Pengaruh Indaziflam Terhadap Seed Bank Eleusine indica (L.) Gaertn. Pada Berbeda Kedalaman dan Kadar Air Media Tanah

Lampiran 1. Bagan Penelitian
Ulangan I

Ulangan II

Ulangan III

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
No
1
2
3
4
5
7
8
9

Kegiatan

Penentuan Populasi gulma
Pengambilan Biji
Persiapan Lahan
Persiapan Media Tanam
Penanaman
Aplikasi Herbisida
Penyiraman beberapa kadar air
Jumlah gulma yang tumbuh ke atas
permukaan tanah

1
x
x

2

3

Minggu
4

5

6

7

x

x

8

x
x
X
X
x

x


x

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Kalibrasi Alat Semprot
Herbisida Yang digunakan
Becano 500 Sc

: 200 g b.a/ha

Volume semprot

: 175 L/Ha

Dosis 200 g.ba/ ha = 200
175
= 1,14 ml / L ( dalam 1 liter air)

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Gulma E.indicayang tumbuh hingga 4 MSA pada aplikasi
indaziflam(200 g b.a/ha)
Blok
% gulma tumbuh
Perlakuan
Rataan
I
II
III
H0D1K1
H0D1K2
H0D1K3
H0D1K4
H1D1K1
H1D1K2
H1D1K3
H1D1K4
H0D2K1
H0D2K2
H0D2K3

H0D2K4
H1D2K1
H1D2K2
H1D2K3
H1D2K4
H0D3K1
H0D3K2
H0D3K3
H0D3K4
H1D3K1
H1D3K2
H1D3K3
H1D3K4
H0D4K1
H0D4K2
H0D4K3
H0D4K4
H1D4K1
H1D4K2
H1D4K3

H1D4K4

6
10
9
11
0
0
0
0
6
7
9
10
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

13
6
14
10
1

0
0
0
6
10
12
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0

5
7
11
18
0
0
0
0
4
7
7
10

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0


8
7,67
11,33
13,00
0,33
0,00
0,00
0,00
5,33
8,00
9,33
11
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

44%
43%
63%
72%
2%
0%
0%
0%
30%
44%
52%
61%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%

*Angka persentase tumbuh dihitung dari jumlah yang tumbuh dari perlakuan tersebut
dibagi dengan jumlah yang tumbuh pada perlakuan tanpa herbisida (Ho) kedalaman nol
(D1) dan kada air 100%(K4)

Universitas Sumatera Utara

Data Transformasi √Y+0.5
Perlakuan
H0D1K1
H0D1K2
H0D1K3
H0D1K4
H1D1K1
H1D1K2
H1D1K3
H1D1K4
H0D2K1
H0D2K2
H0D2K3
H0D2K4
H1D2K1
H1D2K2
H1D2K3
H1D2K4
H0D3K1
H0D3K2
H0D3K3
H0D3K4
H1D3K1
H1D3K2
H1D3K3
H1D3K4
H0D4K1
H0D4K2
H0D4K3
H0D4K4
H1D4K1
H1D4K2
H1D4K3
H1D4K4

I
2,55
3,24
3,08
3,39
0,71
0,71
0,71
0,71
2,55
2,74
3,08
3,24
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71

Blok
II
3,67
2,55
3,81
3,24
1,22
0,71
0,71
0,71
2,55
3,24
3,54
3,67
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71

III
2,35
2,74
3,39
4,30
0,71
0,71
0,71
0,71
2,12
2,74
2,74
3,24
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71

Total

Rataan

% gulma
tumbuh

8,57
8,53
10,28
10,93
2,64
2,12
2,12
2,12
7,22
8,72
9,36
10,15
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12
2,12

2,86
2,84
3,43
3,64
0,88
0,71
0,71
0,71
2,41
2,91
3,12
3,38
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71
0,71

16%
16%
19%
20%
5%
4%
4%
4%
13%
16%
17%
19%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%
4%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Analisis sidik ragam
SK
F1
F2
F3
Int. F1xF2
Int. F1xF3
Int. F2xF3
Int.F1x2x3
galat
total

db
1
3
3
3
3
9
9
62
95

JK
504,16667
521,70833
24,875
510,91667
27,41667
29,375
30,83333
119,64583
1774,625

F hit
261,2572 **
90,1157 **
4,2967 **
88,2517 **
4,7357 **
1,6913 ns
1,7753 ns

KT
504,16667
173,90278
8,29167
170,30556
9,13889
3,26389
3,42593
1,92977

KK = 60 %
Data setelah Transformasi
SK

db

JK

KT

Blok
Perlakuan
H
D
Linier
Kuadratik
Kubik
K
Linier
Kuadratik
Kubik
HxD
HxK
DxK
HxDxK
Galat
Total

2
31
1
3
1
1
1
3
1
1
1
3
3
9
8
62
95

0,194
103,627
32,985
34,448
29,006
0,119
5,323
0,598
0,583
0,003
0,012
36,194
70,044
68,581
35,596
2,923
106,74

0,097
3,343
32,985
11,483
29,006
0,119
5,323
0,199
0,583
0,003
0,012
12,065
23,348
7,620
4,449
0,047

KK

16,65%

F
Hitung
2,060
70,910
699,704
243,578
615,292
2,524
112,918
4,229
12,375
0,058
0,253
255,923
495,272
161,643
94,385

F Tabel 5%

F Tabel 1%

Keterangan

3,145
1,636
3,996
2,753
3,996
3,996
3,996
2,753
3,996
3,996
3,996
2,753
2,753
2,035
2,092

4,965
2,006
7,062
4,114
6,909
7,062
7,062
4,114
7,062
7,062
7,062
4,114
4,114
2,708
2,813

tn
**
**
**
**
tn
**
**
**
tn
tn
**
**
**
**

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Perhitungan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang.
Perhitungan :
Misalkan, Berattanahkapasitaslapang

=Wg

Berattanahkering oven
Makakapasitaslapang

=W–X
X

=Xg
x

100

% kadar air kapasitas lapang = 10 gr – 7,56 gr x 100 %
7,56 gr
= 32 %
Banyaknya air kapasitas lapang adalah
= 32% x berat tanah
= 32 x 3,5
100
= 1,12,
Maka banyaknya air dalam 1 kali kapasitas lapang (100%) adalah 1,12 L
Sehingga diperoleh

75 % kapasitas lapang = 0,75 x 1,12 L = 0,84 L
50 % kapasitas lapang = 0,5 x 1,12 L = 0,56 L
25 % kapasitas lapang = 0,25 x 1,12 L = 0,28 L

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Gambar Lahan Penelitian.

Gambar 6. Lahan Penelitian.

Lampiran 8.

Gambar Perlakuan Herbisida, Kedalaman Biji Gulma, dan Kadar
Air Tanah.

Universitas Sumatera Utara

Gambar7. Perlakuan Indaziflam dan Tanpa Indaziflam dengan beberapa
kedalaman yang berbeda serta kadar air 25% kapasitas lapang.

Gambar8. Perlakuan Indaziflam dan Tanpa Indaziflam dengan beberapa
kedalaman yang berbeda serta kadar air 50% kapasitas lapang.

Universitas Sumatera Utara

Gambar9. Perlakuan Indaziflam dan Tanpa Indaziflam dengan beberapa
kedalaman yang berbeda serta kadar air 75% kapasitas lapang.

