Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:
FRISKY AGASHI SINULINGGA
122101027

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA

: FRISKY AGASHI SINULINGGA

NIM

: 122101027

PROGRAM STUDI

: DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL

: ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN

MODAL KERJA PADA PT PERKEBUNAN
NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

Tanggal,

2015

Dosen Pembimbing

Inneke Qamariah SE, M.si
NIP. 19830720200604 2 003

Tanggal,

2015

Ketua Program Studi
Diploma III Keuangan

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal,

2015

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA
NIP. 19560407 198002 1 001

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera bagi kita semua,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik,benar dan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya
kepada orang tua tercinta Ayahanda Bahagia K Sinulingga, SE dan Ibunda Anita
br Sembiring yang telah menuntun dan memberi kasih sayang, serta mencukupi

segala keperluan penulis baik secara moril dan materil.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi
kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara .
3. Bapak Syafrizal H.Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara .

i

4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang dengan
sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
Tugas akhir ini.
5. Bapak / Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi perkuliahan.
6. Teristimewa untuk Abang saya Billy Agriva Sinulingga, SP dan Kakak
saya Beby Andrea Sinulingga, SP yang telah memberikan dorongan dan
doa sehingga penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Teristimewa untuk sahabat baru saya M.Ilham Ramadhan, Irvan Karo
karo, Dwi Candra Lingga terimakasih atas dukungan , semangat nasehat
dan persahabatan yang kita jalani selama ini .
8. Chichi Anggi Stepani Sabrina Pasaribu, yang selama ini telah mendukung
dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penulisan
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang diberikan.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang menggunakannya, dan
menjadi amal bagi penulis.
Medan,

Juni 2015

Frisky Agashi Sinulingga
122101027


ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

i
iii
iv

v

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Perumusan Masalah ............................................................
C. Tujuan Penelitian ................................................................
D. Manfaat Penelitian .............................................................

1
2
3
3

PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas Perusahaan ..............................................
B. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................
C. Struktur Organisasi .............................................................
D. Bidang Pekerjaan/Job Description.....................................
E. Jaringan Usaha Kegiatan ....................................................


4
5
6
10
18

PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal Kerja .....................................................
B. Unsur-unsur Modal Kerja ...................................................
C. Jenis-jenis Modal Kerja ......................................................
D. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ...............................
1. Sumber Modal Kerja .....................................................
2. Penggunaan Modal Kerja ..............................................
E. Ratio Modal Kerja .............................................................
1. Ratio Likuiditas .............................................................
2. Ratio Solvabilitas...........................................................
3. Ratio Rentabilitas ..........................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................
B. Saran ...................................................................................


DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

iii

19
21
23
29
29
29
35
36
39
40
44
45
46

DAFTAR TABEL


Nomor

Judul

Halaman

Tabel 3.1

Laporan Posisi Keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero)...... 25

Tabel 3.2

Laporan Laba Rugi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)................ 26

Tabel 3.3

Modal Kerja Pada Konsep Kuantitatif................................................. 27

Tabel 3.4


Modal Kerja Pada Konsep Kualitatif................................................... 28

Tabel 3.5

Modal Kerja Pada Konsep Fungsionil.................................................. 28

Tabel 3.6

Perubahan Modal Kerja PT Perkebunan Nusantara III (Persero).........33

Tabel 3.7

Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PTPN III (Persero).34

Tabel 3.8

Current Ratio PTPN III (Persero)......................................................... 37

Tabel 3.9

Quick Ratio PTPN III (Persero)........................................................... 37

Tabel 3.10

Cash Ratio PTPN III (Persero)............................................................. 38

Tabel 3.11

Total Debt To Total Equity Ratio PTPN III (Persero)......................... 39

Tabel 3.12

Total Debt To Total Asset Ratio PTPN III (Persero)........................... 40

Tabel 3.13

Margin Laba Kotor PTPN III (Persero)................................................ 41

Tabel 3.14

Margin Laba Bersih PTPN III (Persero)...............................................42

