilaku yang teramati. Berdasarkan hasil tersebut aktivitas yang mendominasi
dideskripsikan sebagai berikut:
16
1. Perilaku makan
Makan merupakan perilaku yang memiliki persentasi tertinggi. Jalak putih
lebih banyak makan di atas punggung rusa timor dibandingkan dengan kerbau liar.
Makan diawali dengan menghampiri sumber pakan, menundukkan kepala dan
mematuk-matuk pakan yang sudah didapat. Hal ini dilakukan secara berulang
dengan cara melompat atau terbang rendah dari satu rusa timor ke rusa timor
lainnya dan kemudian berjalan di atas punggung rusa untuk mencari kutu. Jalak
putih lebih sesekali teramati berada di kepala rusa timor atau kerbau liar, hal ini
dikarenakan pada saat mamalia besar tersebut memakan tumbuhan bawah dan
rumput serangga-serangga yang ada dan menempel pada tumbuhan bawah akan
berterbangan sehingga memudahkan jalak putih dalam mencari serangga dan
memakannya. Perilaku ini dapat teramati setiap hari pagi dan sore hari di Savana
Bekol.
Asosiasi jalak putih dengan rusa timor dan kerbau liar merupakan hubungan
yang mutualisme. Simbiosis mutualisme antara jalak putih dengan rusa timor dan
kerbau liar yaitu saling menguntungkan. Berdasarkan pengamatan di lapangan selama
30 kali pengamatan didapat hubungan antara jalak putih dengan rusa sebanyak 25 kali
sedangkan jalak putih dengan kerbau liar hanya 5 kali. Peran jalak putih yang
memakan serangga (kutu) di tubuh rusa timor dan kerbau liar, sedangkan disatu sisi
rusa timor dan kerbau liar juga membantu jalak putih dalam mencari makan yaitu pada
saat rusa timor dan kerbau liar jalan dan atau memakan tumbuhan bawah serangga
yang ada di tumbuhan tersebut akan berterbangan atau melompat berpindah tempat
sehingga hal ini memudahkan jalak putih untuk mendapatkan makanannya.
2. Perilaku beristirahat
Jalak putih beristirahat untuk berlindung dari terik matahari dan hujan dengan
bertengger di dahan pohon. Perilaku ini diawali dengan menurunkan bagian tubuh
diikuti menurunkan kedua sayap dan melipat kaki pada tenggeran. Istirahat dilakukan
disela-sela aktivitas lain yaitu pada pagi menjelang siang (10.00) dan siang menjelang
sore (14.00). Perilaku ini ditandai dengan pergerakan 2 individu yang terbang menuju
pohon shelter yang kemudian diikuti oleh individu lainnya. Pohon yang dijadikan
tempat istirahat seperti pohon pilang, widoro bukol dan asem. Pohon-pohon tersebut
tersebar di Savana Bekol.
3. Perilaku berkelompok
Pada bulan Maret-April merupakan bulan dimana jalak putih belum
memasuki musim berbiak. Berdasarkan hasil pengamatan pada bulan tersebut,
populasi jalak putih di Savana Bekol membentuk kelompok besar yaitu 8-12
individu. Beberapa aktivitas seperti makan, terbang, berjemur dan bertengger
dilakukan dalam kelompok besar. Jalak putih akan terbang secara bersama-sama
pada saat datang untuk makan dan meninggalkan Savana Bekol untuk menuju
tempat tidur.
Jumlah individu dalam kelompok kecil tidak tetap, hal ini tergantung dari
banyaknya individu yang bergabung dan membentuk suatu kelompok kecil (2-6
individu). Berdasarkan pengamatan, dalam kelompok kecil jalak putih lebih sering
melakukan kegiatan bertengger di ranting pohon akasia bersama dengan kerbau
yang sedang berkubang atau makan.
17
Penyebaran lokal jalak putih
Penyebaran lokal jalak putih di Savana Bekol meliputi daerah peralihan
Savana Bekol dengan hutan pantai, serta invasi tegakan akasia hal ini ditunjukkan
pada Gambar 11. Berdasarkan peta sebaran dapat terlihat bahwa jalak putih
menyebar di daerah yang dekat dengan air dan pepohonan. Pola penyebaran jalak
putih di Savana Bekol termasuk pola sebaran berkelompok. Jalak putih beraktivitas
secara berkelompok besar dengan jumlah 8-12 individu yang kemudian menyebar
membentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 4-6 individu.
Gambar 11 Sebaran lokal jalak putih di Savana Bekol
Tegakan akasia dan hutan pantai juga merupakan tempat yang sering
ditemukan jalak putih, hal ini diduga hutan-hutan tersebut merupakan daerah
sekitar Savana Bekol yang aman dan strategis bagi jalak putih untuk memenuhi
kebutuhannya. Penyebaran jalak putih diduga sangat berkaitan erat dengan
ketersediaan jenis-jenis vegetasi yang berfungsi sebagai habitat serangga yang
merupakan salah satu pakan jalak putih, tempat istirahat, tempat berbiak dan juga
tempat tidur.