Gambar10. Perlakuan Indaziflam dan Tanpa Indaziflam dengan beberapa
kedalaman yang berbeda serta kadar air 100% kapasitas lapang.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Barus, E. 2003.Pengendalian Gulma di Perkebunan.Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Bayer. 2012. Indaziflam 500 SC Herbicide. Bayer CropScience Inc. Calgary,
Alberta.
Bhagirath, C.S. and David. 2008. Influence of Environmental Factors on Seed
Germination and Seedling Emergence of Eclipta prostata in a Tropical
Environment. Weed Science, 56. 383- 388.
Brabham, C., L. Lei, Y. Gu, J. Stork, M. Barrett dan S. D. Bolt. 2014. Indaziflam
Herbicidal Action: A Potent Cellulose Biosynthesis Inhibitor.Department
of Plant and Soil Science.University of Kentucky, Lexington.
Eyherabide, J.J. 1996. Evaluation of Flumioxazin Sprayed Alone and in Mixture
with Other Pre-Emergent Herbicides for Weed Control in Soybean. Test
of Agrochemical and Cultivar. Ann. Appl. Biol. 128.
Fadhly, A. F dan Fahdiana, T., 2009. Pengendalian gulma pada pertanaman
jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
Gulshan, A.B and Altaf, A.B. 2012. Role Of Soil Texture And Depths On The
Emergence Of Buried Weed Seeds. ARPN Journal of Agricultural and
Biological Science,Vol. 7, No.4, April 2012
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Jhala, A. J., A. H. M Ramirez , dan M.Singh. 2013.Tank Mixing Saflufenacil,
Glufosinate, and Indaziflam Improved Burndown and Residual Weed
Control. Weed Technology, 27(2):422-429.
Jhala.A.J, Analiza H. M., Ramirez .Megh Singh.2012.Leaching of Indaziflam
Applied at Two Rates Under Different Rainfall Situations in Florida
Candler Soil. Bull Environ Contam Toxicol 88:326–332
Kaapro, J dan J. Hall. 2012. Indaziflam- A New Herbicide for Pre-Emergent
Control of Weeds in Turf, Forestry, Industrial Vegetation and
Ornamental. Pak. J.Weed. Sci. Res., 18: 267-270.
Lee, L. J. and J. Ngim. 2000. A First Report of Glyphosate-Resistant Goosegrass
(Eleusine indica (L.) Gaertn) in Malaysia. Melaka, Malaysia. Pest
Management Science 56 (4), 336–339.

Manurung,Y.c, Hanafiah dan Marbun,P. 2015.Pengaruh Berbagai Kadar Air
Tanah Pada Efektifitas Mikoriza Arbuskular TerhadapPertumbuhan dan

Universitas Sumatera Utara

Serapan Hara Bibit Karet (Hevea brassiliensisMuell. Arg.)di Rumah
Kasa. Jurnal Agroekoteknologi . Vol.3, No.2 : 465 – 475
Menalled, F. 2008. Weed Seedbank Dynamics & Integrated Management of
Agricultural Weeds. Montana State University.
Moenandir. J. 1977. Pengantar llmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers.
Jakarta.
Parrish, M. D., R. D. Unland, dan W. J. Bertges. 2009. Introduction of Indaziflam
For Weed Control in Fruit, Nut and Grape Crops. North Central Weed
Science Society Proceedings 64:164.
Nasution, U. 1984. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera
Utara dan Aceh.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Tanjung Morawa.
Noor, E. S. Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Puspitasari, K. dan H. T. Sebayang, dan B. Guritno. 2013. Pengaruh Aplikasi
Herbisida Ametrin dna 2,4-D Dalam Mengendalikan Gulma Tanaman
Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Ratna, B.W. dan U. Jaya, 2013. Liputan Khusus Budidaya Tepat, Produksi
Meningkat. Majalah Agrina. Jakarta.
Sasmita, ER., Hardiastuti, S. Yuliani, U. 2005. Penggunaan Herbisida
Paraquatpada Budidaya Jagung Sistem Tanpa Olah Tanah.Prosiding
KonferensiNasional XVII HIGI, Yogyakarta.
Santoso, Bambang B. Bambang S. Purwoko. 2008. Pertumbuhan Bibit Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Berbagai Kedalaman dan Posisi
Tanam Benih. Bul. Agron. 36 (1) : 70-77.
Santosa, E., S. Zaman, dan I. D. Puspitasari,2009. Simpanan Biji Gulma dalam
Tanah diPerkebunan Teh padaBerbagai Tahun Pangkas. J.
Agron.Indonesia 37 (1) : 46 – 54 (2009).
Shurtleff, M., T. W. Fermanian dan R. Randell. 1987. Controlling Turfgrass
Pests. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey.
Sukman, Y dan Yakup., 2002. Gulma danTeknik Pengendaliannya. Edisi Revisi.
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Universitas Sumatera Utara

M. Bhattacharya, B. Sarkari, and V. Arunachalam. 2007. Weed floristic
composition in palm gardens in Plains of Easter Himalayan region of
West Bengal. Current Science, 1434 (92) 10: 1434 – 1439.
Sumintapura, A. Z dan I. Soeratno. 1975. Herbisida dan Pemakaiannya. Bagian
Ilmu Produksi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J. Wiroatmodjo (Eds). 1984. Pengelolaan
Gulma di Perkebunan. Kerjasama Biotrop Bogor – PT. Gramedia. Jakarta.
USEPA .2011.Pesticide fact sheet for indaziflam.http://www.epa.gov/
opprd001/factsheets/indaziflam.pdf. Accessed 2 Sep. 2016
Updegraff, D. M. 1969. Semimicro Determination of Cellulose in Biological
Materials.Analytical Biochemistry 32: 420-424.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Rumah KasaFakultas Pertanian USU,
Medan pada ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut.Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan juni 2016 – Agustus 2016.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji rumput
belulang yang diambil dari areal pekarangan kampus Fakultas pertanianUSU.
Herbisida yang digunakan adalah Indaziflam (Becano 500 SC). Bahan
lain yang digunakan antara lain air, top soil, kompos, pasir dan pot, label nama,
dan amplop.
Adapun alat yang digunakan adalah knapsack “solo”, gelas ukur,
timbangan analitik serta alat penunjang lainnya.
Metode Penelitian
Biji gulma ditanam di dalam pot berdiameter 20 cm yang sebelumnya di
isi media tanam top soil : pasir : kompos dengan perbandingan 2: 1 : 1. Biji gulma
ditebar secara merata dengan kedalaman tertentu yaitu :0 cm, 2 cm, 4 cm dan 8
cm. Kemudian biji gulma yang telah tertanam ditutup dengan tanah setebal 0,5
cm. Adapun pengukuran kedalaman penanaman biji gulma diukur dari dasar pot.
Dilakukan penyiraman pada masing-masing populasi di dalam pot dengan kadar
air yang berbeda-beda yaitu :25 % Kapasitas Lapang, 50 % Kapasitas Lapang, 75
% Kapasitas Lapang, dan 100 % Kapasitas Lapang. Setiap kombinasi kedalaman
tanam dan kadar air tanah disemprot dengan indaziflam dosis 200 gr bahan
aktif/hektar sebagai pembanding setiap kombinasi kedalaman tanam dan kadar air

Universitas Sumatera Utara

tanah tersebut ada dibiarkan tanpa herbisida . masing-masing kombinasi
perlakuan dibuat dalam 3 ulangan.
Penelitian

ini

menggunakan

rancangan

acak

kelompok

(RAK)faktorialdengan tiga faktor perlakuan, sebagai berikut :
Faktor 1 : Aplikasi Herbisida Indaziflam (H) dengan dua taraf, yaitu :
H0