Tabel 3.15

Earning Power Total Investmen (Persero)............................................ 43

iv

DAFTAR GAMBAR

Nomor
Gambar 2.1

Judul

Halaman

Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)...... 8

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap kegiatan perusahaan membutuhkan modal kerja guna mencapai
tujuan yang telah direncanakan. Modal kerja tersebut digunakan untuk membiayai
kegiatan bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi maupun biaya
operasional. Modal kerja harus mempunyai kegiatan operasional perusahaan guna
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Masalah utama dalam modal kerja adalah pengaturan modal kerja.Hal ini
terdiri dari dua proses, yaitu meramalkan kebutuhan dana dan bagaimana cara
mendapatkan dana yang paling tepat. Oleh karena itu, kebutuhan modal kerja
harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk menghindari kelebihan
ataupun kekurangan modal kerja. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan
adanya dana tidak produktif yang kelak akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan, sedangkan modal kerja yang terlalu kecil akan mengakibatkan kurang
lancarnya biaya operasional perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut,
perusahaan harus mengusahakan ketercukupan modal kerjanya, sehingga
manajemen dapat menjalankannya secara efektif dan efisien.
Unsur yang paling penting dalam hal pendirian dan pengoperasian
perusahaan adalah dana. Setiap perusahaan memerlukan dana untuk kelangsungan
kegiatan usahanya,sehingga perlu diketahui bagaimana cara perusahaan
memperoleh dana tersebut dan faktor-faktor apa saja yang harus di pertimbangkan

1

2

untuk menentukan besarnya modal kerja yang dibutuhkan pengelolaan modal
kerja.
Singkat kata perusahaan dituntut untuk mampu mendayagunakan dana
seefektif dan seefesien mungkin. Perusahaan juga dituntut untuk mampu
mengantisipasi keberadaan sumber dan penggunaan modal kerja dalam
lingkungan usaha yang penuh ketidakpastian. Untuk mengetahui bagaimana dana
diperoleh dan kemana dana itu dibelanjakan, maka diperlukan suatu analisa
tersebut

analisa

tersebut

maka

dapat

diketahui

bagaimana

perusahaan

menggunakan modal yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas dengan keinginan penulis untuk mendalami
pengetahuan mengenai modal kerja memegang peranan yang cukup penting dalam
sebuah perusahaan, maka dari itu penulis memilih Tugas Akhir yang berjudul
“ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN.”

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimana PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menyediakan dan memanfaatkan
modal kerja dengan efektif dan efesien.

3

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis yaitu untuk mengetahui
Bagaimana PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menyediakan dan
memanfaat modal dengan efektif dan efesien.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
2. Bagi Penulis, Untuk memperoleh pengetahuan khususnya pengetahuan
manajemen keuangan yang selama ini penulis peroleh dibangku kuliah.
3. Bagi Pembaca,dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti
selanjutnya.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

B. Sejarah Ringkas Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan
inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilahlian perusahaanperusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisai Perusahaan Perkebunan
Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968 PPN
direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi
PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan
BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor, perkebunan dengan
melakukan

penggabungan

usaha

berdasarkan

wilayah

eksploitasi

dan

perampingan struktur organisasi. Di awali dengan langkah penggabungan
manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yangterdiri dari PT
Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V

4

5

(Persero) disatukan pengelolaanya kedalam PT Perkebunan Nusantara III
(Persero)
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal
14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera
Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman

Republik

Indonesia

dengan

Surat

Keputusan

No.C2

8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8647 Tahun
1996.

B.

Visi dan Misi Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan.
1. Visi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun sebelumnya.

6

2. Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
a. Mengembangkan

Industri

Hilir

berbasis

Perkebunan

secara

berkesinambungan.
b. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.
c. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya
secara optimal.
d. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil
terbaik bagi investor.
e. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
f. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
g. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan.

C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalamm menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kerja

7

2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kkegiatan kerja
4. Besarann seluruh organisasi
Dengan adanya Strutur Organisasi maka dapat diperoleh beberapa keuntungan
yaitu :
1. Adanya penempatan kerja yang sesuai keahlian
2. Menghindari terjadinya konflik dalam pelaksanaan tugas
3. Adanya kejelasan kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan.
Berikut ini adalah Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

8

9

1. Susunan Komisaris
Pada tahun 2013, telah terjadi perubahan susunan dan struktur Dewan
Komisaris berdasarkan Surat Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III No.
SK.383/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 dan Akta No.02 tanggal 2
Desember 2013 dari nanda Fauz Iwan, SH, M,Kn, notaries di Jakarta sebagai
berikut :
Komisaris Utama

: Joefli J. Bahroeny

Komisaris Anggota

: Heri Sebayang

Komisaris Anggota

: Sardan Marbun

Komisaris Anggota

: Dahlan Harap

Komisaris Anggota

: S. Budhisantoso

2. Susunan Direksi
Direktur Utama

: Bagas Angkasa

Direktur SDM

: Harianto

Direktur Pemasaran

: Alexander Maha

Direktur Produksi

: Tengku Syahmi Johan

Direktur Keuangan

: Erwan Pelangi

10

D. Job Description / Bidang Pekerjaan
Didalam Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber
wewenang berasal dari RUPS dan kemudian di delegasikan kepada Dewan
Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu :
Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM.
Berikut ini adalah uraian tugas Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)
Tugas dan wewenang RUPS adalah sebagai berikut :
a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/asset
perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yangtelah
dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan komisaris adalah sebagai berikut :
a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.
b. Membantu didalam menginvestasikan dana perusahaan.
c. Mengawasi jalannya perusahaan.

