PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

SKRIPSI
DINI APRILIA

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI
NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN
METODE SIMULATED PATIENT
(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

Lembar Pengesahan

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM
DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN
METODE SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)


SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013

Oleh:

DINI APRILIA
NIM : 09040023
Disetujui Oleh :
Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt
NIP. 19621115198802022

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS
NIP. UMM.114.0609.0449


ii

Lembar Pengujian

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM
DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN
METODE SIMULATED PATIENT

(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan Di Depan
Tim Penguji pada Tanggal 16 Juli 2013

Oleh:
DINI APRILIA
NIM : 09040023

Tim Penguji :
Penguji I


Penguji II

Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt
NIP. 19621115198802022

Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS
NIP. UMM.114.0609.0449

Penguji III

Penguji IV

Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., Apt
NIDN. 0707098603

Ika Ratna Hidayati, S.Farm., Apt
NIP. UMM.11209070480
iii


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karuniaNya yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM
DIKLOFENAK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek
Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang) dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Tri Lestari Handayani, SKp.,M.Kep.,Sp.Mat. selaku dekan Falkutas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana yang
diperlukan selama penelitian.
2. Ibu Dra. Liza Pristianty, MSi, MM, Apt dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt.,
Sp.FRS selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing,
memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Ibu Annisa Farida Muti, S.Farm.,M.Sc., Apt dan Ibu Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,
Apt selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran dan kritik untuk
perbaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen dan staf Prodi Farmasi yang telah memberikan masukan
dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Para Dosen pengajar di Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah mengantarkan penulis dalam menyelesaikan
studi di Prodi Farmasi.
6. Bapak Pairin dan Ibu Hj. Mujiati selaku kedua orang tua penulis dan segenap
keluarga di Surabaya, terima kasih atas doa, dukungan, pengorbanan, kesabaran,
dan rasa sayangnya sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan
pendidikan sampai perguruan tinggi.
7. Bapak H. Abdul Choliq Ibrahim dan Hj. Asnaningwati selaku mertua penulis dan
segenap keluarga di Bangil, Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Ponorogo terima kasih

iv

atas doa, dukungan dan rasa sayangnya sehingga sampai saat ini penulis dapat
menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.
8. Ardi Fitro Shihabuddin selaku suami penulis yang selalu mendukung, memotivasi
dan memberikan arti kehidupan dalam suka dan duka.
9. Alifa Ramadhaniyah Khoirussyifa selaku putri penulis yang selalu menghibur
penulis disaat letih, jenuh dalam aktivitas sehari-hari.
10. Kawan-kawan semua: Kawan penulis yang di Malang, Surabaya, dan dimanapun
tempatnya yang telah memberikan arti kehidupan, motivasi, dan selalu bersama
dalam suka dan duka. Hidup ini tidak akan berarti tanpa kalian semua.

11. Seluruh keluarga besar Program studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, saran
dan kritik yang bersifat membangun akan sangat membantu. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.

Malang,

Juli 2013

Penulis

v

RINGKASAN
PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM
DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT
(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)
Paradigma pelayanan kefarmasian ini telah bergeser dari pelayanan produk
(product oriented) ke pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada

pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) (Depkes RI, 2004). Pelayanan
kefarmasian di apotek mencakup pelayanan resep dan tanpa resep. Pelayanan tanpa
resep disebut dengan swamedikasi (self mediacation). Swamedikasi merupakan
bagian dari upaya masyarakat menjaga kesehatannya sendiri (Indriyanti, 2009;
Sukasediati, 1999). Dalam dunia farmasi, obat golongan NSAID (Non Steroid Anti
Inflamasi Drug) sering digunakan untuk swamedikasi salah satunya adalah natrium
diklofenak (Warwick, 2001). Natrium diklofenak dapat menginduksi morbiditas yaitu
mulai dari efek samping ringan seperti mual dan dispepsia sehingga ke komplikasi
yang lebih serius seperti penyakit tukak peptik yang menyebabkan pendarahan (Valle,
2005). Efek samping natrium diklofenak dapat diminimalkan dengan memberikan
pelayanan kefarmasian terkait patient assessment dan pengembangan rencana terapi
yang meliputi terapi obat dan non obat (Cipolle et al, 1988).
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah simulated patient. Peneliti
menjalankan skenario nyeri lutut dan mengamati pelayanan kefarmasian yang
dilakukan oleh petugas apotek. Data yang didapat berupa variabel patient assessment,
terapi obat dan non obat. Data-data tersebut dicatat pada check list dan pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Penelitian ini dilakukan pada
38 apotek secara random di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa pada pelayanan obat natrium
diklofenak sebanyak 4 apoteker (10%), 14 asisten apoteker (37%), dan 20 orang

