Pengaruh Pemberian Bio-VA Mikoriza Terhadap Persentase Serangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Pemberian Bio-VA Mikoriza Terhadap Persentase Serangan

Sclerotium rolfsii sacc. dan Produksi Kacang Tanah Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan Bio VA- Mikoriza terhadap persentase serangan Sclerotium rolfsii sacc. pada tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 1. berikut : Tabel 1. Uji Rataan Persentase Serangan Sclerotium rolfsii sacc. faktor Mikoriza M untuk setiap waktu pengamatan Hari Setelah Inokulasi HSI. Perlakuan Hari Setelah Inokulasi HSI 3 HSI 6 HSI 9 HSI 12 HSI 15 HSI 18 HSI 21 HSI 24 HSI M0 4.67 7.22 12.92 17.73A 21.45A 24.46A 27.57A 28.67A M1 2.12 2.12 7.22 9.76B 10.37B 12.87B 17.40B 20.15B M2 2.12 2.12 2.12 2.12C 2.12B 2.12C 2.12C 2.12C M3 2.12 2.12 2.12 2.12C 2.12C 2.12C 2.12C 2.12C Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf besar yang berbeda pada kolom yang sama berbeda sangat nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa Persentase Serangan penyakit S. rolfsii sacc. pada pengamatan 6 – 24 HSI aplikasi mikoriza berpengaruh nyata terhadap Persentase Serangan penyakit S. rolfsii sacc.. Hasil pengamatan Persentase Serangan S. rolfsii sacc. . pada setiap waktu pengamatan mulai dari 3-24 HSI dapat dilihat pada Lampiran 3-10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat serangan tertinggi terdapat pada aplikasi M0 yaitu 28,67 , diikuti dengan aplikasi mikoriza dengaan dosis 15 g M1 yaitu 20,15 , aplikasi mikoriza dengaan dosis 20 g M2 yaitu 2,12 , mikoriza dengaan dosis 35 g M3 yaitu 2,12 . Sedangkan tingkat serangan terendah terdapat pada aplikasi mikoriza dengan dosis 30 g M3 yaitu 2,12 . dapat dilihat Gambar 4 . 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 3 HSI 6 HSI 9 HSI 12 HSI 15 HSI 18 HSI 21 HSI 24 HSI Hari Setelah Inokulasi HSI P er sen ta se S er an ga n M0 M1 M2 M3 Gambar 5. Histogam pengaruh pemberian mikoriza terhadap persentase serangan Sclerotium rolfsii . untuk setiap waktu pengamatan HSI. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Persentase Serangan S. rolfsii sacc. mengalami peningkatan secara bertahap dari 3 HSI sampai 24 HSI. Tingginya Persentase Serangan S. rolfsii sacc. dipengaruhi oleh tidak adanya aplikasi mikoriza yang mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, hal ini sesuai dengan Soenartiningsih dan Talanea 1997 yaitu Peningkatan ketahanan tanaman terhadap patogen juga dipengaruhi oleh adanya beberapa jamur MVA yang dapat menghasilkan antibiotik, misalnya fenol, quinone dan berbagai phytoalexine. Tanaman yang terinfeksi jamur MVA dapat memproduksi bahan atsiri yang bersifat fungistatik jauh lebih banyak dibanding dengan yang tidak terinfeksi MVA. Tanaman yang diberikan mikoriza mendapat serangan S. rolfsii sacc. yang lebih kecil . Hal ini terlihat pada perlakuan M1 mikoriza 15 g, M2 mikoriza 20 g, dan M3 mikoriza 25 g. Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza mampu menekan serangan S. rolfsii sacc.. Nurbaity dkk, 2009 menyebutkan bahwa Mikoriza adalah simbiosis antara fungi dengan akar tanaman yang memiliki banyak manfaat dibidang pertanian, diantaranya adalah membantu meningkatkan status hara tanaman, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, penyakit dan kondisi tidak menguntungkan lainnya. Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap produksi kacang tanah gplot. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilakukan Uji Jarak Duncan, dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza dengan dosis yang berbeda sangat nyata terhadap produksi kacang tanah gplot. Pada perlakuan M3 aplikasi mikoriza dengan dosis 25 g berpengaruh sangat nyata terhadap M2 aplikasi mikoriza dengan dosis 20 g, diikuti dengan perlakuan M1 aplikasi dengan dosis 15 g, dan perlakuan M0 tanpa aplikasi. Tabel 4. Uji Rataan produksi Kacang Tanah pada perlakuan mikoriza M gplot PERLAKUAN RATAAN gplot M0 8.42D M1 29.7C M2 40.85B M3 48.48A Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf besar yang berbeda pada kolom yang sama berbeda sangat nyata pada taraf 1 menurut Uji Jarak Duncan. Hasil penelitian menunjukan produksi tertinggi terdapat pada perlakuan M3 aplikasi mikoriza 25g yaitu sebesar 48,48 gplot diikuti dengan perlakuan M2 aplikasi mikoriza 20g 40,85 gplot, M1 aplikasi mikoriza 15g 29,7 gplot, dan M0 tanpa aplikasi mikoriza yaitu 8,42 gplot. Gambar 8. Histogam rataan produksi kacang tanah gplot pada perlakuan mikoriza M Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Persentase Serangan penyakit mempengaruhi rendahnya produksi kacang tanah pada perlakuan M0 yaitu 8,42 gplot, yang mengakibatkan penyakit berkembang cepat dengan Persentase Serangan yang tinggi, sehingga mengakibatkan rendahnya produksi karena terganggunya proses fisiologis pada tanaman. Sedangkan pada perlakuan M3 yang mampu menekan pertumbuhan penyakit layu S. rolfsii sehingga mempunyai produksi paling tinggi dari pada M1 dan M2 yaitu sebesar 48,48 gplot. Hal ini dikarenakan dosis yang digunakan lebih tinggi dari pada perlakuan M0, M1 dan M2 yaitu sebesar 25g, Musfal 2010 Infeksi CMA pada akar tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh dosis CMA atau pupuk yang diberikan. Tanpa pemberian pupuk, infeksi CMA meningkat sejalan dengan bertambahnya dosis CMA hingga 15 g tanaman. Pengaruh penggunaan jamur antagonis yang berbeda pada setiap perlakuan yang digunakan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman kacang tanah, seperti yang ditunjukkan pada tabel diatas, penggunaan jamur anatagonis banyak dipakai, salah satunya untuk mengurangi kerugian atau hilangnya hasil produksi yang disebabkan oleh penyakit tanaman. Jamur antagonis Menggunakan jamur antagonis yang cukup tinggi dapat menanggulangi kehilangan hasil produksi, penggunaan jamur anatagonis banyak dipakai salah satunya untuk mengurangi kerugian atau hilangnya hasil produksi yang disebabkan oleh penyakit tanaman, penggunan dalam penelitian menggunakan yang menggunakan jamur antagonis Bio VA-Mikorizas sebanyak 25gpolybag lebih efektif produksinya dibandingkan dengan penggunaan jamur antagonis sebanyak 15 g dan 20g. sangat penting untuk pengendalian hayati Mekanisme pengendalian. yang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman, menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati. Aplikasi dapat dilakukan melalui tanah secara langsung.

B. Pengaruh Varietas V Terhadap Persentase Serangan Sclerotium