11

3. Direktur Utama
Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam
anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, Menteri selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris
b. Mengkoordinasikan

pelaksanaan

tugas

para

anggota

direksi

dan

mengawasi secara umum.
c. Bersama sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan
didalam dan diluar pengadilan.
d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui
Dewan Komiaris.
e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan
pemerintah.
4. Direktur Produksi
Tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam
kebijaksanaan Direksi.
b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha
dan sarana pendukungnya mencakup tanaman.
c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang
tercantum pada kebijaksanaan Direksi.

12

d. Melaksanakan rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana
pendukung produksi lainnya dari unit unit usaha yang telah ada.
5. Direktur Keuangan
Tugas dan wewenang direktur keuangan :
a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.
b. Menetapkan administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.
c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan
perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.
d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.
6. Direktur Sumber Daya Manusia
Tugas dan wewenang Direktur SDM adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum
serta kesejahteraan karyawan.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya.
c. Mengelola sumberdaya manusia yang ada secara umum.
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang
yang dikelolanya.
7. Direktur Pemasaran
Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang pemasaran.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.

13

c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang
yang dikelolanya.
8. Biro Direksi
Tugas dan wewenang Biro Direksi adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha
surat menyurat (administrasi) sirkulasi/pengiriman atau penyimpanan
surat-surat dan dokumentasi perusahaan.
b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor direksi yang meliputi
pemeliharaan bangunan perusahaan.
c. Mengkoordiinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi
sipil maupun ABRI.
d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan
acara acara protokoler yang dibutuhkan.
9. Bagian Tanaman
Tugas dan wewenang Bagian Tanaman adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang
tanaman dan produksi.
b. Menyelenggarakan pengadaan bahan bahan tanaman.
10. Bagian Keuangan
Tugas dan wewenang Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :

14

a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta
menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
b. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan.
c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan
pengendalian/pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.
11. Bagian Akuntansi
Tugas dan wewenang bagian akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya serta menbuat
laporankeuangan.
b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, peyusunan aporan
keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.
12. Bagian Teknik
Tugas dan wewenang bagian teknik adalah sebagai berikut :
a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
merencanakan dan megawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin-mesin, sipil/bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun
dikebun pelasura (pir) dan daerah pengembangan.
b. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin mesin, traksi dan
bangunan sipil.

15

13. Bagian Sekretariat Perusahaan
Tugas dan wewenang bagian sekretariatan perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan
notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan
dokumentasi.
b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan
budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas
mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.
14. Bagian Pengadaan
Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah sebagai berikut :
a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaanya
harus melalui kantor direksi serta merumuskan kebijakan prosedur
pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi
mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang-bidang pengadaan
barang dan jasa.
15. Bagian Umum
Tugas dan wewenang Bagian Umum adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan staf dan nonstaf.

16

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja,
mengelola administrasi pendokumentasian.
c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja.
d. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan
dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan.
16. Bagian Sumber Daya Manusia
Tugas dan wewenang bagian sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek pendidikan
keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.
b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia
(pendidikan dan pelatihan).
17. Bagian Pemasaran
Tugas dan wewenang bagian pemasaraan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun

rencana

penjualan,

melakukan

proses

penjulan

serta

menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
b. Menentukan

Monitoring

persediaan

komoditi

dan

produk

baik

digudang/kebun, pabrik industry hilir atau tangki penyimpanan kebun atau
instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodic sesuai
kebutuhan

17

18 Bagian Teknologi Informasi (TI)
Tugas dan wewenang bagian teknologi informasi adalah :
a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi
perusahaan.
b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam
terbentuk basis internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi,
keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem
informasi ekslusif dan sistem pendukung keputusan.
d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro
ditingkat kebun/unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun jaringan
komunikasi data berbasis computer.
19. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK)
Tugas dan wewenang bagian PUKK adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial
pengusaha kecil dan koperasi yang berada di sekitar lingkungan PT
Perkebunann Nusantara III (Persero).
b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi
yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
20. Bagian Sistem Pengendalian Intern
Tugas dan wewenang Bagian Sistem Pengendalian Inter adalah sebagai
berikut :

18

a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu Direktur Utama
dalam pengawasan Intern serta memberikan saran dan tidak lanjut
mencapai sasaran perusahaan secara efesiensi, efektif dan ekonomis.
b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.