petugas apotek lainnya (53%). Variabel patient assessment terkait pertanyaan
mengenai: usia pasien sebanyak 26%, lama mengalami nyeri dilutut sebanyak 3%,
dan riwayat penyakit pasien sebanyak 8%. Terapi obat terkait pernyataan mengenai:
khasiat obat dengan arahan 100%, efek samping tanpa arahan 2%, efek samping
dengan arahan 53%, efek samping sudah diarahakan tetapi jawaban salah 45%, dosis
dengan arahan 100%, waktu pemakaian tanpa arahan 26%, waktu pemakaian dengan
arahan 74%, dan lama pemakaian tanpa arahan 26%, lama pemakaian dengan arahan
74%. Informasi non obat terkait Berolahraga ringan dengan menggerakkan lutut
secara perlahan dan istiharat yang cukup, tidak ada petugas apotek yang
menyampaikan.

vi

ABSTRACT
INVESTIGATING THE PHARMACEUTICAL CARE PROFILE OF
DICLOFENAC SODIUM SELF MEDICATION IN THE COMMUNITY
PHARMACY BY USING SIMULATED PATIENT METHOD
(A Study in the Drugstores around Klojen, Malang)
Pharmaceutical service paradigm has been shifted from product oriented to
patient oriented through pharmaceutical care. Accordingly, self medication or service

without prescription is provided. The medicine often used for self medication is the
one of NSAID (Non Steroid Anti Inflammation Drug) like diclofenac sodium.
Meanwhile, the side effects of diclofenac sodium can be minimized by providing
pharmaceutical services related to patient assessment and developing treatment plans
that include drug and non-drug treatments.
This study aimed at investigating the pharmaceutical care profile of diclofenac
sodium self medication in the community pharmacy around Klojen, Malang. Hence,
this study was conducted randomly in 38 community pharmacy in Klojen, Malang.
The researcher employed simulated patient method in performing the scenarios and
collecting the data related to patient assessment and the development of the drug and
non-drug treatment plan variables. Further, the data were recorded on the check list
and processed using Microsoft Excel.
In regards to patient assessment, the study revealed the followings: the age of
the patient (26%), the length of the knee pain (3%), and the medical history (8%).
Indeed, regarding the drug treatment, the study revealed the followings: drug efficacy
with directions (100%), side effects without directions (2%), side effects with
directions (53%), wrong answers despite directed side effects (45%), and dosage with
directions (100%). In addition, no pharmacists told information about non-drug
treatment related to light exercise by slowly moving the knees and resting enough.
Key words: pharmaceutical care, self medication, diclofenac sodium, simulated

patient method

vii

ABSTRAK
PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI NATRIUM
DIKLOFENAK DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED
PATIENT
(Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)
Paradigma pelayanan kefarmasian ini telah bergeser dari pelayanan produk
(product oriented) ke pelayanan pasien (patient oriented) dengan mengacu kepada
pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Pelayanan tanpa resep disebut dengan
swamedikasi (self medication). Dalam dunia farmasi, obat golongan NSAID (Non
Steroid Anti Inflamasi Drug) sering digunakan untuk swamedikasi salah satunya
adalah natrium diklofenak. Efek samping natrium diklofenak dapat diminimalkan
dengan memberikan pelayanan kefarmasian terkait patient assessment dan
pengembangan rencana terapi yang meliputi terapi obat dan non obat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil asuhan kefarmasian
swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah simulated patient. Peneliti

menjalankan skenario dan data terkait variabel patient assessment, pengembangan
rencana terapi obat dan non obat dicatat pada check list dan data diolah menggunakan
Microsoft Excel. Penelitian ini dilakukan di 38 apotek secara random di wilayah
Kecamatan Klojen Kota Malang.
Variabel patient assessment terkait pertanyaan mengenai: usia pasien
sebanyak 26%, lama mengalami nyeri dilutut sebanyak 3%, dan riwayat penyakit
sebanyak 8%. Terapi obat terkait pernyataan mengenai: khasiat obat dengan arahan
100%, efek samping tanpa arahan 2%, efek samping dengan arahan 53%, efek
samping sudah diarahakan tetapi jawaban salah 45%, dosis dengan arahan 100%.
Informasi non obat terkait Berolahraga ringan dengan menggerakkan lutut secara
perlahan dan istirahat yang cukup, tidak ada petugas apotek yang menyampaikan.
Kata kunci: asuhan kefarmasian, swamedikasi, natrium diklofenak, metode
simulated patient