: Tanpa Herbisida

H1

: Indaziflam

Faktor 2 : Kedalaman Seed Bank (D) dengan empat taraf, yaitu :
D1

: 0cm

D2

: 2 cm

D3

: 4cm

D4

: 8 cm

Faktor 3 : Kadar air tanah (K) dengan empat taraf, yaitu:
K1

: 25 % Kapasitas Lapang

K2

: 50 % Kapasitas Lapang

K3

: 75 % Kapasitas Lapang

K4

: 100 % Kapasitas Lapang

Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 32 kombinasi, yaitu :
H0D1K1

H0D2K1

H0D3K1

H0D4K1

H0D1K2

H0D2K2

H0D3K2

H0D4K2

H0D1K3

H0D2K3

H0D3K3

H0D4K3

H0D1K4

H0D2K4

H0D3K4

H0D4K4

H1D1K1

H1D2K1

H1D3K1

H1D4K1

H1D1K2

H1D2K2

H1D3K2

H1D4K2

H1D1K3

H1D2K3

H1D3K3

H1D4K3

H1D1K4

H1D2K4

H1D3K4

H1D4K4

Universitas Sumatera Utara

Jumlah kombinasi perlakuan

= 32

Jumlah ulangan

=3

Jumlah pot

= 96

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan
dengan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengambilan Biji
Biji E. indicadiambil dari induk yang belum terkena penyemprotan
herbisida. Biji-biji tersebut diambil dari areal Kampus Fakultas Pertanian
universitas Sumatera Utara, lalu dibawa dan ditanam serta di uji di rumah kaca
Fakultas Pertanian USU, Medan. Kriteria biji E. indicayang dipanen adalah biji
yang sudah matang dengan ciri- ciri mudah rontok dan sudah berwarna
kecokelatan diambil
Persiapan Lahan
Adapun lahan yang dipergunakan berada di dalam rumah kasa.Areal
lahandibersihkan dari gulma dan sampah lainnya. Lahan diukur dan dilakukan
dengan jarak antar pot 20 cm dalam satu barisan dan jarak antar barisan perlakuan
aplikasi herbisida 40 cm.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah topsoil, pasir, dan kompos dengan
perbandingan 2:1:1. Media tanam lebih dahulu disterilisasikan dengan cara
digongseng dengan menggunakan perapian, hal ini dilakukan agar biji gulma
yang terdapat pada media tanam tersebut mati. Setelah media tanam digongseng,
media tanam dibiarkan hingga dingin, kemudian media tersebut dimasukkan ke
dalam pot berdiameter 20 cm.tinggi tanah dari dasar pot yaitu 10 cm, untuk media
tanam dengan kedalaman 8 cm tanah diisi setebal 2 cm kemudian di semai biji
E.indica lalu ditutupi lagi dengan tanah setebal 8 cm. untuk media tanam dengan
kedalaman 4 cm tanah diisi setebal 6 cm kemudian di semai biji E.indica lalu
ditutupi lagi dengan tanah setebal 4 cm. Media tanam dengan kedalaman 2 cm

Universitas Sumatera Utara

tanah diisi setebal 8 cm kemudian di semai biji E.indica lalu ditutupi lagi dengan
tanah setebal 2 cm dan untuk kedalaman 0 cm biji gulma langsung disemai di
permukaan tanah dan untuk mengantisipasi biji gulma keluar dari pot maka di
tutupi dengan tanah setebal 0,5 cm.
Penanaman
Biji gulma ditanamkan ke dalam pot berdiameter 20 cm yang telah terisi
campuran media tanam dengan kedalaman tertentu, yaitu kedalaman 0 cm, 2 cm,
4 cm dan 8 cm. Adapun pengukuran kedalaman dihitung dari permukaan, letak
biji pada kedalaman yang telah ditentukan. Sebelum biji ditabur tanah di isi
kedalam pot setinggi 10 cm, 8 cm, 6 cm dan 2 cm. Kemudian biji E.
Indicasebanyak 200 biji per pot ditebar secara merata di atas permukaan tanah di
dalam pot. Kemudian biji gulma yang telah ditebar, ditutupi dengan tanah
berturut-turut setebal 0 cm, 2 cm, 4 cm dan 8 cm. Sehingga kedalama berturutturut menjadi 0 cm, 2 cm, 4 cm dan 8 cm.
Aplikasi Herbisida
Aplikasi

herbisida

dilakukan

setelah

diketahui

volume

semprot

berdasarkan hasil kalibrasi alat semprot. Semua pot dengan perlakuan herbisida
disemprot dengan dosis yang sama200 g/bahan aktifdisusun dalam 2 bari secara
sejajar. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat semprot punggung
“solo” menggunakan nozzle biru model kipas.Saat pengaplikasian nozel
diarahkan pada bagian pot dengan tinggi 40 cm dari permukaan tanah di
pot.Penyemprotan dilakukan pada waktu cuaca cerah.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan
Penyiraman
Penetapan kadar air tanah kapasitas lapang dilakukan dengan metode
Alhricks. Adapun cara kerja metode ini ialah, sebagai berikut :
-

Dimasukkan pasir ke dalam beaker gelas berukuran 1 liter dengan jumlah ¼
dari tinggi beaker gelas.

-

Diletakkan pipa kaca ditengah-tengahnya, lalu kemudian dituangkan contoh
tanah kering udara yang akan digunakan setinggi 2/3 dari beaker gelas. Pipa
kaca ini berfungsi untuk mengalirkan udara.

-

Disiramkan

air

dengan

hati-hati

pada permukaan

tanah

sebaiknya

menggunakan batang pengaduk sampai air merembes ke batas pasir.
-

Ditutup dengan plastik bening untuk mencegah penguapan air dan diletakkan
di tempat yang sejuk selama 24 jam.

-

Kemudian keesokkan harinya, dipindahkan sejumlah tanah dari beaker gelas
ke cawan timbang tanah.

-

Ditimbang contoh tanah tersebut.

-

Dimasukkan ke dalam oven cawan yang berisi contoh tanah tersebut dengan
suhu 105o - 110oC selama 5 jam hingga berat contoh tanah tersebut tidak
terjadi penurunan berat lagi (konstan). Namun sebelum contoh tanah
ditimbang, tanah yang dikeluarkan dari oven harus terlebih dahulu
dimasukkan kedalam desikator hingga tanah dalam kondisi dingin, kemudian
ditimbang.