E.

Jaringan Usaha/Kegiatan
Berikut ini akan dijelaskan Jaringan Usaha/Kegiatan PT Perkebunan

Nusantara III (persero) Medan.
1. Kelapa Sawit-Minyak sawit dan Inti Sawit
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan Inti Sawit
sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Mutu
produk minyak dan Inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar
local dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.
2. Karet-Lateks
Diseantero dunia, sumatera dikenal sebagai penhasil karet bermutu tinggi,
lebih dari 54.000 hektare lahan PT Perkebunan Nusantar III (Persero) diusahakan
untuk menghasilkan karet berkualitas terbaik dunia.
Mutu Produk RSS-1, SIR-10, SIR-20, dan lateks pekat mampu menembus
pasar internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good
Year, Firestone, Han Kook dan Lainnya.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja
Laporan Keuangan adalah Informasi keuangan yang disajikan dan
disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan
eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang
merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya (Irham,2014:16). Laporan keuangan
teridi dari : Neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus
kas.
Modal kerja merupakan salah satu sumber aktiva yang sangat penting
dalam perusahaan. Modal kerja erat hubungannya dengan operasi perusahaan,
juga menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama
kreditur jangka pendek. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan
pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi kurang dari satun tahun atau
berjangka pendek (Sutedi,2008:22). Ada beberapa konsep modal kerja yang
umum digunakan yaitu:
1) Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dan yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali
berputar kembali dalam bentuk semula. Dengan demikian modal kerja menurut

19

20

konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal kerja brutto ( Gross Working Capital ).

2) Konsep Kualitatif
Pada konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya
jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus di lunasi oleh perusahaan.
Dengan demikian maka sebagia dari aktiva lancar harus disediakan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang segera harus di lakukan. Oleh karenanya
maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likiuditas
perusahaan. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto
(Net Working Capital).

3) Konsep Fungsionil
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan ( income ). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang
digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung
menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut ( current income ) dan ada
sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak
seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.
Modal kerja sangat berperan bagi operasi perusahaan. Peranan modal kerja
dalam suatu perusahaan dapat disimpulkan sebagai berikut :

21

a. Melindungi perusahaan dari krisis modal akibat dari penurunan nilai-nilai
aktiva (terutama aktiva tetap)
b. Memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktu yang
ditentukan, karena perusahaan memiliki kredit standing yang baik.
c. Jaminan kredit dan pemberian syarat kredit yang lebih menguntungkan
bagi kreditur.
d. Memberikan kemungkinan pada perusahaan untuk memiliki persediaan
yang cukup sehingga dapat melayani kebutuhan konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menjalankan operasi usahanya
dengan lebih efisien karena barang dan jasa yang dibutuhkan selalu
dipenuhi pada waktunya.

B.

Unsur-Unsur Modal Kerja

Unsur-unsur modal kerja antara lain terdiri dari :
1) Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas.
Perusahaam memegang kas untuk memenuhi kebutuhan transaksi, berjaga-jaga
dan spekulatif untuk likuiditas. Kas juga sangat berguna untuk mendapatkan
kesempatan usaha yang sekali-kali dijumpai oleh perusahaan dan perusahaan
memerlukan kas untuk menghadapi keadaan darurat.

22

2) Piutang
Semua perusahaan sifatnya terlibat dalam menjual barang ataupun jasa.
Walau sebagian penjualan ini secara tunai, sebagian besar melibatkan kredit. Jika
penjualan kredit, ia meningkatkan piutang dagang perusahaan, yang sekaligus
menambah laba usaha walaupun perusahaan harus mengandung suatu resiko.
Masalah yang umum dihadapi perusahaan adalah sering terjadi penagihan piutang
yang telah jatuh tempo tidak selalu tertagih seluruhnya, dan jika keadaan ini
berlangsung dalam jangka lama maka modal perusahaan akan semakin kecil.