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii
LEMBAR PENGUJIAN .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
RINGKASAN .............................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4
2.1 Tinjauan Tentang Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical care) ......................... 4
2.1.1 Definisi ......................................................................................................... 4
2.1.2 Unsur-Unsur Utama ...................................................................................... 4
2.1.2.1 Berkaitan dengan Obat .......................................................................... 4
2.1.2.2 Pelayanan langsung ............................................................................... 4
2.1.2.3 Hasil Terapi yang Pasti.......................................................................... 5
2.1.2.4 Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien ................................................... 5
2.1.2.3 Tanggung Jawab Apoteker .................................................................... 5
2.1.3 Tahapan......................................................................................................... 5
2.2 Tinjauan Tentang Apotek ................................................................................... 7
2.2.1 Definisi ......................................................................................................... 7

ix

2.2.2 Tugas dan Fungsi Apotek ............................................................................ 7
2.3 Tinjauan Tentang Swamedikasi ......................................................................... 7
2.3.1 Definisi ......................................................................................................... 7
2.3.2 Kriteria Obat ................................................................................................. 7
2.3.3 Alasan Penggunaan ....................................................................................... 8
2.3.4 Swamedikasi yang Rasional ......................................................................... 8
2.4 Tinjauan Peran Farmasis dalam Swamedikasi ................................................... 9
2.4.1 Peran Farmasis dalam Swamedikasi ............................................................. 9
2.4.1.1 Farmasis sebagai Komunikator ............................................................. 9
2.4.1.2 Farmasis sebagai Penyedia Obat yang Berkualitas ............................. 10
2.4.1.3 Farmasis sebagai Pelatih dan Pengawas ............................................. 10
2.4.1.4 Farmasis sebagai Kolaborator ............................................................. 10
2.4.1.5 Farmasis sebagai Promotor Kesehatan ................................................ 10
2.5 Tahapan Swamedikasi Nyeri Sendi ................................................................... 11
2.6 Tinjauan Tentang Informasi Obat ..................................................................... 12
2.7 Tinjauan Tentang Obat ...................................................................................... 13
2.8 Tinjauan Tentang Obat Wajib Apotek (OWA) ................................................ 13
2.9 Tinjauan Tentang NSAID (Non Steroid Anti Inflamasi Drug) ........................ 14
2.9.1 Definisi ....................................................................................................... 14
2.9.2 Mekanisme Kerja ........................................................................................ 15
2.10 Tinjauan Tentang Natrium Diklofenak .......................................................... 15
2.10.1 Monografi ................................................................................................ 15
2.10.2 Nama Dagang ........................................................................................... 16
2.10.3 Mekanisme Kerja ...................................................................................... 16
2.10.4 Indikasi ..................................................................................................... 16
2.10.5 Kontraindikasi........................................................................................... 16
2.10.6 Dosis ......................................................................................................... 16
2.10.7 Efek Samping............................................................................................ 16
2.10.8 Farmakologi .............................................................................................. 17

x

2.10.9 Stabilitas Penyimpanan ............................................................................. 17
2.10.10 Interaksi .................................................................................................. 17
2.10.11 Pengaruh ................................................................................................. 18
2.10.12 Peringatan pada Penggunaan .................................................................. 18
2.10.13 Sediaan .................................................................................................... 18
2.11 Tinjauan Tentang Metode Simulated Patient ................................................. 18
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .................................................................... 21
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 22
4.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 22
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................ 22
4.2.1 Populasi Penelitian ..................................................................................... 22
4.2.2 Sampel Penelitian ...................................................................................... 22
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................ 22
4.3.1 Kriteria Inklusi Sampel ............................................................................... 22
4.3.2 Kriteria Eksklusi Sampel ............................................................................ 22
4.4 Besar Sampel .................................................................................................... 23
4.5 Teknik Sampling .............................................................................................. 23
4.6 Sumber Data ..................................................................................................... 24
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 24
4.8 Variabel Penelitian ........................................................................................... 24
4.9 Instrumen Penelitian ......................................................................................... 25
4.9.1 Skenario ..................................................................................................... 25
4.9.2 Check list ................................................................................................... 26
4.10 Definisi Operasional ....................................................................................... 26
4.11 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................................. 28
4.11.1 Uji Validitas ............................................................................................. 28
4.11.2 Uji Reliabilitas ......................................................................................... 29
4.12 Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 30
4.12.1 Kerangka Operasional Penelitian ............................................................ 30