Universitas Sumatera Utara

-

Perhitungan :

Misalkan, Berat tanah kapasitas lapang
Berat tanah kering oven
Maka kapasitas lapang = W – X
X

=Wg
=Xg
x 100 %

Kadar air pada tanah yang di dalam pot harus tetap terjaga akar
herbisida yang diaplikasikan efektif. Pelaksanaan penelitian dengan
menggunakan rumah kasa diharapkan mampu menjaga kondisi tanah dalam
pot dari faktor lingkungan seperti cahaya matahari, Air hujan, serta
penguapan. Pot percobaan dalam rumah kasa di tempatkan dibawah plastik
transparan setinggi 3 meter dan sekelilingnya ditutupi dengan plastik, untuk
mencegah masuknya air hujan kedalam pot. Penetapan kadar air dalam pot
dilakuakan penimbangan pada pot tersebut setiap hari.
Pengamatan Parameter
Jumlah gulma tumbuh ke atas permukaan tanah
Pengamatan ini dilakukan pada 4MSA, dimana gulma yang tumbuh ke
atas permukaan tanah dihitung untuk masing-masing pot setelah aplikasi.Gulma
dikatakan tumbuh apabilakecambahmuncul ke atas permukaan tanah.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data pengamatan terhadap jumlah E.indica tumbuh pada indaziflam (200
g.ba/Ha), kedalaman biji terkubur didalam tanah dan kadar air tanah ditampilkan
pada lampiran 4 dan 5. Dari data tersebut perlakuan herbisida berpengaruh nyata
terhadap parameter jumlah E.indica yang tumbuh. Dengan tanpa herbisida ratarata jumlah yang tumbuh ada 4,6/pot sedangkan dengan indaziflam hanya ada
0,02/pot. Perlakuan kedalaman biji terkubur dalam tanah 0 cm tidak berbeda
nyata dengan jumlah E.indica yang tumbuh pada kedalaman biji terkubur 2 cm
tetapi berbeda nyata dengan kedalaman biji terkubur 4 dan 8 cm. Kedalaman 0 cm
dan 2 cm rata-rata jumlah gulma yang tumbuh secara berturut-turut 5,04 dan 4,2
sedangkan kedalaman 4 cm dan 8 cm tidak ada E.indica yang tumbuh.parameter
gulma yang tumbuh dan perlakuan kadar air 100% KL bepengaruh nyata pada
kadar air 25% KL terhadap gulma yang tumbuh, tetapi tidak berpengaruh nyata
pada kadar air 50 % KL dan 75 % KL.
Perlakuan herbisida, kedalaman biji terkubur di tanah dan kadar air tanah
terhadap gulma yang tumbuh dapat dilihat di tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Rataan perlakuan herbisida, kedalaman biji terkubur di tanah dan kadar
air tanah terhadap gulma yang tumbuh E.indica.
Perlakuan

Rataan

H0 (Tanpa Herbisida)

4.60417 a

H1(indaziflam)

0.02083 b

D1(Kedalaman 0 cm)
D2 (Kedalaman 2 cm)

5.04167 a
4.20833 a

D3(Kedalaman 4 cm)
D4(Kedalaman 8 cm)
K1 (Kadar Air 25 % Kl)
K2 (Kadar Air 50 % Kl)
K3 (Kadar Air 75 % Kl)
K4 (Kadar Air 100 % Kl)

0.00000 b
0.00000 b
1,70833 b
1.95833 ab
2.58333 ab
3.00000 a

rataan E.indica tumbuh/pot

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada BNJ taraf 5%

5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
H0 (Tanpa Herbisida)
H1(Indaziflam (200 g. ba/ha)
Aplikasi Herbisida

Gambar 2. Grafik rataan perlakuan aplikasiherbisida terhadap gulma yang
tumbuhE.indica.

Universitas Sumatera Utara

rataan E.indica tumbuh/pot

6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
D1

D2

D3

D4

Kedalaman biji terkubur dalam tanah(cm)

rataan E.indica tumbuh/pot

Gambar 3. Grafik rataan perlakuanKedalaman biji terkubur tanah terhadap gulma
yang tumbuh E.indica.
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
25

50

75

100

Kadar air kapasitas lapang (%)

Gambar 4. Grafik rataan perlakuan kadar air tanah kapasitas lapang terhadap
gulma yang tumbuhE.indica.
Tabel 2. Interaksi perlakuan herbisida dengan beberapa kedalaman biji gulma
terkubur
Kedalaman
Perlakuan
D1
D2
D3
D4
(0cm)
(2 cm)
(4 cm)
(8 cm)
H0 (Tanpa Herbisida)
10.0000 a
8.4167 a
0.0000 a
0.0000 a
H1 (Indaziflam)
0.0833 b
0.0000 b
0.0000 a
0.0000 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada BNJ taraf 5%

Tabel 2.Menunjukkan bahwa interaksi perlakuan herbisida dengan
beberapa kedalaman gulma. Dapat diketahui perlakuan tanpa herbisida

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap beberapa kedalaman tanah, tetapi
untuk perlakuan dengan herbisida kedalaman 0 dan 2 cm berpengaruh nyata
terhadap kedalaman 4 cm dan 8 cm.

rataan jumlah gulma tumbuh

12,0
10,0
8,0
6,0

H0 (Tanpa Herbisida)
H1 (Indaziflam)

4,0
2,0
0,0
0

2

4

8

Kedalaman biji terkubur dalam tanah (cm)

Gambar 5. Grafik Interaksi perlakuan herbisida dengan beberapa kedalaman
gulma
Tabel 3. Interaksi perlakuan herbisida dengan perlakuan kadar air.
Kadar Air (% Kapasitas lapang)
Perlakuan
25 %
50 %
75%
100%
H0 (Tanpa Herbisida)
3a
3,9 a
5,1 a
6a
H1 (indaziflam)
0.0833 b
0.0000 b 0.0000 b 0.0000 b
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada BNJ taraf 5%

Tabel 3. Menunjukkan bahwa interaksi perlakuan herbisida dengan kadar
air tanah. Dapat diketahui perlakuan tanpa herbisida menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap semua kadar air tanah, dan juga untuk perlakuan
dengan herbisida tidak berpengaruh nyata terhadap semua kadar air tanah.

Universitas Sumatera Utara

rataan E.indica tumbuh

7,0
6,0
5,0
4,0

H0 (Tanpa Herbisida)

3,0

H1 (Indaziflam)

2,0
1,0
0,0
25

50

75

100

Kadar air tanah kapasitas lapang(%)

Gambar 6. Grafik Interaksi perlakuan herbisida dengan perlakuan kadar air.
Tabel 4. Interaksi kedalaman tanah dengan perlakuan kadar air tanah
Letak Kedalaman
Biji terkubur (Cm)
0
2
4
8

Kadar Air
25%
4,167
2,667
0
0

50%
3,833
4,000
0
0

75%
5,667
4,667
0
0

100%
6,500
5,500
0
0

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh notasi yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada BNJ taraf 5%

Tabel 4. Menunjukkan bahwa interaksi kedalaman tanah dengan kadar air
tanah. Dapat diketahui perlakuan kedalaman tanah menunjukkan tidak
berpengaruh nyata terhadap semua kadar air tanah.

rataan E.indica tumbuh

7,0
6,0
5,0
Kadar air 25%
Kadar air 50%
Kadar air 75%
Kadar air 100 %

4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0

2
4
Kedalaman biji terkubur Tanah (cm)