3) Persediaan
Setiap perusahaan dagang atau perusahaan industri perlu mengadakan
persediaan untuk menjamin kelangsungan perusahaan. Kategori umum persediaan
termasuk persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi. Manajemen persediaan melibatkan kontrol asset yang digunakan
dalam proses produksi atau diproduksi untuk dijual dalam kegiatan bisnis
perusahaann biasa. Pentingnya manajemen persediaan bagi persediaan bagi
perusahaan tergantung pada besarnya investasi persediaan.

4) Surat-surat berharga
Kelebihan dana yang dimiliki perusahaan dapat dipergunakan untuk
membeli

surat-surat ber pemilikan harga. Surat-surat berharga adalah bukti

pemilikan terhadap suatu perusahaan. Biasanya surat-surat berharga itu mudah
dipindahtangankan dan dapat diperbandingkan.

23

C.

Jenis-jenis Modal Kerja

Mengenai jenis-jenis modal kerja, W.B Taylor menggolonggkannya dalam :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan atas
:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja
minimum yang harus ada pada perusahaan untuk dapat menjamin
kontuinitas usahanya.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja
yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)
Yaitu Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas :
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak

24

diketahui sebelumnya (misalnya ada pemogokan buruh,banjir,dan
perubahan ekonomi yang mendadak).
Berikut ini laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi PT Perkebunan
Nusantara III untuk tahun 2011 dan 2012.

25

26

27

Atas dasar laporan keuangan tersebut dapatlah ditetapkan besarnya modal kerja
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menurut beberapa konsep sebagai
berikut :
1. Konsep Kuantitatif

Tabel 3.3 Modal Kerja Pada Konsep Kuantitatif
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
Tahun/Jumlah

Uraian
Aktiva
Lancar

Perubahan

2011 (Rp)

2012(Rp)

2.407.246.658.437

2.326.765.730.890

(RP)

(%)

(80.480.927.547) 3,34%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Dari tabel diatas terlihat bahwa modal kerja pada konsep kuantitatif pada
tahun

2011

adalah

Rp.2.326.765.730.890.

Rp.2..407.246.658.437
Modal

kerja

ini

dan

pada

mengalami

tahun

2012

penuurunan

Rp.80.480.927.547 atau sekitar 3,34% pada tahun 2012. Menurut Konsep
Kuantitatif maka dalam hal ini PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
memiliki modal kerja yang tidak baik pada tahun 2012, karena mengalami
penurunan sekitar 3,45%.

28

2. Konsep Kualitatif

Tabel 3.4 Modal Kerja Pada Konsep Kualitatif
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
Tahun/Jumlah

Uraian

2011 (Rp)
Aktiva
Lancar
Hutang
Lancar
Modal
Kerja

2012(Rp)

Perubahan
(RP)

(%)

2.407.246.658.437 2.326.765.730.890

(80.480.927.547)

3,34%

2.135.704.102.534 1.715.105.779.572

(420.598.322.926)

19,69%

501.079.295.509

81,92%

(271.542.555.903)

(611.659.951.318)

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari tabel diatas terlihat bahwa modal kerja pada konsep kuantitatif
mengalami kenaikan sebesar Rp 501.079.295.509 (81,92%) pada tahun 2012.Hal
ini terjadi karena jumlah aktiva lancarnya lebih besar dibandingkan dengan
jumlah hutang lancarnya.
3. Konsep Fungsionil
Tabel 3.5 Modal Kerja Pada Konsep Fungsionil
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
Uraian

Tahun/Jumlah
2011 (Rp)

2012(Rp)

Kas

574.584.050

708.837.599

Bank

1.581.318.530.703

Piutang

235.710.523.749

Persediaan 200.916.968.963
Modal
Kerja
2.018.520.607.465

Perubahan
(RP)
133.803.549

(%)
18,87%

1.186.202.611.644 (395.115.919.059) 24,98%
232.154.051.597

(3.556.472.152)

1,50%

102.778.446.617

33,84%

1.729.135.916.420 (501.584.641.377)