xi

4.13 Teknik Analisa Data ....................................................................................... 31
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 32
5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................................. 32
5.2 Gambaran Populasi Penelitian .......................................................................... 32
5.3 Patient Assessment ........................................................................................... 33
5.3.1 Usia Pasien ................................................................................................. 33
5.3.2 Lama Mengalami Nyeri Dilutut ................................................................. 33
5.3.3 Tindakan yang Sudah Dilakukan ............................................................... 33
5.3.4 Obat yang Sedang Dikonsumsi .................................................................. 34
5.3.5 Riwayat Penyakit ....................................................................................... 34
5.3.6 Riwayat Alergi ........................................................................................... 34
5.4 Pengembangan Rencana Terapi ....................................................................... 36
5.4.1 Terapi Obat ................................................................................................ 36
5.4.1.1 Khasiat Obat ........................................................................................ 36
5.4.1.2 Kontraindikasi Obat ............................................................................ 36
5.4.1.3 Efek Samping Obat ............................................................................. 37
5.4.1.4 Cara Pemakaian Obat .......................................................................... 37
5.4.1.5 Dosis Obat ........................................................................................... 37
5.4.1.6 Waktu Pemakaian Obat ....................................................................... 38
5.4.1.7 Lama Pemakaian Obat ........................................................................ 38
5.4.1.8 Cara Penyimpanan Obat ...................................................................... 39
5.4.1.9 Cara Perlakuan Obat Sisa .................................................................... 39
5.4.1.10 Identifikasi Kerusakan Obat .............................................................. 39
5.4.2 Terapi Non Obat ........................................................................................ 42
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 43
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 49
7.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 49
7.2 Saran .................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 51

xii

LAMPIRAN ................................................................................................................ 54

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1.

Tahapan Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) ........................... 6

Tabel IV.1. Variabel Penelitian .................................................................................. 25
Tabel V.1.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Petugas Apotek di Apotek .............. 33

Tabel V.2.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Usia Pasien ............................................................................................. 33

Tabel V.3.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Lama Pemakaian Obat ........................................................................... 33

Tabel V.4.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Tindakan yang Sudah Dilakukan ........................................................... 34

Tabel V.5.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Obat yang Sedang Dikonsumsi .............................................................. 34

Tabel V.6.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Riwayat Penyakit ................................................................................... 34

Tabel V.7.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menanyakan
Riwayat Alergi ....................................................................................... 35

Tabel V.8.

Distribusi Frekuensi Komponen Patient Assessment yang
Ditanyakan oleh Petugas Apotek ........................................................... 35

Tabel V.9.

Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang
Menyampaikan Khasiat Obat ................................................................. 36

Tabel V.10. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Kontraindikasi Obat ............................................................................... 36
Tabel V.11. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Efek Samping Obat ................................................................................ 37
Tabel V.12. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Cara Pemakaian Obat............................................................................. 37
Tabel V.13. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Dosis Obat.............................................................................................. 38

xiv

Tabel V.14. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Waktu Pemakaian Obat ......................................................................... 38
Tabel V.15. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Lama Pemakaian Obat ........................................................................... 38
Tabel V.16. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Cara penyimpanan Obat......................................................................... 39
Tabel V.17. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Cara Perlakuan Obat Sisa ...................................................................... 39
Tabel V.18. Distribusi Frekuensi Komponen Petugas Apotek yang Menyampaikan
Identifikasi Kerusakan Obat .................................................................. 40
Tabel V.19. Distribusi Frekuensi Komponen Pengembangan Rencana
Terapi Obat ............................................................................................ 40
Tabel V.20. Distribusi Frekuensi Komponen Pengembangan Rencana
Terapi Non Obat .................................................................................... 42

