Nahdlatul Ulama and other relate topics. Having read these numerous pieces of research and studied published works
onpesantren, I feel it does indeed seem plausible to conclude that women have attracted less attention. In all the studies on
pesantrens, kiais are almost always the core subject. Until 2002, the time I conducted fieldwork on women and pesantren, there
had been very few academic works either in English or Indonesian that specifically dealt with the topic of women
andpesantren, particularly any to do with the leadership and the agency of pesantren women.
Banyak karya yang mengkaji pesantren dan institusi pendidikan Islam tradisional lainnya di Indonesia. Karya tersebut mengkaji
tradisi pesantren, kepemimpinan, transmisi intelektual, organisasi mereka dengan Nahdlatul Ulama dan topik terkait lainnya.
Setelah membaca banyak kajian tersebut dan studi tentang pesantren yang diterbitkan, saya merasa hal tersebut sungguh
terlihat masuk akal untuk menyimpulkan bahwa perempuan kurang begitu diperhatikan. Dalam semua kajian pesantren, kiai
sering sekali menjadi subjek utama. Sampai pada tahun 2002, waktu dimana saya melakukan fieldwork pada perempuan dan
pesantren, sedikit karya ilmiah baik itu dalam bahasa Inggris maupun Indonesia yang secara khusus berurusan dengan topik
perempuan dan pesantren, khususnya terhadap kepemimpinan dan keterwakilan pesantren putri.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui secara mendalam tentang life history nyai yang menggambarkan bagaimana gender
dan kepemimpinan di dalam pesantren. Sehingga diambillah judul untuk
penelitian ini yaitu, Nyai Dadah : Sosok Pemimpin Perempuan Pesantren Studi
Life History Pemimpin Pesantren Putri Huffadhul Quran Al Asrordi Kecamatan Gunungpati, Semarang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana profil Nyai Dadah ?
2. Bagaimana peran Nyai Dadah di dalam Pesantren Putri Huffadhul
Quran Al Asror? 3.
Bagaimana peran Nyai Dadah di lingkungan sosial masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui profil Nyai Dadah.
2. Mengetahui peran Nyai Dadah di dalam Pesantren Putri Huffadhul
Quran Al Asror. 3.
Mengetahui peran Nyai Dadah di lingkungan sosial masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
a.
Menambah wawasan, khasanah pengetahuan, dan pengembangan tentang ilmu-ilmu sosial, khususnya bagi penyusunan studi-studi
yang berkaitan dengan tema-tema antropologi gender, terutama dalam hal life history sosok pemimpin perempuan di dalam
pesantren.
b.
Sebagai kajian akademik yang dapat membuka wacana publik tentang life history sosok pemimpin perempuan di dalam
Pesantren Putri Huffadhul Quran Al Asror, Gunungpati, Semarang.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis
atau sebagai bahan pengembangan apabila akan dilakukan penelitian lanjutan.
2. Secara praktis
a. Dapat digunakan sebagai bahan publikasi untuk memperkenalkan
pesantren dan sejarah berdirinya. b.
Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian etnografilife history.
E. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah penafsiran terhadap judul penelitian, perlu kiranya peneliti memberikan batasan istilah sebagai
berikut. 1.
Nyai Nyai adalah sebutan yang lazim bagi istri kiai. Srimulyani 2012
menyatakan bahwa secara umum, terdapat beberapa kategori perempuan dalam dunia pesantren. Kategori pertama adalah nyai, yaitu anggota
keluarga perempuan paling dekat dari seorang kiai. Beberapa pesantren juga memiliki kategori badal nyai, yaitu semacam nyai muda Ustadzah
adalah guru perempuan. Di dalam penelitian ini, nyai yang dimaksud adalah seorang perempuan yang merupakan bagian dari keluarga kiai,
yaitu anak seorang kiai yang memimpin sebuah pesantren.
2. Pemimpin
Sosok pemimpin di dalam pesantren disebut dengan pengasuh pesantren. Pengasuh adalah status paling tinggi dalam struktur organisasi
pesantren. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana sosok nyai menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin di dalam pesantren.
3. Pesantren
Dilihat dari aspek kebahasaan, kata pesantren berasal dari bahasa Tamil santri yang berarti mengaji. Terdapat pula pendapat yang
menyatakan bahwa penggunaan istilah pondok yang berasal dari bahasa Arab Al Funduqyang berarti tempat tinggal sederhana dimana biasanya
kaum sufi bermeditasi untuk beberapa hari. Pesantren biasanya dibedakan antara pesantren putri dan putra. Dilihat dari segi jenisnya, terdapat
pesantren salaf tradisional, pesantren modern, dan pesantren tahfidh Al Quran, yaitu pesantren khusus untuk santri yang menghafalkanAl Quran.
Dalam penelitian ini, pesantren yang dimaksud adalah Pesantren Putri Huffadhul Quran Al Asror, Gunungpati, Semarang.
4. Life History
Salah satu metode yang ada di dalam penelitian etnografi adalah life history. Metode ini telah menjadi pusat etnografi, khususnya di
Amerika Serikat. Melalui metode ini, peneliti berusaha mengumpulkan informasi dari seorang tokoh yang memiliki karakter khas, kemudian
mengolah informasi tersebut menjadi sebuah data berupa sejarah hidup secara kronologis. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha merangkai life
history seorang nyai pesantren untuk menggambarkan sejarah berdirinya pesantren tahfidh putri yaitu Pesantren Putri Huffadhul Quran Al Asror,
dan peran nyai di pesantren dan lingkungan sosial masyarakat.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA