HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN TERJADINYA INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH PADA SISWA SEKOLAH DASAR ( Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtida iyah Undaan Kecamatan Turen Malang Selatan )
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN TERJADINYA INFEKSI SOIL
TRANSMITTED HELMINTH PADA SISWA SEKOLAH DASAR ( Studi
Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtida iyah Undaan Kecamatan Turen
Malang Selatan )
Oleh: YUDIE ALFIANI ( 01020034 )
Medical
Dibuat: 20080623 , dengan 3 file(s).
Keywords: Faktor Risiko , Soil Transmitted Helminths (STH) Anak Usia Sekolah
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah kesehatan mayoritas
masyarakat Indonesia, karena kondisi geografi Indonesia yang cocok untuk perkembangan
cacing. Anakanak, termasuk anak sekolah berisiko tinggi. Meskipun jarang menimbulkan
kematian, namun akibat yang ditimbulkannya dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi
STH dan mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan infeksi cacing STH pada siswa
Madrasah Ibtida iyah Undaan, Malang Selatan. Metode penelitian menggunakan observasional
analitik dengan pendekatan study cross sectional. Didapatkan 68 orang sampel dari 93 orang
total populasi. Data diambil dengan kuisioner, wawancara, observasi dan feses diperiksa dangan
metode Floatation. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan terjadinya infeksi STH
dilakukan uji ChiSquare, bermakna apabila p
0.05. Hasil penelitian menunjukkan 26 anak
(38.2 %) dari 68 sampel terinfeksi STH. Infeksi STH yang memiliki prevalensi tertinggi (42.3
%) adalah campuran cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Hasil evaluasi 3 bulan
setelah pengobatan mununjukkan hanya 1 anak
(3.8 %) dari 26 sampel terinfeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan faktorfaktor risiko yang
memiliki hubungan dengan terjadinya infeksi STH meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun setelah buang air besar (p=0.012), kebiasaan memakai sandal/sepatu ketika bermain diluar
rumah (p=0.041), dan kebiasaan menggigit kuku (p=0.030). Kesimpulan: Dari berbagai faktor
risiko yang diidentifikasi tidak semuanya dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi Soil
Transmitted Helminth (STH). Hal ini karena berbagai faktor yang mempengaruhi sebuah hasil
penelitian, sehingga menjadikan faktorfaktor risiko berbeda untuk setiap penelitian dengan
daerah dan subyek yang berbeda. Saran : Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
pemeriksaan feses dengan teknik dan sampel yang berbeda baik lokasi maupun jumlahnya.
Soil Transmitted Helminths (STH) infection is still a public health problem in Indonesia, because
Indonesia geographic condition is optimum for its growth. Children, including schoolchildren are
at highest risk.Although it rarely causes death, this infection may inhibit physical development
and intellectual growth. The aim of this research was to identify STH infection and investigate
the relation between risk factors with STH infection of school children at Elementary School
Undaan, South Malang. The study used was observastional analytic research using cross
sectional study. The total number of students were 93 people, only 68 send the feces and was
done by floatation technics. Data were collected from questionaire, interview, observational and
feces sample examination. To analyse the statistical relation between the variables, ChiSquare
test with level of significance p
0.05 was used. This research showed that 26 children (38.2 %) of 68 sample was infected with
STH. The most prevalent STH infection was mixed Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura
(42.3 %). Evaluation 3 month after treatment showed that only 1 child (3.8 %) of 26 sample
infected with STH. This research showed that some risk factors were significantly related with
the incidence of STH infection. The significant values for hand washing habit with soap before
defecation was 0.012, out door feet protection habit was 0.041, and nail biting habit was 0.030.
Conclusion: Not all of the identified risk factors influenced the Soil Transmitted Helminth (STH)
infection. However the relation of some risk factors and the incidence of intestinal worm
infection are significance. Suggestion: Further research should be done with different technics,
location and number of samples.
TRANSMITTED HELMINTH PADA SISWA SEKOLAH DASAR ( Studi
Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtida iyah Undaan Kecamatan Turen
Malang Selatan )
Oleh: YUDIE ALFIANI ( 01020034 )
Medical
Dibuat: 20080623 , dengan 3 file(s).
Keywords: Faktor Risiko , Soil Transmitted Helminths (STH) Anak Usia Sekolah
Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) masih merupakan masalah kesehatan mayoritas
masyarakat Indonesia, karena kondisi geografi Indonesia yang cocok untuk perkembangan
cacing. Anakanak, termasuk anak sekolah berisiko tinggi. Meskipun jarang menimbulkan
kematian, namun akibat yang ditimbulkannya dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi
STH dan mengetahui hubungan antara faktor risiko dengan infeksi cacing STH pada siswa
Madrasah Ibtida iyah Undaan, Malang Selatan. Metode penelitian menggunakan observasional
analitik dengan pendekatan study cross sectional. Didapatkan 68 orang sampel dari 93 orang
total populasi. Data diambil dengan kuisioner, wawancara, observasi dan feses diperiksa dangan
metode Floatation. Untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan terjadinya infeksi STH
dilakukan uji ChiSquare, bermakna apabila p
0.05. Hasil penelitian menunjukkan 26 anak
(38.2 %) dari 68 sampel terinfeksi STH. Infeksi STH yang memiliki prevalensi tertinggi (42.3
%) adalah campuran cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Hasil evaluasi 3 bulan
setelah pengobatan mununjukkan hanya 1 anak
(3.8 %) dari 26 sampel terinfeksi STH. Hasil penelitian menunjukkan faktorfaktor risiko yang
memiliki hubungan dengan terjadinya infeksi STH meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun setelah buang air besar (p=0.012), kebiasaan memakai sandal/sepatu ketika bermain diluar
rumah (p=0.041), dan kebiasaan menggigit kuku (p=0.030). Kesimpulan: Dari berbagai faktor
risiko yang diidentifikasi tidak semuanya dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi Soil
Transmitted Helminth (STH). Hal ini karena berbagai faktor yang mempengaruhi sebuah hasil
penelitian, sehingga menjadikan faktorfaktor risiko berbeda untuk setiap penelitian dengan
daerah dan subyek yang berbeda. Saran : Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
pemeriksaan feses dengan teknik dan sampel yang berbeda baik lokasi maupun jumlahnya.
Soil Transmitted Helminths (STH) infection is still a public health problem in Indonesia, because
Indonesia geographic condition is optimum for its growth. Children, including schoolchildren are
at highest risk.Although it rarely causes death, this infection may inhibit physical development
and intellectual growth. The aim of this research was to identify STH infection and investigate
the relation between risk factors with STH infection of school children at Elementary School
Undaan, South Malang. The study used was observastional analytic research using cross
sectional study. The total number of students were 93 people, only 68 send the feces and was
done by floatation technics. Data were collected from questionaire, interview, observational and
feces sample examination. To analyse the statistical relation between the variables, ChiSquare
test with level of significance p
0.05 was used. This research showed that 26 children (38.2 %) of 68 sample was infected with
STH. The most prevalent STH infection was mixed Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura
(42.3 %). Evaluation 3 month after treatment showed that only 1 child (3.8 %) of 26 sample
infected with STH. This research showed that some risk factors were significantly related with
the incidence of STH infection. The significant values for hand washing habit with soap before
defecation was 0.012, out door feet protection habit was 0.041, and nail biting habit was 0.030.
Conclusion: Not all of the identified risk factors influenced the Soil Transmitted Helminth (STH)
infection. However the relation of some risk factors and the incidence of intestinal worm
infection are significance. Suggestion: Further research should be done with different technics,
location and number of samples.