8

Universitas Sumatera Utara

Gambar 7. GrafikE.indica tumbuh pada kedalaman letak biji dan kadar air tanah
yang berbeda
Pembahasan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan gulma yang tumbuh
pada perlakuan tanpa aplikasi herbisida lebih tinggi di bandingkan dengan aplikasi
herbisida. Pada aplikasi herbisida indaziflam dengan dosis 200 g.ba/Ha
menunjukkan tidak ada gulma yang tumbuh pada 4 minggu setelah aplikasi. Hal
ini menunjukkan bahwa indaziflam 200

g.ba/ha cukup efektif untuk

mengendalikan seed bank gulmaE.indica. Herbisida indaziflam merupakan
herbisida yang di aplikasikan sebelum gulma tumbuh. Kemampuan indaziflam
mengendalikan pertumbuhan gulma karena pada indaziflam tersebut terdapat zat
penghambat selulosa biosintesis yang berguna untuk proses metabolisme pada
tumbuhan yang merupakan salah satu kelompok zat kimia kelompok kimia
alkylazine. Hal ini sesuai dengan literatur Guerra et al (2014) yang menyatakan
bahwa herbisida indaziflam mengandung kelompok bahan kimia alkylazine yang
menghambat biosintesis selulosa pada tumbuhan.
Kedalaman tanah sangat berpengaruh terhadap daya tumbuh seed bank
E.indica.Pada perlakuan beberapa kedalaman tanah, kedalaman tanah yang paling
tinggi jumlahE.indica tumbuh terdapat pada kedalaman 0 cm dan 2 cm sedangkan
pada kedalaman 6 cm dan 8 cm tidak ada biji E.indica yang tumbuh.Pada
kedalaman 6 cm dan 8 cm memiliki ruang yang kurang optimal untuk
perkecambahan benih, akibatnya pertumbuhan gulma menjadi terhambat, hal ini
sesuai dengan Santoso et al (2008) yang menyatakan bahwa Kedalaman tanam
berhubungan dengan vigor tanaman jika kedalaman kurang optimal benih tidak
akan tumbuh dengan baik karena benih memerlukan ruang yang optimal

Universitas Sumatera Utara

agardapat berkecambah serta tumbuh.Kedalaman tanam berhubungan dengan
vigor tanaman, bibit normal dari benih yang memiliki kekuatan tumbuh yang baik
pada kedalaman optimal namun sebaliknya jika kedalaman kurang optimal benih
tidak akan tumbuh dengan baik karena benih memerlukan ruang yang optimal
agar dapat berkecambah serta tumbuh. Vigor berhubungan dengan bobot benih,
dimana kemampuan benih menghasilkan perakaran dan pucuk yang kuat pada
kondisi yang tidak menguntungkan serta bebas mikroorganisme atau berpengaruh
dalam perkecambahan.
Dari hasil penelitian pengaruh kadar air tanah dapat diketahui bahwa,
kadar air mempengaruhi proses perkecambahan biji gulma, hal ini di dibuktikan
dengan persentase tumbuh gulma tertinggi terdapat pada kadar air 100% kapasitas
lapang dan 75% kapasitas lapang jika dibandingkan dengan kadar air 50 % dan 25
%kapasitas lapang dapat dilihat pada tabel 1 dan lampiran 4. Perubahan kadar air
tanah ini 100 % menjadi 75 % menyebabkan penurunan pertumbuhan tumbuh biji
sebesar 20 %. Dan dari kadar air tanah 100 % menjadi 50 % dan 25 %
menyebabkan penurunan persentase tumbuh secara berturut-turut sebesar 30 %
dan 40 % hal ini dikarenakan kemampuan benih untuk menyerap kadar air tanah,
air yang diserap oleh benih berguna untuk proses imbibisi benih, imbibisi benih
itu sendiri berguna untuk proses metabolisme benih sesuai dengan sudjadi (2006)
yang menyatakan bahwa Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi
melalui mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon menyebabkan volumenya
bertambah, akibatnya kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada
akhirnya menyebabkan pecahnya testa

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa aplikasi indaziflam jika
dibandingkan aplikasinya di kadar air tanh 25% dan 100%, herbisida indaziflam
kurang efektif di aplikasikan pada tanah yang berkadar air 25%, hal ini dapat
diartikan bahwa penggunaan indaziflam dilapangan sebaiknya dilakukan pada
musim hujan dibandingkan pada musim kemarau hal ini dikarenakan herbisida
pra tumbuh di terapkan pada permukaan tanah untuk mengendalikan gulma,
idealnya digunakan pada tanah yang lembab atau musim hujan sehingga bahan
aktif dari herbisida tersebut dapat di bawa kedalam tanah hal ini sesuai dengan
USEPA (2011) yang menyatakan bahwa herbisida pra-tumbuh, juga dikenal
sebagai tanah diterapkan atauresidu herbisida diterapkan pada permukaan tanah
untuk mengendalikan gulmadi Florida. Idealnya, mereka harus diikutiirigasi atau
hujan, sehingga kelembaban membawa herbisidakedalam tanah.Beberapa yang
umum digunakan herbisida pra-tumbuhdi Florida.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN
Kesimpulan
Herbisida indaziflam dapat mengendalikan gulma E.indica pada
kedalaman biji 0 cm sampai 8 cm pada kondisi kadar air tanah 25 % sampai
dengan 100 % kapasitas lapang. Pada kondisi kadar air tanah 50 %, 75% dan
100% indaziflam efektif mengendalikan 100% seed bank, sedangkan pada kondisi
kadar air tanah 25 % menurun menjadi 2 %.
Saran
Pengendalian gulma menggunakan herbisida indaziflam hendaknya
memperhatikan kedalaman seed bank gulma dan kadar air tanah, kadar air tanah
yang terbaik untuk penggunaan herbisida ini adalah kapasitas lapang diatas 50 %.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Herbisida Pra Tumbuh
Herbisida Pra Tumbuh Herbisida dapat diaplikasikan ke dalam beberapa
kategori. Klasifikasi ini dapat didasarkan pada tipe gulma yang akan dikendalikan,
waktu aplikasi dan bagaimana cara aplikasinya (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).
Aplikasi herbisida biasanya ditentukan oleh stadia pertumbuhan tanaman
utama dan gulma.Herbisida pra tumbuh diaplikasikan segera setelah benih
tanaman ditanam tetapi belum tumbuh dan gulma yang ada pun belum tumbuh,
herbisida pasca tumbuh diaplikasikan pada saat gulma dan tanaman sudah lewat
stadia perkecambahan. Herbisida pra tumbuh bekerja dengan cara mematikan bijibiji gulma yang akan berkecambah di dalam maupun di atas permukaan tanah.
Agar dapat merata ke seluruh gulma sasaran, herbisida pra tumbuh memerlukan
proses pengolahan tanah yang baik dan tekstur tanah yang gembur serta tidak
berbongkah-bongkah. Selain itu, aplikasi herbisida pra tumbuh memerlukan
cukup banyak pelarut (Barus, 2003).
Karena jika kadar air rendah dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas
pengendalian gulma. Periode aktif herbisida pra tumbuh dalam mengendalikan
gulma secara umum sangat bergantung pada jenis herbisida yang digunakan, dosis
aplikasi, suhu, kelembaban tanah serta struktur tanah.Sebagian besar herbisida pra
tumbuh terdegradasi di lingkungan sejalan dengan penguraian yang dilakukan
oleh mikroorganisme. Menurut Shurtleff et al. (1987), pencucian, hanyut maupun
dekomposisi kimiawi pada herbisida pra tumbuh umumnya sedikit. Herbisida pra
tumbuh akan efektif kerjanya di dalam tanah, apabila herbisida itu dapat mencapai
kedalaman sampai beberapa cm di dalam tanah. Apabila herbisida itu hanya