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahapan Swamedikasi Nyeri Sendi......................................................... 11
Gambar 2.2 Penggolongan Obat NSAID .................................................................... 14
Gambar 2.3 Struktur Kimia Natrium Diklofenak ....................................................... 15
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual .............................................................................. 21
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian ............................................................ 30
Gambar 5.1 Persentase Patient Assessment yang Ditanyakan
oleh Petugas Apotek ................................................................................. 30
Gambar 5.2 Persentase Petugas Apotek yang Menyampaikan Pengembangan
Rencana Terapi Obat ............................................................................. 41
Gambar 5.3 Persentase Petugas Apotek yang Menyampaikan Pengembangan
Rencana Terapi Non Obat ........................................................................ 42

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup. ............................................................................ 54
Lampiran 2. Surat Pernyataan ..................................................................................... 55
Lampiran 3. Skenario .................................................................................................. 56
Lampiran 4. Check list ................................................................................................ 59

xvii

DAFTAR PUSTAKA
American Society of Health-System Pharmacist, 2008. AHFS Drug Information
2008. Bethesda, MD: Author.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008. Informatorium
Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta: Sagung Seto.
Benrimoj, S.I., Werner, J.B., Raffaele, C., and Psychology B S., 2008. Audio Taping
Simulated Patient Encounters in Community Pharmacy to Enhance the
Reliability of Assessments. American Journal of Pharmaceutical
Education
Berardi, R.R., McDermott, Newton, G.D., Ozko, M.A., Popovich, N.G., Rollins, C.J.,
Shimp, L.A., Tietze, K.J., 2002. Handbook of Nonprescription Drug, An
Interactive Approach to Self-Care, 14th Ed. American Pharmacists
Association: Washington DC.
Chua, S.S., Ramachandran, C.D., dan Paraidathathu, T.T., 2006. Response of
community pharmacists to the presentation of back pain : a simulated patient
study. The International Journal of Pharmacy Practice, p. 171-178.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., dan Morley, P.C., 1988. Pharmaceutical Care Practice:
Mc Graw Hill.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Kriteria Obat yang Dapat
Diserahkan Tanpa Resep Dokter (OTR). Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1996. Kompendia Obat Bebas.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999. Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 Tentang Daftar Obat Wajib Apotek
No.3. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

xviii

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pedoman Penggunaan Obat
Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Djunarko, I., dan Hendrawati, D.Y., 2011. Swamedikasi yang Baik dan Benar.
Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
FIP, 1999. Joint Statement By The International Pharmaceutical Federation and
The World Self-Medication Industry: Responsible Self-Medication. FIP
& WSMI, p.1-2.
Gunawan, S.G., Nafrialdi, Setiabudi, R., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Jakarta : Gaya Baru
Hepler, C.D., Strand, L.M., 1990. Opportunities and responsibilities in pharmaeutical
care. Am J HospPharm; 47:533-543.
Indriyanti, 2009, Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Tindakan
Swamedikasi Batuk Pada Anak Balitanya Di Wilayah Wonogiri,
http://etd.eprints.ums.ac.id/5835/, 13 Nopember 2010.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2012. Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol. 47.
Jakarta: PT. IAI Penerbitan
Katzung, B.G., 2002. Basic and clinical pharmacology, 9th ed., Appliton and Lang
Stamford, Connecticut.
Kee, Hayes., 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Lelo, A., 2001. Pertimbangan yang Muncul dari NSAID yang digunakan. Dalam
Naskah Lengkap Temu Ilmiah Rematologi 2001. (eds. Setyohadi B,
Kasjmir, YI), Ikatan Reumatologi Indonesia, Jakarta.
Lynn, M.R., 1986. Determination and Quantification Of Content Validity, vol.
35, p. 382-386.
Madden, J.M. Quick, J.D., Ross-Degnan, D., and Kafle, K.K., 1997. Undercover
Careseeker: Simulated Clients in the Study of Health Provider Behavior in
Developing Countries. Social Science & Medicine. Vol 45
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. ed. Rev. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pemerintah Republik Indonesia, 1980. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
1980 Tentang Apotek. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