Upaya pelestarian dan gangguan terhadap jalak putih
Pemasangan nestbox di Taman Nasional Baluran merupakan salah satu
upaya pihak pengelola untuk melestarikan populasi jalak putih yang ada di Taman
Nasional Baluran. Pada tahun 2013, pengelola memasang 100 buah nestbox yang
tersebar di kawasan Taman Nasional Baluran. Pada saat pengamatan di sekitar
Savana Bekol ditemukan 18 buah nestbox dan sisanya tersebar di seluruh kawasan
Taman Nasional Baluran. Nestbox yang ditemukan dalam keadaan kosong 9 buah,
sedangkan yang terisi oleh tokek 3 buah, terisi oleh lebah 5 buah dan sisanya diisi
oleh semut (Gambar 12). Pengamatan dilakukan baik secara langsung maupun
dengan bantuan camera trap selama 14 hari.
18
6
5
Jumlah satwa
5
4
3
3
2
1
1
0
Apis mellifera
Gekko gecko
Solenopsis sp.
Jenis Satwa
Gambar 12 Penggunaan nestbox buatan oleh satwa di sekitar Savana Bekol
Berdasarkan hasil dari monitoring nestbox tidak ditemukan adanya jalak
putih yang sedang bersarang maupun tanda-tanda nestbox tersebut digunakan oleh
jalak putih, hal ini juga dipengaruhi oleh belum mulainya musim bersarang jalak
putih di Baluran. Hasil dari monitoring pengelola pada awal bulan Maret terlihat
jalak putih berada di nestbox nomor 27 yaitu indukan dan anakan tetapi menurut
hasil pengamatan yang dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali, hasil
yang didapat berbeda dengan pihak pengelola, pada nestbox nomor 27 terdapat
tokek yang memanfaatkan sarang buatan tersebut (Gambar 13).
Gambar 13 Nestbox nomor 27
Lokasi pemasangan nestbox yang dilakukan oleh pengelola sudah tepat
yaitu berada di sekitar hutan pantai dan invasi tegakan akasia yaitu pada pohonpohon di sekitar Savana Bekol seperti pohon pilang, asam, mimbo dan widoro
bukol (Gambar 14). Gangguan yang ada juga cukup besar seperti adanya semut
dan tokek di batang-batang pohon yang kemudian bersarang pada nestbox serta
lebah yang memanfaatkan untuk membuat madu, sehingga saat ini belum terlihat
tanda-tanda keberhasilan jalak putih yang bersarang pada sarang buatan tersebut.
19
(a)
(b)
Gambar 14 Nestbox jalak putih yang dimanfaatkan oleh a) lebah dan b) tokek
Aktivitas manusia yang ada di sekitar Savana Bekol juga dapat
mengganggu baik populasi maupun habitat dari jalak putih (Gambar 15). Salah
satu upaya pengelola dalam pengembalian ekosistem savana seperti tahun 1960-an
sesuai dengan visi Taman Nasional Baluran saat ini yaitu adanya kegiatan
pencabutan seedling akasia, pemberantasan akasia dan pemberantasan kapasan.
Setiap hari 20 orang yang bekerja di savana untuk kegiatan tersebut. Kegiatan
pemberantasan akasia
dan menggunakan zat kimia dikhawatirkan dapat
mengganggu kondisi vegetasi dan satwa yang ada di sana. Zat kimia yang
disemprotkan setiap hari di Savana Bekol dimungkinkan dapat mengganggu
populasi serangga (potensi pakan jalak putih) yang sebelum penyemprotan jenis
dan jumlah serangga melimpah menjadi menyusut drastis, hal ini juga berdampak
pada habitat alami jalak putih yang tercemar dan nantinya dapat menurunkan
populasi jalak putih dalam jangka panjang.
Gambar 15 Aktivitas manusia dalam penyemprotan dan pencabutan seedling
akasia di Savana Bekol
20
Pembahasan
Populasi jalak putih
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa dugaan
jumlah individu terbanyak di Savana Bekol 12 individu untuk setiap perjumpaan.
Purwandana (2000) menyatakan bahwa populasi jalak putih di salah satu habitat
alaminya yakni Teluk Brumbun Taman Nasional Bali Barat berjumlah 7 - 24 individu
sedangkan dugaan populasi yang pernah dilakukan oleh Indrajaya (1997) di
Padang Perumputan Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo juga menyebutkan
bahwa ditemukan 14-19 individu jalak putih. Berdasarkan pengamatan dari
penelitian jalak putih, hasil yang didapat pada tempat-tempat tersebut dengan tipe
habitat yang hampir sama menunjukkan bahwa jumlah populasi jalak putih di alam
kondisinya tergolong kecil (