Universitas Sumatera Utara

mencapai kurang lebih 1-2 cm, maka pada umumnya hanya akan dapat
membunuh biji-biji tumbuhan pengganggu yang setahun (annual) saja. Agar tidak
mengganggu tanaman budidaya, maka harus diusahakan konsentrasi herbisida
yang ada dalam tanah serendah mungkin, sehingga apabila ada yang mengenai
bagian dari tanaman, tidak akan begitu menimbulkan kerusakan pada tanaman
budidaya (Sumintapura dan Soeratno, 1975).
Menurut Tjitrosoedirdjo et al. (1984), bahwa pemakaian herbisida pra
tumbuh kurang efektif saat kurang hujan karena herbisida tersebut memerlukan
kelembaban tanah untuk mengaktifkan senyawanya. Herbisida pra tumbuh
mampu mengendalikan gulma sejak awal, karena kompetisi sejak awal inilah yang
banyak menyebabkan kerugian pada tanaman yang akan dibudidayakan.
Karakteristik Herbisida Indaziflam
Nama umum

: Indaziflam

Rumus bangun

:

Gambar Rumus Bahan Aktif Indaziflam
(Sinonim: 2-Amino-4-[(1R,2S)-2,6-dimethyl-indan-1-ylamino]-6-(1-fluoroethyl)1,3,5-triazine, N-[(1R,2S)-2,3-Dihydro-2,6-dimethyl-1H-inden-1-yl]-6-[(1RS)-1fluoroethyl]-1,3,5-triazine-2,4-diamine) atau C16H20FN5
Indaziflam merupakan herbisida pre emergent yang digunakan untuk
mengontrol gulma di lahan kering, hutan, tanaman industri dan tanaman

Universitas Sumatera Utara

hias.Indaziflam sebagai penghambat biosintesis selulosa pada tanaman.Indaziflam
digunakan dengan dosis antara 50 dan 150 g bahan aktif/ha.Indaziflam tidak
memiliki efek yang buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan (Kaapro dan
Hall, 2012).
Indaziflam adalah suatu bahan kimia untuk penghambat biosintesis
selulosa baru dibawah pengembangan Bayer CropScience untuk mengendalikan
gulma berdaun lebar di tanaman buah tahunan, kacang – kacangan dan tanaman
anggur. Bahan aktif ini diformulasikan sebagai konsentrat suspensi dan
dipasarkan oleh Alion untuk mengontrol gulma monokotildan dikotil ketika
diaplikasikan sendiri atau dicampurkan dengan herbisida lain(Parrishet al., 2009).
Biosintesis selulosa merupakan hal yang umum bagi tanaman. Oleh karena
itu, penghambat biosintesis selulosa(PBS) memiliki potensial yang luas bertindak
untuk mode of action herbisida dan juga digunakan sebagai alat dalam
memecahkan aspek dasar biosintesis selulosa. Hal tersebut merupakan
karakteristik dari herbisida indaziflam sebagai penghambat biosintesis selulosa
dan menyediakan pengertian yang mendalam yaitu mekanisme bersifat
mencegah/menghambat.Indaziflam

yang

diberi

pada

semaian

bibit

memperlihatkan penghambatan biosintesis selulosa seperti gejala pembengkakan
radial dan lignifikasi ektopik. Lagipula, indaziflam tidak diproduksi selulosa di
dalam kurang dari 1 jam pengendalian dan di dalam dosis tertentu. Tidak sama
dengan penghambat biosintesis selulosa isoxaben, indaziflam memiliki daya
aktifitas penghambat biosintesis selulosa yang kuat pada kedua-duanya, yaitu
monokotil (Poa annuaL.) dan tanaman dikotil (Arabidopsis thalianaL.)(Brabham
et al., 2014).

Universitas Sumatera Utara

Diatas 500 bidang percobaan telah diselenggarakan di seluruh AS sejak
2003 dan sudah menunjukkan bahwa 73– 95 g bahan aktif/ha indaziflam akan
mengendalikan 80% gulma selama 90 hari atau lebih lama setelah aplikasi.
(Parrish et al, 2009).
Penggolongan suatu herbisida sebagai penghambatbiosintesis selulosa
pada umumnya didasarkan olehkemampuan melakukan sintesis pada tumbuhan.
Selulosa merupakan polimerasi dari substrat Glukosa-UDP oleh transfer glukosa
CESA protein (Delmer et al., 1999). Di dalam dinding sel dari hipokotil ke daerah
etiolasi semaian bibit Arabidopsis selama lima hari, indaziflam mengurangi
jumlah senyawa asam yang tidak dapat larut(Updegraff, 1969).
Herbisida pratumbuh dapat mematikan kecambah gulma yang baru
tumbuh dan dapat tetap aktif di dalam tanah selama periode tertentu, sehingga
tanah akan dapat relatif terbebas dari gulma selama periode waktu tertentu
(Parto et al.,2010).
Herbisida

pra

tanamanberkecambah,

tumbuh
atau

yang

herbisida

diaplikasikan
yang

sebelum

diaplikasikan

gulma
pada

dan

gulma

belumberkecambah tetapi tanaman sudah tumbuh.Aplikasi herbisida biasanya
dilakukan pada0-4 hari setelah pengolahan tanah(sebelum atau setelah tanam).Biji
-biji gulma akan berkecambah pada umur 3-5 hari setelah pengolahan tanah.Oleh
karena itu, aplikasi herbisida pra-tumbuh harus dilakukan sebelum 3-4 harisetelah
pengolahan tanah (Noor, 1997).
Beberapa herbisida pre-emergent seperti indaziflam disemprot dan dalam
campuran yang digunakan untuk mengontrol rumput tahunan dan gulma berdaun
luas dalam kedelai. Pilihan baru bahan kimia, dosis, dan campuran tangki serta

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan herbisida yang akan diuji untuk meningkatkan kontrol sisa gulma di
daerah pertanaman (Eyherabide, 1996).
Eleusine indicaL. Gaertn.
E. indicatumbuh pada tanah yang lembab atau tidak terlalu kering dan
terbuka atau sedikit ternaung. Daerah penyebarannya meliputi 0 – 1600 meter
diatas permukaan laut. Pembabatan sukar untuk memberantasnya karena buku –
buku batang terutama bagian bawah potensial menumbuhkan tunas baru. Aplikasi
herbisida baik kontak maupun sistemik umumnya lebih efektif untuk
mengendalikannya (Nasution, 1984).
Dalam dunia tumbuhan

E.indica

termasuk ke dalam famili

Poaceae,genus Eleusine. Merupakan gulma semusim berdaun pita, membentuk
rumpun yang rapat agak melebar dan rendah. Perakarannya tidak dalam tetapi
lebat dan kuat menjangkar tanah sehingga sukar untuk mencabutnya. Berkembang
biak terutama dengan biji, bijinya banyak dan kecil serta mudahterbawa.E.indica
berbunga sepanjang tahun dan tiaptanamannya dapat menghasilkan hingga
140.000 biji tiap musimnya. Berkembang biak dengan biji dan tumbuh di manamana hinggá 2.000 meter diatas permukaan laut (mdpl).E. indica berbunga
sepanjang tahun dan tiaptanamannya dapat menghasilkan hingga 140.000 biji
tiap musimnya(Lee dan Ngim, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.Eleusine indica L (Gaertn)
E. indica L. Gaertn merupakan salah contoh gulma yang keberadaannya
dapat ditemukan hampir di semua pertanaman ataupun budidaya tanaman,
terutama pada areal perkebunan tanaman tahunan seperti kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.).Keberadaan gulma ini cukup mengganggu pada areal produksi
yang meliputi tanaman menghasilkan (TM) dan tanaman belum menghasilkan
(TBM) serta pada areal pembibitannya, khususnya pada main nursery(Lee dan
Ngim, 2000).
Seed bank