xix

Pemerintah Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun
2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.
Puspitasari, H.P., Faturrohmah, A. And Hermansyah, A., 2011. Do Indonesian
Community Pharmacy Workers Respond to Antibiotics Requests
Appropiately?. Tropical Medicine and International Health, 16 p,840846.
Ruane, J.M.,2005. Essentials of Research Methods. United Kingdom: Blackwell
Publishing, p.62-63.
Singarimbun, M., dan Effendi, S., 1989. Metode Penelitian Survai. ed. Revisi.
Jakarta: LP3ES.
Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukasediati, N., 1999. Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan
Untuk Semua. Puslitbang Farmasi: Badan Litbangkes Depkes. p.21-27.
Suryawati, S., 1997. Menuju Swamedikasi Yang Rasional. Jogjakarta: Pusat Studi
Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada.
Sweetman, C.S., 2009. Martindale: The Complete Drug Reference. Ed. 36.
London: Pharmaceutical Press
Warwick, B., F. Dehghani, N.R. Foster, 2001. “Synthesis, Purification and
Micronization of Pharmaceuticals Using The Gas Anti Solvent Technique”,
IEC Research, 39, 4571-4579.
Watson, M.C., John, R.S., Christine, M.B., Phil, C., Connie, M.W., Jeremy M.G., and
Jill, M., 2004. Simulated Patients in the Community Pharmacy Setting:
Using Simulated Patients to Measure Practice in the Community Pharmacy
Setting. Pharmacy World Science. Vol.26, p.32-37
WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The
Hague, The Netherlands: WHO, p.1-11.
Wibisono, R., 2009. Peranan Notaris Dalam Pembuatan Akta Pendirian
Perusahaan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
United States Pharmacopeial Convention, 2009. USP 32 NF 27. United States:
United States Pharmacopeial Convention.
Valle, D. L., (2005). Peptic ulcer diseases and related disorders. In: E. Braunwald, A.
S. Fauci, D. L Kasper, S. L Hauser, D .L Longo, J. L. Jameson. (Eds.)

xx

Harrison’s Principles of Internal Medicine 16: McGraw-Hill, New York,
p. 1746–1762.

xxi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci suksesnya sistem
kesehatan. Pelayanan kefarmasian saat ini telah berpindah orientasinya, yang
semula berorientasi pada produk obat bergeser berorientasi ke pasien yang
mengacu kepada Pharmaceutical care (Depkes RI, 2004). Pharmaceutical care
(asuhan kefarmasian) sangat penting dalam menciptakan dan meningkatkan
profesionalisme pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian tidak hanya
berorientasi ke produk obat, namun juga pelayanan informasi terkait obat juga
harus tersampaikan supaya masyarakat paham bagaimana menggunakan obat
sesuai aturan dan tata cara yang tepat sehingga obat bisa mencapai efek terapi
secara optimal (Cipolle et al, 1988).
Salah satu sarana pelayanan kefarmasian di masyarakat adalah apotek.
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker. Dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, apoteker
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker (Pemerintah RI, 2009).
Pelayanan kefarmasian di apotek mencakup pelayanan resep dan tanpa
resep. Pelayanan tanpa resep/swamedikasi yaitu pelayanan terhadap pasien atau
klien yang datang dengan keluhan gejala yang timbul atau dengan meminta suatu
produk obat tertentu tanpa resep dari dokter. Swamedikasi berarti mengobati
segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatan yang dibeli bebas di apotek
atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter (Indriyanti, 2009).
Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya
masyarakat menjaga kesehatannya sendiri (Sukasediati, 1999). Dari data World
Health Organization (WHO), di banyak negara sampai 80% episode sakit dicoba
diobati sendiri oleh penderita. Sedangkan data di Indonesia menunjukkan bahwa
sekitar 60% masyarakat melakukan swamedikasi dengan obat modern sebagai
tindakan pertama bila sakit (Suryawati, 1997).
1