24,84%

303.695.415.580

Sumber PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

29

Dari tabel diatas terlihat bahwa modal kerja pada konsep fungsionil
padatahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 501.584.641.377 (24,84%)
yang disebabkan adanya kenaikan kas sebesar Rp 133.803.549 (18,87%) pada
tahun 2012, disertai dengan kenaikan jumlah persediaan Rp 102.778.446.617
(33,84%) dan kenaikan Bank Rp 395.115.919.059 (24,98%) pada tahun 2012/.
Dari data diatas maka dapat diketahui bahwa modal Kerja PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan adalah tidak baik karena terjadi penurunan jumlah
modal kerja pada tahun 2012 yang dimiliki perusahaan ini tidak lebih baik dari
tahun sebelumnya.
Bila dilihat dari jumlah laba bersih pada tahun 2011 yaitu Rp
1.265.484.380.444 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 867.802.185.800 maka
terlihat bahwa ada penurunan Rp 397.682.194.644 (31,42%) pada tahun 2012.
Dan penurunan laba tersebut menunjukkan kinerja PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan adalah tidak baikk.

D. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
1. Sumber modal kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat bersumber dari :
1. Hasil operasi perusahaan yaitu jumlah income yang terlihat dalam laporan
perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi atau amortisasi
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (marketable securities)
3. Penjualan saham obligasi

30

4. Penjualan aktiva lancar
Dari uraian

tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat

disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah bila :
1. Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun
adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dalam pemilik
perusahaan.
2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap melalui
proses depresiasi.
3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,
hipotik atau hutang jangka panjang lainnya yang di imbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar.
Dengan kata lain modal kerja dapat bertambah apabila aktiva lancar
bertambah diimbangi dengan perubahan dalam sektor atau pos tidak lancar.

2.

Penggunaan Modal kerja
Adapun penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Bertambahnya aktiva tetap
Bertambahnya aktiva dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap
dari pembelian aktiva tetap yang merupakan penggunaan modal kerja.
2. Berkurangnya hutang jangka panjang

31

Berkurangnya hutang jangka panjang terjadi karena perusahaan telah
melunasi atau mengangsur hutangnya. Pembayaran hutang berarti
penggunaan modal kerja
3. Berkurangnya modal
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil
kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan.
Berkurangnya modal berarti penggunaan modal kerja.
4. Pembayaran cash deviden
Pembayaran cash deviden jelas merupakan penggunaan modal kerja. Cash
dividen dibayar dari keuntungan netto sesudah pajak.
5. Adanya kerugian karena operasi perusahaan
Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan
berkurangnya aktiva atau bertambahnya hutang. Bertambahnya hutang
merupakan suatu penggunaan modal kerja tetapi dengan adanya kerugian
maka tambahan dana tersebut digunakan untuk menutupi kerugian.
Dengan demikan kerugian merupakan penggunaan modal kerja.
Adapun

langkah-langkah

dalam

penyusunan

sumber-sumber

dan

penggunaan modal kerja sebagai berikut :
1. Menyusun laporan perubahan modal kerja
Laporan ini menggambarkan perubahan masing-masing unsur modal kerja
atau current account antara dua titik waktu. Dengan laporan tersebut dapat
diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta perubahan
modal kerja.

32

2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur Non Current
Accounts antara dua titik waktu.
Unsur-unsur ini digolongkan kedalam golongan yang mempunyai efek
memperbesar modal kerja dan golongan yang mempunyai efek modal
kerja.
3. Mengelompokkan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan
Dalam hal ini laporan laba ditahan kedalam golongan yang perubahannya
mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang
perubahannya mempunyai efek memperkecil modal kerja.
4. Berdasarkan

informasi

diatas

dapatlah

disusun

laporan

sumber

penggunaaan modal kerja.
Melalui analisa terhadap laporan sumber dan penggunaan modal kerja
dapat diketahui bagaimana manajemen mengelola perputaran dari
modalnya.
Dengan menggunakan neraca, laporan laba rugi, dan juga laporan
perubahan modal kerja, maka sumber dan penggunaan modal kerja dari
Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

33

34

35

E. Ratio Modal Kerja
Analisis modal kerja dapat dilakukan melalui perhitungan-perhitungan
yang diukur dengan ratio modal kerja. Ratio ini mempunyai peranan penting
bukan hanya bagi perusahaan sendiri tetapi juga penting bagi pihak kreditur dan
pemegang saham. Dari perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam neraca, perkiraan
laba rugi serta daftar sumber dan penggunaan dana, kita dapat merumuskan ratioratio yang dibutuhkan untuk suatu analisa keuangan. Ratio-ratio tersebut dapat
memberikan gambaran tentang keadaan suatu perusahaan.
Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut (Sutedi,2008:45)
Analisa ratio juga digunakan untuk berbagai keperluan terutama bagi :
1. Para Kreditur
Dalam hal ini kreditur berkepentingan untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban yang sifatnya harus segera
dipenuhi dalam periode yang sedang berjalan dan mencari informasi
tentang hubungan antara aktiva lancar dengan hutang lancar suatu
perusahaan.
2. Para Pemegang Saham
Para pemegang saham tertarik dengan dividen-dividen dan mencari
informasi tentang penghasilan per lembar saham yang akan menjadi dasar
pengumuman pengumuman dividen tersebut.