Seed bank adalah propagul dormandari gulma yang berada di dalam tanah
yaituberupa biji, stolon dan rimpang, yang akanberkembang menjadi individu
gulma

jikakondisilingkunganMendukungmenyatakan

bahwa

seed

bank

umumnyapaling banyak berada dipermukaan tanah,tetapi adanya retakan tanah
dapatmenyebabkan perubahan ukuran seed bank(seed bank size) menurut
kedalaman tanah.Pada tanah tanpa gangguan seed bank berada pada kedalaman 25cm dari permukaan tanah, tetapi pada tanahpertanian, seed bank berada 12-16
cm diataspermukaan tanah (Santoso et al, 2009).
Kedalaman pembenaman dari biji-biji gulma juga berpengaruh pada
lajuperkecambahannya.Kedalalaman

pembenaman

memberikan

Universitas Sumatera Utara

jumlahperkecambahan yang berbeda. Pemunculan kecambah berkurang sekitar 75
% bilapembenaman biji gulma hanya 0,5 cm. Sehingga biji gulma akan
berkecambahbaik bila berada diatas permukaan tanah, mungkin hal ini karena
pengaruh cahaya.Bila terkena cahaya langsung biji gulma akan berkecambah dua
kali lipat (Moenandir, 1993).
Biji- biji

yang dalam

kondisi

yangmenguntungkan

akan dapat

berkecambah dan tumbuh menimbulkan gangguanserta berkompetisi dengan
tanaman pangan yang disebut sebagai simpanan biji.Biji- biji yang berada pada
lapisan olah tanah masih digolongkan simpanan biji,karena pada suatu saat biji ini
dapat terangkat ke permukaan tanah akibat adanyapengolahan tanah . Pada
umumnya biji yang berada pada lapisan olah (sampaikedalaman 25 cm) yang
perlu mendapat perhatian khussus karena biji-biji inilahyang memegang peranan
penting baik dari segi jenis maupun jumlah yang akanmenimbulkan gangguan
nantinya (Gulshan and Altaf, 2012).
Air yang diserap oleh benih berguna untuk proses imbibisi benih, imbibisi
benih itu sendiri berguna untuk proses metabolisme benih. Proses penyerapan
cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk ke dalam
kotiledon

menyebabkan

volumenya

bertambah,

akibatnya

kotiledon

membengkak.Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya
testa.Perkecambahan

biji

berhubungan

dengan

aspek

kimiawi.

Proses

tersebutmeliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzi
m, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormon
ke daerah titik tumbuh ataudaerah lainnya, serta asimilasi (fotosintesis)(Sudjadi
2006).

Universitas Sumatera Utara

Kecepatan

gulma

tumbuh

jugadipengaruhi

oleh

dormansi

biji.Dormansiadalah suatu istilah fisiologis tumbuhan yangdipergunakan untuk
biji atau organ vegetativyang tidak mau berkecambah meskipunkeadaan
lingkungannya menguntungkan.Dormansi merupakan strategi reproduksigulma
untuk tetap bertahan hidup dalamkeadaan yang tidak menguntungkan.
Dengancara demikian, perkecambahan dapat terjadibeberapa waktu kemudian dan
atau terjadi ditempat lain yang berjauhan dengan induknya.Selain itu dormansi
dapat menjadikan biji-bijigulma tahan bertahun-tahun dalam tanah danhanya akan
berkecambah dan tumbuh bilakeadaan lingkungannya menguntungkan. Biji-biji
gulma yang
Kadar Air Tanah
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen
(Syarif dan Halid, 1993).
Air mengendalikan hampir seluruh proses fisik, kimia, dan biologi yang
terjadi di dalam tanah. Air dalam tanah berperan sebagai pelarut dan agen
pengikat antar partikel-partikel tanah, yang selanjutnya berpengaruh terhadap
stabilitas struktur dan kekuatan tanah serta bahan geologik.Secara kimia, air
berperan sebagai agen pengangkut zat terlarut dan suspensi yang terlibat dalam
perkembangan tanah dan degradasi. Dengan melalui pengaruhnya pada hampir
semua proses kimia dan fisika alami, seluruh proses kehidupan tergantung air
tanah (Hardjowigeno. 1995).

Universitas Sumatera Utara

Menurut hasil penelitian manurunget al (2015), kadar air tanah sangat
mempengaruhi pertumbuhan bibit tanaman karet. Penurunan kadar air tanah
menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, menurunkan bobot kering tajuk,
derajat infeksi akar serta serapan hara N dan P tanaman pada bibit karet. Inokulasi
mikoriza Acaulospora sp. pada kondisi kadar air tanah 80 % kapasitas lapang dan
Glomus sp. pada kondisi kadar air tanah 60 % kapasitas lapang meningkatkan
bobot kering tanaman, serapan hara N dan P tanaman pada bibit karet.
Hasil penelitian Jhala et al (2012), penggunaan herbisida indaziflam
sangat efektif di aplikasikan pada lahan irigasi dan curah hujan yang tinggi, hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelarutan tertinggi herbisida indaziflam pada
dosis 145 gr b.a/ha dan curah hujan 15 cm /ha menyebabkan rumputLolium
multiflorum L tidak ada yang bertahan hidup, dibandingkan dengan seluruh
perlakuan dosis dan curah hujan, akan tetapi penggunaan herbisida kurang efektif
pada lahan yang curah hujannya dibawah 5 cm/ha ditandai dengan adanya Lolium
multiflorum L yang masih bertahan hidup, ini artinya penggunaan herbisida
indaziflam kurang efektif di lahan yang kering.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak dikehendaki atau
tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan memiliki pengaruh
negatif, sehingga kehadirannya tidak dikehendaki manusia. Oleh karena itu
tumbuhan apapun, termasuk tanaman yang biasa dibudidayakan (crop plants),
biasa dikategorikan sebagai gulma bila tumbuh di tempat dan pada waktu yang
salah (Nasution, 1984).
Gulma lulangan ini akan cepat tumbuh dan berkembang bila memperoleh
cahaya cukup banyak dan pengairan yang berlimpah. Gulma ini sangat peka pada
keadaan lingkungannya. Dengan demikian, kondisi yang sedikit saja tidak
menguntungkan akan membuat gulma ini cepat mati, misalnya menderita
penaungan. Demikian pula pertumbuhan vegetatif sangat teredusir pada musim
kemarau atau bila kelembapan tanah sangat rendah (Anderson, 1977).Secara fisik,
Eleusine indica bersaing dengan tanaman budidaya untuk ruang, cahaya, dan
secara kimiawi untuk air, nutrisi, gas – gas penting, dan dalam peristiwa
allelopati(Moenandir, 1988).
Keberadaan gulma yang ada saat iniditentukan oleh simpanan biji gulma
dalamtanah(weed seed bank). Weed seed bankmerupakan sumber utama gulma di
lahan pertanian. Sebagian besar gulma memulaisiklus hidupnya dari biji tunggal
dalamtanah.Kemudian biji-biji tersebut tumbuhhingga menghasilkan biji dalam
jumlahbanyak. Biji-biji tersebut kembali ke tanahsebagai seed bank dan menjadi
sumberpopulasi gulma untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pengetahuanmengenai kembalinya weed seed bank dandinamika weed seed bank

Universitas Sumatera Utara

penting dalampengelolaan gulma untuk masa yang akandatang. Biji terpencar
secara horizontal danvertikal pada profil tanah