2

Pemberian informasi obat dalam swamedikasi sangat penting dilakukan di
apotek. Dalam penyampaian informasi tersebut, petugas apotek harus bisa
memberikan informasi kepada pasien dengan memperhatikan dengan siapa
petugas apotek berinteraksi, sehingga nantinya informasi tersebut dapat diterima
oleh pasien secara mudah (menggunakan bahasa orang awam). Sebelum
memberikan rekomendasi maupun informasi kepada pasien, sebaiknya petugas
apotek menggali dahulu informasi tentang pasien supaya penyampaian informasi
dapat tepat sasaran dan tidak terjadi salah paham atau salah keputusan. Informasi
yang diberikan petugas apotek kepada pasien itu tidak selalu informasi tentang
obat, dapat juga petugas apotek memberikan informasi non obat dan juga bisa
memberikan suatu rujukan (Chua, 2006). Masyarakat harus diberi akses secara
langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti,
akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini (Depkes RI, 2006).
Dalam dunia farmasi, obat-obat golongan NSAID termasuk golongan obat
yang sering digunakan saat ini (Warwick, 2001). Obat NSAID merupakan salah
satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep
dokter (Gunawan et al, 2007). Salah satu contoh obat dari golongan NSAID
adalah Natrium Diklofenak tablet. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 1176/MenKes/SK/X/1999 natrium diklofenak tablet termasuk golongan
obat wajib apotek No. 3 yang dapat diserahkan pada pasien tanpa resep dokter
dengan mengikuti peraturan dari Menteri Kesehatan.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan profil asuhan kefarmasian
swamedikasi Natrium Diklofenak tablet di apotek dengan metode simulasi pasien
di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang. Pertimbangannya adalah natrium
diklofenak merupakan obat golongan NSAID yang dapat menginduksi morbiditas
yaitu mulai dari efek samping ringan seperti mual dan dispepsia (prevalensi
sekitar 50-60%) sehingga ke komplikasi yang lebih serius seperti penyakit tukak
peptik (3-4%) yang menyebabkan pendarahan atau perforasi pada 1,5% pengguna
NSAID per tahun. Diperkirakan sekitar 20.000 pasien meninggal setiap tahun
disebabkan komplikasi pada sistem gastrointestinal oleh pemakaian NSAID
(Valle, 2005).

3

Pada penelitian ini menggunakan metode simulated patient. Metode
patient assessment adalah studi eksperimental dimana peneliti berada di
lingkungan alami tempat kerja untuk mengamati dan melaporkan perilaku objek
yang diamati dengan disusunnya skenario dan direkam menggunakan tape
recorder untuk menjamin validitas (Benrimoj et al, 2008; Madden et al, 1997;
Puspitasari et al, 2011).

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan permasalahan adalah bagaimana
profil asuhan kefarmasian swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah
Kecamatan Klojen Kota Malang?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil asuhan
kefarmasian swamedikasi natrium diklofenak di apotek wilayah Kecamatan
Klojen Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.

Bagi Apoteker Pengelola Apotek
Sebagai

masukan

untuk

lebih

meningkatkan

kualitas

pelayanan

kefarmasian di apotek, khususnya pada swamedikasi.
2.

Bagi Peneliti
Mengetahui pelaksanaan asuhan kefarmasian swamedikasi di apotek.

3.

Bagi Akademik
Sebagai bahan referensi untuk dilakukannya penelitian yang lebih lanjut
terutama pelayanan swamedikasi.

Dokumen yang terkait

PROFIL PERILAKU SWAMEDIKASI PASIEN DALAM MENGATASI KELUHAN GASTRITIS (Studi Terhadap Pasien di Beberapa Apotek Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

0 8 26

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU SWAMEDIKASI OBAT NATRIUM DIKLOFENAK DI APOTEK (Studi Terhadap Pasien di Beberapa Apotek Kecamatan Sukun, Kota Malang)

0 12 27

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

1 10 18

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN SWAMEDIKASI IBUPROFEN DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

2 7 23

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN DI APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang)

1 4 20

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Belimbing Kota Malang)

0 6 21

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN PADA SWAMEDIKASI ORAL KONTRASEPSI DI APOTEK DENGAN METODE “SIMULATED PATIENT” (Studi di apotek wilayah Kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

0 22 20

HUBUNGAN PROFIL PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN PENDAPATAN APOTEK (Studi Apotek di Wilayah Kecamatan Sukun Kota Malang)

0 8 18

PROFIL ASUHAN KEFARMASIAN PADA SWAMEDIKASI ASAM MEFENAMAT DI APOTEK DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)

2 31 22

PROFIL PELAYANAN SWAMEDIKASI PENANGANAN GEJALA DEMAM PADA BALITA DENGAN METODE SIMULATED PATIENT (Studi di Apotek Wilayah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang)

4 22 25