36

3. Pimpinan Perusahaan
Bagi pimpinan perusahaan dengan menghitung ratio ini akan diperolehnya
suatu informasi tentang kelemahan yang dihadapi dan ketentuan apa yang
dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara untuk
menghadapinya dan kebijaksanaan yang akan diambilnya
4. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, analisi ratio berguna sebagai cara untuk
mengantisipasi keadaan dimasa mendatang dan yang lebih penting sebagai
titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya
kejadian dimasa yang akan datang.
Adapun ratio yang digunakan untuk menganalisis modal kerja adalah :
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupahutang-hutang
jangka pendek. Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
A. Current Ratio (Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva lancar yang dimiliki,
Current ratio = Aktiva Lancar/Hutang Lancar

37

Tabel 3.8 .Current Ratio
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun
2011
2012

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Current Ratio

2.407.246.658.437

2.135.704.102.534

112,7%

2.326.765.730.890

1.715.105.779.572

135,7%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa current ratio tahun 2011 adalah
112,7% dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 135,7% maka terjadi
peningkatan sebesar 23%. Apabila dibandingkan dengan ratio normal yaitu
sebesar 200% maka dapat dikatakan current ratio perusahaan ini masih jauh
dibawah ratio normal atau belum mampu memenuhi kebutuhan standart.
B. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Merupakan rasio yang digunakan unttuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan
aktiva yang lebih likuid. Quick ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar-Persediaan/Hutang Lancar

Tabel 3.9 Quick Ratio
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Aktiva-Persediaan

Hutang Lancar

QuickRatio

2011

2.206.329.689.474

2.135.704.102.534

103.3%

2012

2.023.070.315.310

1.715.105.779.572

117.9%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

38

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Quick Ratio pada tahun 2011 adalah
103,3% dan pada tahun 2012 adalah 117,9% hal ini berarti terjadi peningkatan
sebesar 14,6%. Berdasarkan ukuran tersebut quick ratio tersebut baik. Hal ini
disebabkan oleh jumlah aktiva setelah dikurangi persediaan lebih besar jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah hutang lancarnya.
C. Cash Ratio (Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia
dan yang disimpan di Bank. Cash ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Cash Ratio=Jumlah Setara Kas/Hutang Lancar

Tabel 3.10 .Cash Ratio
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Kas dan Setara Kas

Hutang Lancar

Cash Ratio

2011

1.962.573.114.753

2.135.704.102.534

91,8%

2012

1.773.611.449.243

1.715.105.779.572

103,4%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Cash Ratio pada tahun 2011 adalah
91,8% dan pada tahun 2012 adalah 103,4% . Hal ini terjadi peningkatan sebesar
11,6 % pada tahun 2012. Berdasarkan ukuran tersebut Cash Ratio Pada
perusahaan ini baik. Karena terjadi peningkatan.

39

2. Ratio Solvabilitas
Ratio ini disebut Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan
dari para pemberi pinjaman (Bank). Adapun yang tergabung dalam rasio ini yaitu
:
A. Total Debt to Equity Ratio ( Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Ratio ini dapat dihitung dengan Rumus :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang/Ekuitas

Tabel 3.11 Total Debt To Total Equty Ratio
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Total Hutang

Ekuitas

TER

2011

4.572.213.928.735

4.470.432.116.602

102,2%

2012

5.460.345.575.583

4.741.047.822.708

115,1%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total dari ratio ini pada tahun 2011
adalah 102,2% dan pada tahun 2012 adalah 115,1%. Ratio ini mengalami
peningkatan sebesar 12,9% pada tahun 2002. Hal ini menunjukkan bahwa ratio ini

40

baik sehingga menunjukkan kondisi kearah perbaikan dari segi modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan perusahaan semakin meningkat.
B. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka
panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Ratio ini dapat dihitung dengan
rumus :
Total Debt to Asset Ratio=Total Hutang/Total Aktiva

Tabel 3.12 Total Debt To Total Asset Ratio
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Total Hutang

Total Aktiva

TAR

2011

4.572.213.928.735

9.042.646.045.337

50,5%

2012

5.460.345.575.583

10.201.393.398.291

53,5%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Total Debt to Total Asset Ratio Pada
tahun 2011 sebesar 50,5% dan pada tahun 2012 sebesar 53,5%. Ratio ini
mengalami peningkatan sebesar 3% pada tahun 2012 yang disebabkan oleh
adanya peningkatan total aktiva. Apabila perusahaan terus menerus mengalami
keadaan seperti ini, maka akan mudah perusahaan memenuhi biaya-biaya tetap,
bunga pinjaman dan membayar deviden kepada pemegang saham.