(Bhagirath

dan David, 2008).
Gulma berkembang biak secara generatif (biji) maupun secara vegetatif.
Secara umum gulma semusim berkembang biak melalui biji. Biasanya produksi
biji sangat banyak bahkan dapat menghasilkan 40.000 biji dalam semusim
(Sukman dan Yakub, 1995). Menurut Chuah et al (2004), biji gulma dapat
bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun sebagai cadangan benih hidup atau
viable seeds Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah mencapai ratusan juta
biji. Karena benih gulma dapat terakumulasi dalam tanah, maka kepadatannya
terus meningkat. Dengan pengolahan tanah secara konvensional, perkecambahan
benih gulma yang terbenam tertunda, sampai terangkat ke permukaan karena
pengolahantanah(Fadhly dan Fahdiana, 2009).
Penggunaan herbisida dimungkinkan untuk pengendalianEleusine indica
pada tempat – tempat seperti sepanjang tepi jalan, di tepi drainase dan
sebagainya.Pengendalian dengan menggunakan herbisida membutuhkan alat
penyebar herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar
pengendalian yang dilakukan dapat berhasil. Herbisida yang efektif untuk E.
indica biasanya dapat menggunakanglifosat, dan paraquat(Lubis et al., 2012).
Pengendalian weed seed bank pentingdalam strategi pengendalian gulma
secaraterpadu. Sejumlah teknik untuk mengurangiseed bank tergantung sistem
pertanian,lokasi, dan penguasaan gulma (Bhattacharya, et al, 2007).
Banyaknya seed bank antara laindipengaruhi oleh sistem pertanian
danpengolahan tanah. Seed bank gulma meningkat 28%pada lahan dengan

Universitas Sumatera Utara

pemberian pupukkandang dibandingkan dengan tanpa pupukkandang.Pengolahan
tanah menggunakan bajakditemukan 37% weed seed bank viabel padapermukaan
sampai

kedalaman

5

cm,

tanpapengolahan

tanah

ditemukan

sekitar

74%.Pengolahan tanah menggunakan cangkuldidapatkan biji 61 % di dekat
permukaantanah(Menalled, 2008).
Pengendalian secara kimia juga tidak terlepas dari jenis herbisida yang
digunakan dan jenis gulma yang akan dikendalikan. Adapun herbisida yang dapat
digunakan dalam pengendalian gulma E. indica ialah herbisida berbahan aktif
indaziflam.Indaziflam merupakan bahan aktif herbisida baru yang berpotensi
mengendalikan gulma berdaun lebar dan berdaun sempit pada pre dan post
emergence.Herbisida berbahan aktif Indaziflam dapat juga diaplikasikan langsung
ke dalam tanah(Kaapro dan Hall, 2012).
Bahan aktif Indaziflam digunakan sebagai pengendalian gulma untuk
mengantisipasi resistensi dan suksesi gulma terutama terhadap herbisida yang
mempunyai mode of action terhadap EPSP synthase inhibitor (Glifosat), ALS
inhibitors (Metsulfuron metil), PSII inhibitors (Atrazin).Dosis aplikasi indaziflam
sangat rendah, yaitu 100 ml/ha. Relatif ramah terhadap lingkungan bila
digunakan sesuai anjuran dan kompatibel dengan berbagai cara aplikasi, baik
menggunakan volume tinggi maupun volume rendah (Ratna dan Jaya, 2013).
Namun penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma juga berkaitan
dengan kadar air yang terkandung di dalam tanah yang dapat mempengaruh
keefektifan herbisida tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan penentuan kadar air
dalam tanah untuk meningkatkan keefektifan indaziflam dalam pengendalian
seed bank E. indica.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efikasi indaziflam terhadap
seed bank Eleusine indica (L.) Gaertn pada berbeda kedalaman tanah
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh nyata aplikasi indaziflam terhadap seed bank gulmaEleusine
indicapada berbagaikedalaman tanah
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk menentukan efikasi indaziflam terhadap seed
bank gulma pada kelembaban berbeda, serta untuk memperoleh data sebagai
bahan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Nico Jan Sianipar : Pengaruh Indaziflam Dan Kedalaman Tanah Terhadap Daya
Tumbuh Seed Bank Eleusineindica L.Gaertn. dibimbing oleh Edison Purba dan
Mariati.
Pengendalian weed seed bank penting dalam strategi pengendalian gulma secara
terpadu. Sejumlah teknik untuk mengurangi seed bank tergantung system
pertanian, lokasi, dan penguasaan gulma. Bahan aktif Indaziflam merupakan salah
satu herbisida pre emerganceyang digunakan sebagai pengendalian gulma untuk
mengantisipasi resistensi dan suksesi gulma terutama terhadap herbisida.
Penelitian bertujuan untuk menentukan efikasi indaziflam terhadap kedalaman
tanah dan daya tumbuh seed bank gulma E. indica. Percobaan menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama
yaitu herbisida dan tidak menggunakan herbisida, faktor kedua kedalaman tanah
meliputi kedalaman 0 cm, 2 cm, 4 cm dan 8 cm. Dan faktor ketiga yaitu kadar air
tanah meliputi 25% KL, 50% KL, 75% KL dan 100% KL.Hasil menunjukkan
bahwa perlakuanherbisidaberpengaruhnyatapadaperlakuantanpaherbisidaterhadap
parameter gulma yang tumbuh, dan kedalaman tanah 0 cm dan 2 cm berpengaruh
nyata terhadap kedalaman tanah 4 cm dan 8 cm dan perlakuan kadar air 100% KL
bepengaruh nyata pada kadar air 25% KL terhadap gulma yang tumbuh, tetapi
tidak berpengaruh nyata pada kadar air 50% KL dan75% KL
Kata kunci

: Eleusineindica, seed bank, indaziflam, kadar air tanah.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Nico Jan Sianipar : Effect indaziflam and depth soil of grow seed
bankEleusineindicaL.Gaertn.Supervised by Edison purba and mariati.
Controlling seed bank of weed is important in an integrated weed control
strategy. A number of techniques to reduce the seed bank depending on the
agricultural system, locations, and control weeds. The active ingredient herbicide
Indaziflam is one of the pre emergance used as a weed control to anticipate
resistance and a succession of weeds, especially to the herbicide. The objective of
this study was to determine the efficacy indaziflam against soil depth and ability
to grow weed seed bank E. indica. Experiments using a randomized block design
factorial with three replications. first factor was aplication herbicide and not use
herbicide, the second factor includes the depth of soil 0 cm, 2 cm, 4 cm and 8 cm.
And the third factor was Soil Water Content includes 25%, 50%, 75% and
100%field capacity. The results showed that the real effect on the herbicide
treatments without herbicide treatment on parameters weeds, and soil depth of 0
cm and 2 cm real impact on soil depth of 4 cm and 8 cm and the treatment of the
soil water content of 100%field capacity real impact on the water content of
25%field capacity against weeds, but had no significant effect on the water
content of 50%field capacity and 75%field capacity.
Keywords

: Eleusineindica, seed bank, indaziflam,soil watercontent

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH INDAZIFLAMTERHADAPSEED BANK Eleusine
indicaL.Gaertn.PADA BERBEDA KEDALAMAN DAN KADAR AIR
MEDIA TANAH

SKRIPSI

OLEH :

NICO J. SIANIPAR / 110301214
BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara

PENGARUH INDAZIFLAM TERHADAP SEED BANK Eleusine indica
L.Gaer