3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau

41

keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
A. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor )
Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan harga
pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor
yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Ratio ini dapat dihitung dengan rumus :
Gross Profit Margin=Laba kotor/Penjualan bersih

Tabel 3.13 Margin Laba Kotor
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Laba kotor

Penjualan Bersih

MLK

2011

2.731.268.250.148

6.497.937.025.444

42,00%

2012

2.404.444.990.882

5.946.518.723.390

40,40%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Margin Laba Kotor pada tahun 2011
sebesar 42,00% dan pada tahun 2012 adalah 40,40%. Ratio ini mengalami
penurunan sebesar 1,60%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami
kerugian pada tahun 2012 karena laba kotor menurun dan penjualan bersih tahun
2012 juga menurun.

42

B. Net Profit Margin ( Margin Laba Bersih )
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus :
Net Profit Margin=Laba Setelah Pajak/Penjualan Bersih

Tabel 3.14 Margin Laba Bersih
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Laba Setelah pajak

Penjualan Bersih

MLB

2011

1.265.484.380.444

6.497.937.025.444

19,40%

2012

867.802.185.800

5.946.518.723.390

14,50%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari Tabel Diatas dapat dilihat bahwa margin laba bersih pada tahun 2011
sebesar 19,40% dan pada tahun 2012 sebesar 14,50%. Ratio ini mengalami
penurunan sebesar 4,50% pada. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami kerugian pada tahun 2012, disebabkan menurunnya laba setelah pajak
dan penjualan bersih pada tahun 2012.
C. Earning Power of Total Invesment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :
Earning Power Of Total Investment=Laba Sebelum Pajak/Total Aktiva

43

Tabel 3.15 Earning Power total Investmen
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Tahun 2011 dan 2012
(Disajikan Dalam Rupiah)
Tahun

Laba Setelah pajak

Aktiva

MLB

2011

1.265.484.380.444

9.042.646.045.337

18,60%

2012

867.802.185.800

10.201.393.398.292

11,80%

Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Earning Power total Invesment pada
tahun 2011 adalah 18,60% dan pada tahun 2012 11,80%. Ratio ini mengalami
penurunan sebesar 6,80% pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa
menurunnya Laba setelah pajak pada tahun 2012.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero), merupakan salah satu dari 14
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam
bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran perkebunan,
yang memiliki 32 unit usaha kebun, yang kegiatan usahanya mencakup
budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet.
2. Komponen Modal kerja PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
terdiri dari tiga konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan
fungsional yang rata-rata menunjukkan adanya penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2012. Untuk konsep
kuantitatif adanya penurunan sebesar Rp 80.480.927.547 yang
disebabkan karena berkurangnya aktiva lancar dari tahun sebelumnya.
Dan pada Konsep kualitatif Kenaikan sebesar Rp 501.079.295.509
yang disebabkan berkurangnya aktiva lancar dan hutang lancar.
Sedangkan konsep fungsional mengalami penurunan sebesar Rp
501.584.641.377.
3. Dilihat dari laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumber

Modal Kerja

Tahun 2012 adalah 2.865.497.479.316 dan Tahun 2011 adalah Rp
1.906.182.431.664 sedangkan untuk penggunaan modal kerja Tahun
2012 adalah Rp 252.380.083.901 dan tahun 2011 adalah Rp
1.959.076.810.236.

44

45

B. SARAN
1. Sebaiknya perusahaan harus bisa meningkatkan jumlah penjualan atau
pendapatan melalui rencana pembelanjaan yang lebih baik agar tidak
mengalami penurunan laba dari tahun sebelumnya.
2. Dilihat dari likuiditasnya sebaiknya perusahaan dapat meningkatkan
aktiva lancarnya untuk mengimbangi hutang lancar yang cukup besar,
agar dapat menambah modal kerja perusahaan sehingga perusah